Anda di halaman 1dari 29

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

(BBLR)

OLEH :

KAMILAH BUDHI RAHARDJANI

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNDIP /


RSUP DR. KARIADI SEMARANG
SUB BAGIAN PERINATOLOGI
 Terminologi / Klasifikasi : Berdasarkan
 Usia gestasi :
 < 28 mgg : amat sangat prematur
 28 - < 32 mgg : sangat prematur
 32 - 37 mgg : moderate to late preterm
 < 37 mgg :Bayi Kurang Bulan (BKB) / Prematur .
 Berat lahir :
 < 2500 gr : Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
 1000 -1500 gr : Bayi Berat Lahir sangat rendah (BBLSR)
 < 1000 gr : Bayi Berat Lahir amat sangat rendah (BBLASR)

1
Berat lahir dan usia gestasi : Kurva pertumbuhan BB
 Lubchenco: Berat lahir tak sesuai usia gestasi.

 Kecil Masa Kehamilan (KMK): berat lahir < P10

 Sesuai Masa Kehamilan : berat lahir P10 - P90

 Besar Masa Kehamilan : berat lahir > P90

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : pertumbuhan janin


lebih rendah dari usia gestasi ( kelambatan )
 Late Preterm Infant (LPI) / Bayi Kurang Bulan

Lambat (KBL) :lahir 34 mgg +0/7 s/d 36 +6/7mgg

2
Kurva pertumbuhan Lubchenco
 Usia kronologis : usia yang dihitung sejak lahir
 Usia koreksi : usia kronoligis – (40mgg - usia gestasi)

Misal, bayi lahir 34 mgg  usia kronologis 10 mgg


Usia koreksi : 10 – (40 – 34) = 4 mgg.
 Penyebab BBLR :

 Pada prematur ; kelahiran prematur (< 37 mgg) / BKB

 Kecil Masa Kehamilan / KMK : kelainan plasenta, gemelli,


merokok, alkohol, usia ibu <15th, komplikasi kehamilan,
sos-sek, ras

3
 BKB berisiko terjadi komplikasi , sebab :
 Kulit tipis, lemak subkutan <, permukaan tubuh relatif luas
dibanding masa tubuh, respons metabolik kurang
 kehilangan panas
 Otot dada lemah, hambat usaha nafas spontan
 Imaturitas jaringan paru, surfaktan kurang  sulit nafas,
mudah cedera karena VTP dan oksigen
 Korioamnionitis lahir prematur  sistem imun < 
infeksi akut (pneumoni, sepsis, meningitis)
 Volume darah lebih sedikit , risiko hipovolemi
 Imaturitas pembuluh darah otak , risiko perdarahan
4
 Permasalahan
 Bayi Kurang Bulan (BKB) / Prematur : lahir < 37 mgg
 Bayi hampir cukup bulan (Late preterm infants / LPI).
bayi lahir usia gestasi 34+0/7 - 36+6/7 mgg
. masih termasuk kelompok BKB / prematur (<37 mgg)

. merupakan 70% populasi bayi prematur /th di AS.


di RSCM 48,3% by prematur yang 35% LPI.
. masalah tak seberat BKB/ prematur, gestasi
lebih muda

5
 Gangguan nafas :
 Organ belum matur : perkembangan paru, kontrol nafas, tonus
otot, kualitas surfaktan belum sempurna.
 Gejala : . frek. napas, > 60 x/min atau < 30 x/min
 sianosis sentral (biru sekitar lidah dan bibir)
 apnu (napas berhenti > 20 detik)

6
 Meliputi :
 Distres respirasi (penyakit membran hialin) ,
t.u BKB < 32 mgg (25%), komplikasi awal extremely
prematurity (80%)
 Sebab defisiensi surfaktan
 Gejala : sesak (>60x/min), retraksi, sianosis, nafas cuping
hidung, merintih, suara napas lemah
 Terapi: surfaktan profilaksis ( < 28 mgg) / rescue),
cegah alveoli lengket (atelektasis) ↓ CLD, BPD

7
 TTN (transient tachypnea of the newborn)
 Absorbsi cairan paru lambat,  pe ↓ compliance dan
pengembangan paru , me ↑ nya ruang mati
 Biasa pada BCB /LPI
 Tanda : merintih, takipnea, retraksi
 Terapi : oksigenasi, biasanya cepat sembuh ± 3 – 5 hri,
mungkin perlu ventilasi / CPAP

8
 HPP (hipertensi pulmonal persisten) :
 Terjadi pada LPI, BCB atau lebih bulan
 Menetapnya pola sirkulasi janin dengan pirau kanan ke kiri
melalui PDA dan foramen ovale setelah lahir
resistensi vaskuler paru tinggi  hipoksia berat.
 BPD (Bronchopulmonary Dysplasia) , hipoks lama,
kronis inflamasi, jaringan parut pada alveoli , butuh O2 lama
(28 hri)  capai SpO2 >90%, VTP
Terapi : - ristriksi cairan, diuretik, bronchodilator
- Ventilator M : CPAP, CMV, SIMV, HFV
Sesuai klinis .

9
Apnoe of Prematurity (AOP)

Imaturitas

Pe ↑ hambat refleks pe ↓ respons stimulasi


Hipercanea hipoksik

APNEA

10
- AOP (Apnea of Prematurity )
. Henti nafas selama 20 detik . Kontrol pernafasan belum stabil
. Kadang disertai penurunan denyut jantung dan desaturasi
- Apnu < 20 detik + bradikardi / desaturasi patologis
 Terapi : - stimulasi taktil

- metilxantin (teofilin dan cafein ) : ↑ ventilasi /min,


perbaiki sensitivitas CO2, ↑ aktivitas diafragma )
- kebaikan cafein : indeks terapeutik >, toksisitas
kecil, dosis 1x/hri ( durasi efek lebih panjang)
- CPAP : bila apnu berlanjut .

11
 Retinopathy of Prematurity (ROP).
 Gangguan perkmbangan pembuluh darah retina 
retina luka atau lepas (ablasio)
 Berlangsung ringan membaik, serious  buta
 Oksigen tambahan pada BKB  salah 1 faktor risiko
memberatnya ROP (bukan faktor utama)
 < 1500 gratau < 32 mgg risiko ROP ↑
 Lebih rendah usia gestasi  frekuensi meningkat.
 Terapi: - jaga vit E normal
- laser photocoagulasi

12
 Pemantauan :
 < 28 mgg  oftalmoskopi indirek usia kron. 31 mgg
 28 – 32 mgg oftalmoskopi indirek usia 4 mgg
 <1500 gr  teratur smp p. darah retina sempurna
 risiko tinggi  tes penglihatan usia 1- 5 tahun

- Necrotizing Enterocolitis (NEC).


. Sindrom multifaktorial nekrosis iskemik usus akut
. Kebanyakan pada bayi prematur
. Kerusakan mukosa  nekrosis dan perforasi usus
 Penyebab : Iskemik, infeksi, makanan , imaturitas sel epitel

13
 Hiperbilirubinemia : indirek dan direk  ikterus
 yaitu kadar bilirubin total ≥ 5 mg/dL (86 umol/L)

 Ensefalopati bilirubin akut : manifestasi akut toksisitas

bilirubin , pada minggu I.kehidupan


(Kern Ikterus : sekuel klinis toksisitas bilirubin , permanen)
- sekitar 80% BKB alami ikterus pada mgg I kehidupan
 semakin muda usia gestasi : usia eritrosit lebih pendek,
kemampuan hepar ,uptake & konjugasi belum optimal
BKB : - awitan lebih dini
- puncak lebih lambat dan lebih tinggi
- lebih lama waktu untuk hilang,
 - Terapi : Terapi sinar, Transfusi tukar
16
 Hipotermia , suhu badan < 36,5oC
 Cold stress , suhu 36,0 - 36,4oC (96,8 – 97,5 F)

 Hipotermi sedang, suhu 32,0 – 35,9oC (89,6 – 96,6 F)

 Hipotermi berat, suhu < 32oC (89,6 F)

Mencegah hipotermi : BKB berisiko hipotermi .


. menjaga suhu ruangan optimal, 24 – 26oC
. mengurangi pelepasan panas pada bayi
. barang2 yang kontak dengan bayi dihangatkan
(topi, selimut, kain)
.tempat tidur bayi, jauh dari ventilasi, AC, kipas,
Segera setelah lahir dikeringkan lembut  skin to skin Contact
15
 Menjaga BKB / prematur tetap hangat :
 BCB : mengeringkan (handuk), kontak kulit ke kulit, IMD
 Prematur :
 nyalakan pemancar panas jauh sebelum lahir
 pasang topi
 bayi < 32 mgg: setelah lahir, tak perlu dikeringkan, 
bungkus plastik polyethylen hingga leher
( plastik makanan )

16
 Hipoglikemia. kadar gula darah < 40mg/dL
 cadangan glikogen dan lemak tubuh rendah
 hipotermia dan hipoksia hipoglikemi meningkat
 metabolisme belum sempurna cad. glikogen <
 Ibu diabetes

Th/ : Simptomatik: D10 i.v ,5 mnit  infus D 6-8 mg/kg/mnit


Asimptomatik: minum dalam 1 jam pertama 10-12x/hri
ASI atau 8-10 x/hri formula
Saran me↑ASI; ibu siap ASI sejak kehamilan , pompa ASI
dalam 6 jam I kelahiran (> 6 x/hri )

17
 Anemia
 sering terjadi pada BKB
 bersifat fisiologis ok supresi hematopoesis pada
6 - 12 mgg kelahiran, pengambilan darah sering,
 umur eritrosit pendek, kebutuhan pertumbuhan
 Titik nadir : BKB Hb 7 - 10 gr/dL (4 - 8 mgg)
BCB Hb 11 gr/dL (8 -12 mgg)
 Gangguan pendengaran
 1-2 /1000 bbl kelainan pendengaran ↑ 10-50 x pada
bayi berisiko / BKB. 1 - 5% bayi usia gestasi 25 – 26 mgg

 sebab: heriditer, infeksi, obat, hiperbilirubinemia


Skrining : > 24 jam sebelum pulang, tes pendengaran
(OAE , ABR) / < 1 bln. (OAE dan ABR) 18
 Gangguan sistem saraf pusat
 Pembentukan yang inkomplit  perlukaan SSP (subtansia
alba, germinal matrix eminence )
 Sebab : gangg. autoregulasi cerebral blood flow,iskemia,
hipoksia, inflamasi -
 Perdarahan intraserebral, intraventrikel
 Gangguan autoregulasi aliran serebral, iskemia, O2 <

19
 Nutrisi BBLR
 Bayi sehat :

. Sesuai usia gestasi dan kemampuan oromotor


. > 34 mgg  langsung payudara
. 32 - 34 mgg  menggunakan sendok
. 28 - 31 mgg  menggunakan NGT / OGT
Bila residu > 25% , usia < 28 mgg  i.v
hari 1. 60-80 ml/kg/hri , >1500 gr.
hari 2. 80-100 ml/kg/hri, 1000-1500 gr.
. vit.D 200 IU/hri, usia 2 mgg , besi. 2mg/kg/hri usia 2 bln-1th
multinutrien ( BBLSR)  40 mgg
 Bayi sakit :

 minum segera setelah lahir ( hemodinamik stabil)


20
 Intoleransi makan.
 absorpsi makanan tak adekuat
 koordinasi menghisap , menelan, belum sempurna
 pengosongan lambung yang lambat
 motilitas usus belum sempurna
 Masalah minum . :
 ASI, pilihan utama untuk mencukupi nutrisi bayi
 Koordinasi menghisap, menelan , bernafas, matur
32 - 34 mgg  LPI lebih baik  full enteral
feeding (150-180ml/kg/hri) dalam 7-10 hri

21
 Sepsis neonatal :
 SNAD (sepsis neonatal awitan dini) : transmisi vertikal
Ibu ( kolonisasi stretokokus grup B, kpd ≥ 18 jam, korioamnionitis,
tanda vital janin tak stabil.
 SNAL (sepsis neonatal awitan lambat) : transmisi horisontal dari
lingkungan.  + tindakan aseptik
 Mencegah kejadian sepsis : memutus rantai transmisi :
 SNAD : deteksi dini infeksi ibu
 SNAL : hygiene baik, tindakan asepsis-antisepsis
 ASI sedini mngkin  ↓ penggunaan kateter vena , nutrisi
parenteral

21
 Kondisi klinis BBLR dapat dipulangkan :
 bayi dapat bernafas tanpa penyulit
 suhu tubuh stabil 36,5 - 37,5C
 kemampuan koordinasi menghisap, menelan dan

bernafas baik  dapat menyusu dengan baik,


ibu mampu memberi minum
 bb ↑10 - 20 gr/kg/hri , pb ↑ 0,8 -1,0 cm/mgg
 lk ↑ 0,5-0,8 cm/mgg
 derajat ikterusnya jelas menurun.

22
 pemeriksaan fisik tak ada kelainan
 telah di vaksin hepatisis B atau dijadwal
 rencana : skrining pendengaran, ROP
 penilaian risiko hiperbilirubinemia
 keluarga,lingkungan, faktor sosial dinilai
 Ibu & pengasuh , tunjukkan kompetensi :
 frekuensi kencing, rawat tali pusat, kulit, kelamin, hygiene tangan,
sepsis,dehidrasi, ikterus, penggunaan termometer, lingkungan,
tempat tidur aman, tanggapan cepat (komplikasi , emergensi)

23
 Pemantauan .
 Terjadi penurunan bb (10-15%), ↑ usia 10-14 hri
 Pe ↑ bb 1-1,5% dari bbl hingga 2-2,5 kg 20-30gr/hri
 Pe ↑: PB 0,5-1cm/mgg, LK 0,5cm/mgg (mgg1), 1,07cm/mgg
(mgg2)  1cm/mgg (kurva Fenton)
 Fungsi saraf : fungsi kognitif
Gangguan : bahasa, persepsi visual, belajar, perhatian
Perdarahan intraventrikuler imaturitas matriks germinal
Perkembangan motoris dan neurologi pantau teratur

24
 Fungsi pendengaran
 Skrinig BAEP (brainstem auditory Evoked Potensial dan
Transient Evoked Otoacoustic Emission)
 Gagal  pemeriksan lengkap

25

Anda mungkin juga menyukai