Anda di halaman 1dari 21

Rangkaian Listrik 2

Konsep Rangkaian Listrik (bagian 2)


Elemen
Elemen aktif elemen yang menghasilkan energi (sumber
tegangan dan sumber arus)
Elemen pasif tidak dapat menghasilkan energi (R, L, C)

R menyerap energi (resistor, tahanan atau hambatan,


satuannya Ohm : Ω)
L  menyerap energi, dapat menyimpan energi dalam bentuk
medan magnet (induktor, lilitan, belitan atau kumparan)
C menyerap energi, dapat menyimpan energi dalam bentuk
medan listrik (kapasitor, kondensator)
Elemen berdasarkan jumlah terminal
• Elemen listrik dua terminal
– Sumber tegangan
– Sumber arus
– Resistor ( R )
– Induktor ( L )
– Kapasitor ( C )
• Elemen listrik lebih dari dua terminal
– Transistor
– Op-amp
Mengapa ada Arus?
karena ada muatan yang bergerak
karena ada kecepatan pada muatan
karena ada percepatan yang dialami muatan
karena ada gaya (F=ma)
karena ada medan listrik
beda potensial (E=V/d)
beda muatan
pemisahan muatan positif dengan muatan negatif
Karena ada kerja yang memisahkan muatan
Jenis Arus
Arus searah (Direct Current/DC)  Arus yang mengalir dengan nilai konstan

Arus bolak-balik (Alternating Current/AC) Nilainya berubah-ubah secara periodik


Tegangan
Tegangan, beda potensial, atau voltage
adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari
satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya,
atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan
sebesar satu coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya.
• Kerja yang dilakukan adalah energi yang dikeluarkan, sehingga
pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah
energi per satuan muatan.

dw
Secara matematis : v
dq
Volt (V)  Alexander Volta

Ada dua cara memandang beda potensial


1. Tegangan turun/ voltage drop Jika dipandang dari potensial
lebih tinggi ke potensial lebih rendah.
2. Tegangan naik/ voltage rise  Jika dipandang dari potensial
lebih rendah ke potensial lebih tinggi.
 Cara pandang nomor 1 lebih banyak digunakan.

Misal : Sesuai notasi polaritas pada gambar, V = 5 Volt


 Beda potensial antara titik A dengan titik B sebesar 5 V
 Titik A memiliki tegangan 5 Volt lebih tinggi dari titik B.
 VA - VB = VAB = 5 Volt dan VBA = VB –VA = -5 Volt
Elemen Aktif
1. Sumber Tegangan Bebas/
Independent Voltage Source
2. Sumber Tegangan Tidak Bebas/
Dependent Voltage Source

1. Sumber Arus Bebas/ Independent


Current Source
2. Sumber Arus Tidak Bebas/
Dependent Current Source
Sumber ideal dan tidak ideal
• Sumber Ideal  sumber yang tidak memiliki tahanan dalam.
• Sumber tidak Ideal  mempunyai tahanan dalam

rd
rd
Energi
• Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton untuk memindahkan
benda sejauh satu meter.
• Berlaku hukum Kekekalan Energi  tidak dapat dihasilkan dan tidak dapat
dihilangkan
Energi hanya berpindah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

Contoh:
• Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air, energi dari air yang bergerak berubah
menjadi energi listrik,
• energi listrik akan berubah menjadi energi cahaya dan energi panas jika
anergi listrik tersebut melewati suatu lampu.

 Pada rangkaian listrik, bila ada suatu elemen yang mengirimkan energi,
maka akan ada elemen/komponen lain yang menyerap energi tersebut.
Menyerap energi Jika
Mengirim energi  Jika arus
arus positif masuk ke
positif masuk ke terminal negatif
terminal positif elemen
atau meninggalkan terminal atau meninggalkan terminal
negatif elemen tersebut. positif elemen tersebut.

Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang


bertegangan v dan muatan yang melewatinya Δq adalah :
w  vq Satuannya : Joule (J)
DAYA
• Rata-rata kerja yang dilakukan
• Satuannya : Watt (W)  James Watt
• Daya secara matematis :
dw dw dq
P   vi
dt dq dt
• Daya P = v.i
• Energi W = int/P.dt = v.i.t
• Daya positif  menyerap energi
• Daya negatif  mengirim energi
Prefix dalam SI (Sistem satuan Internasional)

Notasi Artinya (terhadap


Singkatan
lengkap satuan)
 untuk
menyatakan Atto a 10-18
bilangan yang lebih Femto f 10-15
besar atau lebih kecil Pico p 10-12
dari satu satuan
dasar, dipergunakan Nano n 10-9
notasi desimal Mikro µ 10-6
(“standard decimal
prefixes”) yang Milli m 10-3
menyatakan pangkat Centi c 10-2
dari sepuluh.
Deci d 10-1
Deka da 101
Hekto h 102
Kilo k 103
Mega M 106
Giga G 109
Tera T 1012
Hukum Ohm

• Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran


dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
penghantar tersebut akan muncul beda potensial,
• atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan pada
berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding
lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan
tersebut.
• Secara matematis :

V  I .R
Hukum Kirchoff I
Kirchoff’s Current Law (KCL)
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node
atau simpul samadengan arus yang meninggalkan percabangan
atau node atau simpul,
dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki
sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.

Secara matematis :
 Arus pada satu titik percabangan = 0
 Arus yang masuk percabangan =  Arus yang keluar
percabangan
KCL

i  0
i2  i4  i1  i3  0
 arus  masuk   arus  keluar
i2  i4  i1  i3
Hukum Kirchoff II
Kirchoff’s Voltage Law (KVL)
• Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama
dengan nol, atau penjumlahan tegangan pada
masing-masing komponen penyusunnya yang
membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai
sama dengan nol.
• Secara matematis :

V  0
Contoh KVL

Lintasan a-b-c-d-a :
Lintasan a-d-c-b-a :
Vab  Vbc  Vcd  Vda  0
Vad  Vdc  Vcb  Vba  0
 V1  V2  V3  0  0
V3  V2  V1  0  0
V2  V1  V3  0
V3  V2  V1  0
Hubungan antar elemen
Secara umum digolongkan menjadi 2 :
1. Hubungan seri Jika salah satu terminal dari
dua elemen tersambung yang mengakibatkan
arus yang lewat akan sama besar.
2. Hubungan paralel Jika semua terminal
terhubung dengan elemen lain yang
mengakibatkan tegangan tiap elemen akan
sama.
Hubungan seri

R ekivalen Pembagi tegangan


KVL :  V  0
V1  iR1 sehingga :
V1  V2  V3  V  0 V2  iR2 R1
V1  V
V  V1  V2  V3  iR1  iR 2  iR3 V3  iR3 R1  R2  R3
V  i ( R1  R2  R3 ) dan V2 
R2
V
V R1  R2  R3
 R1  R2  R3 V
i i V3 
R3
V
R1  R2  R3 R1  R2  R3
Rek  R1  R2  R3
Hubungan paralel

R ekivalen Pembagi arus


KCL :
i  0 i1 
V Rek
i  i1  i2  i3  0 R1
sehingga i1  i
R1
i  i1  i2  i3 V
i2  Rek
V

V

V

V R2 i2  i
Rek R1 R2 R3 V
R2
i3 
1 1 1 1 R3 Rek
   i3  i
Rek R1 R2 R3 dan V  iRek R3

Anda mungkin juga menyukai