Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan
jenis-jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan, dan kendaraan yang
mengangkat barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat (Oglesby, C. H.,1999). Dengan pesatnya
pertumbuhan manusia maka akan diikuti pula oleh laju pertumbuhan lalu lintas jalan raya, dimana hal ini sering kali tidak sesuai
dengan pertumbuhan pemakai jalan raya yang direncanakan. Maka dari itu timbul berbagai macam masalah mengenai
persyaratan geometrik jalan, seperti kenyamanan, keamanan dan kecepatan pada suatu jalan. Selain itu ada pula masalah
dielemen geometrik berupa alinyemen vertikal misalnya, perencanaan kelandaian. Perencanaan kelandaian ini dapat menimbulkan
masalah baru yaitu berupa kecelakaan, yang dikarenakan jarak pandang bebas dibawah bangunan, jarak penyinaran lampu
kendaraan, dan keluwesan bentuk yang tidak sesuai dengan pedoman dari jasa marga dan lain sebagainya.
Desa Wisma Kerta merupakan daerah yang berada di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem dengan kondisi medan
yang mendominasi perbukitan. Akses jalan di Desa Wisma Kerta yang minim dan masih ada jalan-jalan yang dapat menyebabkan
kecelakaan terutama pada jalan tanjakan dan turunan, jalan tersebut merupakan elemen dari geometrik yaitu alinyemen
vertikal. Kelandaian dari alinyemen vertikal, dan pemilihan lengkung vertikal yang kurang tepat dapat menyebabkan kecelakaan
karena kurangnya jarak penyinaran lampu kendaraan, jarak pandang bebas, kenyamanan berkendara dan keluwesan. Kelandaian
yang tidak memenuhi standar geometrik jalan, juga menyebabkan kendaraan-kendaraan berat susah untuk mempertahankan
kecepatan rencananya bahkan sampai terhenti karena keterbatasan kapasitas mesin yang dimiliki oleh kendaraan tersebut.
Oleh karena itu penulis ingin merencanakan alinyemen vertikal sesuai dengan metoda Bina Marga dan AASHTO.
2. Rumusan Masalah
3 Untuk merencanakan
alinyemen vertikal jalan di
Desa Wisma Kerta dengan
metoda Bina Marga dan
AASHTO.
3. Tidak menganalisis perkerasan pada alternative rute yang terpilih di Desa Wisma Kerta.
5. Dalam perencanaan, tidak menghitung galian timbunan pada alternatif trase yang di Jalan
Desa Wisma Kerta.
6 . METEDEOLOGI
6.1 Kerangka Penelitian