Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DARI BAGASSE
1. Deskripsi Proses
Ampas Tebu
Water
A. Process Flowsheet
FlowSheet
Skema Proses
Di dalam deaerator ini air akan diapanaskan hingga suhu 100–105oC yang pada awalnya air
bersuhu 25-30oC. setelah melalui proses pemanasan awal kemudian air dialirkan ke economizer
untuk diapanaskan kembali hingga level 175oC dimana pemanasan di dalam economizer
menggunakan gas buang dari pembakaran di dalam boiler atau chain grate sebelum gas itu
dibuang melalui chimney atau cerobong. Setelah diapanaskan lanjut di dalam economizer, air
dialirkan ke drum boiler sebelum air dibakar di dalam boiler guna penyimpanan. Kemudian air
dibakar di dalam boiler hingga pada suhu 300oC, pada saat ini wujud air sudah berubah menjadi
steam sepenuhnya. Tetapi pada level ini air belum bisa digunakan untuk memutar turbin, oleh
sebab itu setelah pada level ini air yang berubah menjadi steam dialirkan ke superheater guna
meningkatkan suhu steam itu sendiri hingga pada level 400oC.
Steam pada level ini telah siap untuk memutar turbin dan memutar generator hingga
menghasilkan listrik. Sisa steam yang memutar turbin tadi akan kembali dialirkan ke deaerator
guna untuk pemanasan awal air di dalamnya, begitulah seterusnya siklus penggunaan deaerator
dan economizer sebagai instrument pendukung dalam pemanasan air hingga menjadi steam.
Kita ketahui fungsi deaerator adalah untuk membuang gas-gas yang terkandung dalam air
umpan boiler, sesudah melalui proses pemurnian air (water treatment). Selain itu deaerator juga
berfungsi sebagai pemanas awal air pengisian boiler sebelum dimasukkan kedalam boiler.
Deaerator bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang
kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya
kenaikan suhu. Jika air dari water treatment langsung
dibakar di dalam boiler, maka akan menyebabkan korosi
hebat karena air tersebut masih mengandung gas-gas yang
dapat menyebabkan korosi dan sebagainya. Begitu juga,
apabila air tersebut dibakar langsung di dalam boiler maka
tidak menutup kemungkinan akan menggunakan bahan
bakar yang tidak sedikit, disebabkan karena air yang berasal
dari water treatment hanyalah bersuhu 25-30oC dan dibakar
di dalam boiler dengan target suhu air menjadi steam
sebesar 400oC keatas. Dari contoh kecil diatas terlihat jelas
bahwa pemanasan awal air sangat berguna untuk
penghematan bahan bakar.
Begitu juga dengan economizer, walau hanya
perangkat tambahan, kegunaan alat ini bisa meng-
efisiensikan proses kerja boiler. Dimana kita ketahui
pembakaran air di dalam economizer ini hanya
memanfaatkan gas buang dari hasil pembakaran di
dalam boiler dengan tidak menambah bahan bakar
untuk memanaskan air di dalamnya. Memang tidak
hanya deaerator dan economizer saja yang
merupakan heater perndukung, melainkan banyak
heater-heater yang lain yang bisa juga digunakan di
dalam suatu sistem industri yang membuat air
menjadi steam.
B. Process Equipment
1. Boiler
Energi listrik dapat diperoleh dengan melalui proses yang bertahap dari
sumbar bahan bakar menjadi energi listrik. Dari ampas tebu dimasukkan ke
dalam furnace chamber melalui bagian atas. Lalu ampas tebu tersebut
dimasukkan ke dalam furbace chamber dengan menggunakan grate sehingga
ampas tebu benar-benar terbakar sempurna. Lalu, ampas tebu yang terbakar
sempurna itu jatuh ke bagian bawah furnace chamber.
Boiler terdiri dari dua drum yang berada di bagian atas dan berada di bagian
bawah. Dua drum tersebut dihubungkan dengan pipa yang melewati bagian
dalam furnace chamber. Sehingga air dari drum bawah yang dialirkan ke drum
bagian atas akan langsung menjadi uap saat pipa melewati bagian dalam
furnace chamber. Uap yang dihasilkan tersebut lalu dialirkan ke drum bagian
atas. Uap yang dihasilkan bersuhu 325°C dengan tekanan sedang, yaitu 18
kg/cm2. Lalu, uap yang dihasilkan ditimbun terlebih dahulu di Steam Header,
supaya terkumpul banyak, lalu setelah itu digunakan untuk memutar turbin.
Spesifikasi Boiler
Stasiun ketel merupakan salah satu utilitas
di pabrik gula. Pada stasiun ini dihasilkan
uap yang berasal dari pembakaran ampas
di dalam dapur pembakaran. Ampas yang
digunakan merupakan hasil sampingan dari
stasiun gilingan yang dibawa oleh conveyor
ke furnace chamber.
Boiler yang digunakan disini harus memiliki
spesifikasi khusus dengan kondisi tekanan
uap yang dihasilkan oleh pemanasan dari
ampas tebu dan data yang didapat bahwa
pembakaran ampas tebu menghasilkan
tekanan uap sebesar 18 kg/cm2 pada
temperatur 325oC.
Spefikasi boiler yang digunakan adalah
Boiler 1 Boiler 2
T1 = 347 o
F a' = 0.302
T2 = 211.334 oF Pt = 1 inch 0.083333 ft
t1 = 86 o
F ID = 0.62 inch 0.051667 ft
t2 = 167 o
F a'' = 0.1963 ft/ft2
de = 0.95 inch 0.079167 ft
Desain Kondensor 2
M = 39242.3 lb/hr n = 4
T1 = 347 F
o
a' = 0.302
t1 = 86 F
o
ID = 0.62 inch 0.051667 ft
t2 = 167 F
o
a'' = 0.1963 ft/ft2
de = 0.95 inch 0.079167 ft
Waste Management
Limbah Cair
Uap bekas (exhoust steam) yang masih bersuhu sekitar 175°C, yang keluar
dari turbin generator akan dipakai kembali untuk memanaskan nira pada
stasiun penguapan dan masakan dalam proses pengolahan gula. Karena
perbedaan panas antara exhoust steam dengan nira encer (juice) dan nira
kental (syrup) yang di panaskan tersebut, maka terjadilah proses kondensasi
yang merubah exhoust steam tadi menjadi air kondensat. Sehingga pabrik gula
tidak memerlukan air pendingin untuk mengkondensasikan uap bekas tersebut.
Kemudian air kondensat tadi digunakan untuk air pengisi boiler (Boiler Feed
Water).
Limbah Gas
Abu pembakaran ampas tebu, dibagi menjadi dua, yaitu fly ash dan bottom
ash. Fly Ash merupakan abu pembakaran ampas tebu yang sangat kecil yang
berdiameter 1-50 μm dan ringan sehingga terbawa asap terbang keluar melalui
cerobong. Hal itu bisa menyebabkan pencemaran udara berat bila dibiarkan.
Oleh karena itu, digunakan alat yang disebut Electrostatic Precipitator (EP).
Sedangkan bottom ash adalah abu hasil pembakaran ampas tebu yang lebih
berat dari fly ash sehingga jatuh dan menumpuk di bagian dasar ruang
pembakaran. Bottom ash tidak berdampak secara langsung pada lingkungan,
hanya saja bila tidak dibersihkan akan mengganggu proses pembakaran pada
ruang pembakaran. Limbah abu ini biasanya dibuang sebagai tanah uruk atau
digunakan pada pembuatan bata, keramik dan beton.
Utilitas
Sarana penunjang produksi (Utility) merupakan peralatan atau mesin yang
berfungsi sebagai fasilitas atau alat pembantu proses produksi. Peran sarana
penunjang ini sangat penting dan berpengaruh cukup besar terhadap
pelaksanaan proses produksi. Agar kelangsungan produksi gula tetap stabil,
diperlukan penyediaan sarana utilitas yang baik dan sesuai dengan keperluan
proses baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berikut merupakan sarana
utilitas pokok yang dimaksud meliputi :
- Sumber air
- Sumber listrik
1. Sumber Air
Air Sungai
Air yang berasal dari sungai merupakan air baku yang digunakan untuk pendingin
pompa vakum, pendingin gas SO2, make-up untuk air boiler (digunakan saat start
up), make-up untuk air cooling tower, untuk cleaning evaporator dan heater, serta
sebagai pendingin metal stasiun gilingan dan PLTU. Untuk penggunaan air yag
berasal dari sungai perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu atau water
treatment, yang bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
korosifitas, kerak pada peralatan proses yang akan mengurangi efisiensi, kualitas
produk, serta akan meningktkan biaya produksi untuk perawatan dan pergantian alat
proses.
Penggunaan Air
1. Air Proses
Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses, yaitu dalam
proses pembuatan susu kapur, air pengencer gula pada centrifuge
continue, air pencucian gula pada unit penggilingan, air pencucian
gula pada unit masakan, air pencucian pada rotary vacuum filter
(kondensat).
Utilitas
Keterangan gambar
Bak basin :Digunakan untuk menampung air sungai Mergan dan
mendinginkan air.
Reaction tank :Berfungsi untuk menaikkan suhu air menjadi 60 – 80 °C dan
mengendapkan kotoran. Pemanasan menggunakan steam dari
ketel yang memiliki debit 3 kg/jam dengan suhu 150 – 180 oC.
Intermediate tank:Berfungsi sebagai perantara air dari reaction tank ke gravel filter.
Gravel filter :Berfungsi sebagai penyaring air yang masih mengandung lumpur
dengan pasir silika sebagai filternya dan untuk menekan
kesadahan (harus 0), maka perlu ditambah NaCl.
Softener filter :Untuk mengikat lumpur lebih baik dan menyaring kotoran-kotoran
yang lebih halus (menggunakan resin).
Hold well :Merupakan penampung air bervolume 1000 m 3 yang akan disuplai
ke boiler yang berfungsi mengurangi gas O 2 dalam air.
Reservoir tank :Untuk menampung air yang overflow dari Hold well dengan
volume 1000 m3. Kemudian air disirkulasi kembali menuju Hold
well.
Deaerator :Digunakan untuk menghilangkan gas-gas O 2 dalam air dengan
perlakuan pemanasan suhu 100 – 110 oC. Pemanasan
menggunakan steam yang berasal dari ketel dengan suhu 150 –
2. Air Pendingin
Air pendingin diperoleh dari air sungai yang elah menglami proses
penyaringan, pengendapan dan softener. Fungsi air pendigin adalah
untuk mendinginkan mesin-mesin dan peralatan lainnya seperti
bantalan proses turbin giling, bantalan proses turbin pompa, palung
pendingin, turbin, dan lain-lain. Fungsi lain dari air pendingin adalah
sebagai air injeksi kondensor kemudin direcycle melalui spray pond.
3. Air Sanitasi
Air yang digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, dan
sebagainya. Air ini diperoleh dari air PDAM dan sumur bor.
Bahan bakar boiler berasal dari bagasse (ampas tebu) hasil dari
stasiun gilingan serta tidak menggunakan minyak bakar. Minyak
bakan hanya akan dipakai pada awal proses gilingan sebab pada
awal proses belum ada tebu yang digiling dan tidak ada ampas
yang dihasilkan.
Bahan baku utama boiler adalah air kondensat. Air kondensat
merupakan air yang dihasilkan dari pendinginan uap yang telah
selesai dimanfaatkan baik untuk turbin maupun untuk proses.
Air kondensat berasal dari proses yang kemudian dikumpulkan
dalam tangki kemudian dipompakan ke dalam hot well. Selanjutnya
air tersebut dipanaskan terlebih dahulu untuk meringankan kerja
boiler, kemudian air akan dialikan ke deaerator untuk
menghilangkan O2 yang terlarut dalam air.
Dari deaerator, air kemudian diinputkan ke dalam pipa – pipa
yang dipanasi dalam boiler sehingga membentuk uap jenuh. Uap
jenuh yang dihasilkan selanjutnya dialirkan untuk kebutuhan energy
dan proses pabrik
Syarat-syarat untuk air umpan boiler yakni:
1. Tidak mengandung Ca dan Mg yang melebihi standart sebab
akan menyebabkan kerak.
2. Tidak mengandung O2
3. Tidak mengandung bahan terlarut
4. Tidak mengandung minyak
LOKASI
Pabrik Gula Cair ini direncanakan akan dibangun di Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten
Ogan Ilir – Sumatera Selatan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Ketersediaan lahan kosong untuk penanaman bahan baku melimpah
Tebu cocok ditanam dibeberapa daerah di Indonesia karena daerah tersebut
memenuhi kriteria yang diperlukan tebu untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik,
karena daerahnya tropis, mempunyai curah hujan yang cukup dan terkena sinar
matahari yang cukup pula. Di lokasi ini terdapat lahan kosong sebesar ±10.000 ha
lahan potensial yang dapat ditanami tebu, dimana hal ini dapat menjamin kontinuitas
produksi gula cair pada pabrik nantinya.
Target Pasar
Target pasar dari pabrik gula ini utamanya adalah industri makanan dan minuman. Di
Sumatera sendiri belum begitu banyak industri-industri tersebut, namun targetnya
yaitu pemasaran ke industri makanan dan minuman yang ada di Pulau Jawa.
Mengingat lokasinya yang tidak begitu jauh, khususnya Provinsi Banten dan Jawa Barat
yang memang banyak terdapat industri makanan dan minuman.
LOKASI
Penyediaan Listrik
Penyediaan listrik direncanakan disuplai secara eksternal dari PT PLN Ranting
Indralaya Kabupaten Ogan Ilir cabang Palembang dan unit pembangkit GTG yang
akan dibangun secara bertahap.
Persediaan Air
Kebutuhan air di pabrik gula cair dapat disuplai dari air sungai yang terlebih
dahulu diproses di unit pengolahan air agar layak pakai. Air sungai tersebut
digunakan sebagai air proses, air pendingin, dan air sanitasi.
Tenaga Kerja
Sama halnya dengan pabrik gula pada umunya, pabrik gula cair ini membutuhkan
tenaga kerja yang cukup banyak. Tenaga kerja dapat direkrut dari penduduk
sekitar yang memiliki etos kerja tinggi.
Terima Kasih