Anda di halaman 1dari 10

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

PENDEKATAN TEORI
KEPERAWATAN ANAK
&
KONSEP ATRAUMATIC CARE
A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN
ANAK
Perspektif keperawatan anak merupakan
landasan berpikir bagi seorang perawat anak
dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan terhadap klien anak maupun
dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan terhadap klien anak maupun
keluarganya
Prinsip-Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memahami filosofi keperawatan anak. Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah
:
1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi individu yang unik.
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan tahap
perkembangan
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak
sehingga perawat bertanggung jawab komprehensip dalam memberikan asuhan keperawatan anak
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
menginterpensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan
yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk menignkatkan maturasi dan kematangan yang
sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan berfokus pada ilmu tumbuh kembang
sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak
Peran Perawat Anak

Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai berikut :


 Membina hubungan terapeutik
 Advokasi keluarga
 Promosi kesehatan
 Penyuluhan kesehatan
 Konselor
 Restorative
 Koordinasi/kolaborasi
 Pengambil keputusan etik
 Peneliti
B. PENDEKATAN TEORI KEPERAWATAN
PADA ANAK
 a. Teori Kathryn E. Barnard
Model keperawatan Barnard pada awalnya dikembangkan untuk bayi/infant, dan selanjutnya berkembang menjadi
teori interaksi pengkajian pada anak.
 b. Parent’s ability to alleviate the infant’s distress (kemampuan orang tua mengurangi distress
pada bayi)
 Beberapa isyarat yang diberikan bayi membantu orang tua. Efektifitas orang tua dalam mengurangi distress bayi
bergantung pada beberapa hal, yaitu :  
1. Orang tua harus mengenali bahwa distress sedang terjadi,
2. Harus mengetahui tindakan yang tepat untuk mengurangi distress.
Dan akhirnya orang tua harus mampu melaksanakan tindakan sesuai pengetahuannya.
 C. Parent’s social and emotional growth fostering activities (orang tua membantu pertumbuhan
social dan emosional)
Kemampuan untuk membantu aktivitas pertumbuhan social emosional bergantung kamampuan orang tua untuk
beradaptasi secara luas.
 Parent’s cognitive growth fostering activities (orang tua membantu perkembangan kognitif)
Pertumbuhan kognitif difasilitasi dengan pemberian stimulasi sesuai tingkat pemahaman anak
C. KONSEP ATRAUMATIC CARE
Menurut Hidayat (2005), atraumatik care adalah
perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma
pada anak maupun keluarga. Perawatan tersebut
difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang
merupakan bagian dalam keperawatan anak.
Prinsip Perawatan Atraumatik
pada Anak

Ada beberapa prinsip perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh


perawat anak (Hidayat, 2005) yaitu:
 Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga. Dampak
perpisahan dari keluarga, anak akan mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang.
 Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan
pada anak.
 Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak
psikologis)
 Tidak melakukan kekerasan pada anak
 Modifikasi lingkungan fisik.
Intervensi
Keperawatan
A.Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress. Dapat dilakukan dengan
cara :
 Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
 Mencegah perasaan kehilangan kontrol
 Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
B. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
 Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
 Modifikasi ruang perawatan
 Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
 Surat menyurat, bertemu teman sekolah
C. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
 Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
 Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
 Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
 Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam
perencanaan kegiatan
D. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
 Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri
 Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
 Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
 Tunjukkan sikap empati
 Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan
melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis
anak menerima informasi ini dengan terbuka.
E. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
 Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar
.
 Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
 Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
 Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
 Memberi support kepada anggota keluarga.
F. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
 Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
 Mengorientasikan situasi rumah sakit
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai