KELOMPOK 3 NURULKHAFY LIHU MILLEN APRILIA P KAIDEL PUJI ISLAMIYAH DEVI JUNIARTI WAILISA SRI WULAN WASOLO A. NUR SALWA ALVIAN Asuhan Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan adalah mencakup diagnosis dan
tindakan terhadap semua pasien yang memerlukan perawatan yang tidak direncnakan dan mendadak atau terhadap pasien dengan penyakit atau cidera akut untuk menekan angka kesakitan dan kematian pasien. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Prawiroharjo, 2006). B. Pengkajian Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF • Ada tanda kehamilan • KU normal atau tergantung • Perdarahan pervagina jumlah perdarahan (Tensi • Nyeri ringan sampai berat ↓, N.↑ ) • Keluar jaringan, darah stolsel • Denyut jantung janin (-) • Perdarahan pada waktu • Nyeri pada saat di palpasi waktu tertentu misal : (bedakan dengan KET) postcoital • Pemeriksaan speculum : • adakah riwayat PMS, PID, Lihat pembukaan servik/ pemakaian IUD apakah terdapat infeksi C. Diagnosa kegawatdaruratan pada kehamilan muda Diagnosa kegawatdaruratan pada kehamilan muda dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat rasa mulas. Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologi bilamana hal itu dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan servik, dan adanya jaringan dalam kavum uterus atau vagina (Nugroho T, 2011:31). D. PENATALAKSAAN a. Abortus Imminens • Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total • Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual. • Perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi. • Perdarahan terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemui uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola • Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (seperti salbutamol atau indometasis ) karena obat- obat ini tidak dapat mencegah abortus b. Abortus Insipiens • Lakukan konseling terhadap kehamilan yang tidak dapat dipertahankan • Lakukan rujukan ibu ketempat layanan sekunder • Informasi mengenai kontrasepsi pasca keguguran • Jelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama tindakan evakuasi. • Lakukan pemantauan pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat. • Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium. • Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat • diperbolehkan pulang. c. Abortus Inkomplit • Lakukan konseling kemungkinan adanya sisa kehamilan • Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan < 16 mg, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks. • Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 mg, dilakukan evakuasi isi uterus. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu). • Jika usia kehamilan > 16 mg, berikan infus 20 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi. • Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg) • Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang serta pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan TERIMA KASIH