Anda di halaman 1dari 51

Laporan Kasus

Diabetes Melitus Tipe 2

Oleh :
Hamidah
1911901025

Pembimbing :
dr. Evy Eryta, Sp.PD
dr. Doni Saputra, Sp.PD
Pendahuluan

• Diabetes melitus (DM)  gangguan metabolik, pankreas


tidak produksi cukup insulin atau tubuh tidak menggunakan
insulin adekat

• Silent killer, komplikasi sadar

• Hasil riset  0,6% (1 juta orang) penduduk usia 15 tahun ke


atas, gejala (+) 1 bulan terakhir, diagnosis DM (-)
Pendahuluan

• Hiperglikemia kronik  infeksi

• Infeksi dapat memperburuk kendali glukosa darah, dan kadar


glukosa darah yang tinggi meningkatkan kerentanan atau
memperburuk infeksi

• Infeksi yang paling sering, infeksi jaringan lunak dan kulit


Definisi DM

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
ataupun keduanya

Hiperglikemia kronis  kerusakan jangka panjang,


gangguan fungsi dan kegagalan beberapa organ
tubuhterutama mata, ginjal, jantung, saraf, dan
pembuluh darah
Klasifikasi DM

• DM tipe 1
• DM tipe 2
• DM tipe lain
• DM gestasional
Faktor Resiko DM

A. Dapat dimodifikasi
• Ras dan etnik
• Riwayat keluarga yang menderita DM
• Usia > 45 tahun
• Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir
> 4000gram atau
• Diabetes gestasional
• Riwayat lahir dengan berat badan < 2500gram
Faktor Resiko DM

B. Tidak dapat dimodifikasi


• Indeks Massa Tubuh ≥ 23 kg/m2
• Kurangnya aktivitas fisik
• Hipertensi (Tekanan darah > 140/90 mmHg)
• Dislipidemia (High Density Lipoprotein < 35 mg/dl
dan/atau trigliserida > 250 mg/dl)
• Diet tak sehat dimana, tinggi glukosa dan rendah
serat
Patogenesis DM
Diagnosis DM

Menurut PERKENI 2015 alur diagnosis DM dibagi menjadi 2 bagian besar


• Keluhan klasik/gejala khas  poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan
berat badan tanpa sebab yang jelas.
• Keluhan lain/gejala tidak khas  lemas, kesemutan, luka yang sulit
sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus pada
vulva vagina.

Ditemukan gejala khas DM  1 kali


Tidak ditemukan gejala khas DM  periksa 2 kali
Diagnosis DM

Glukosa plasma puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L)

atau

Pemeriksaan glukosa plasma ≥200mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa


Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
atau

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik

atau
Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5%, dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP)
Diagnosis DM

Kadar Tes Laboratorium Darah Untuk Diagnosis Diabetes dan Prediabetes

  HbA1c (%) Glukosa darah Glukosa plasma 2 jam


puasa (mg/dL) setelah TTGO (mg/dL)

Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL

Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199

Normal < 5,7 < 100 < 140


Penatalaksanaan

1. Terapi nonfarmakologi
– Terapi nutrisi medis

– Latihan jasmani

– Edukasi

2. Terapi farmakologi
– Obat antihiperglikemia oral

– Insulin
Komplikasi DM

1. Komplikasi akut
– Krisis hiperglikemia

– Hipoglikemia

2. Komplikasi kronik
– Makroangiopati (pembuluh darah jantung, pembuluh darah
tepi & pembuluh darah otak)
– Mikroangiopati (retinopati, nefropati, neuropati)
Definisi & Etiologi Furunkel

Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya

Jika lebih dari 1 disebut furunkulosis

Karbunkel adalah kumpulan furunkel

Etiologi  Staphylococcus aureus


Gejala Klinis Furunkel

Keluhan nyeri

Kelainan :
nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengah terdapat pustul

Melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik


Memecah membentuk fistel

Tempat predileksi adalah tempat yang banyak friksi, misalnya aksila dan bokong.
Tatalaksana Furunkel

• Jika sedikit cukup dengan antibiotic topical


• Jika banyak digabung dengan antibiotic sistemik
• Berulang-ulang  cari factor predisposisi, misalnya DM
Kasus

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. AY
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 44 Tahun
• Pekerjaan : Pedagang
• Alamat : Jl. Air Bersih Gg. Patin, Dumai Timur
• Agama : Islam
• No Rekam Medis : 39 74 74
• Tanggal Masuk : 28 Oktober 2019
• Tanggal Keluar : -
• Masuk RS Melalui : IGD
Kasus
ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal : 03 November 2019 Pukul : 10.00 WIB

Resume anamnesis :
• Keluhan utama : Lemas ± 2 hari SMRS
Kasus

Resume riwayat penyakit sekarang :


• Pasien datang dengan keluhan lemas ± 2 hari SMRS
• Muntah ± 2 hari SMRS sebanyak ±20 kali. Muntah bercak darah 3 kali, sedikit di tissue
• Tumbuh bisul di punggung kanan ± 1 minggu SMRS, semakin lama daerah bisul terasa
panas
• Demam ± 1 minggu SMRS, meningkat perlahan
• Sering lapar, sering haus, dan sering buang air kecil dirasakan ± 3 bulan yang lalu
• Mata kabur ± 3 bulan yang lalu
Kasus
• Riwayat Penyakit Dahulu : (Tanggal / Tahun)
Vertigo sejak 2 tahun yang lalu, DM (-), HT (-)

• Riwayat Pengobatan :
Belum ada berobat

• Riwayat Penyakit Keluarga :


Ada keluarga yang DM  abang kandung pasien dan paman pasien

• Riwayat Pekerjaan, Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan :


Pasien sehari-hari bekerja sebagai penjual makanan ayam penyet
Kasus

PEMERIKSAAN TANDA VITAL (VITAL SIGN)

Dilakukan pada tanggal 03 November 2019 Pukul : 10.30 WIB


• Suhu tubuh : 36,8C
• Frekuensi denyut nadi : 88 kali/menit
• Frekuensi nafas : 25 kali/menit
• Tekanan darah : 110/50 mmHg
Kasus

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK :


• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Tinggi badan : 154 cm
• Berat badan : 60 kg
• Status gizi : 25,29 (Obes I)
Kasus

• Status Lokalis : Pada regio torakalis posterior tampak pustul


dengan dasar eritema, regional, jumlah soliter, diskret, bentuk bulat,
ukuran lenticular bagian tengah ± 1 cm dengan dasar berdiameter
± 10 cm, berbatas tegas
Kasus

Pemeriksaan Kepala
• Ukuran dan bentuk kepala : Normal
• Simetrisitas Muka : Simetris
• Rambut : Hitam

Pemeriksaan Mata
• Kelopak : Udem palpebra dextra
• Konjungtiva : Konjungtiva anemis (+/+)
• Sklera : Sklera ikterik (-/-)
• Kornea : Jernih
• Pupil : Isokor
Kasus

Pemeriksaan Leher
• Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda radang
• Palpasi : Tidak ada pembesaran KGB
• Pemeriksaan trakea : Berada ditengah
• Pemeriksaan kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
• Pemeriksaan tekanan vena jugularis : 5 + 1 cmH2O
Kasus

Pemeriksaan Thoraks
• Inspeksi : Normochest

Pergerakan dinding dada simetris


• Perkusi : Sonor
• Palpasi : Fremitus taktil normal
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler

Suara tambahan : wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Bunyi jantung tambahan (tidak ada)


Kasus

Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi : Perut buncit
• Auskultasi : Bising usus 4 x/menit
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
• Pemeriksaan ginjal : Tidak teraba
• Pemeriksaan nyeri ketok ginjal : (-/-)
• Pemeriksaaan hepar : Tidak teraba
• Pemeriksaan lien : Tidak teraba
• Pemeriksaan asites : Tidak ada
Kasus

Pemeriksaan ekstremitas
• Lengan : Derajat kekuatan motorik  5
• Tangan : Derajat kekuatan motorik  5
• Tungkai : Derajat kekuatan motorik  5
• Kaki : Derajat kekuatan motorik  5
Kasus

RESUME PEMERIKSAAN FISIK :


• Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi pasien yakni obes I
• Pada regio torakalis posterior tampak pustul dengan dasar eritema,
regional, jumlah soliter, diskret, bentuk bulat, ukuran lenticular bagian
tengah ± 1 cm dengan dasar berdiameter ± 10 cm, berbatas tegas
• Udem palpebra dextra
• Konjungtiva pasien anemis (+/+)
Kasus

RESUME PEMERIKSAAN FISIK :


• Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi pasien yakni obes I
• Pada regio torakalis posterior tampak pustul dengan dasar eritema,
regional, jumlah soliter, diskret, bentuk bulat, ukuran lenticular bagian
tengah ± 1 cm dengan dasar berdiameter ± 10 cm, berbatas tegas
• Udem palpebra dextra
• Konjungtiva pasien anemis (+/+)
Kasus

Masalah aktif : Masalah pasif :


• Muntah • DM baru dikenal
• Lemas
• Bisul
• Demam
• Mata kabur
Kasus

DIAGNOSIS
• Sindrom Dispepsia
• Abses punggung kanan
• DM tipe 2 baru dikenal
Kasus

Tindakan Diagnostik /Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan dilakukan tanggal 28 Oktober 2019

Pemeriksaan Hematologi
• Hemoglobin : 12,3 gr/dl (NN : 12-15)
• Leukosit : 18.200 mm3 (NN : 4.000-11.000)
• Trombosit : 214.000 mm3 (NN : 150.000-450.000)
• Eritrosit : 4.730.000 mm3 (NN : 4.200.000-6.100.000)
• Hematokrit : 37% (NN : 36-52)
Kasus

Pemeriksaan Gula Darah


• Gula darah random : 378 mg/dl (NN : <140)
 

Pemeriksaan Elektrolit / Gas Darah


• Natrium : 129 mmol/L (NN : 125-149)
• Kalium : 4,4 mmol/L (NN : 3,35-4,01)
• Klorida : 95 mmol/L (NN : 80,5-96,1)
 
Kasus

Pemeriksaan tanggal 29 Oktober 2019

Pemeriksaan Gula darah


• Gula darah puasa : 265 mg/dl (70-110)
• Gula darah 2 jam post prandial : 322 mg/dl (<120)

Pemeriksaan tanggal 30 Oktober 2019


• Gula darah puasa : 223 mg/dl (70-110)
• Gula darah 2 jam post prandial : 348 mg/dl (<120)
• HbA1C : 10,2% (4,5-6,3)
Kasus

Pemeriksaan tanggal 31 Oktober 2019


• Gula darah puasa : 261 mg/dl (70-110)
• Gula darah 2 jam post prandial : 356 mg/dl (<120)

Pemeriksaan tanggal 01 November 2019


• Gula darah puasa : 259 mg/dl (70-110)
• Gula darah 2 jam post prandial : 399 mg/dl (<120)

 
Kasus

Tindakan Terapi :

Tanggal 28 Oktober 2019 di IGD  Ondansetron 8 mg  Stop

Tanggal 29 Oktober 2019


• Diet ML DD 1700 kal • Metoclopramid 3x10 mg OR
• IVFD NaCl 0,9% 16 tpm • Parasetamol 3x500 mg OR
• Inj. Ceftriaxon 1g/24 jam • Lansoprazole 2x30mg OR
• Inj. Novorapid 3x10 Ui (10.10.10) • WT/ hari
• Inj. Levemir 1x10 Ui (0.0.10)  
 
Follow Up

Tanggal Periksa Jam (WIB) Keluhan T HR RR TD Terapi

04/11/2019 07.00 ­ Batuk 37C 95 x/ menit 26 x/ menit 120/70 ­ Inj. Ceftriakson 1g/24 jam
  ­ Pilek mmHg ­ Inj. Levemir 1x16 Ui
  ­ Susah BAB ­ Inj. Novorapid 3x16 Ui
  ­ Tangan bengkak ­ Lansoprazole 2x30mg OR
  ­ Bisul Pecah ­ Inj. Ketorolac 30g 3x1
  ­ Mual (-) ­ Inf. Ciprofloksasin 2x200 mg
  ­ Muntah (-) ­ Parasetamol 3x500 mg
  ­ OBH 3x1C
Follow Up

Tanggal
Jam (WIB) Keluhan T HR RR TD Terapi
Periksa
05/11/2019 06.45 ­ Sakit kepala 36C 89 x/ menit 18 x/ menit 130/80 ­ Inj. Ceftriakson 1g/24 jam
  ­ Batuk mmHg ­ Inj. Levemir 1x18 Ui
  ­ Pilek ­ Inj. Novorapid 3x18 Ui
  ­ Udem palpebra ­ Lansoprazole 2x30mg OR
    ­ Inj. Ketorolac 30g 3x1
  ­ Inf. Ciprofloksasin 2x200 mg
  ­ Parasetamol 3x500 mg
  ­ OBH 3x1C
­ Dulcolax supp
Pembahasan

• Pada kasus, gejala yang dikeluhkan oleh pasien yakni sering lapar, sering haus, sering
buang air kecil dan mata kabur yang sudah dirasakan sejak ± 3 bulan yang lalu.
• Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwasanya pada diabetes melitus
didapatkan gejala klasik seperti poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat
badan tanpa sebab yang jelas. Selain itu, dapat pula ditemukan keluhan ini meliputi
lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi
pada pria dan pruritus pada vulva vagina
• Pasien memiliki factor resiko untuk terjadinya DM yakni berusia diatas 40 tahun,
ada kelurga yang menderita DM dan obesitas.
Pembahasan

• Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah yang sudah dirasakan sejak ± 2 hari
SMRS sebanyak ± 20 kali. Muntah berisi apa yang dimakan oleh pasien. Pasien juga
muntah bercak darah sebanyak 3 kali, namun hanya sedikit di tissue
• Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gejala dari sindrom dyspepsia
adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, rasa perut penuh dan sendawa
• Sindrom dyspepsia dapat disebabkan oleh penyakit sistemik salah satunya adalah
diabetes melitus.
Pembahasan

• Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada regio torakalis posterior tampak pustul
dengan dasar eritema, regional, jumlah soliter, diskret, bentuk bulat, ukuran lenticular
bagian tengah ± 1 cm dengan dasar berdiameter ± 10 cm, berbatas tegas
• Gambaran sama dengan furunkel dimana pada furunkel terdapat kelainan berupa
nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengah terdapat pustul. Kemudian melunak
menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah membentuk fistel.
• Namun umumnya tempat predileksi adalah tempat yang banyak friksi, misalnya aksila
dan bokong. Sedangkan pada kasus ini terdapat pada punggung kanan.
Pembahasan

• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan jumlah leukosit sebesar 18.200 mm3


(nilai normal 4.000-11.000) yang artinya sedang tejadi proses infeksi
• Selain itu didapatkan hasil pemeriksaan gula darah random yakni sebesar 378 mg/dl
yang lebih tinggi dari nilai normal yakni sebesar < 140 mg/dl
• Dari hasil pemeriksaan gula darah random pasien terindikasi DM.
Pembahasan

• Pada pasien didapatkan gejala klasik DM dan hasil pemeriksaan gula darah puasa
265 mg/dl (70-110) dan gula darah 2 jam post prandial 322 mg/dl (<120), dan HbA1C
10,2% (nilai rujukan 4,5-6,3) maka pasien didiagnosis menderita diabetes melitus
tipe 2 baru dikenali karena sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat DM.
Pembahasan
Kebutuhan kalori harian dihitung dengan rumus berikut :
Rumus bocca BB pasien : 60 Kg, TB pasien : 154 cm, kerja sedang

• BB ideal = (TB dalam cm – 100) x 90%


= 154-100 x 90%
= 48,6 kg
• BBR = 111%
• Wanita = 48,6 x 25 Kkal/kgBB = 1215 kkal
• Usia -5% + Gemuk -20% + Aktifitas 30% = 5%
5% x 1215 = 1.275,75 dibulatkan menjadi 1300 Kkal

• Kebutuhan kalori harian pasien = 1300 Kkal


Pembahasan

Update Terapi
• Inf. Ciprofloksasin 2x200 mg
• Inj. Ceftriakson 1g/24 jam
• Parasetamol 3x500 mg
• Inj. Levemir 1x18 Ui
• OBH 3x1C
• Inj. Novorapid 3x18 Ui
• Dulcolax supp
• Lansoprazole 2x30mg OR
• Inj. Ketorolac 30g 3x1
Thank you

Anda mungkin juga menyukai