Anda di halaman 1dari 59

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI TB
ISTC Standard 20:
Pengendalian Infeksi
Setiap fasilitas
kesehatan yang
menangani suspek atau
pasien TB seharusnya
mengembangkan dan
menjalankan
perencanaan
Pengendalian Infeksi
TB yang memadai.

ISTC Training Modules 2009


Jarak semburan droplet saat batuk atau
bersin mencapai hingga 0.91 m

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI TB
Upaya Pencegahan dan Pengendalian TB
tersebut berupa pengendalian infeksi
dengan 4 pilar yaitu :
1.Pengendalian Manajerial
2.Pengendalian administratif
3.Pengendalian lingkungan
4.Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
Sekilas Mengenai TB
• TB menyebar dalam droplet nuklei di
udara → “infeksi airborne”
• Resiko dapat pajanan dapat dikurangi
dengan dilusi/dekonsentrasi udara yang
baik
• Kita tidak ingin penularan terjadi di RS &
Fasyankes lainnya.
4 Pilar Pencegahan &
Pengendalian Infeksi (PPI)

• Pilar Managerial

• Pilar Administratif

• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

• Pengendalian Lingkungan
I.Pilar Managerial
• Perlu komitmen dan dukungan pimpinan
• Pelatihan PPI TB bagi petugas
• SOP alur utk semua pasien batuk, alur
pelaporan, alur surveilans
• Menyediakan sumber daya program PPI TB
• Monitoring dan evaluasi
• Kajian di unit terkait
• Melaksanakan Advokasi, Komunikasi, dan
Mobilisasi Sosial
II. Pilar Administratif
• Triase – “pemilahan pasien”
• Mengurangi waktu pasien tersebut berada
di fasilitas pelayanan kesehatan
• Alur pelayanan
• Pemisahan ruang layanan secara fisik
untuk kasus infeksi dan non-infeksi,
infeksius dan kurang infeksius
• Prosedur penyaringan pasien di Triase
• Pendidikan pasien tentang etiket batuk
• Ruang tunggu dengan ventilasi yang baik .
• Proses percepatan penatalaksanaan pelayanan
• Pelayanan segera
• Pelatihan & pendidikan petugas mengenai TB
• Pemeriksaan kesehatan
bagi petugas
• Monev pelaksanaan
Rencana Kerja PPI-TB
Pendidikan kepada
pengunjung
Petugas kesehatan atau Tim PPI perlu
memberikan pendidikan tentang penyakit
menular kepada pengunjung:
– Cara penularan
– Pencegahan
– Perlunya cuci tangan
– Pemakaian APD
III. Pilar Pengendalian Lingkungan
• Merubah lingkungan → me↓ resiko
penularan dengan meningkatkan dan
mengatur aliran udara
• Mengendalikan situasi sekitar tempat kerja
agar kuman tidak mengenai orang yang
sehat
• Misalnya dengan cara :
Mengatur posisi, merubah ventilasi,
menambah ventilasi mekanik
Mengapa PPI TB di Fasilitas
Sarana Pelayanan TB Penting?
• Dengan penerapan PPI TB di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Sarana-Prasarana &
Alat/SPA) yang baik kita dapat
menghilangkan atau mengurangi risiko
kontaminasi dari pasien TB ke :
1. Pasien yang lain
2. Petugas kesehatan & Petugas lainnya
3. Keluarga penunggu pasien
4. Lingkungan Fasyankes (di dalam maupun
lingkungan sekitar fasyankes)
Desain Ruangan Yang
Sesuai Kaidah PPI TB
• Bertujuan untuk mengurangi penyebaran
dan menurunkan kadar percik renik
(pajanan infeksi udara) di udara, sehingga
tidak menularkan orang lain.
• Dengan memahami teknik Desain
Ruangan PPI TB kita dapat mengkontrol
anggaran dari renovasi Fasyankes untuk
membuat Fasyankes lebih aman
Kendali Populasi & Sebaran
Kepadatan Pada Fasyankes
Tata Letak & Ventilasi Alami
Contoh :
• Rekomendasi kepada staf medis pada
poliklinik, mengenai cara yang tepat untuk
menaruh meja konsultasi serta Tempat
Tidur (TT) pemeriksaan di ruangan
konsultasi
Tata Letak & Ventilasi Alami

Doctor

Doctor Patient
Patient

From Poor Position to Better Position


PERSYARATAN BANGUNAN
• Dinding sebaiknya setinggi mungkin
(minimum 2.5 m)
• Jendela sebaiknya terbuka semaksimal
yang memungkinkan.
• KM & toilet harus mempunyai ventilasi
yang baik dan tidak gelap.
• Pintu dan jendela berorientasi agar
terjadi aliran silang udara (perlu
dipertimbangkan untuk gedung yang
berkoridor ditengah).
PERSYARATAN BANGUNAN
• Memisahkan pasien TB dari pasien yang
lain, pasien lebih resisten dari yang
kurang resisten.
• Keluarga seharusnya tidak tidur di
ruangan yang sama.
• Sebaiknya tersedia fasilitas yang terpisah
untuk keluarga dan pasien.
• Direkomendasikan untuk pasien sputum
+ minimal mempunyai ruang 8 m2 tiap
orangnya.
PERSYARATAN BANGUNAN
• Mengatur alur pasien TB untuk megurangi
pajanan terhadap pengguna RS lainnya.
• Bangunan dengan koridor di tengah dan
kamar di setiap sisinya yang kurang
ventilasi tidak direkomendasikan
• Kurangi Keramaian
• Bangunan sebaiknya mengunakan
ventilasi yang baik dengan minimum 12
ACH
Apakah tempat praktek Anda
seperti ini?
Separation of patients and staff
VENTILASI
= Pergerakan udara
= Masuk/keluarnya udara dari ruangan
→ Semakin baik ventilasi, semakin rendah resiko
penularan TB atau airborne infections lainnya
Ada 3 jenis :
1. Ventilasi alami
2. Ventilasi mekanik
3. Ventilasi gabungan (alami & mekanik)
Ventilasi Alami
Ventilasi alami tercipta dengan
menggunakan aliran udara luar yang
digerakkan oleh dorongan alami seperti
angin atau perbedaan temperatur.
Secara alami ventilasi ruangan dapat
mencapai ACH (Air Change per Hour) yang
tinggi di bawah kondisi yang ideal.
Ventilasi Alami
• Kelebihan : • Kekurangan :
1. Murah dan minim biaya 1. Tidak Terkontrol & tidak
operasional terprediksi
2. Diaktifkan hanya dengan 2. Dapat membawa
membuka jendela, serangga, debu dan
pintu,skylight bising
3. Tidak hanya mengurangi 3. Dapat berdampak pada
risiko transmisi TB, tetapi kenyamanan,
juga meningkatkan keamanan & Privacy.
kualitas udara secara 4. Tidak cocok pada
umum daerah yang terlalu
4. Dapat mencapai laju dingin.
pertukaran udara yang
besar bila di desain
secara tepat
Cross ventilation and
windows

Tilting windows (horizontal) Sliding windows (horizontal)

Mana lebih baik?


Cross ventilation and
windows

Tilting windows (horizontal) Sliding windows (horizontal)

Almost 100% open area Maximum of 50% open area


Bukaan Jendela – “Besar”
Tidak Baik !!
Ventilasi Gabungan (hybrid)
Alamiah & Mekanik
• Ventilasi gabungan Terjadi dengan
menggunakan Fan untuk mendorong
pertukaran udara dan mengarahkan aliran
udara.
• Ventilasi mekanik digunakan pada saat
ventilasi alami tidak adekuat seperti di
gedung tertutup.
• Design, pemeliharaan dan operasional
minimun dapat mencapai 12 ACH
Pemakaian Exhaust Fan tidak
efektif !
 DEFINISI :
Suatu hasil yang dipakai untuk mengetahui berapa
kemampuan suatu ruangan untuk melakukan delusi
atau dekonsentrasi kuman dengan cara melakukan
sirkulasi udara.
TUJUAN :
1.Mengetahui jumlah kubikasi pertukaran aliran udara
yang dihasilkan oleh suatu ruangan.
2.Mengetahui bukaan-bukaan ventilasi alami yang ideal
bagi ruangan di RS
Perhitungan Pergantian Udara Per
Jam
air changes per hour (ACH)

ACH = Perkiraan laju pertukaran udara


volume ruangan
Perkiraan laju pertukaran udara =__m3/jam
Volume ruangan = __ m3
Penurunan Konsentrasi Kuman
ACH dan waktu (dlm menit) yg dibutuhkan untuk meminimalkan
99 % dan 99.9 % kontaminasi airborne

ACH 99% 99.9%


2 138 menit 207 menit
4 69 menit 104 menit
6 46 menit 69 menit
12 23 menit 35 menit
15 18 menit 28 menit
20 14 menit 21 menit
50 6 menit 8 menit
400 <1 menit 1 menit
http://www.cdc.gov/mmwr/PDF/rr/rr5417.pdf.
Gunakan Alat Ukur / Meteran
Jangan
menaruh jari
pada sisi yang
Measurement of air velocity terbuka di
vaneometer
through open window in Kwa-
Zulu Natal, South Africa
1. Ukur dimensi ruangan
2. Lakukan perhitungan, tulis di kertas
catatan dan kita akan mendapatkan nilai
ACH.
Contoh ACH
Volume Perkiraan laju ACH
Ruangan pertukatan
udara
4m x 4m x 2.5 m m3/jam Flow/
volume
40 m3 40 m3/jam 1 ACH
40 m3 200 m3/jam 5 ACH
40 m3 300 m3/jam 7.5 ACH
40 m3 600 m3/jam 12 ACH
REKOMENDASI
• Untuk pasien MDR-TB disarankan
tersedia kamar tersendiri dan terpisah
dengan ruangan pelayanan lainnya
• Disediakan tempat yang terpisah untuk
keluarga pasien
• Pertukaran Udara yang bagus di semua
ruangan
• Hindari konstruksi dengan ventilasi yang
buruk
Lakukan 5 Langkah Ini :
1. Triase
Kenali gejala TB ( batuk > 2 minggu,
penurunan BB, keringat malam, sedang
periksa dahak )
2. Penyuluhan
Etika batuk, beri masker, tisu,cuci tangan
efektif
3. Pemisahan
Arahkan ke ruang tunggu khusus
4. Layani segera
Pasien tidak tunggu terlalu lama di
Puskesmas/RS/Lapas
5. Rujuk untuk Pengobatan TB
Pemeriksaan dan pengobatan dalam satu
atap, bila tidak satu atap harus
berkoordinasi dengan Fasyankes lain
Alat Perlindungan Diri
• Untuk perlindungan diri sendiri dan
perlindungan orang sekitar
• APD petugas kesehatan ≠ APD pasien
• Perlu teknik pemakaian yang benar agar
berfungsi baik
• Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Tb
• Keamanan Cara Penampungan sputum
• Proteksi saat transportasi pasien
Jenis APD
• Sarung tangan
• Masker
• Kaca mata/ Pelindung wajah
• Baju kerja
• Sepatu karet/ bot
• Topi
Masker Bedah untuk Pasien
Daftar SOP
(Standar Operating Procedure )yang perlu
ada di Puskesmas
Daftar SOP
(Standar Operating Procedure )yang perlu
ada di Klinik DPS
Daftar SOP
(Standar Operating Procedure )yang perlu
ada di Rumah Sakit
Sekilas Alat Perlindungan Diri
( APD ) Bagi Petugas Kesehatan
Masker N95/respirator

Dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga


mempunyai daya saring sebesar 95% untuk partikel
sebesar 0,3 micron.
Lebih dikenal dengan masker N95.
“Masker” ini yang dianjurkan untuk dipakai oleh petugas
kesehatan pada saat melayani pasien TB/TB MDR.
Setiap petugas yang menggunakan masker
N95/respiratory diharuskan melakukan fit test terlebih
dahulu untuk penentuan ukuran yang tepat bagi si
pemakai.
Urutan pemeriksaan Respirator
Partikulat
1. Genggamlah
respirator dengan
satu tangan,
posisikan sisi depan
bagian hidung pada
ujung jari-jari anda,
biarkan tali pengikat
respirator menjuntai
bebas dibawah
tangan anda
Urutan pemeriksaan Respirator
Partikulat
2. Posisikan
respirator dibawah
dagu anda dan sisi
untuk hidung
berada diatas
Urutan pemeriksaan Respirator
Partikulat
3. Tariklah tali pengikat
respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi
dibelakang kepala anda
diatas telinga. Tariklah
tali pengikat respirator
yang bawah dan
posisikan tali pada
kepala bagian atas
(posisi tali menyilang)
Urutan pemeriksaan Respirator
Partikulat
4. Letakan jari-jari kedua tangan
anda diatas bagian hidung
yang terbuat dari logam.
Tekan sisi logam tersebut
(gunakan dua jari dari
masing-masing tangan)
mengikuti bentuk hidung
anda.Jangan menekan
respirator dengan satu
tangan karena dapat
mengakibatkan respirator
bekerja kurang efektif
Masker Bedah untuk Pasien
Urutan pemeriksaan Respirator
Partikulat
5. Tutup bagian depan
respirator dengan
kedua tangan, dan
hati-hati agar posisi
respirator tidak
berubah
SIMPAN MASKER N95
DENGAN BENAR
Etika Batuk

Tutuplah hidung dan mulut saat Menutup mulut menggunakan lengan


batuk/ bersin dengan tisu/sapu
tangan

Pakailah masker bila anda batuk Petugas kesehatan yang merawat pasien TB
perlu memakai respirator partikulat dan
pasien TB menggunakan masker bedah.

Buang tisu ke tempat sampah Cuci tangan dengan sabun cair di bawah
Medis (kantong kuning) air mengalir

Anda mungkin juga menyukai