Group 1
Ilham Muhammad Al Ayubi (1606886854)
Fauzan Kamil (1606890044)
Muhammad Fariza Ibrahim (1606824300)
Raden Ferrianggoro S (1606894055)
Saskia Nursarifa (1606836686)
Nabila Annisa (1606830650)
Prawira Bramanthyo (1706046142)
Outline
• Batuan Beku
Basa, Intermediate, Asam
• Batuan Sedimen
Klastik, Karbonat
• Batuan Metamorf
Foliasi, non-Foliasi
Basa, Intermediate, Asam
BATUAN BEKU
Batuan Beku
• Terbentuk akibat proses pendinginan
magma
• Jenisnya tergantung pada komposisi
mineralnya
• Pada berbagai kondisi temperatur,
magma dapat berdiferensiasi
Batuan Beku
Batuan Beku Berdasarkan Genesa Tempat
Terbentuknya
• Batuan Beku Intrusi
• Hypabisal - batuan beku yang membeku di dalam bumi pada kedalaman menengah-
dangkal sehingga menghasilkan batuan beku bertekstur sedang atau percampuran antara
kasar-halus
• Plutonik - batuan beku yang membeku jauh di dalam bumi sehingga menghasilkan batuan
beku bertekstur kasar-sangat kasar.
• Batuan Beku Ekstrusi
Deskripsi Batuan Beku
• Berdasarkan Warna
• Mineralogi
• Tekstur
• Struktur
Deskripsi Batuan Beku – Mineralogi
• Mineral Utama
• Mineral Tambahan
• Mineral Sekunder
Deskripsi Batuan Beku - Tekstur
• Derajat Kristalisasi
• Holokristalin – all crystal
• Hipokristalin – some crystal some glass
• Holohyalin – all glass
• Granulitas
• Fanerik – dapat dilihat dengan mata telanjang
• Afanitik – kristalnya halus, perlu dilihat dengan mikroskop
• Glassy – semuanya tersusun gelas
Deskripsi Batuan Beku - Tekstur
• Bentuk Kristal
• Euhedral – batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal
• Subhedral – sebagian dari batas kristal tidak tampak
• Anhedral – mineral tidak punya bidang kristal yang asli
• Hubungan Kristal
• Equigranural – relative ukuran kristal sama
• Inequigranural – butir kristal tidak sama besar
Komposisi Batuan Beku
Klasifikasi Batuan Beku
Klasifikasi Batuan Beku
• Batuan Beku Asam
• Batuan Beku Intermediate
• Batuan Beku Basa
• Batuan Beku UltraBasa
Batuan Beku UltraBasa (<45% SiO2)
• tinggi akan kandungan FeO
• mineral mafiknya lebih dari 90 %
• Peridotit, Dunite, Harzburgit, Lherzolite, Pyroxenite.
Batuan Beku Basa (SiO2 45%-42%)
• Kandungan mineral penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap (mafic).
• Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik
• Kehadiran mineral-mineralnya seperti Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagiokas
dan sedikit Kuarsa
• Gabro, Basalt
Batuan Beku Intermediet
• Batuan beku intermediet vulkanik adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magmasecara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses
pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi ), proses pembekuan
sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada
batuan ini lebih halus da
• Proses pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi -sehingga
umumnya butiran pada batuan ini lebih halus dan berwarna Medium gray or
medium green (Intermediate) dengan indeks color 20% – 40%.
Batuan Beku Intermediet
Mineralogi
Piroksin, Hornblen, Biotit, Plagioklas, dan kuarsa dengan presentase
kehadiran lebih banyak dibandingkan batuan beku basa.
Batuan Beku Intermediet
Komposisi kimia (SiO2 52%-66%)
Senyawa kimia 1 2 3
Sio2 1,86 56,77 55,49
TiO2 1,60 0,84 0,91
Al2O3 16,40 16,67 18,46
Fe2O3 2,73 3,16 1,39
FeO 6,97 4,40 7,07
MnO 0,18 0,13 0,16
MgO 6,12 4,17 8,10
CaO 8,40 6,74 7,47
Na2O 3,36 3,39 4,09
K2O 1,33 2,12 1,60
H2O+ 0,80 1,36 2,13
P2O5 0,35 0,25 0,28
Keberadaan Batuan Beku Intermediet
Andesit : Aliran lava, intrusi dangkal
Diorit : Batolith dan stock berasal dari intrusi dalam.
Batuan Beku - Asam
• Bisa juga disebut batuan beku felsic
• Meskipun disebut batuan beku asam, penamaan ini tidak ada asosiasi terhadap nilai
pH maupun jumlah ion H
• Disebut asam karena mengandung kadar silika diatas sekitar 66%
• Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku asam dapat terbentuk secara intrusif
(plutonik) maupun ekstrusif (vulkanik)
• Contoh:
Granit Rhyolite
columbia.edu
IUGS classification
Sedimen Klastik
Pasir, Konglomerat, Shale
BATU PASIR / SANDSTONE
Origin
• Batu pasir tersusun dari butiran-butiran silica berukuran 1/16 hingga 2 mm.
• Sedimen berukuran pasir dapat diendapkan di lingkungan marin dan
nonmarin.
• Batu pasir dapat terdiri dari atas fragmen kuarsa, feldspar, mika, mineral
berat.
• Matriks merupakan partikel penyusun batu pasir yang berasal dari semen
dan berukuran sangat halus ( < 0,03 mm ).
Pemerian Mineralogi
2. Quartz Wacke
4. Greywacke
Komposisi Kimia Batu Pasir
• Silika memiliki kelimpahan yang paling besar pada segala jenis batu
pasir. Kelimpahan ini ditunjukan dengan keberadaan kuarsa.
• Selain silica, pada umumnya juga akan ditemui kelimpahan
alumunium.
Tekstural Maturity
• Epiklastik
• Piroklastik
• Kataklastik
• Meteorik
Komposisi Partikel
Menurut Pettijohn (1975), komposisi konglomerat dibagi menjadi 3 yaitu :
• Konglomerat Oligomik
• Konglomerat Polimik
• Konglomerat Petrofik
Matriks Konglomerat
SHALE/BATU SERPIH
Pendahuluan
• Shale/Batu Serpih adalah batuan dengan komposisi endapan
berukuran lanau dan lempung (clay and Silt)/endapan lumpur yang
termasuk kedalam golongan batuan Lutaceous atau Argillaceous
• Batu yang hanya mengandung lanau adalah siltstone
• Batuan dengan endapan lumpur tanpa adanya laminasi disebut
mudrock
• Shale memiliki komposisi 1/3 sampai 2/3 lempung dan sisanya
adalah lanau yang membentuk struktur laminasi atau fissile
(serpih)
• Penyerpihan disebabkan oleh mineral pipih/flaky
Pendahuluan
silt
clay
lamination
/fissile
Shale
Komposisi dan Klasifikasi
• Mineral lempung, beberapa butiran kuarsa, feldspar, mineral karbonat, serta mineral
organik
mineral fosfat
• Shale merah juga biasa terdapat di laut dalam, disebabkan oleh oksidasi mineral besi
yang terbawa ke laut dalam atau material vulkanik yang mengendap (Dunbar dan
Rogers, 1957)
Komposisi dan Klasifikasi
Meningkatnya Fe3+
Merah
Kuning
Hijau
Abu-
abu
Komposisi dan Klasifikasi
• Shale abu-abu menjadi hitam menandakan meningkatnya material karbon organik
• Kehadiran Vanadium, Nikel dan Uranium pada shale menandakan lingkungan
reduksi/euxinic
Mineral Lempung
• Kaolinit, ilit, dan smektit adalah mineral lempung
• Kaolinit = pelapukan hangat, lembab, dan tropis
• Smektit = Hangat, curah hujan rendah
• Ilit = berasal dari mineral smektit dan kaolinit purba atau dari shale sebelumnya
Lingkungan Pengendapan
• Energi rendah dan suplai banyak
• Di lingkungan laut biasanya lumpur biru
• Lumpur abu-abu dari darat
• Lumpur hijau glaukonitan
• Lumpur merah yang merupakan material abu vulkanik atau partikel berukuran
lempung sedimen ferruginous
• Jika ada plankton berarti berasal dari laut dangkal
• Fauna silikat kedalaman lebih dalam
Lingkungan Pengendapan
• Shale yang terlempar juga dapat terendapkan di pantai dalam dan pantai luar
• Juga dapat di sungai jika terjadi banjir besar dan menghasilkan lumpur pada wilayah
yang luas dan terendapkan pada cekungan banjir
• Material besar di tepi danau, lumpur ditengah dengan cara transpor suspensi
Lingkungan Pengendapan
Lempung
Darat Laut
Oksidasi mineral
besi yang
terbawa
KARBONAT
Batuan
Sedimen
Karbonat
Contoso 52
S u i t e s
Susunan kimia dan Mineraloginya
Contoso 53
S u i t e s
Tekstur Batu Gamping
Contoso 54
S u i t e s
Butir Karbonat
• Karbonat klastik
• Partikel skeletal
• Ooids
• Peloids
• Butir-butir agregat
Contoso 55
S u i t e s
Karbonat Klastik (Litoklastik)
Contoso 56
S u i t e s
Partikel Skeletal
Contoso 57
S u i t e s
Mikrokristalin Kalsit
Contoso 58
S u i t e s
Tekstur Limestone
Contoso 59
S u i t e s
Tekstur Dolomit
Contoso 60
S u i t e s
Struktur Batuan Karbonat
• Batuan karbonat memiliki struktur sedimen, sama seperti yang terdapat pada batuan
silikiklastik.
• Struktur tersebut antara lain:
• Stratifikasi menyilang (Cross-stratification)
• Laminated bedding
• Lenticular bedding
• Convolute lamination
• Flame structure
• Load casts
• Flute casts
• Groove casts
• Mudcracks
Contoso 61
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat versi Folk
Contoso 62
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat versi Dunham dan Embry-
Klovan
Klasifikasi Dunham
(1962) merupakan
modifikasi dari
klasifikasi Folk, yang
menambahkan
pembedaan kelas dari
tekstur
deposisionalnya.
Tekstur deposisi
mempertimbangkan 2
aspek, yakni:
• Grain packing
• Depositional
binding of grain
Contoso 63
S u i t e s
Keterbentukan Batuan Karbonat
• Proses pelapukan kimiawi pada batuan memisahkan ion kimiawi seperti ion bikarbonat
(HCO3 -), kalsium (Ca2+), ataupun karbonat (CaCO3 2-).
• Kebanyakan larutan ion ini berakhir bertempat di lautan. Di lautan ion tersebut
mengendap selama kurun waktu geoogis tertentu. Pengendapan ini lama kelamaan akan
membentuk batuan sedimen yang disebut dengan batuan karbonat.
• Disebut batuan karbonat karena mayoritas mineral penyusunnya merupakan mineral
kalsium karbonat.
Contoso 64
S u i t e s
Batu Gamping
Berkurangnya kelarutan
CaCO3 akan meningkatkan
kecenderungan untuk
terendapkan.
Contoso 65
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat
Contoso 66
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat
Contoso 67
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat
Contoso 68
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat
• Klasifikasi Folk
• Klasifikasi Dunhamm
Contoso 69
S u i t e s
Pengaruh Organik & Non-Organik dalam Pengendapan
CaCO3
Contoso 70
S u i t e s
Dolomit
CaMg(CO3)2
Contoso 72
S u i t e s
Faktor yang mempengaruhi pembentukan Dolomit
Contoso 73
S u i t e s
Pembentukan Dolomit di bawah Permukaan
Contoso 74
S u i t e s
Lingkungan dari Diagensa Karbonat
Contoso 76
S u i t e s
Diagensa Meteorik
• Sedimen karbonat laut dapat dibawa dari dasar laut ke
lingkungan meteorik dalam dua cara :
1. turunnya permukaan laut
2. pengisian sedimen progresif dari cekungan karbonat
dangka
Contoso 78
S u i t e s
Sumber :
www.geol.umd.edu/~hcui/Teaching/DiagenesisHuanCui.pdf
Contoso 79
S u i t e s
Proses dan Perubahan Diagenetik
1. Perubahan Biogenik
2. Sementasi
3. Disolusi
4. Neomorfisme
5. Penggantian
6. Kompaksi fisik dan kimia
Contoso 80
S u i t e s
Referensi
• Boggs, Sam. 2009. Petrology of Sedimentary Rock. New York: Cambridge
University Press. ISBN-13 978-0-511-71933-2
Contoso 81
S u i t e s
METAMORF
Pengertian
• batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan (P), temperatur (T) atau
keduanya dimana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya perubahan
komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fase cair (dalam keadaan padat),
dengan temperatur berkisar antara 200‐800°C
Proses metamorfisme
• Rekristalisasi
• Reorientasi
• Pembentukan Mineral baru (dari unsur yang telah ada).
Tingkat metamorfisme
• Metamorfisme tingkat rendah (low grade metamorfisme)
• Metamorfisme tingkat tinggi (High Grade metamorfisme)
Jenis berdasarkan pengaruh terbentuknya
• Metamorfisme kontak/ termal, pengaruh T dominan
Metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh
magma (intrusi)
• Metamorfisme dinamo/ kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan
Metamorfisme dislokasi terjadi pada daerah sesar besar/ utama yaitu pada lokasi
dimana masa batuan tersebut mengalami penggerusan.
• Metamorfisme regional, terpengaruh P & T, serta daerah luas.
metamorfisme regional terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif jika
diikuti juga oleh orogenesa dan luas daerahnya
Struktur Metamorf
• Struktur Foliasi : ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral‐mineral penyusun
batuan metamorf
• Struktur Non Foliasi : tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral‐
mineral penyusun batuan metamorf.
Tekstur batuan metamorf
• Tekstur batuan metamorf ditentukan dari
bentuk kristal dan hubungan antar butiran
mineral
a. Homeoblastik,
terdiri dari satu macam bentuk :
“Lepidoblastik”, mineral-mineral pipih dan sejajar
“Nematoblastik”, bentuk menjarum dan sejajar
“Granoblastik”, berbentuk butir
b. Heteroblastik
terdiri dari kombinasi tekstur homeoblastik
Metamorf Foliasi
Struktur
• Slaty: menampakkan belahan‐belahan yang sangat halus, umumnya terdiri dari
mineral yang pipih dan sangat halus.
• Phylitic: Foliasi sudah mulai ada, oleh kepingan‐kepingan halus mika, terdiri atas
bentuk kristal lepidoblastik.
• Schistose: Foliasi sudah mulai jelas oleh kepingan mika, dengan belahan
yang merata/menerus, terdiri dari selang‐ seling bentuk kristal lapidoblastik dan
granoblastik.
• Gneissic: Foliasi diperlihatkan oleh penyusun mineral‐mineral granular dan
pipih/mika, belahan tidak rata atau terputus‐ putus.
Slate Phylite
Schist Gneis
Metamorf Non-Foliasi
Struktur Non Foliasi
Struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral
dalam batuan tersebut.
Beberapa contoh diantaranya adalah:
1. Hornfels
2. Marmer
3. Milonit
Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami
metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat
dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat
padat tanpa foliasi.