Anda di halaman 1dari 99

Type of Rock

Group 1
Ilham Muhammad Al Ayubi (1606886854)
Fauzan Kamil (1606890044)
Muhammad Fariza Ibrahim (1606824300)
Raden Ferrianggoro S (1606894055)
Saskia Nursarifa (1606836686)
Nabila Annisa (1606830650)
Prawira Bramanthyo (1706046142)
Outline
• Batuan Beku
Basa, Intermediate, Asam

• Batuan Sedimen
Klastik, Karbonat

• Batuan Metamorf
Foliasi, non-Foliasi
Basa, Intermediate, Asam

BATUAN BEKU
Batuan Beku
• Terbentuk akibat proses pendinginan
magma
• Jenisnya tergantung pada komposisi
mineralnya
• Pada berbagai kondisi temperatur,
magma dapat berdiferensiasi
Batuan Beku
Batuan Beku Berdasarkan Genesa Tempat
Terbentuknya
• Batuan Beku Intrusi
• Hypabisal - batuan beku yang membeku di dalam bumi pada kedalaman menengah-
dangkal sehingga menghasilkan batuan beku bertekstur sedang atau percampuran antara
kasar-halus
• Plutonik - batuan beku yang membeku jauh di dalam bumi sehingga menghasilkan batuan
beku bertekstur kasar-sangat kasar.
• Batuan Beku Ekstrusi
Deskripsi Batuan Beku
• Berdasarkan Warna
• Mineralogi
• Tekstur
• Struktur
Deskripsi Batuan Beku – Mineralogi
• Mineral Utama
• Mineral Tambahan
• Mineral Sekunder
Deskripsi Batuan Beku - Tekstur
• Derajat Kristalisasi
• Holokristalin – all crystal
• Hipokristalin – some crystal some glass
• Holohyalin – all glass
• Granulitas
• Fanerik – dapat dilihat dengan mata telanjang
• Afanitik – kristalnya halus, perlu dilihat dengan mikroskop
• Glassy – semuanya tersusun gelas
Deskripsi Batuan Beku - Tekstur
• Bentuk Kristal
• Euhedral – batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal
• Subhedral – sebagian dari batas kristal tidak tampak
• Anhedral – mineral tidak punya bidang kristal yang asli
• Hubungan Kristal
• Equigranural – relative ukuran kristal sama
• Inequigranural – butir kristal tidak sama besar
Komposisi Batuan Beku
Klasifikasi Batuan Beku
Klasifikasi Batuan Beku
• Batuan Beku Asam
• Batuan Beku Intermediate
• Batuan Beku Basa
• Batuan Beku UltraBasa
Batuan Beku UltraBasa (<45% SiO2)
• tinggi akan kandungan FeO
• mineral mafiknya lebih dari 90 %
• Peridotit, Dunite, Harzburgit, Lherzolite, Pyroxenite.
Batuan Beku Basa (SiO2 45%-42%)
• Kandungan mineral penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap (mafic).
• Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik
• Kehadiran mineral-mineralnya seperti Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagiokas
dan sedikit Kuarsa
• Gabro, Basalt
Batuan Beku Intermediet
• Batuan beku intermediet vulkanik adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magmasecara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses
pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi ), proses pembekuan
sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada
batuan ini lebih halus da
• Proses pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi -sehingga
umumnya butiran pada batuan ini lebih halus dan berwarna Medium gray or
medium green (Intermediate) dengan indeks color 20% – 40%.
Batuan Beku Intermediet
Mineralogi
Piroksin, Hornblen, Biotit, Plagioklas, dan kuarsa dengan presentase
kehadiran lebih banyak dibandingkan batuan beku basa.
Batuan Beku Intermediet
Komposisi kimia (SiO2 52%-66%)
Senyawa kimia 1 2 3
Sio2 1,86 56,77 55,49
TiO2 1,60 0,84 0,91
Al2O3 16,40 16,67 18,46
Fe2O3 2,73 3,16 1,39
FeO 6,97 4,40 7,07
MnO 0,18 0,13 0,16
MgO 6,12 4,17 8,10
CaO 8,40 6,74 7,47
Na2O 3,36 3,39 4,09
K2O 1,33 2,12 1,60
H2O+ 0,80 1,36 2,13
P2O5 0,35 0,25 0,28
Keberadaan Batuan Beku Intermediet
Andesit : Aliran lava, intrusi dangkal
Diorit : Batolith dan stock berasal dari intrusi dalam.
Batuan Beku - Asam
• Bisa juga disebut batuan beku felsic
• Meskipun disebut batuan beku asam, penamaan ini tidak ada asosiasi terhadap nilai
pH maupun jumlah ion H
• Disebut asam karena mengandung kadar silika diatas sekitar 66%
• Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku asam dapat terbentuk secara intrusif
(plutonik) maupun ekstrusif (vulkanik)
• Contoh:

Granit Rhyolite
columbia.edu

IUGS classification
Sedimen Klastik
Pasir, Konglomerat, Shale
BATU PASIR / SANDSTONE
Origin

• Batu pasir tersusun dari butiran-butiran silica berukuran 1/16 hingga 2 mm.
• Sedimen berukuran pasir dapat diendapkan di lingkungan marin dan
nonmarin.
• Batu pasir dapat terdiri dari atas fragmen kuarsa, feldspar, mika, mineral
berat.
• Matriks merupakan partikel penyusun batu pasir yang berasal dari semen
dan berukuran sangat halus ( < 0,03 mm ).
Pemerian Mineralogi

• Kuarsa, mineral yang mendominasi batu pasir dengan kelimpahan 50-


60%.
• Feldspar, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alkali feldspar dan
plagioklas feldspar.
• Fragmen batuan, kelimpahannya pada batu pasir berkisar antara 15-
20%. Fragmen batuan dapat berasal dari batu metamorf, beku, dan
sedimen.
Pemerian Mineralogi (lanjutan)

• Mineral aksesori, mineral yang berada pada batuan dengan kelimpahan 1-


2%. Mineral aksesori terdiri atas mineral mika, seperti muskovit dan biotit.
• Mineralogi semen, material semen dapat berupa mineral silica, seperti
kuarsa dan opal atau mineral selain silica, seperti kalsit dan dolomit.
• Mineral matriks, mineral berukuran <0,03 mm yang mengisi ruang-ruang
kosong pada batu pasir. Biasanya mineral ini berupa mika, kuarsa, dan
feldspar.
Klasifikasi Batu Pasir

• Pada umumnya, klasifikasi batu pasir dilakukan dengan


membandingkan proporsi kuarsa, feldspar, dan litik atau klastika
pada suatu batuan.
1. Arenit Kuarsa

2. Quartz Wacke

3. Batu Pasir Feldspar dan Arkose

4. Greywacke
Komposisi Kimia Batu Pasir

• Silika memiliki kelimpahan yang paling besar pada segala jenis batu
pasir. Kelimpahan ini ditunjukan dengan keberadaan kuarsa.
• Selain silica, pada umumnya juga akan ditemui kelimpahan
alumunium.
Tekstural Maturity

• Komposisi maturity mengacu


pada kelimpahan relatif butiran
kerangka stabil dan tidak stabil
pada batu pasir.

• Tekstural maturity ditentukan oleh


kelimpahan relatif matriks dan
tingkat kebundaran serta
penyortiran butiran. Sumber :
Boggs, S. (2014). Principles of sedimentology and stratigraphy.
Konglomerat
• Sedimen yang belum terkonsolidasi dan lebih besar
dari 2 mm dikelompokkan dalam terminologi gravel
• Gravel ini secara umum dinamakan
konglomerat/breksi
• Klasifikasi Gravel
- Granule (kerikil)
- Pebble (kerakal)
- cobble (berangkal)
- boulder (bongkah)
Klasifikasi konglomerat menurut Pettijohn (1975)

• Epiklastik
• Piroklastik
• Kataklastik
• Meteorik
Komposisi Partikel
Menurut Pettijohn (1975), komposisi konglomerat dibagi menjadi 3 yaitu :

• Konglomerat Oligomik
• Konglomerat Polimik
• Konglomerat Petrofik
Matriks Konglomerat

• Konglomerat matrix supported ( kandungan gravel lebih sedikit dari matrix


lumpur/pasir)
• Konglomerat grain supported ( kandungan gravel lebih banyak)
Asal dan Keterdapatan Konglomerat

• Konglomerat extraformasional (Terbentuk di luar cekungan)


• Konglomerat intraformasional (Terbentuk di dalam cekungan)
Pendahuluan, Mineral, dan

SHALE/BATU SERPIH
Pendahuluan
• Shale/Batu Serpih adalah batuan dengan komposisi endapan
berukuran lanau dan lempung (clay and Silt)/endapan lumpur yang
termasuk kedalam golongan batuan Lutaceous atau Argillaceous
• Batu yang hanya mengandung lanau adalah siltstone
• Batuan dengan endapan lumpur tanpa adanya laminasi disebut
mudrock
• Shale memiliki komposisi 1/3 sampai 2/3 lempung dan sisanya
adalah lanau yang membentuk struktur laminasi atau fissile
(serpih)
• Penyerpihan disebabkan oleh mineral pipih/flaky
Pendahuluan

silt
clay

lamination
/fissile

Shale
Komposisi dan Klasifikasi
• Mineral lempung, beberapa butiran kuarsa, feldspar, mineral karbonat, serta mineral

organik

• Penyusun Non-terigen: glaukonit, gelas vulkanik, silika biogenik, dan beberapa

mineral fosfat

• Warna pada shale mencerminkan komposisi kimia

• Perubahan abu-abu sampai merah merupakan meningkatnya perbandingan Fe3+/Fe2+

melalui hijau dan kuning (McBride,1974)


Komposisi dan Klasifikasi
• Serpih merah menandakan mineral oksida besi terhidrasi

• Shale merah juga dapat mengindikasikan terbentuk di lingkungan kering

• Shale merah juga biasa terdapat di laut dalam, disebabkan oleh oksidasi mineral besi

yang terbawa ke laut dalam atau material vulkanik yang mengendap (Dunbar dan

Rogers, 1957)
Komposisi dan Klasifikasi

Meningkatnya Fe3+

Merah
Kuning
Hijau

Abu-
abu
Komposisi dan Klasifikasi
• Shale abu-abu menjadi hitam menandakan meningkatnya material karbon organik
• Kehadiran Vanadium, Nikel dan Uranium pada shale menandakan lingkungan
reduksi/euxinic
Mineral Lempung
• Kaolinit, ilit, dan smektit adalah mineral lempung
• Kaolinit = pelapukan hangat, lembab, dan tropis
• Smektit = Hangat, curah hujan rendah
• Ilit = berasal dari mineral smektit dan kaolinit purba atau dari shale sebelumnya
Lingkungan Pengendapan
• Energi rendah dan suplai banyak
• Di lingkungan laut biasanya lumpur biru
• Lumpur abu-abu dari darat
• Lumpur hijau glaukonitan
• Lumpur merah yang merupakan material abu vulkanik atau partikel berukuran
lempung sedimen ferruginous
• Jika ada plankton berarti berasal dari laut dangkal
• Fauna silikat kedalaman lebih dalam
Lingkungan Pengendapan
• Shale yang terlempar juga dapat terendapkan di pantai dalam dan pantai luar
• Juga dapat di sungai jika terjadi banjir besar dan menghasilkan lumpur pada wilayah
yang luas dan terendapkan pada cekungan banjir
• Material besar di tepi danau, lumpur ditengah dengan cara transpor suspensi
Lingkungan Pengendapan
Lempung

Darat Laut

Sungai Dangkal Dalam

Material dari Pengendapan


Danau
sungai abu Vulkanik

Oksidasi mineral
besi yang
terbawa
KARBONAT
Batuan
Sedimen
Karbonat

- Muhammad Fariza Ibrahim


Batuan Sedimen Karbonat

• Batuan sedimen biokimia berasal dari


presipitasi mineral oleh air melalui
proses kimiawi ataupun biokimia.

• Batuan sedimen ini dibedakan dari


susunan mineralogi dan kimianya,
terbagi menjadi lima tipe:
Batuan sedimen yang
Karbonat mengandung silika
umber: geosci.usyd.edu.au (Chert)

Evaporit Batuan sedimen kaya besi


Fosforit (kaya akan P2O5 )
Sumber: pitt.edu Sumber: USGS
(Fe)
Contoso 51
S u i t e s
Batuan Karbonat

Batu Gamping Batu Dolomit

Contoso 52
S u i t e s
Susunan kimia dan Mineraloginya

• Didominasi oleh ion ion Ca2+ , Mg2+ , CO32-

• CaO, MgO, dan CO2 menyusun 90% batuan


Karbonat
• Mineral penyusunnya mayoritas Kalsit,
Dolomit, dan Aragonit.

• Aragonit merupakan mineral yang siap


alterasi menjadi Kalsit

Contoso 53
S u i t e s
Tekstur Batu Gamping

• Batu Gamping purba kebanyakan tersusun


atas kalsit.

• Kalsit terbagi dalam tiga bentuk:

1. Butiran Karbonat : Ooids dan Butir Skeletal


2. Kalsit Mikrokristalin
3. Kristal kalsit yang kasar

Contoso 54
S u i t e s
Butir Karbonat

• Dapat dibagi menjadi lima tipe berdasarkan


perbedaan bentuk, struktur internal, dan
asal bentuknya:

• Karbonat klastik
• Partikel skeletal
• Ooids
• Peloids
• Butir-butir agregat

Contoso 55
S u i t e s
Karbonat Klastik (Litoklastik)

• Fragmen batuan yang berasal dari erosi


batuan gamping purba dan terdapat di
permukaan

• Ekstraklastik : Karbonat klastik berasal dari


luar lingkungan pengendapan

• Intraklasik : Karbonat klastik berasal dari


dalam lingkungan pengendapan.

Contoso 56
S u i t e s
Partikel Skeletal

• Terdapat di batu gamping, berupa


mikrofosil, fosil yang berukuran relative
besar, maupun pecahan fosil yang
berukuran besar.

Contoso 57
S u i t e s
Mikrokristalin Kalsit

• Terdiri dari kristal kalsit yang sangat


halus
• Mikrit secara teoritis dapat terbentuk
oleh presipitasi anorganik aragonit,
kemudian menjadi kalsit, dari air
permukaan yang super saturasi dengan
kalsium bikarbonat
• Kehadiran mikrit dapat mengindikasikan
adanya pengendapan di bawah air
tenang

Contoso 58
S u i t e s
Tekstur Limestone

• Ukurannya lebih besar dari mikrit


• Kehadiran semen di pori intergranular
mengindikasikan rongga kerangka butir
kosong dari lime mud saat
pengendapan, menunjukkan
pengendapan dalam kondisi agitate-
water yang menghilangkan lumpur
halus.

Contoso 59
S u i t e s
Tekstur Dolomit

• Komposisi utama : CaMg(CO₃)₂


• Tekstur kristal lebih besar dari batu
gamping.
• Banyak dolomit yang terbentuk dari
perubahan batu gamping sebelumnya
• Terbagi menjadi 2 jenis :
• Planar : mengandung rhombic, kristal
euhedral-anhedral
• Non-planar : umumnya kristal anhedral

Contoso 60
S u i t e s
Struktur Batuan Karbonat

• Batuan karbonat memiliki struktur sedimen, sama seperti yang terdapat pada batuan
silikiklastik.
• Struktur tersebut antara lain:
• Stratifikasi menyilang (Cross-stratification)
• Laminated bedding
• Lenticular bedding
• Convolute lamination
• Flame structure
• Load casts
• Flute casts
• Groove casts
• Mudcracks

Contoso 61
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat versi Folk

Klasifikasi Folk (1959, 1962)


merupakan klasifikasi batu
gamping (limestone) yang paling
diterima, karena dapat
mengklasifikasikan batuan
karbonat secara luas dan
penamaannya mudah dimengerti.

Klasifikasi Folk berdasarkan


sebaran 3 konstituen utama,
yakni:
• Butir karbonat (Allochems)
• Mikrokristalin karbonat (Micrite)
• Semen kalsit

Contoso 62
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat versi Dunham dan Embry-
Klovan

Klasifikasi Dunham
(1962) merupakan
modifikasi dari
klasifikasi Folk, yang
menambahkan
pembedaan kelas dari
tekstur
deposisionalnya.
Tekstur deposisi
mempertimbangkan 2
aspek, yakni:
• Grain packing
• Depositional
binding of grain

Contoso 63
S u i t e s
Keterbentukan Batuan Karbonat

• Proses pelapukan kimiawi pada batuan memisahkan ion kimiawi seperti ion bikarbonat
(HCO3 -), kalsium (Ca2+), ataupun karbonat (CaCO3 2-).
• Kebanyakan larutan ion ini berakhir bertempat di lautan. Di lautan ion tersebut
mengendap selama kurun waktu geoogis tertentu. Pengendapan ini lama kelamaan akan
membentuk batuan sedimen yang disebut dengan batuan karbonat.
• Disebut batuan karbonat karena mayoritas mineral penyusunnya merupakan mineral
kalsium karbonat.

Contoso 64
S u i t e s
Batu Gamping

Kimia dari Deposisi Kalsium Karbonat

Berkurangnya kelarutan
CaCO3 akan meningkatkan
kecenderungan untuk
terendapkan.

Contoso 65
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat

Contoso 66
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat

Contoso 67
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat

Contoso 68
S u i t e s
Klasifikasi Batuan Karbonat

• Klasifikasi Folk

• Klasifikasi Dunhamm

Contoso 69
S u i t e s
Pengaruh Organik & Non-Organik dalam Pengendapan
CaCO3

• CaCO3 banyak terbentuk akibat fossil


pada Fanerozoikum
• Pada Prekambrian dan Fanerozoikum
awal, banyak terbentuk zat kapur
karbonat tanpa fossil di Bahama, Teluk
Persia, dan Laut Mati akibat
pembentukan kristal aragonit
• Ganggang hijau dan biru serta bakteri
lain yang berfotosintesis turut
menciptakan endapat CaCO3 akibat
penyerapan CO2

Contoso 70
S u i t e s
Dolomit

CaMg(CO3)2

• Usia Prekambrium hingga


Holosen, namun banyak
melimpah di Paleozoikum
• Banyak berasosiasi dengan
limestone dan evaporit Contoso 71
S u i t e s
Pembebentukan Dolomit

Contoso 72
S u i t e s
Faktor yang mempengaruhi pembentukan Dolomit

• Keberadaan ion SO42- di air laut


(dapat direduksi jika ada bakteri)
• Organisme yang mengandung Mg
• Suhu air laut (sebaiknya hangat)
• Kandungan CO2

Contoso 73
S u i t e s
Pembentukan Dolomit di bawah Permukaan

• Dolomit dapat terbentuk pada


kedalaman sekitar 1500-3000 m
• Pembentukan dolomit ini
memerlukan adanya limestone
dan air dengan kandungan Mg
yang tinggi (umumnya air laut
normal)
• Suhu yang sesuai dari tingkat
penguburan atau dari sumber
geothermal (jika ada) juga
mendukung dolomitisasi

Contoso 74
S u i t e s
Lingkungan dari Diagensa Karbonat

• Batuan karbonat memiliki tahapan


diagenesis yang sama seperti sedimen
siliklastik yaitu,
a) penguburan dangkal (eogenesis)
b) penguburan dalam (mesogenesis)
c) pengangkatan dan tersingkap(telogenesis)

• Diagenesis terjadi di 3 lingkungan utama


yaitu,
a) Laut
b) Meteorik
Contoso
c) Bawah permukaan. S u i t e s
75
Diagenesa Laut

• Dicirikan oleh suhu air laut dan air laut


dengan salinitas normal.

• Melibatkan bioturbasi sedimen, modifikasi


cangkang karbonat dan butiran lain oleh
organisme, dan sementasi butiran dalam air.

Contoso 76
S u i t e s
Diagensa Meteorik
• Sedimen karbonat laut dapat dibawa dari dasar laut ke
lingkungan meteorik dalam dua cara :
1. turunnya permukaan laut
2. pengisian sedimen progresif dari cekungan karbonat
dangka

• Batuan karbonat yang lebih tua juga bisa dibawa ke


lingkungan meteorik melalui :
1. Akhir masa pengangkatan
2. Penyingkapan karbonat yang terkubur dalam (telogenesis)
• Dicirikan oleh adanya air tawar dan zona freatik, atau zona
jenuh air yang berada di bawah permukaan air.
Contoso 77
S u i t e s
Diagenesa Bawah Permukaan

• Setelah mengalami diagenesis di laut atau di meteorik,


sedimen karbonat secara bertahap terkubur dan mengalami
peningkatan tekanan dan suhu, dan mengubah komposisi
cairan pada pori di lingkungan bawah permukaan.

• Sedimen karbonat mengalami pemadatan fisik dan


perubahan kimia atau mineralogi seperti disolusi, sementasi,
transformasi aragonit ke kalsit, dan penggantian kalsit
dengan mineral lain seperti dolomit.

Contoso 78
S u i t e s
Sumber :
www.geol.umd.edu/~hcui/Teaching/DiagenesisHuanCui.pdf
Contoso 79
S u i t e s
Proses dan Perubahan Diagenetik

1. Perubahan Biogenik
2. Sementasi
3. Disolusi
4. Neomorfisme
5. Penggantian
6. Kompaksi fisik dan kimia

Contoso 80
S u i t e s
Referensi
• Boggs, Sam. 2009. Petrology of Sedimentary Rock. New York: Cambridge
University Press. ISBN-13 978-0-511-71933-2

Contoso 81
S u i t e s
METAMORF
Pengertian
• batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan (P), temperatur (T) atau
keduanya dimana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya perubahan
komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fase cair (dalam keadaan padat),
dengan temperatur berkisar antara 200‐800°C
Proses metamorfisme
• Rekristalisasi
• Reorientasi
• Pembentukan Mineral baru (dari unsur yang telah ada).
Tingkat metamorfisme
• Metamorfisme tingkat rendah (low grade  metamorfisme)
• Metamorfisme tingkat tinggi (High Grade metamorfisme)
Jenis berdasarkan pengaruh terbentuknya
• Metamorfisme kontak/ termal, pengaruh T dominan
Metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh
magma (intrusi)
• Metamorfisme dinamo/ kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan
Metamorfisme dislokasi terjadi pada daerah sesar besar/ utama yaitu pada lokasi
dimana masa batuan tersebut mengalami penggerusan.
• Metamorfisme regional, terpengaruh P & T, serta daerah luas.
metamorfisme regional terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif jika
diikuti juga oleh orogenesa dan luas daerahnya
Struktur Metamorf
• Struktur Foliasi : ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral‐mineral penyusun
batuan metamorf
• Struktur Non Foliasi : tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral‐
mineral penyusun batuan metamorf.
Tekstur batuan metamorf
• Tekstur batuan metamorf ditentukan dari
bentuk kristal dan hubungan antar butiran
mineral
a. Homeoblastik,
terdiri dari satu macam bentuk :
“Lepidoblastik”, mineral-mineral pipih dan sejajar
“Nematoblastik”, bentuk menjarum dan sejajar
“Granoblastik”, berbentuk butir
b. Heteroblastik
terdiri dari kombinasi tekstur homeoblastik
Metamorf Foliasi
Struktur
• Slaty: menampakkan belahan‐belahan yang sangat halus,  umumnya terdiri dari
mineral yang pipih dan sangat halus.
• Phylitic: Foliasi sudah mulai ada, oleh kepingan‐kepingan halus mika, terdiri atas
bentuk kristal lepidoblastik.
• Schistose: Foliasi sudah mulai jelas oleh kepingan mika,  dengan belahan
yang merata/menerus, terdiri dari selang‐ seling bentuk kristal lapidoblastik dan
granoblastik.
• Gneissic: Foliasi diperlihatkan oleh penyusun mineral‐mineral  granular dan
pipih/mika, belahan tidak rata atau terputus‐ putus.
Slate Phylite

Schist Gneis
Metamorf Non-Foliasi
Struktur Non Foliasi
Struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral
dalam batuan tersebut.
Beberapa contoh diantaranya adalah:
1. Hornfels
2. Marmer
3. Milonit
Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami
metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat
dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat
padat tanpa foliasi.

•Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone


•Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
•Ukuran butir : Fine grained
•Struktur : Non foliasi
•Komposisi : Kuarsa, mika
•Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
•Ciri khas : Lebih keras dari pada glass
Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan
panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi
kalsit. Komposisi utamanya tersusun dari kalsium karbonat.
Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

• Asal : Metamorfisme batu


gamping, dolostone
• Warna : Bervariasi
• Ukuran butir : Medium – Coarse
Grained
• Struktur : Non foliasi
• Komposisi : Kalsit atau Dolomit
• Derajat metamorfisme: Rendah – Tinggi
Milonitic
Milonit merupakan batuan metamorf kompak.
Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral
pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-
butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat
dibelah.

•Asal : Metamorfisme dinamik


•Warna : Abu-abu, kehitaman,
coklat, biru
•Ukuran butir : Fine grained
•Struktur : Non foliasi
•Komposisi : Kemungkinan berbeda
untuk setiap batuan
•Derajat metamorfisme : Tinggi
•Ciri khas : Dapat dibelah-belah
Referensi :
• Surjono, Sugeng S., Et al. Sedimentologi. Universitas Gadjah Mada Press:
Yogyakarta, 2017
• Boggs, S. (2014). Principles of sedimentology and stratigraphy
• Myron G.Best.2003.Igneous and Metamorphic petrology
• http://www.columbia.edu
• https://geology.com/rocks/rhyolite.shtml
• http://www.futura-sciences.us/dico/d/geology-granite-50005389/
• Boggs, Sam. 2009. Petrology of Sedimentary Rock. New York: Cambridge
University Press. ISBN-13 978-0-511-71933-2
• Grotzinger, J., Jordan, T., & Press, F. (2007). Understanding earth. New York, N.Y: Freeman.
• Tarbuck, E. J., & Lutgens, F. K. (2008). Earth: An introduction to physical geology. Upper
Saddle River, N.J: Pearson Prentice Hall.
Sesi Tanya Jawab
• M Rusydan : bisakah kita membedakan batuan intraklastik & ekstrakalstik dari
depositnya
• M Faris : jelaskan evaporit itu apa? Karbonat kan ditemukan dilaut, bisakah
ditemukan di darat? Kalau bisa, bedanya apa?
• Nada : bedanya intraklastik dan ekstraklastik dengan autotochnus dan allotochnus?
• Farhan :Klasifikasi berdasarkan embriklovan dan dunham perbedaan paling
pentingnya apa?
• Syifa : Reservoir yang baik sedimen dengan kuarsa yang tinggi, knp apa kuarsa
mempengaruhi permeabilitas, sedimen dengan kuarsa yang tinggi dimana?

Anda mungkin juga menyukai