Anda di halaman 1dari 169

PENGANTAR KESEHATAN

DAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS

By:
Kasri Indra Yanto,SKM
PENGANTAR KESEHATAN
KOMUNITAS

Komunitas ?....
Sekumpulan manusia yang hidup dan bertempat
tinggal dalam satu wilayah yang sama, serta
memiliki kegiatan dan atau mata pencaharian yang
sama untuk memenuhi kebutuhan hidup utama
secara bersama.
Fungsi Komunitas …
Fungsi Komunitas (Warren, 1978) :
Produksi – Distribusi – Konsumsi
Sosialisasi
Kontrol sosial
Partisipasi Sosial
Dukungan Bersama

Kemampuan memenuhi dan meningkatkan


kesejahteraan ekonomi para anggota. Biasanya
biasanya dicerminkan dengan keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan perdagangan dan
industri yang dirasakan manfaatkan oleh
masyarakat sendiri.
Lanjutan …

Produksi – Distribusi – Konsumsi :


Kemampuan memenuhi dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggota.
Biasanya
biasanya dicerminkan dengan keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan perdagangan
dan
industri yang dirasakan manfaatkan oleh
masyarakat sendiri.
Lanjutan ….

Sosialisasi :
Kemampuan meneruskan nilai-nilai sosial, moral,
budaya, pengetahuan dan keterampilan kepada
para anggota. Biasanya dilakukan melalui institusi-
institusi yang ada dimasyarakat seperti keluarga,
sekolah, organisasi sosial.
Kontrol sosial :
Kemampuan memelihara berbagai ketentuan,
peraturan serta norma. Menjamin keamanan masy
melalui
keluarga, sekolah, pengajian.
Lanjutan …

Partisipasi sosial :
Cara masyarakat berperan serta dalam
memuaskan
para anggota. Biasanya dilaksanakan melalui
perbagai organisasi masy.

Dukungan bersama :
Kemampuan masy melaksanakan upaya khusus
yang
diperlukan oleh para anggota terutama dalam
keadaan
darurat, untuk kelompok tidak mampu, lansia dll.
Kesehatan : Focus pada
Komunitas
Keterpaduan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
kesehatan di masyarakat, mengatur interaksi diantara kelompok-
kelompok yang ada dalam komunitas, mengidentifikasi
penyebab
munculnya masalah kesehatan di masyarakat.

Contoh :
Keresahan masyarakat dengan flu burung
Bagaimana manajemen kesehatan komunitas menyikapinya ?
Apa yang harus dilakukan, siapa yang terlibat ? Koordinasi
dengan
siapa saja ? Apa yang menjadi tugas tenaga kesehatan /
Perawat
komunitas ?
Keperawatan Komunitas

Pengertian :
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat. Mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai satu
kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan secara optimal, sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, 1989)
Tujuan Keperawatan
Komunitas….
Peningkatan kesehatan dan pencegahan,
khususnya
peningkatan kemandirian klien (Individu,
keluarga, kelompok dan masy) berisiko tinggi
dalam mengatasi masalah kesehatan akibat
faktor
ketidaktahuan, ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehatan, melalui ;
Pelayanan kesehatan langsung (Direct care)
dan
tidak langsung.
Falsafah Kep. Komunitas …

Pekerjaan yang luhur dan manusiawi, mewujudkan


manusia dan masy sehat.
Harus terjangkau dan dapat diterima semua orang dan
pelayanan yg terintegrasi.
Promotif dan preventif kegiatan utama
Pelayanan berkesinambungan
Hubungan timbal balik antara perawat dgn klien
Tenaga perawat dikembangkan secara
berkesinambungan
Individu bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
Dalam praktik ; perawat menggunakan metode ilmiah
dan dituntun
oleh paradigma Keperawatan.
Paradigma Kep.
Komunitas…

MANUSIA

KEPERAWATAN
KESEHATAN

LINGKUNGAN
Lanjutan …..

MANUSIA :
Individu, keluarga, kelompok dalam konteks
komunitas yang luas. Berkontribusi terhadap
kesehatan populasi (Aggregat, total populasi).

LINGKUNGAN :
Faktor-faktor (Fisik, biologik, psikologik,
sosial-
kultural KESEHATAN POPULASI
Lanjutan…

KESEHATAN / SEHAT :
Tingkat kesra merupakan hasil interaksi yang
harmonis antara badan, pikiran / jiwa, dan
lingkungan.
Fungsi kehidupan populasi yang optimal
“ a state of complete phisical, mental and
sosial
well – being and not merely the absence of
diseaseor infirmity (WHO, 1974)”
Sebagai suatu rentang (Berubah-ubah)
Sasaran Kep.
Komunitas….
Individu dgn berbagai masalah kesehatan yang
lazim / tindak lanjut kep. Rumah Sakit.
Keluarga sesuai dengan tahapan tumbuh
kembang
keluarga, anggota keluarga dan masalahnya.
Kelompok khusus / aggregate sesuai dengan
masalah / isu-isu yang timbul.
Komunitas : Sesuai dengan lokasi atau settings
LINGKUP PRAKTIK

Prevensi primer : Cegah sebelum sakit / tidak


berfungsi, diaplikasikan pada populasi sehat.
Prevensi sekunder : Fokus pada diagnosa dini
dan intervensi untuk menghambat proses
patologik
dan cegah keparahan penyakit.
Prevensi tersier : Mengembalikan fungsi
seoptimal mungkin (Optimal Life Of Function)
MASALAH KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Masalah keperawatan komunitas :
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar komunitas
baik bersifat individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas akibat ketidaktahuan, ketidakmauan,
dan ketidakmampuan yang dapat diatasi dengan
intervensi keperawatan komunitas atau
berkolaborasi team kep. Lainnya dan team kes.
Lainnya dan atau profesi lainnya.
SIFAT DAN BENTUK INTERVENSI
KEP. KOMUNITAS

Sifat intervensi : Berlanjut (Continuity) dan


sepanjang daur kehidupan.

Bentuk intervensi : Edukasi, direct care, advokasi,


pemberdayaan (Community empowering,
rujukan),
dll
Sejarah Keperawatan
Komunitas
Oleh :
Kasri Indra Yanto,SKM
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS

Negara maju …
1860 -1900 ; Direct nursing,
Fokus ; pada orang sakit (Miskin)
Alasan ; Banyak klien terminal dirumah, orang
miskin dirawat dirumah.
Orientasi ; Individual
Pelayanan ; Pengobatan

1859 ; William Rathbone (Liverpool), perawatan


dirumah.
1877 ; Francis rood (New York)
1893 ; Lilian Wald (District Nursing) ----------- HE

Public Health Nursing


1900 – 1970 : Public Health Nursing

 Fokus ; Masyarakat
 Alasan ; Keluarga miskin yang tidak
mampu membayar rumah sakit.
 Orientasi ; Keluarga
 Pelayanan; Pengobatan dan pencegahan
1970 – sekarang ; Community Health Nursing

 Fokus ; seluruh komunitas


 Alasan ; Bukan hanya keluarga miskin yg
memerlukan pelayanan kesehatan, tetapi
semua komunitas.
 Pelayanan; Promotif dan preventif
 CHN > berfungsi
 Orientasi pada masalah populasi
 Rentang sehat sakit
 Praktik mandiri
 Mengikuti klien sebelum, selama dan setelah
dirawat.
Indonesia …

Sebelum 1945 ;
1596, yan kes komunitas fokus pada mengatasi
wabah (cacar dan kolera), dilatih juru
immunisasi
1807; Angka kematian ibu dan bayi meningkat
akibat praktik yang salah, dilatih dukun bayi.
1850 ; Latihan dibidang kebidanan oleh rumah
sakit Militer Batavia.
1924; Program percontohan pemberantasan cacing
tambang di Banyumas (Jateng) oleh dr.JL.
Hendrick dan dr. Sumadi, diakan pendidikan
kesehatan lingkungan dan peran serta
masyarakat
1936 ; Para dukun bayi didaftar sebagai tenaga
pembantu dalam pelayanan KIA.
dr. Hendrick mendirikan sekolah mantri hygiene
(Banyumas). Tenaga tersebut sebagai pendidik
hygiene.

Periode 1945 – 1958


1948; didirikan sekolah penyuluh kesehatan di
magelang dgn 2 wilayah praktik (Magelang &
Jogyakarta).

1951; Program kesehatan wilayah bandung, program


terpadu preventif dan curatif, fokus pada sanitasi
lingkungan, penyuluhan kesehatan, KIA kerjasama
pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan. Langkah program terpadu kesehatan
desa ; Perawat / Pembantu perawat.
1952 : Pelatihan formal dukun bayi (Motivator kesehatan)
1956 : Proyek Bekasi ; keterpaduan poliklinik, BKIA dan
Apotik
1957 : Program KB dilaksanakan PKBI

Periode 1959 – 1965 ;


1960 : Pendayagunaan kader secara luas.
1962 : Kursus kader kesehatan masyarakat di Semarang

Periode setelah 1965 :


1968 : Konsep Puskesmas dibahas dan diterima oleh
rapat kerja
nasional.
1970 : Proyek pembangunan kesehatan pedesaan
dengan
penekanan pada koordinasi dengan penekanan
pada
koordinasi lintas sektoral ----------- PKMD
1977 - sekarang
 PKMD , dikembangkan secara resmi sebagai
suatu strategi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.

Bentuk operasionalnya PHC


2003 ; Dibuka pendidikan Spesialis
Keperawatan Komunitas (FIK-UI) ----
Diharapkan lulusannya menjadi koordinator
Keperawatan komunitas di Dinkes Provinsi
dan Kab./ Kota
Peran Perawat
Komunitas

Oleh ;
Kasri Indra Yanto, SKM
PERAN PERAWAT KOMUNITAS

8 Peran yang melekat pada diri perawat ;


Clinician / Provider
Advocate
Collaborator
Consultant
Counselor
Educator
Researcher
Case Manager
Clinician / Proveder …
 Memberi pelayanan kepada komunitas
diberbagai tatanan.
 Pelaksanaan pada fase penyembuhan,
perawatan rumah dan rehabilitasi.
 Menggunakan “ Nursing proses”
 Hichcok (1999) membedakan peran
klinikal generalis dgn spesialis.
Advocate…
 Perawat pembela klien (Individu, keluarga,
kelompok dan masy).
 Butuh kemampuan dan keberanian
berbicara, bertindak, sebagai wakil klien ,
krn sebagian klien tidak tahu, tidak
mampu dan tidak mau unkap secara
verbal.
 Bentuk pembelaan berkaitan dgn
ketidakberpihakan sistem pelayanan pada
klien.
Collaborator…
 Kolaborasi ; mengambil keputusan secara
bersama. Antara perawat dengan klien
atau perawat dgn team kesehatan lainnya
bahkan lembaga lainnya.
 Kemampuan komunikasi dan mengambil
keputusan kunci utama.
 Komunikasi asertif Perawat dgn team kes
lain, tokoh masy, guru, pemerintah dll,
sangat menentukan.
Consultant …
 Perawat komunitas adalah
konsultan.
 Sebagian besar waktu perawat ;
memberi informasi dan alternatif
pemecahan masalah .
 Perawat menolong klien
memahami masalah dan membuat
alternatif pemecahan masalah.
 Perawat tidak memaksa klien
untuk memilih.
 Keputusan tetap ditangan klien.
Counselor …
 Fokus pada ekplorasi perasaan klien.
 Mendengar, klarifikasi, umpan balik,
informasi serta membimbing klien
memilih langkah-langkah pemecahan
masalah.
 Empaty sikap utama sebagai counselor.
 Biasanya ada konflik dan dilema yang
tidak terpecahkan oleh klien.
Educator …

 Perawat pendidik bagi komunitas / klien.


 Termasuk peran utama.
 Pemahaman proses belajar dan mengajar
pada berbagai level, area diperlukan.
 Kemampuan komunikasi, penggunaan
media, metode bervariasi.
 Perencanaan disusun sesuai need’s
komunitas.
 Kuasai teknik pembelajaran.
Researcher …
 Partisipasi dalam berbagai penelitian.
 Memahami langkah-langkah penelitian.
 Menerapkan hasil penelitian.
 Mengidentifikasi masalah penelitian.
Case Manager …
 Sulit menjadi koordinator dalam sistem
pelayanan, karena bervariasinya kondisi
komunitas. Pelayanan sering terkotak-
kotak.
 Perlu maneger kasus,agar kesinambungan
asuhan keperawatan lebih terjamin.
TEORI DAN MODEL DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN
KOMUNITAS

Oleh :
Kasri Indra Yanto, SKM
Perbedaan keperawatan klinik
dengan komunitas
 Tempat kegiatan
 Tipe klien yg dilayani
 Ruang lingkup pelayanan
 Fokus
 Sasaran pelayanan
Tempat kegiatan

 RS  Komunitas
 Bangsal  Puskesmas
perwataan
 Rumah
 klinik
 sekolah
 Perusahaan
 Panti
 dll
Tipe klien yg dilayani

 RS  Komunitas
 Orang sakit  Orang sehat
 Orang  Orang sakit

meninggal  Orang

meninggal
Ruang lingkup pelayanan
 RS
 Kuratif
 Rehabiltatif
 Komunitas
 Promotif ( peningkatan
kesehatan)
 Preventif (pencegahan)
 Kuratif (pengobatan)
 Rehabilitatif (pemulihan)
 Resosiasi (pengembalian
fungsi sosial pada
masyarakat)
Fokus
 RS  Komunitas
 Rasa aman  Peningkatan

selama sakit kesehaatan


 Pencegahan

penyakit
Sasaran pelayanan
 RS  Komunitas
 Individu  Individu
 Keluarga
 Kelompok

khusus
 Masyarakat
Konsep Dasar …
Praktik Keperawatan Komunitas
menggunakan pendekatan ilmiah, terarah
dan terencana. Pendekatan Ilmiah,
menggunakan teori dan model yang sudah
teruji secara empiris.Teori dan model
tersebut antara lain ; Orem, Roy, Leninger
Betty Neuman. Model Betty Neuman sering
digunakan setelah penyempurnaan oleh
Anderson
and Mc Farlan (2000) …. Community as Partner
Lanjutan ….

 Betty Neuman, menetapkan


komunitas sbg klien (Customer).
 Kelemahannya ; komunitas
bagian yg hrs dilayani, otonomi
komunitas kurang.
 Penyelesaian masalah banyak
ditentukan Perawat.
 Anderson and McFarlan (2000),
memodifikasi, komunitas sbg
parnert, ada kesetaraan.
Community as Partner ….
 Anderson and McFarlan (2000),
mengintegrasikan model Betty Neuman
dengan pendekatan proses keperawatan.
 Berfokus pada filosofi PHC yg didefinisikan
WHO (1978).
 Stressor (Penyebab masalah), dapat
berasal dari luar dan dalam komunitas shg
menyebabkan ketidak seimbangan
komunitas.
 Komunitas mrpkan core (Inti) dari asuhan
keperawatan. Kondisinya sangat dinamis.
Garis pertahanan ….
 Kedinamisan komunitas tergantung 3
(Tiga) garis pertahanan yg berfungsi sbg
“Buffer” atau pelindung komunitas .
 Garis pertahan tersebut ;
1. Garis pertahanan fleksibel
2. Garis pertahanan normal
3. Garis pertahanan resisten
Garis pertahanan fleksibel
….
 Sangat dinamis terhadap stressor.
 Stimulus dpt menembus grs ini sampai
menyentuh garis pertahanan normal.
 Komunitas tdk merasakan stimulus.
 Komunitas sehat
 Kewaspadaan perlu.
 Upaya pencegahan primer spt promisi
kesehatan mulai dilakukan.
Garis pertahanan normal ….
 Komunitas masih dlm keadaan sehat.
 Karakteristik komunitas dgn garis normal
yg baik ; cakupan immunisasi meningkat,
AKB rendah, ekonomi baik, koping adaptif.
 Stressor dpt brd di garis ini, sudah
mengancam komunitas ttp komunitas blm
merasakannya.
 Upaya pencegahan sekunder fokus pada
kondisi ini. Misal dgn menemukan kasus,
deteksi dini ggn tumbuh kembang, dll.
Garis pertahanan resisten
….
 Garis pertahanan dari mekanisme
internal komunitas dlm melawan
stressor.
 Komunitas dalam keadaan tidak sehat
dan tidak seimbang.
 Upaya pengobatan dan pencegahan
Tertier (Rehabilitasi, mencegah
kecacatan dan keparahan) fokus jika
stressor menembus garis ini.
Lanjutan ….

 Kekuatan stressor berpotensi utk


tdk menyeimbangkan sistem.
 Kemampuan komunitas
tergantung kekuatan elemen ( 8
sub. Sistem) dan kemampuan
core menghadapinya.
 Stressor dpt berupa ; Biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan
kultural.
 Pengkajian komunitas mencakup
8 elemen dan core tsb serta
sejauh mana stressor menembus
garis pertahanan komunitas.
Inti Komunitas (Core) ….

Sejarah komunitas, demografi,


type keluarga, etnis, nilai /
kepercayaan, agama.
8 elemen (Sub. sistem)
 Lingkungan fisik
 Kesehatan dan pelayanan sosial
 Ekonomi
 Transportasi dan keamanan
 Politik dan pemerintahan
 Komunikasi
 Pendidikan
 Rekreasi
Lingkungan Fisik ….
 Tinggal di lingkungan padat ?
 Dekat dengan industri ?
 Dekat tempat hiburan ?
 Dipinggir jalan raya ?
 Daerah pantai
 Pegunungan ?
 Rawa-rawa ?
 dll
Kesehatan dan Pelayanan
sosial ...
 Prevalensi penyakit akut / kronis
 Klinik herbalis , klinik umum, rumah
sakit, praktik swasta, dukun bersalin,
pelayanan emergensi, pelayanan sosial,
klinik kes mental. Ada di dalam atau luar
komunitas ?, jam pelayanan, siapa yang
melayani, keterjangkauan harga,
kualitas pelayanan ? dll
Politik dan Pemerintahan …
 Adakah aktifitas politik di masyarakat ?
 Apakah ada perwakilan komunitas dlm
pengambilan kebijakan daerah / nagari ?
 Kebijakan mendukung program
kesehatan komunitas ?
 Perhatian pemerintah lokal terhadap
kesra warga / komunitas.
Komunikasi ….
 Adakah tempat masyarakat berkumpul ?
 Bagaimana masy bertukar informasi ?
 Koran ?
 TV dan Radio ?
 Bentuk komunikasi formal dan in formal.
 Penduduk memanfaatkan fasilitas
informasi ?
 Ada pusat informasi di Komunitas ?
Pendidikan …..
 Adakah sekolah dlm komunitas ?
 Kondisi sekolah ? Ada perpustakaan ?
 Reputasi sekolah ? Isu utama dlm
sekolah ?, isu pendidikan di komunitas ?
Angka DO sekolah ? Ada ekskul ?
Pelayanan kesehatan di sekolah ?
Adakah institusi pendidikan kesehatan /
kep dikomunitas ?.
 Tingkat pendidikan KK
Rekreasi ….
 Dimana anak-anak bermain ?
 Tempat rekreasi utama ?
 Taman kota / taman desa / arena
bermain anak nagari.
 Siapa yang menggunakan fasilitas
rekreasi ?
 Fasilitas apa saya yang ada di tempat
rekreasi.
Persepsi thp adanya
ancaman …
 Bagaimana persepsi komunitas thp
ancaman.
 Merasa ada masalah ?, merasa ada
ancaman.
 Tanyakan pd bbrp warga bagaimana
kondisi umum komunitas.
 Persepsi masy perlu dibanding dgn
persepsi Perawat. Berada digaris mana
stressor menurut penilaian Perawat ?
Lanjutan ….

 Model pengkajian ini menggambarkan


pengkajian komunitas tdk hanya
melibatkan bidang kesehatan, perlu
kerjasama dgn bidang lainnya.
Diagnosa Keperawatan …
 Kondisi kesehatan komunitas ;
Aktual, risiko atau sejahtera ?
Model ini memungkinkan komunitas dan
perawat secara bersama menentukan
masalah kesehatan apa yang dialami
komunitas.
Perencanaan,Implementasi
dan Evaluasi …
 Intervensi keperawatan difokuskan pada
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
 Intervensi disusun bersama komunitas.
 Implementasi bersama dgn komunitas dgn
menggunakan berbagai strategi.
 Evaluasi dilakukan terus menerus, perubahan
perilaku tdk dpt dilihat dlm waktu singkat.
Tahapan perubahan perilaku dimulai dari
perubahan pengetahuan, psikomotor dan sikap
komunitas.
 Kegiatan dlm komunitas bukan kegiatan yg
instan, tetapi terencana, terarah dan terukur serta
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
profesional.
Pengantar Kesehatan
Lingkungan

Kasri Indra Yanto, SKM


Defenisi

Lingkungan >> Sebagai tmpt


pemukiman dgn sgala sesuatunya
dmn organismenya hidup beserta
segala keadaan n kondisi yg secara
lngsg maupun tdk lgsg dduga ikut
memengaruhi tingkt khidupan
maupun kes. dari organisme tsb.
Kesehatan lingkungan mnurut WHO
>> Suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
 Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan

1. Tidak mencemari air dengan membuang


sampah disungai
 2. Mengurangi penggunaan kendaraan

bermotor
 3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

 4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan

kosong
Tujuan Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan
 Mengurangi Pemanasan Global Dengan
menanam tumbuhan sebanyak-
banyaknya pada lahan kosong.

 Menjaga Kebersihan LingkunganDengan


lingkungan yang sehat maka kita harus
menjaga kebersihannya.
Perbedaan Sanitasi n
Hygiene

 sanitasi adalah suatu usaha pencegahan


penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha-usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Sedangkan hygiene adalah bagaimana
cara orang memelihara dan juga
melindungi diri agar tetap sehat.
 Hygine >>
 Keadaan dimana seseorang, makanan,
tempat kerja atau peralatan aman (sehat)
dan bebas pencemaran yang diakibatkan
oleh bakteri, serangga, atau binatang
lainnya. Menurut Brownell, hygine adalah
bagaimana caranya orang memelihara
dan melindungi kesehatan. Menurut Gosh,
hygiene adalah suatu ilmu kesehatan
yang mencakup seluruh factor yang
membantu/mendorong adanya kehidupan
yang sehat baik perorangan maupun
melalui masyarakat.
MASALAH2 KESEHATAN
Kasri Indra & UPAYA
Yanto, SKM
PENANGGULANGAN
Air Bersih
>> Air yg dgunakan untk keperluan
sehari2 yg kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat dminum apabila
sudah dimasak
Air Minum
>> Air yg kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan
Syarat2 air bersih :
a. Syarat fisik,tidak berbau, tidak berasa
dan tidak bewarna
b. Syarat kimia : Kadar besi maks 0,3 mg/l
c. Syarat mikrobiologis : koliform tinja
atau total koliform (maks.0 per 100 ml
air)
- Pembuangan Kotoran Dan Tinja
Menggunakan jamban yg baik
- Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan


sehat apabila memenuhi kriteria
kesehatan
- Pembuangan Sampah

Penimbunan sampah, penyimpanan


sampah,pemanfaatan kembali,
pengangkutan, pembuangan
Serangga dan binatang penganggu
Bibit penyakit disebut sbg vektor
minsalnya nyamuk anhopeles untk
penyakit malaria, nyamuk aedes untk
penyakit DBD, nyamuk culex untk
penyakit filariasis (kaki gajah)
Makanan dan Minuman
Sasaran hiegine sanitasi makanan dan
minuman adalah : restoran, rumah
makan, jasa boga, dan makanan jajanan,
makanan siap saji
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran air, tanah dan udara

# Penyebab Masalah Kesehatan


Lingkungan Di Indonesia
Pertambahan dan kepadatan penduduk,
keanekaragaman sosial budaya dan adat
istiadat dari sebagian besar penduduk
DINAMIKA KELOMPOK
By:
DALAM KEPERAWATAN
Ns.sarni yati
KOMUNITAS
C.Pengertian Dinamika
Kelompok Dinamika kelompok

merupakan suatu
kelompok yang terdiri
dari dua atau lebih
individu yang memilik
hubungan psikologi
secara anggota satu
dengan yang lain yang
dapat berlangsung
dalam situasi yang
dialami secara
bersama.
Proses Dinamika Kelompok
 Individu sebagai pribadi dengan latar
belakang yang berbeda-beda

 Belum mengenal antar individu yang ada dlm


kelompok

 Membeku seperti Es

 Individu berusaha Untuk mengenal individu


lain

 Es yang membeku lama-lama mulai mencair

 “Ice Breaking”
 Setelah saling mengenal

 Diskusi Kelompok

 Diskusi kadang bisa sampai


memanas disebut
 “Storming”

 Membawa perubahan sikap&prilaku


disebut
 “Forming”
 Dalam setiap Kelompok ada aturan main
yang disepakati bersama oleh semua
kelompok disebut
“Norming”
Berdasarkan aturan kelompok
melakukan kegiatan ,proses ini disebut
“Performing “
Penerapan Konsep dinamika Kelompok
 Komponen Penerapan
pada Keperawatan Komunitas
Dinamika Kelompok
1. Dinamika Kelompok dalam
Kelompok Perawat adalah
terbentuknya suatu kesatuan
tujuan dan tindakan yang
berorientasi pada pemecahan
masalah kesehatan yang dialam
masyarakat,bekerja sama
dengan mengabaikan konflik d
perbedaan sehingga tercapai
suatu keputusan bersama
2. Dinamika Kelompok yang
terjadi di masyarakat
yaitu terbentuknya
kemandirian yang didukung
kebersamaan, rasa saling
membutuuhkan dan
menganggap masalah
kesehatan anggota
masyarakat (keluarga
lain)adalah masalah
kesehatan bersama sehingg
perlu diatasi bersama.
 Definisi Kelompok
Kelompok didefinisikan sebagai dua
individu atau lebih yang berinteraksi
dan saling tergantung, yang saling
bergabung untuk mencapai sasaran
tertentu. Pendapat lain menyebutkan,
“kelompok didefinisikan sebagai
kumpulan 2 orang/lebih yang
berinteraksi satu sama lain sedemikian
rupa sehingga perilaku atau kinerja
seseorang dipengaruhi oleh
kinerja/perilaku anggota yang lain.”
Alasan Berkelompok
a) Rasa aman.
Dengan bergabung dalam kelompok
seseorang mengharap akan merasa
aman karena tidak sendirian lagi
dalam menggapai harapan. Dengan
adanya rasa aman ini maka orang
akan dapat lebih aktif dan kreatif
dalam mencapai tujuan-tujuan
tertentu, baik tujuan individu maupun
tujuan kelompoknya.
b) Status dan harga diri.
Seseorang bergabung dalam
kelompok untuk meningkatkan
status atau harga dirinya. Dengan
bergabung dalam kelompok
tersebut maka anggota-
anggotanya akan merasa harga
diri dan statusnya menjadi
semakin tinggi di masyarakat
meskipun belum tentu
masyarakat menilainya seperti itu.
 c) Interaksi dan afiliasi.
Seseorang bergabung dalam kelompok
untuk memenuhi salah satu kebutuhan
manusia yang paling mendasar yaitu
sosialisasi dan afiliasi. Manusia tidak akan
merasa nyaman jika hidup sendirian,
walaupun kebutuhan yang lain terpenuhi.
Manusia membutuhkan teman untuk
berbicara, berdiskusi, berbagi baik
kebahagiaan maupun penderitaan.
Manusia butuh teman untuk didengar
pendapat, harapan dan cita-citanya.
d) Kekuatan.

Dengan bergabung dalam


kelompok maka seseorang akan
merasa memiliki kekuatan untuk
meraih impian dan harapannya.
Karena tidak sendirian lagi maka
ia akan merasa kuat. Ia bisa
berbagi, bisa meminta pendapat,
nasihat, bahkan meminta tolong
kepada anggota yang lain.
e) Pencapaian tujuan.

Dengan bergabung dalam


kelompok, tujuan akan lebih mudah
dicapai dibanding bila sendirian.
Dengan bekerjasama, gotong
royong, saling membantu, saling
mendukung, saling menguatkan,
tentu tujuan akan lebih mudah
diraih dibanding bila dengan
berfikir, bersikap dan berbuat
sendiri.
f) Kekuasaan.

Dengan bergabung dalam kelompok


maka seseorang berkesempatan
untuk mempengaruhi orang lain.
Kelompok memberi kekuasaan
tanpa wewenang formal dari
organisasi. Bagi orang yang memilik
kebutuhan akan kekuasaan,
kelompok merupakan wadah untuk
pemenuhannya.
Klasifikasi Kelompok
a) Kelompok formal
Adalah kelompok yang sengaja dibentuk
dengan keputusan manajer melalui suatu
bagan organisasi untuk menyelesaikan
tugas secara efektif dan efisien.
Kelompok formal terdiri dari
 Kelompok komando, yaitu kelompok
yang ditentukan oleh bagan organisasi
dan melaksanakan tugas-tugas rutin
organisasi. Kelompok ini terdiri dari
bawahan yang melapor dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pimpinan
tertentu.
 Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok
yang bekerjasama untuk menyelesaikan
suatu tugas atau proyek tertentu
b) Kelompok Informal
Adalah suatu kelompok yang tidak dibentuk
secara formal melalui struktur organisasi, akan
tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan
kontak sosial. Kelompok informal dibedakan
menjadi :
 Kelompok persahabatan, yang dibentuk karena
adanya persamaan-persamaan tentang
sesuatu hal seperti hobi, status perkawinan,
jenis kelamin, latar belakang, politik, dan lain-
lain.
 Kelompok kepentingan, merupakan kelompok
yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang
sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan
tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk m
encapai kepentingan kelompok itu sendiri.
Beberapa Masalah Utama
Dinamika Kelompok

 Kepemimpinan
 Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah
 Komunikasi
 Konflik
Membedakan Kerja Tim Dengan
Kelompok kerja tidak perlu atau tidak
Kelompok
berkesempatan untuk melakukan kerja
kolektif yang menuntut upaya gabungan.
 Jadi kinerja mereka sekedar jumlah kinerja
sumbangan individual dari tiap anggota
kelompok. Tidak ada sinerrgi positif yang akan
menciptakan suatu tingkat keseluruhan
kinerja yang lebih besar daripada jumlah
masukan-masukan.
 Suatu tim kerja membangkitkan sinergi positif
lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya
individual mereka menghasilkan suatu tingkat
kinerja yang lebih besar daripada jumlah
masukan individual tersebut.
 Kelompok kerja merupakan kelompok
yang terutama berinteraksi untuk
membagi dan mengambil keputusan
untuk membantu tiap anggota dalam
bidang yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Tim kerja merupakan kelompok yang

upaya-upaya individunya menghasilkan


suatu kinerja yang lebih besar daripada
jumlah masukan individual tersebut.
Tipe Tim

1. Tim pemecahan masalah

2. Tim kerja pengelolaan diri

3. Tim fungsional silang


Faktor-faktor yang mendukung
dan menghambat Kerja Tim dan
Kelompok
1. Ukuran tim kerja
Tim kerja yang baik cenderung kecil. Bila
anggotanya lebih dari 10 sampai 12 maka akan
sulit bagi mereka untuk menyelesaikan banyak
hal. Mereka banyak mengalami kesulitan untuk
berinteraksi secara konstruktif dan membuat
kesepakatan dalam banyak hal. Dengan jumlah
yang banyak biasanya orang tidak dapat
mengembangkan kekohesifan, komitmen dan
tanggungjawabtimbal balik yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang tinggi.
2. Kemampuan Anggota

Agar dapat bekerja secara efektif, tim


membutuhkan tiga tipe keterampilan yang
berbeda. Pertama, tim memerlukan orang-orang
yang memiliki keahlian teknis. Kedua, tim
memerlukan ortang-orang dengan keterampilan
pemecahan masalah dan pengambilan
keputusanuntuk mampu mengidentifikasi
masalah,membangkitkan alternatif, mengevaluasi
alternatif dan membuat pilihan yang kompeten.
3. Sumber daya organisasi

Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai


dari sumber daya manusia, sumber daya
alam, dana, material, mesin-mesin, pasar,
teknologi, informasi, jika dimiliki secara
memadai, baik secara kualitas maupun
kuantitas, hal itu akan memacu karyawan
untuk berkinerja secara maksimal.
4.Mengalokasikan peran dan menggalakan
keanekaragaman

Orang-orang berbeda dalam ciri kepribadian dan


kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan
menempatkannya pada pekerjaan yang cocok
dengan kepribadian karyawan itu. Hal yang sama
berlaku berkenaan dengan pengisian posisi pada
suatu tim kerja. Tim mempunyai kebutuhan yang
berbeda dan orang seharusnya memilih tim
berdasarkan kepribadian dan preferensi mereka.
Pengembangan Kelompok dan
Mengorganisir dengan Benar
Kerja tim dan Kelompok
a) Kesamaan nilai dan tujuan
Kelompok akan menjadi
lebih padu jika setiap
anggota kelompok memiliki
kesamaan dalam nilai yang
dianut dan kesamaan dalam
tujuan yang ingin diraih.
b.Keberhasilan dalam
mencapai tujuan
c.Status atau citra
kelompok
Status kelompok yang positif di
mata lingkungan akan memacu
anggota kelompok untuk
semakin padu, saling menjaga
agar status kelompok bisa tetap
baik di lingkungannya.
d) Penyelesaian perbedaan
Dalam suatu kelompok terdapat banyak
individu. Setiap individu berbeda satu
sama lain. Oleh karena itu jika
perbedaan munculdan mengakibatkan
terjadinya konflik dalam kelompok maka
konflik itu akan dapat dikelola dengan
baik. Hal itu akan memacu anggota
kelompok untuk menjadi semakin padu.
e) Kecocokan terhadap norma-
norma
Dalam kelompok pasti ada
norma kelompok. Jika norma
kelompok tersebut cocok dengan
norma yang dianut oleh anggota
kelompok tersebut maka
kelompok itu akan menjadi
semakin padu.
f) Daya tarik pribadi
Seseorang masuk dalam suatu kelompok
bisa disebabkan oleh ketertarikan dia
pada pribadi pimpinan atau anggota
kelompoknya. Sebagai contoh si A
masuk suatu partai karena dia
mengagumi pimpinan partai itu.
 g) Persaingan antar kelompok
Persaingan antar kelompok bisa
mengakibatkan keanggotaan suatu
kelompok menjadi semakin solid.
Hal ini terjadi karena tiap kelompok
bersaing dan tiap kelompok ingin
menjadi pemenang. Untuk menjadi
pemenang maka setiap anggota
kelompok harus bekerjasama dan
saling mendukung.

 h) Pengakuan dan penghargaan


Fakto-faktor yang
menghambat kepaduan
kelompok
 a) Ketidaksamaan tentang tujuan
b) Besarnya anggota kelompok
c) Pengalaman yang tidak
menyenangkan dalam kelompok
d) Persaingan antar anggota
kelompok
e) Dominasi
Karakteristik Tim yang sukses

 a) Mempunyai komitmen terhadap tujuan


bersama
b) Menegakkan tujuan spesifik
c) Kepemimpinan dan struktur
d) Menghindari kemalasan sosial dan
tanggung jawab
e) Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran
yang benar
 f) Mengembangkan kepercayaan timbal

balik yang tinggi


Pertumbuhan dan
Perkembangan Kelompok

Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur


tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai
berikut:
1. Adaptasi
2. Pencapaian tujuan
a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan
dalam rangka mencapai tujuan bersama
b) membina dan memperluas pola
c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan
pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.
Perkembangan kelompok
dapat dibagi menjadi tiga
tahap, antara lain :
1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap
permulaan,
2. Tahap fungsional Ditandai dengan
adanya perasaan senang antara satu
dengan yang lain,
3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila
keanggotaan kelompok sudah
mempunyai rasa tidak membutuhkan
lagi dalam kelompok
Keunggulan dan Kelemahan
dalam Kelompok
 1. Kelebihan Kelompok
 Keterbukaan antar anggota kelompok

untuk memberi dan menerima informasi &


pendapat anggota yang lain.
 Kemauan anggota kelompok untuk

mendahulukan kepentingan kelompoknya


dengan menekan kepentingan pribadi
demi
 Kemampuan secara emosional dalam

mengungkapkan kaidah dan telah


disepakati kelompok.[2]
2. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok
bisa disebabkan karena
waktu penugasan, tempat
atau jarak anggota kelompok
yang berjauhan yang dapat
memengaruhi kualitas dan
kuantitas pertemuan.
FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMEPENGARUHI
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN MASYARAKAT : MENURUT HL
BLUMM
PERILA
KU

KETURUN KESEHATAN
LINGKUN
AN MASYARAKAT GAN

PELAYANA
N
KESEHATA
FAKTOR
KETURUNAN
( GENETIK )
 Faktor Keturunan (genetic)
merupakan faktor yang telah
ada dalam diri manusia
dibawa sejak lahir
EX : DM, Asma,HT, dll.
 Banyak penyakit-penyakit
yang dapat dicegah, namun
sebagian penyakit tidak dapat
dihindari, seprti penyakit
akibat dari bawaan atau
keturunan ini.
NEXT>>>

 Semakin besar penduduk yang memiliki


risiko penyakit bawaan akan semakin
sulit upaya meningkatkan derajat
kesehatan.
 Oleh karena itu perlu adanya konseling
perkawinan , dan konseling genetik yang
baik untuk menghindari penyakit bawaan
yang sebenarnya dapat dicegah
munculnya.
 faktor genetik perlu mendapat perhatian
dibidang pencegahan penyakit.
CONTOH :

seorang anak yang lahir dari orangtua penderita diabetas


melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan
anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM.
 Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari penderita
DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai faktor genetik
yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya ,ia harus
mengatur dietnya ,teratur berolahraga dan upaya
pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor
genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya
DM pada dirinya .
FAKTOR
PELAYANAN
KESEHATAN
 Sistem pelayanan kesehatan masyarakat
mencakup pelayanan kedokteran (medical
service) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public health service).
 Pelayanan kesehatan disini adalah pelayanan
kesehatan yang paripurna
1. promotif 3. kuratif dan
2.preventif 4. rehabilitatif.
 Semakin mudah akses individu/masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan maka derajat
kesehatan masyarakat akan semakin baik.
3 aspek usaha pemerintah yang
sangat terkait dengan upaya
pelayanan kesehatan,
1. ketersediaan Fasilitas pelayanan kesehatan
ex : Puskesmas,
Polindes( pondok bersalin desa)
Bidan Desa, Pos Obat Desa
Pustu dan jejaring lainnya .
Pelayanan rujukan juga ditingkatkan
dengan munculnya rumah sakit-rumah
sakit baru di setiap kabupaten/kota.
2. Tersedianya sarana &
prasaran
NEXT>>> kesehatan dalam
mendapatkan
pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berkualitas.
CONTOH :
Jadwal imunisasi yg teratur dan
penyediaan vaksin yg cukup sesuai
dgn kebutuhan ,serta informasi tntg
pelayanan imunisasi yg memadai kpd
masyarakat akan meningkatkan
cakupan imunisasi.
3. Adanya asuransi kesehatan yg
memudahkan individu/masyarakat
untuk mengakses pelayanan
kesehatan.
CONTOH :
 BPJS bagi masyarakat
kurang mampu.
 Program bantuan
langsung
tunai (BLT),
Wajib belajar dan ain-
lain.
Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang
efektif bagi masyarakat, maka pemerintah
melaksanakan program jaga mutu 
akreditasi rumah sakit.
3 dimensi Program pemerintah untuk
potensi masyarakat dlm upaya pely kes

1   Menggalang potensi Masyarakat Dalam


Arti Komunitas
EX : penggalangan dana sehat,
iuran untuk pengadaan PMT (Pembinaan
Makanan Tambahan) utk balita dan kader
2 Menggalang potensi Masyarakat Melalui Organisasi
EX : penyelenggaraan pelayanan-pelayanan
kesehatan
masyarakat oleh Lembaga swadaya
masyarakat
3. Menggalang Potensi Masyarakat Melalui
Perusahaan,
Tujuannya supaya perusahaan swasta ikut
membantu meringankan beban penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas,
Balkesmas, dll)

Departemen
 Penanggung Jawab Kesehatan
Suatu sistem
pelayanan kesehatan
masyarakat harus ada PUSKESMAS

penanggung jawab
baik oleh pemerintah
maupun swasta. BALKESMAS
SASARAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
 Individu
 Keluarga Resiko tinggi
1. Anggota keluarga yang menderita penyakit
menular
2. Keluarga dgn kondisi sosial ekonomi dan
pendidikan yg rendah
3. Klrg dgn masalah sanitasi lingkungan yg buruk
4. Klrg dgn keadaan gizi buruk
5. Klrg dgn jumlah anggota yg banyak di luar
kemampuan kapasitas klrg dsb
 Kelompok

1. ibu hamil
2. ibu yang memiliki anak balita
3. PUS dengan resiko tinggi kebidanan.
4. Kelompok usia lanjut
5. Wanita tuna susila
6. Anak remaja yg terlibat dlm penyalahgunan
narkotika
7. Masyarakat sekolah
8. Pekerja dalam perusahaan.
Masyarakat

1. Masyarakat binaan Puskesmas


2. Masyarakat Nelayan
3. Masyarakat Pedesaaan
4. Masyarakat yg datang ke institusi pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas ,posyandu yg
diberikan penyuluhan kessecara massal.
5. Masyarakat yg luas yg terkena masalah
kesehatan seperti wabah
DHF,muntaber,dsb.
PHC
(PUBLIC HEALTH
CENTRE)
YAN KESH TK KETIGA
(TERTIARY HEALTH SERVICE)

RS tipe A dan B

Yankesh yg komplek dan memiliki


tenaga ahli yg berkompeten.
1. DEFENISI.............
PUSKESMAS

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang


merupakan pusat
pengembangan kesh masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan
kesh masyarakat dalam wilayah kerjanya.
2. WILAYAH KERJA PUSKEMAS

 Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu


kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

 Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,


keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja Puskesmas.
 Dengan adanya sistem
pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas, maka berbagai kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan
bersama di bawah satu koordinasi
dan satu pimpinan.
PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
UTAMA PENUNJANG
-ANC -Imunisasi
KIA / KB -Pertolongan - px Hb
persalinan - penimbangan BB
-Pemasangan alat anak
kontrasepsi - pembagian tablet
Fe, vit. A
-Konseling
-Survey epid’ -Penyuluhan
P2M - Imunisasi - kebersihan
- pemberantasan lingkungan
Vektor

-Penimbangan anak -Penyuluhan


GIZI - Px Hb - konseling
-PMT
- pemberian vit. A
PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
UTAMA PENUNJANG

PENGOBATAN -Px pasien - Penyuluhan


- dx pasien
- pengobatan
-Rujukan

KESLING - Pengadaan - Penyuluhan


samijaga/ SPAL
- Perlindungan air
minum penduduk

PKM - Penyuluhan secara - Masalah masing2


berkelompok program yg akan
dijadikan topik
penyuluhan
PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
UTAMA PENUNJANG

LAB - Px sediaan - Penyuluhan


(darah, feces,
sputum, dll)

UKG -Px gigi - Penyuluhan


- Pengobatan dan
rujukan

Yan’ di sekolah dg -Px kesh


UKS sasaran murid - pengobatan
sekolah dan lingk’ -Imunisasi
sekolah - penyuluhan dan
konseling
8. Sistem rujukan
A. Rujukan medik
- px dx, spesimen, konsultasi
pengobatan dan tindakan op’

B. Rujukan kesh
- survey epid’ dan pemberantasan
penyakit dg klb
- Bantuan pangan pada daerah
krisis pangan
- bantuan bencana alam
DESA SIAGA DAN
RW SIAGA

Kasri Indra Yanto, SKM


DESA SIAGA
Landasan Hukum Pengembangan
Desa siaga:
1. UUD 1945,Pasal 28 ayat1

2. UU No.4 tahun 1984 ttg Wabah

Penyakit Menular
3. UU No.23 tahun 1992 ttg kesehatan

4. UU No.23 tahun 2003 ttg

perlindungan anak
5. UU No.32 tahun 2004 tentang

Pemda
Pengertian
 Desa Siaga adalah desa yang
penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan
serrta kemauan untuk
mencegah dan megatasi
masalah-masalah kesehatan
secara mandiri dalam rangka
mewujudkan masyarakat sehat
Tujuan Desa Siaga

1. Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat
desa yang sehat, peduli dan
tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di
wilayahnya.
2.Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat desa


tentang pentingnya kesehatan
b. Meningkatnya kewaspadaan dan

kesiap siagaan masyarrakat desa


adanya resiko dan bahaya yang
dapat menimbulkan gangguan
pada kesehatan (bencana, wabah
penyakit, kegawatdaruratan dsb)
c. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi
dan melaksanakan prilaku hidup bersih
dan sehat
d. Meningkatnya kemandirian masyarakat
desa dalam pembiayaan kesehatan
e. Meningkatnya dukungan serta peran
aktif para pengampu (stakeholders)
dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat desa
f. Meningkatnya kemampuan dan
kemauan masyarakat desa untuk
menolong dirinya dibidang kesehatan
Sasaran pengembangan desa siaga

Untuk mwempermudah
strategiintervensi, sasaran
pengembangan Desa siaga dibedakan
menjadi:
1.Semua individu dan keluarga di desa,

yang diharapkan mampu melaksanakan


hidup sehat, serrta peduli dan tanggap
terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya
2.Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh
terhadap perubahan prilaku individu dan
klg atau dapat menciptakan iklim yang
kondusif bagi perubahan prilaku tersebut,
seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh
agama, tokoh perempuan, pemuda, kader
desa serta petugas kesehatan
3.Pihak-pihak yang diharapkan memberikan
dukungan kebijakan, peraturan peundang-
undangan , dana, tenaga, sarana dll,
seperti kades,camat, para pejabat terkait,
swasta, para donator, stakeholders lainnya.
Titik awal pengembangan
desa siaga
 Pengembangan desa siaga
dilakukan dengan
memperhatikan dan
mempertimbangkan keadaan
desa yang akan
dikembangkan
Kriteria Desa Siaga
1.Memiliki sarana pelayanan
kesehatan dasar (bagi yang tidak
memiliki akses ke
Puskesmas/Pustu, dikembangkan
Pos Kesehatan Desa)
2.Memiliki berbagai UKBM( upaya
kesehatan bersumber daya masy )
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat (misalnya
Posyandu, Pos/warung obat desa
3.Memiliki sistem pembiayaan
kesehatan berbasis masyarakat
4.Memiliki system pengamatan
(surveilans) penyakit dan faktor-
faktor resiko yang berbasis
masyarakat
5.Memiliki sistem kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawatdarurata
dan bencana berbasis masyarakat
6.Masyarakatnya berprilaku hidup
bersih dan sehat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM) dan dana sehat

A.Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat
- Pengertian JPKM

1. Dalam UU No.23 th.1992


kesehatan pasal 1 no 15
2. Pasal 66 ayat (1) UU No.23
tahun 1992
3. Pemerintah mengembangkan,
membina dan mendorong jaminan
pemeliharaan kesehatan
masyarakat sebagai cara dijadikan
landasa setiap penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan, yang
pembiayaannya dilaksanakan
secara pra upaya berazazkan
usahan bersama dan kekeluargaan
Tujuan JPKM
 Mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang
optimal melalui pemeliharaan
kesehatan paripurna yang
bermutu dan merata dengan
mengendalikan biaya yang
berasal dari peserta.
Pokok-Pokok Kegiatan
penyelenggaraan JPKM
1.Pengembangan Organisasi Badan
Penyelenggara
Fungsi Utama badan penyelenggara
a.Fungsi pengelolaan kepersertaan
b.fungsi Penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan
c. Fungsi pengelolaan keuangan
d.Fungsi pengelolaan system
informasi manajemen
2.Pengembangan Kepesertaan
JPKM
 Peserta adalah mereka yang
telah menyetarakan kesediaanya
untuk memakai jasa
pemeliharaan kesehatan sesuai
dengan ketentuan yang
disepakati dalam ikatan kontrak
3.Pengembangan
Pemeliharaan Kesehatan
Diselenggarakan melalui suatu paket
pemeliharaan keehatan yang merupakan
rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan serta
berkesinambungan .Pket tersebut antara
lain:
a.Paket pemeliharaan kesehatan dasar
b.Paket Pemeliharaan tambahan
4.Pengembangan pengelolaan
keuangan
5.Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen
Bapel JPKM merupakan suatu
organisasi yang bertanggung
jawab atas pemeliharaan
kesehatan sejumlah orang yang
menjadi pesertanya.
B. Berbagai bentuk Upaya
Pemeliharaan Kesehatan
1. Pemeliharaan kesehatan pegawai
negri, penerima pension dan klg
2. Pemeliharaan kesehatan bagi
tenaga kerja dan keluarga
3. Pemeliharaan Kesehatan swasta
4. Pemeliharaan Kesehatan diri oleh
dan untuk masyarakat (dana sehat)
Dana sehat adalah suatu upaya
pemeliharaan kesehatan diri oleh
dan untuk Masyarakat umum
C.Masalah JPKM di Indonesia
1.Kurangnya komitmen serta dukungan politis
darim pemerintah dalam mengembangkan
program JPKM
2.Tidak siapnya aparat yang menangani
program JPKM
3.Belum berkembangnya badan pelaksanaan
(Bapel) JPKM
4.Tidak siapnya penyelenggaraa pelayanan
kesehatan dengan cara pembayanran yang
baru
5.Rendahnya minat masyarakat menjadi
peserta program JPKM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai