Tugas P, Dian
Tugas P, Dian
Pola atau model sering disebut dengan “mold” adalah alat untuk alat
membuat rongga pada cetakan yang dalam proses pengecoran akan diisi
dengan cairan logam. Pola umumnya dibuat dari kayu atau logam, dalam
hal khusus pola dibuat dari lilin. Kayu dipilih karena murah, pola lebih
cepat dan lebih mudah dibuat dan umumnya kayu digunakan untuk cetakan
pasir. Sedangkan logam dipilih karena tahan lama sehingga dapat menjaga
ketelitian benda cor (produk massal), umumnya logam yang dipakai yaitu
besi cor karena tahan panas dan aluminium karena mudah dikerjakan dan
ringan.
Mengubah Gambar Perencanaan Menjadi Gambar Pola Coran
Gambar 3.1. Tambahan pemesinan untuk coran Gambar 3. Tambahan pemesinan untuk coran
besi cor dan coran baja paduan selain besi
4) Penentuan kemiringan pola
Benda cor yang cukup panjang umumnya akan mengalami pelenturan pada
saat pembekuan. Oleh karena itu pada pola sengaja dibuat pelenturan dengan
arah yang berlawanan. Besarnya pelenturan ditentukan berdasarkan pengalaman
selama pengecoran.
Pada pembuatan pola juga harus memperhitungkan penempatn telapak inti untuk
cora yang berongga. Telapak inti ini berfungsi untuk :
• meletakkan inti pada cetakan saat penuangan.
• memegang inti
• menyalurkan udara dan gas
Gambar. Pola pelat kup dan drag Gambar. Pola cetakan sapuan
e. Pula penggeret dengan penuntun
Pola ini dipergunakan untuk pipa lurus atau lengkung dengan penampang
tidak berubah.
f. Pola penggeret dengan rangka cetak
Untuk kondisi dimana pola dapat ditukar secara konsentris.
Gambar. Pola penggeret dengan penuntun Gambar. Pola penggeret berputar dengan rangka cetak
g. Pola penggeret dengan rangka cetak
Untuk kondisi dimana pola dapat ditukar secara konsentris.
h. Pola kerangka A
Pola untuk bentuk lengkungan yang berbeda-beda.
i. Pola kerangka B
Pola ini digunakan untuk produk yang tidak lebih dari dua
Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan pola adalah kayu, resin atau
logam. Dalam hal-hal tertentu atau pemakaian khusus juga bisa dipakai bahan
seperti plaster atau lilin.
Kayu yang dipakai untuk pola adalah kayu saru, kayu aras, kayu pinus, kayu
mahoni, kayu jati dan lain-lain. Pemilihan kayu menurut macam dan ukuran
pola, jumlah produksi, dan lamanya pemakaian. Kayu yang kadar airnya lebih
dari 14 % tidak dapat dikapai karena akan terjadi pelentingan yang disebabkan
perubahan kadar air dalam kayu. Kadang-kadang suhu udara luar harus
diperhitungkan, dan ini tergantung pada daerah dimana pola itu dipakai.
Dari berbagai macam resin sintetis hanya resin epoksi yang termasuk bahan
resin termoset banyak dipakai untuk membuat pola resin, karena penyusutan
yang kecil pada waktu mengeras dan tahan aus. Penambahan zat pengencer,
pemlastis atau zat penggemuk akan memperbaiki sifat-sifat resin epoksi.
Sebagai contoh: Kekerasan meningkat dengan mencampurkan bubuk besi atau
aluminium. Ketahanan bentur meningkat dengan menumpuknya serat gelas
dalam bentuk lapisan
Resin polistirena dipakai sebagai bahan untuk pola sekali pakai pada
pembuatan cetakan yang lengkap. Pola dibuat dengan menambahkan zat
pembuat busa pada polistirena untuk membuat berbutir, mudah dikerjakan,
tetapi tak dapat menahan penggunaan yang berulang-ulang.
Bahan pola logam yang umum digunakan adalah besi cor kelabu, karena
tahan aus, tahan panas dan tidak mahal. Selain itu dapat pula dipakai pola
dengan bahan logam alumunium.yang ringan dan mudah dikerjakan.
Pembuatan pola
Setelah menentukan kayu yang akan dipakai untuk bahan pola dan macam
pola, maka bentuk dan gambar pola dibuat. Pola dibagi menjadi pelat bulat,
silinder, setengah lingkaran, segi empat siku, pelat biasa menurut bentuk dari
setiap bagian pola. Penentuan struktur pola dibuat dengan mempergunakan sifat
kayu (keadaan lingkaran tahun) dan memperhitungkan kekuatannya.
Pada pembuatan pola, berbagai mesin dan perkakas dipakai. Untuk membuat
pola dibutuhkan pengalaman, keahlian dan hati-hati demi keselamatan, karena
mesinmesin berputar cepat dan perkakas mempunyai ujung yang tajam.
Pemeriksaan pola