PENDAHULUAN (PENGERTIAN KESELAMATAN) Keselamatan dalam bahasa Gerika ‘Soteria’ yang juga diterjemahkan pembebasan, pemeliharaan, keamanan. Dalam Alkitab hal ini selalu menyangkut sikap YAHWEH terhadap manusia. Secara umum keselamatan mempunyai pengertian suatu keadaan yang bebas dari (kemungkinan) bahaya dan sesuatu yang mengandung resiko. Ini Nampak dalam ungkapan-ungkapan seperti : selamat datang, selamat pagi, selamat atas keberhasilan, dll. Dalam konteks Alkitab Keselamatan yang akan dibicarakan disini adalah : terlepasnya manusia dari ancaman hukuman kebinasaan kekal dilautan api sebagai konsekuensi dari keadaan manusia yang berdosa. PANDANGAN MANUSIA TENTANG KESELAMATAN Keselamatan adalah sesuatu yang diperjuangkan. Ini adalah pandangan manusia secara umum. Sebagai makhluk religius manusia akan ada kecenderungan/usaha untuk mencari YAHWEH dan mempunyai kesadaran tentang dua tempat yang disediakan YAHWEH bagi manusia dibalik kematian yaitu Surga dan Neraka. Usaha manusia itu misalnya Agama, sebagai sarana yang dibuat manusia untuk mencapai keselamatan (YAHWEH). Melalui sarana itu manusia dengan segala ketaatan dan kesalehannya berusaha menyenangkan Tuhan. Namun satu hal yang tidak dapat dijawab oleh semua agama didunia adalah ‘kepastian keselamatan’ itu sendiri. Bagi manusia keselamatan akan tetapi sebagai satu misteri dan tidak dapat dijangkau karena pada dasarnya manusia terpisah jauh dari YAHWEH karena ‘DOSA’ dan tidak ada satu bentuk usaha manusia untuk dapat menjembatani jurang tersebut. PANDANGAN ALKITAB Ajaran Alkitab sangat berbeda dengan ajaran manusia tentang keselamatan. Alkitab mengajarkan bahwa keselamatan adalah semata- mata pekerjaan/usaha dari YAHWEH bukan pekerjaan manusia. Dengan demikian keselamatan adalah hal yang pasti. Inilah yang membedakan ajaran Alkitab dan ajaran manusia karena Alkitab adalah firman YAHWEH. A. DASAR KESELAMATAN 1. Manusia berdosa dan terancam binasa Pada mulanya manusia mempunyai hubungan dan persekutuan yang baik dengan YAHWEH (Kej. 1:26). Manusia dikarunia kemuliaan dan hormat (Maz. 8:6). Namun dosa kemudian merusak hubungan manusia dengan YAHWEH tersebut dan manusia jatuh dibawah standard kebenaran YAHWEH. (Roma 3:23; 5:12; Yes. 59:2). Sebagai akibatnya manusia tidak ada yang benar (Roma 3:10), putus hubungan dengan YAHWEH (Yes 59:2), mati secara rohani (Ef. 2:1), tidak bernilai dihadapan YAHWEH (Maz 103:14-16 ; Ayub 25:6). Alkitab lebih fatal harus diterima manusia adalah ancaman hukuman kebinasaan (penderitaan) kekal dilautan api sebagai akibat dosa (Roma 6:23), II Tes. 1:9, Wahyu 20:15). 2. Usaha Dalammanusia keadaanSia-sia manusia yang berdosa tidak ada satupun dalam diri manusia berkenan kepada YAHWEH. Manusia berada dibawah garis ketidak benaran. Itulah sebabnya tidak ada satu usaha kebaikan apapun yang dapat dibuat manusia untuk dapat selamat (diterima ELOHIM) (Yes. 64:6, Roma 3:10, Yeremia 17:5, Ef. 2:8-9). 3. ELOHIM mengasihi manusia dan memberikan Yesus Kristus satu- satunya Jalan Keselamatan
Dalam keadaan manusia berdosa, terancam dan tidak berdaya,
ELOHIM menyatakan Kasih-Nya kepada manusia. YAHWEH sendiri yang mengerjakan dan menyediakan yaitu memberikan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Jalan (Yoh 3:16, Kis. 4:12, Roma 5:8, Yoh. 14: 6, I Tim. 2:5-6). Kristus sendiri yang mengusahakan yaitu menggantikan hukuman yang seharusnya diterima manusia. Dia menebus dosa-dosa dan ketidak benaran manusia. Sehingga manusia dapat diterima YAHWEH, dan itu dikerjakan-Nya di kayu Salib (II Kor. 5:21; I Pet. 1:18, 19 ; I Pet. 2:24;3:18). Inilah yang dimaksud dengan Anugerah ELOHIM. 4. Manusia harus percaya dan menerima Yesus Kristus dalam hatinya Keselamatan sudah dikerjakan dan disediakan ELOHIM sejak Kristus mati dikayu salib dan bangkit, dan ditawarkan kepada manusia, (injil). Sesungguhnya keselamatan itu tidak akan terjadi dalam diri seseorang jika dia tidak mengambil keputusan untuk percaya Dan menerima Kristus dalam hidupnya (hatinya). Kristus harus diterima secara pribadi sehingga penebusan dapat terjadi dalam dirinya. (Yoh. 1:12, 3:16 ; Roma 10:9-10 ; Wahyu 3:20). Hanya inilah yang perlu dilakukan manusia untuk selamat. Inilah yang dimaksud dengan iman yaitu respons seseorang pada Anugerah ELOHIM. 5. Hasil Keselamatan Ketika seseorang mengambil keputusan menerima Kristus dalam hatinya maka dia telah mengalami dan memiliki keselamatan dari pada ELOHIM. Pada saat itu dia : Telah menjadi anak YAHWEH (Yoh. 1:12), Pasti dan terjamin selamat/memiliki hidup kekal (Yoh. 3:16 ; 5:24 ; 6:40,47 ; 10:28,29 ; Roma 5:9,10 ; 8:1,29,30,39 ; Fil. 3:20 ; II Kor. 5:1 ; I Yoh. 5:12,13), Kristus dalam hati (Gal. 2:20 ; Wahyu 3:20), Dibenarkan oleh ELOHIM (Roma 5:1-11), Ciptaan baru (II Kor. 5:17), Telah dikuduskan dan segala dosa diampuni (Ibr. 10:10,14 ; Ef. 1:7 ; Kol. 1:14 ; I Yoh. 1:7,9 ; I Kor. 6:11). B. ANUGERAH DAN IMAN Keselamatan yang terjadi dalam diri seseorang mempunyai dua aspek penting yaitu Anugerah dan Iman. Keselamatan adalah Anugerah ELOHIM dan diperoleh manusia dengan Iman (Ef. 2:8,9). Anugerah ELOHIM berarti pemberian ELOHIM secara Cuma-Cuma, hadiah sebagai belas kasihan ELOHIM kepada manusia yang tidak berdaya (Roma 3:23- 25). Anugerah itu sudah disediakan ELOHIM sejak Kristus dikayu salib. Pada saat seseorang menerima Yesus, itulah yang dinamakan Iman. Dengan demikian Anugerah (Keselamatan) adalah dari pihak ELOHIM, sedangkan Iman adalah bagian manusia untuk memiliki Keselamatan, sekarang saat mendengar berita Firman ELOHIM/ Injil (Roma 10:17). C. IMAN DAN PERBUATAN Persoalan yang sering timbul dalam hubungan dengan keselamatan adalah Iman dan Perbuatan. Apakah Keselamatan cukup dengan Iman ? Bukankah perbuatan baik itu perlu untuk melengkapi iman? Kesalahpahaman ini banyak terjadi dalam kalangan orang-orang percaya. Menilik uraian diatas maka perbuatan baik tidak ada tempat dalam hal Keselamatan dan ini merupakan penegasan Alkitab (Ef. 2:8-9). Keselamatan sebagai Anugerah artinya manusia tidak berdaya dan tidak berlayak, dan karena Keselamatan adalah pekerjaan ELOHIM/ karya Kristus yang lengkap dan sempurna, berarti tidak perlu ada yang ditambahkan manusia, selain manusia menerima belas kasihan ELOHIM itu, dan itulah Iman. Dengan demikian perbuatan baik bukan ditambahkan pada Iman sehingga kita harus selamat, atau Keselamatan bukan Iman tambah perbuatan, tapi hanya Iman saja (Ef. 2:8,9 ; Titus 3:5). Lalu apa artinya perbuatan baik? Itu merupakan hasil dari Iman. Setelah seseorang mengalami keselamatan maka dia akan berbuat baik, (Ef. 2:10 ; Titus 3:8). Persoalan sering muncul dengan iman tanpa perbuatan (Yak. 2:17,18) pada hakekatnya mati. Apakah keterangan Yakobus bertentangan dengan keterangan Paulus? Tidak, tapi justru saling melengkapi. Keduanya melihat Iman dari dua sisi. Yakobus melihat iman dari pandangan manusia (perhatikan “apakah gunanya saudara”..ay 14). Manusia melihaat iman dari perbuatan. Sedangkan Paulus menjelaskan iman dari pandangan ELOHIM. ELOHIM melihat iman seorang bukan praktis perbuatannya, sehingga dia benar. Seorang beriman tanpa sempat berbuat, dia dibenarkan ELOHIM (Roma 4:5) contohnya penjahat yang disalib. Dengan demikian seharusnya seperti kata Yakobus seseorang harus beriman (benar dihadapan ELOHIM), dan ada perbuatan baik (benar dihadapan manusia), iman itu jadi sempurna ayat 22. Jadi kesimpulah adalah : Keselamatan adalah Anugerah ELOHIM diperoleh manusia dengan iman, dan orang yang sudah beriman akan menghasilkan perbuatan baik. Dengan demikian keselamatan adalah hal yang pasti dan terjamin, karena yang memberikannya adalah ELOHIM itu sendiri.