Anda di halaman 1dari 121

Analisa dan

Perancangan
Sistem Informasi

Afijal, M.Kom
ANALISA DAN PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI I
Tujuan :
Mahasiswa akan memahami konsep sistem
informasi, analisis sistem, mampu memahami cara
mengidentifikasi masalah, memahami kerja dari
sistem, menganalisis hasil penelitian dan membuat
laporan hasil analisis, mahasiswa
memahami konsep merancang sistem.
Silabus :
1. Pengertian sistem dan analis sistem
2. Membangun sistem informasi berbasis perspektif
pemakai
3. Sistem informasi berbasis komputer
4. Pengembangan sistem informasi
Pengertian sistem dan analis sistem
A.SISTEM
Di dalam menentukan konsep suatu sistem
terdapat 2 pendekatan yakni, yang menekankan
pada prosedurnya dan menekankan pada
komponennya. Dimana kedua defenisi ini adalah
benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah
cara pendekatannya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
prosedurnya didefinisikan oleh Jerry Fitzgerald,
Warren D. Stalling sebagai berikut :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk
Menurut Richard F Neuschel :
Suatu prosedur adalah suatu
urut-urutan operasi klerikel (tulis
menulis), biasanya melibatkan
beberapa orang di dalam satu
atau lebih departemen, yang
diterapkan untuk menjamin
penanganan yang seragam dari
transaksi-transaksi bisnis yang
terjadi.
dikembangkan oleh Jerry Fitzgerald, Ardra
F. Fitzgerald, Warren D. Stalling :
Suatu prosedur adalah urut-urutan yang
tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan apa (what) yang harus
dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan,
kapan (when) dikerjakan dan bagaimana
(how) mengerjakannya.
Sedangkan pendekatan sistem yang
menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sebagai
berikut :
Sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu
Karakteristik Sistem
Suatu sistem memiliki karakteristik
atau sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki
:
1. Komponen sistem
Komponen atau subsistem ini akan
saling berinteraksi dan bekerja sama
dan membentuk satu kesatuan. Suatu
sistem dapat memiliki system yang
lebih besar yang disebut dengan supra
sistem, misalnya suatu perusahaan
disebut dengan sistem sedangkan
industri merupakan sistem yang lebih
besar (supra system).
2. Batas sistem (boundary)
Daerah yang membatasi suatu sistem
dengan sistem lainnya atau dengan
lingkungan luarnya. Batas sistem
menunjukkan ruang lingkup dari suatu
sistem.
3. Lingkungan luar sistem (environment)
Apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
luar ini ada yang bersifat menguntungkan
yang merupakan energi bagi sistem yang
berarti harus tetap dijaga dan dipelihara,
namun ada yang merugikan, yang harus
ditahan dan dikendalikan.
4. Penghubung sistem (interface)
Merupakan media penghubung antara
suatu subsistem dengan suatu
subsistem lainnya, sehingga
memungkinkan suatu sumber daya
mengalir dari suatu subsistem ke
subsistem lainnya, dimana output dari
suatu subsistem menjadi input bagi
subsistem lainnya melalui interface.
5. Masukan sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke
dalam sistem, terdiri dari :
a. Maintenance input yaitu energi
yang
dimasukkan agar sistem tersebut
dapat
beroperasi, contohnya : program
b. Signal input yaitu energi yang
diproses
untuk mendapatkan keluaran,
contoh : data
6. Keluaran sistem (output)
Hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan sehingga menjadi output
yang berguna. Output dari suatu sistem
dapat menjadi input bagi subsistem lainnya.
7. Pengolah sistem (process)
Bagian yang akan mengolah input menjadi
output. Contoh : suatu sistem produksi akan
mengolah masukan berupa bahan baku dan
bahan-bahan lainnya menjadi keluaran
berupa barang jadi.
8. Sasaran sistem (objectives)

Suatu sistem akan memiliki tujuan


(goal) atau sasaran (objective).
Sasaran dari suatu sistem sangat
menentukan masukan yang
dibutuhkan dan keluaran yang
dihasilkan oleh sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil jika sasaran dan
tujuannya dapat terpenuhi.
Terima Kasih
Klasifikasi Sistem
KLASIFIKASI SISTEM
1. Sistem Abstrak (Abstract System)
dan Sistem
Fisik (Physical System)
Sistem abstrak
Sistem yang berupa pemikiran atau
ide-ide yang tidak tampak secara
fisik.
Contoh : Sistem Teologia.
Sistem fisik
Sistem yang ada secara fisik.
Contoh : Sistem Komputer.
2. Sistem Alamiah (Natural System)
dan Sistem Buatan Manusia
(Human Made System)
Sistem alamiah
Sistem yang terjadi melalui proses
alam dan tidak dibuat manusia.
Contoh : Sistem Perputaran Bumi.
Sistem buatan manusia
Sistem yang dirancang oleh
manusia dan melibatkan interaksi
antara manusia dengan mesin.
Contoh : Sistem Informasi.
3. Sistem Tertentu (Deterministic
System) dan Sistem Tak Tentu
(Probabilistic System)
Sistem tertentu
Beroperasi dengan tingkah laku yang
sudah dapat diprediksi, interaksi
diantara bagian-bagiannya dapat
dideteksi dengan pasti sehingga
keluarannya dapat diramalkan
Contoh : Sistem Komputer melalui
program.

Sistem tak tentu


Sistem yang kondisi masa depannya
tidak dapat diprediksi karena
a.4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem
Terbuka (Open
b. System)

c.Sistem tertutup adalah sistem yang tidak


berhubungan dan tidak terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari
pihak diluarnya (kenyataannya tidak ada sistem
yang benar-benar tertutup), yang ada hanyalah
relatively closed system.

d.Sistem terbuka adalah "sistem yang


berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya". Sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau
subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki
sistem pengendalian yang baik.
Konsep Dasar Informasi
Di dalam suatu organisasi atau
perusahaan, informasi merupakan
sesuatu yang memiliki arti yang sangat
penting didalam mendukung proses
pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen. Secara umum informasi
dapat didefinisikan sebagai data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih
berarti bagi yang menerimanya.
Menurut Mc Fadden (1999)
Informasi sebagai data yang telah diproses
sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakan data
tersebut.

Shannoin dan Wevaer


Informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang
dikurangi ketika sebuah pesan diterima. Artinya,
dengan adanya informasi tingkat kepastian menjadi
meningkat.

Menurut Davis
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini
atau saat mendatang.
Sumber dari informasi adalah data.
Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-
kejadian adalah sesuatu yang terjadi
pada
Data saat tertentu.
merupakan bentuk yang masih
mentah, belum dapat bercerita
banyak sehingga perlu diolah lebih
lanjut. Data diolah melalui suatu
metode untuk menghasilkan
informasi. Data dapat berbentuk
simbol-simbol semacam huruf,
angka, bentuk suara, sinyal, gambar,
dsb
Informasi adalah hasil pengolahan dari data yang
digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan. Agar informasi berguna dalam
pengambilan keputusan harus memiliki criteria
sbb :
a. Relevan
Suatu informasi mempunyai manfaat
sebagai dasar pengambilan keputusan
b. Akurat
Ketepatan dan dapat diandalkannya suatu
informasi
c. Tepat waktu
Informasi yang diperoleh terbaru dan
mudah diperoleh saat dibutuhkan.
d. Ringkas
Informasi telah dikelompokkan
sehingga tidak perlu diterangkan
e. Jelas
Tingkat informasi dapat dimengerti
oleh penerima
f. Dapat dikuantifikasi
Tingkat informasi dapat dinyatakan
dalam bentuk angka
g. Konsisten
Tingkat informasi dapat
diperbandingkan.
Analis Sistem
dan
Programmer
ANALIS SISTEM dan programmer
Analis sistem (systems analyst) adalah orang
yang menganalisis sistem (mempelajari
masalah-masalah yang timbul dan
menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai
sistem) untuk mengidentifikasikan
pemecahan yang beralasan.
Sebutan lain untuk analis sistem ini adalah
analis informasi (information analyst), analis
bisnis (business analyst), perancang sistem
(systems designer), konsultan sistem
(systems consultant) dan ahli teknik sistem
(systems engineer).
Analis sistem berbeda dengan pemrogram.
Pemrogram (programmer) adalah orang yang
menulis kode program untuk suatu aplikasi
tertentu berdasarkan rancang bangun yang
telah dibuat oleh analis sistem. Akan tetapi ada
juga analis sistem yang melakukan tugas-tugas
seperti pemrogram dan sebaliknya ada juga
pemrogram yang melakukan tugas-tugas yang
dilakukan oleh analis sistem. Orang yang
melakukan tugas baik sebagai analis sistem
maupun pemrogram disebut analis/pemrogram
(analyst/programmer) atau pemrogram/analis
(programmer/analyst). Tugas dan
tanggungjawab analis sistem dan pemrogram
adalah berbeda dan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Pengetahuan dan Keahlian yang Diperlukan Analis
Sistem

Analis sistem harus mempunyai pengetahuan


yang luas dan keahlian yang khusus. Beberapa
analis sistem setuju bahwa pengetahuan-
pengetahuan dan keahlian berikut ini sangat
diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik :

1. Pengetahuan dan keahlian tentang teknik


pengolahan data, teknologi komputer dan
pemrograman komputer

a. Keahlian teknis yang harus dimiliki termasuk


keahlian dalam penggunaan alat dan teknik
untuk
pengembangan perangkat lunak aplikasi serta
keahlian
b. Pengetahuan teknis yang harus
dimiliki
meliputi pengetahuan tentang
perangkat keras komputer,
teknologi
komunikasi data, bahasa-
bahasa
komputer, sistem operasi,
utilities dan
paket-paket perangkat lunak
2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum

Aplikasi bisnis merupakan aplikasi yang


sekarang paling banyak diterapkan, maka
analis sistem harus mempunyai pengetahuan
tentang ini. Pengetahuan ini dibutuhkan
supaya analis sistem dapat berkomunikasi
dengan pemakai sistem.
Pengetahuan tentang bisnis ini meliputi
akuntansi keuangan, akuntansi biaya,
akuntansi manajemen, sistem pengendalian
manajemen, pemasaran, produksi,
manajemen personalia, keuangan, tingkah
laku organisasi, kebijaksanaan perusahaan
dan aspek-aspek bisnis lainnya.
3. Pengetahuan tentang metode
kuantitatif
Dalam membangun model-model
aplikasi, analis sistem banyak
menggunakan
metode-metode kuantitatif, seperti :
pemrograman linier (linier
programming), pemrograman dinamik
(dynamic programming), regresi
(regresion), network, pohon keputusan
(decision tree), trend, simulasi dan lain
sebagainya.
4. Keahlian pemecahan masalah
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan komplek
yang dihadapi dalam bisnis, memecah-mecah
masalah tersebut ke dalam bagian-bagiannya,
menganalisisnya kemudian harus dapat
merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang
dapat mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut.
5. Keahlian komunikasi antar personil
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk
mengadakan komunikasi baik secara lisan maupun
secara tertulis. Keahlian ini diperlukan di dalam
wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan
laporan-laporan.
6. Keahlian membina hubungan antar personil
Manusia merupakan faktor yang kritis di
dalam sistem dan watak manusia satu
dengan yang lainnya berbeda. Analis sistem
yang kaku dalam membina hubungan kerja
dengan personil-personil lainnya yang
terllibat, akan membuat pekerjaannya
menjadi tidak efektif. Apalagi bila analis
sistem tidak dapat membina hubungan yang
baik dengan pemakai sistem, maka akan
tidak mendapat dukungan dari pemakai
sistem atau manajemen dan kecenderungan
pemakai sistem akan mempersulitnya
Langkah-langkah
Analisis
Langkah-langkah Analisis
Di dalam tahap analisis sistem terdapat
langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan oleh analis sistem :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi
masalah
2. Understand, yaitu memahami kerja
dari
sistem yang ada
3. Analyze, yaitu menganalisis
kelemahan
sistem
4. Report, yaitu membuat laporan hasil
A. Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan
langkah pertama yang dilakukan dalam tahap
analisis sistem. Masalah (problem) dapat
didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang
diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang
menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat
dicapai. Oleh karena itu pada tahap analisis sistem,
langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis
sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu
masalah-masalah yang terjadi.

Tugas-tugas yang harus dilakukannya adalah sbb :


_ Mengidentifikasi penyebab masalah
_ Mengidentifikasi titik keputusan
_ Mengidentifikasi personil-personil kunci
a. Mengidentifikasi penyebab masalah
Seringkali organisasi menyadari masalah
yang tejadi setelah sesuatu berjalan dengan
tidak benar. Permasalahan tidak akan muncul
dengan sendirinya dan mestinya ada sesuatu
penyebab yang menimbulkannya.
b. Mengidentifikasi titik keputusan
Setelah penyebab terjadinya masalah dapat
diidentifikasi, selanjutnya juga harus
diidentifikasi titik keputusan penyebab
masalah tersebut. Titik keputusan
menunjukkan suatu kondisi yang
menyebabkan sesuatu terjadi.
c. Mengidentifikasi personil-
personil kunci
Setelah titik-titik keputusan penyebab
masalah dapat diidentifikasi beserta
lokasi terjadinya, maka selanjutnya
yang perlu diidentifikasi adalah
personil-personil kunci baik yang
langsung maupun yang tidak langsung
dapat menyebabkan terjadinya masalah
tersebut. Identifikasi personil-personil
kunci ini dapat dilakukan dengan
mengacu pada bagan alir dokumen
yang ada di perusahaan serta dokumen
B. Memahami Kerja Sistem

Langkah kedua dari tahap analisis sistem


adalah memahami kerja dari sistem yang ada.
Langkah ini dapat dilakukan dengan
mempelajari secara terinci bagaimana sistem
yang ada beroperasi. Untuk mempelajari
operasi dari sistem ini diperlukan data yang
dapat diperoleh dengan cara melakukan
penelitian. Bila di tahap perencanaan sistem
juga pernah dilakukan penelitian untuk
memperoleh data, penelitian ini sifatnya
adalah penelitian pendahuluan . Sedang pada
tahap analisis sistem, penelitian yang
dilakukan adalah penelitian terinci .
Analis sistem perlu mempelajari apa
dan bagaimana operasi dari sistem
yang ada sebelum mencoba untuk
menganalisis permasalahan-
permasalahan, kelemahan-kelemahan
dan kebutuhan-kebutuhan pemakai
sistem untuk dapat memberikan
rekomendasi pemecahannya. Sejumlah
data perlu dikumpulkan menggunakan
teknik pengumpulan data yang ada,
yaitu wawancara, observasi, daftar
pertanyaan dan
C. MENGANALISIS KELEMAHAN SISTEM

Analis sistem perlu


menganalisis masalah yang
terjadi untuk dapat menemukan
jawaban apa penyebab
sebenarnya dari masalah yang
timbul tersebut. Penelitian
dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan
berikut :
a. Apa yang dikerjakan ?
b. Bagaimana mengerjakannya ?
c. Siapa yang mengerjakannya ?
d. Dimana dikerjakannya ?
Menganalisis kelemahan sistem
sebaiknya dilakukan untuk
menjawab pertanyaan :
a. Mengapa dikerjakan ?
b. Perlukah dikerjakan ?
c. Apakah telah dikerjakan dengan
D. Membuat Laporan Hasil Analisis Sistem
Setelah proses analisis sistem ini selesai
dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem
dan timnya adalah membuat laporan hasil
analisis. Laporan ini diserahkan kepada
steering committe (komite/panitia pengarah
pengembangan sistem) yang nantinya akan
diteruskan ke manajemen.
Pihak manajemen bersama-sama dengan
panitia pengarah dan pemakai sistem akan
mempelajari temuan-temuan dan analisis
yang telah dilakukan oleh analis sistem yang
disajikan dalam laporan ini.
a. Pelaporan bahwa analisis telah selesai
dilakukan
b. Meluruskan kesalah-pengertian mengenai
apa yang
telah ditemukan dan dianalisis oleh analis
sistem
tetapi tidak sesuai menurut manajemen
c. Meminta pendapat-pendapat dan saran-
saran dari
pihak manajemen
d. Meminta persetujuan kepada pihak
manajemen
untuk melakukan tindakan selanjutnya
(dapat
berupa meneruskan ke tahap desain sistem
atau Batas Mid
Membangun sistem
informasi berbasis
perspektif pemakai
Membangun sistem informasi berbasis
Para analis sistem pemakai
perspektif dan pemrogram
yang bertugas menyusun suatu
perancangan dan progam sistem
informasi harus memiliki orientasi
yang berbasis perspektif pemakai.
Sistem informasi yang telah dibangun
oleh kelompok analis sistem dan
perancangan tetapi akhirnya
ditinggalkan oleh para pemakai,
biasanya disebabkan oleh sistem yang
dibuat atau dibangun hanya
berorientasi pada pembuatnya saja
a. Sistem dirasakan kurang user
friendly bagi
pemakai khususnya staf
perusahaan yang
bertugas untuk
mengoperasikannya.
b. Sistem kurang memberikan rasa
nyaman
(kondusif) dan kurang interaktif
karena
pemakai merasa tidak paham
terhadap
komentar / penjelasan bantuan
yang
untuk
dipahami karena sistem menu /
tata
letak yang kurang
memperhatikan
kaidah cognitive psychologi /
kebiasaan prilaku orang
d. Pemakai sistem merasa dipaksa
untuk
mengikuti prosedur yang
dibangun
sehingga menilai bahwa sistem
Agar hal diatas dapat dihindari dan sistem yang
dibangun tidak menjadi tembok penghalang atau
mempersulit proses transaksi untuk pengambilan
keputusan maka sebaliknya seorang analis dan
pemrogram juga harus memperhatikan hal
berikut :

a. Para analis dan pemrogram sistem harus


dapat
menetapkan pemakai sistem sebagai
konsultan
utamanya agar dapat dibangun suatu sistem
yang
mudah digunakan dan menarik.

b. Analis juga harus memperhatikan faktor


pemakai
karena mereka nantinya yang akan
menggunakan
c. Analis sistem juga harus
dapat mengakomodasikan
kebutuhan dan keinginan para
pemakai tersebut seperti
menampilkan laporan
transaksi harian, mingguan,
bulanan dan tahunan, dimana
analis sistem harus dapat
mengusahakan dan tidak
menolak dengan berbagai
alasan.
d. Para pemakai juga
memiliki peran sebagai
penguji atas kualitas sistem
yang dibangun karena
mereka yang akan
menggunakan dan
mengoperasikan sistem,
tentu saja mereka yang lebih
mengetahui apakah sistem
sudah sesuai dan memenuhi
kebutuhan
KEBUTUHAN SISTEM
Informasi yang baik tidak
hanya dinilai dari segi tampilan
semata, namun juga harus
memperhatikan bagaimana
aliran informasi yang dibangun
dan diimplementasikan Faktor-
faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam
membangun atau merancang
sistem informasi antara lain :
a.Efisiensi dan efektifitas
Pola aliran informasi yang dibangun
harus sistematik dan sederhana
mungkin tetapi lengkap dan akurat,
khususnya pada prosedur masukan
data harus diperketat agar tidak
terjadi kesalahan dalam pemasukan
data karena secanggih apapun
sistem di bangun apabila data yang
dimasukkan salah maka output yang
dihasilkan juga akan mengalami
kesalahan.
b. Prosedur masukan data sesingkat
mungkin
Hal ini harus diperhatikan oleh perancang
sistem pada saat memasukkan data yang
akan diolah. Untuk itu perancang sistem
harus memiliki wawasan yang luas agar
dapat menentukan solusi dan efektif yang
akan dituangkan dalam bentuk prosedur
pemrograman.
c. Sistem harus dapat mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya
Perusahaan harus dapat memanfaatkan
teknologi jaringan dalam mengintegrasikan
data dan mendistribusikan informasi.
d. Trend masa depan
Sistem yang dibangun diharapkan
dapat beradaptasi dengan
perkembangan dimasa depan dengan
menyerap teknik, model dan teknologi
yang mutakhir. Sistem ini dirancang
secara dinamis, misalnya dengan
memberikan fasilitas set up yang
lengkap agar dapat beradaptasi
dengan kebutuhan di masa
mendatang. Untuk dapat berinteraksi
dengan sistem yang lain, perlu
dipikirkan agar sistem dapat saling
berkomunikasi dengan sistem dari
e. Efisiensi pembiayaan
Pembangunan sistem berdasarkan pada
perencanaan dan perancangan yang matang
dan hemat biaya, sebaliknya jika
perencanaan dan perancangan kurang
matang akan mengakibatkan pemborosan.
f. Integritas dan keamanan data
Sistem yang baru terbentuk tentu harus
memenuhi standar integritas. Keamanan
data merupakan sumberdaya utama bagi
terciptanya informasi. Untuk itu berbagai
metoda pengamanan perlu dipertimbangkan
agar keamanan data dalam sistem tersebut
terjamin.
g. Interaktif
Sistem yang baik harus dapat
berinteraksi dengan pemakainya dan
mudah dipahami. Untuk itu para
perancang sistem selain memikirkan
aliran informasi, juga memikirkan
pemodelan yang interaktif. Kesulitan
utama yang dihadapi adalah bagaimana
mengidentifikasikan, menyeleksi dan
menyusun komponen-komponen sistem
yang sesuai dengan pemakai karena
para pemakai rata-rata memiliki latar
belakang sosial, ekonomi, pendidikan
yang berbeda sehingga diperoleh
TAMPILAN SISTEM INFORMASI YANG
INTERAKTIF
Harus memperhatikan beberapa faktor :
1. Ruang Gerak mata
Tampilan pada layar monitor harus
ditata dengan baik dan proporsional,
namun jangan sampai memenuhi
seluruh ruang yang ada dengan
tulisan, gambar atau fasilitas menu
agar mata bebas dan nyaman.
2. Sarana Komunikasi
Sistem informasi yang interaktif dilengkapi
dengan sarana untuk berdialog dengan
pemakainya. Sarana ini disediakan untuk
mencegah kerusakan sistem bila pemakai
salah mengoperasikannya, atau untuk
memberikan pertolongan bila ketidakjelasan
informasi yang tersaji.
3. Mudah Digunakan
Perancang sistem juga harus memperhatikan
tingkatan pemakai mulaii dari dasar hingga
tingkat lanjut, suatu sistem dikatakan mudah
bila pemakai pemula tidak memerlukan
banyak bantuan dalam mengoperasikannya.
Agar sistem yang dibangun dapat
mudah digunakan maka para analis
dan pemrogram perlu
memperhatikan beberapa teknik
perancangan sistem sebagai
berikut :
a.Perancangan berbasis pemakai
Perancangan sistem harus
berdasarkan kebutuhan pemakai
bukan sebaliknya berdasarkan
gagasan pembuat.
b. Perancangan secara partisipatif
Dengan cara melibatkan pemakai
c. Bila menggunakan teknik
perancangan secara eksperimental
perlu dilakukan uji coba dengan
melibatkan pemakai agar hasilnya
dapat diterima oleh pemakainya.
d. Bila menggunakan teknik
perancangan secara interaktif maka
penentuan spesifikasi sistem juga
harus melibatkan pemakai agar proses
perancangan, pengujian pengukuran
selalu dilakukan berulang-ulang dan
prosedur yang tetap dapat memenuhi
spesifikasi yang ditentukan oleh
pemakai.
harus mempertimbangkan faktor
kenyamanan dalam menggunakan interface,
untuk menciptakan kondisi demikian sistem
perlu mempertimbangkan beberapa faktor
yaitu :

1.Memperhatikan dengan seksama penentuan


jenis
ukuran, warna dan format karakter karena
karakter akan banyak mendominasi layar
tampilan. Oleh karena itu perancang perlu
mewaspadai karakter yang membingungkan
sepeti :
Angka 1 (satu) dengan huruf l (el)
Angka 2 (dua) dengan huruf z (zet)
Angka 5 (lima) dengan huruf S
Angka 8 (delapan) dengan huruf B (be)
melelahkan
mata para pemakai seperti warna
merah,
orange, kuning, hijau serta warna
metalik.
Perpaduan warna juga harus
diarahkan
pada penciptaan tampilan yang
kontras
sehingga dapat dengan mudah
dibaca,
seperti :
Hindari perpaduan warna putih
juga
diperlukan untuk menyajikan
objek
yang tipis atau kecil agar otot
mata
tidak tegang pada saat melihat
dan
mengamatinya.
4. Kompleksitas sajian pada layar
tampilan harus dapat tercipta
dan
dikelola agar dapat tercipta
COGNITIVE PSHYCOLOGI
COGNITIVE PSHYCOLOGI
Agar sistem dapat berinteraksi dengan para
pengguna secara baik maka para perancang dan
pembuat sistem harus mempertimbangkan
pengaruh pshycologi dan kebiasaan dari para
pengguna. Pertimbangan ini diperlukan karena
untuk memahami pengetahuan dan pemahaman
yang telah dimiliki sebelumnya, oleh karena itu
dalam penggunaan simbol, bentuk / gambar, faktor
cognitive pshycologi harus dipertimbangkan agar
pengetahuan dan informasi yang akan
disampaikan kepada pengguna dapat diterima
secara tepat.
Faktor-faktor cognitive pshycologi :
1. Jumlah warna yang berlebihan akan
mengaburkan penekanan terhadap informasi-
informasi tertentu maka perlu diperhatikan
tingkatan radiasi dari warna-warna yang
dihasilkan oleh komputer
2. Simbol yang standar dan tata letaknya.
Gunakan simbol-simbol yang standar dan telah
diterima oleh komunitas teknologi informasi
seperti :
- OK - CANCEL
- EXIT - PRINT
- CLOSE - GAMBAR DISKET
3. Usahakan penggunaan kata-kata dalam
kotak dialog yang tidak memberikan
konotasi ganda seperti :
”Masukkan nama anda”
(bisa jadi yang dimasukkan nama si
pemakai)
Untuk itu alangkah baiknya bila digunakan
kalimat :
Masukkan nama mahasiswa
Masukkan nama pelanggan
SISTEM INFORMASI BERBASIS
KOMPUTER
Sistem informasi berbasiskan
komputer (SIBK) atau Computer
Base Information System (CBIS)
merupakan sistem Informasi yang
menggunakan dan memanfaatkan
kemampuan komputer dalam
melaksanakan tugas guna
pencapaian tujuan sebuah SI.
Model Sistem Informasi Berbasis Komputer

MA
SA
SIA
LAH
SIM

Keputusan Informasi
SPK

OK
Pemecah
Masalah
SP
Evolusi SIBK
a. Fokus awal pada data
(Electronic Data Processing – EDP)
b. Fokus baru pada informasi
(Management Information System)
c. Fokus revisi pada pendukung keputusan
(Decision Support System – DSS)
d. Fokus sekarang pada komunikasi
(Office Automation – AO)
e. Fokus potensial pada konsultasi
(Artificial Intelligence/Expert System –
AI/ES)
a.Fokus awal pada Data
(Electronic Data Processing –
EDP)

Didukung dengan munculnya


punched card, dan perusahaan
umumnya mengabaikan
kebutuhan informasi para
manajernya. Aplikasi yang
digunakan sistem informasi
akuntasi (SIA)
b. Fokus baru pada Informasi
(Management Information System –
MIS)
Seiring dengan diperkenalkannya
generasi baru alat penghitung yang
memungkinkan pemrosesannya lebih
banyak. Hal tersebut dioerientasikan
untuk konsep penggunaan komputer
sebagai sistem informasi manajemen
(SIM), yang berarti bahwa aplikasi
komputer harus diterapkan dengan
tujuan utama untuk menghasilkan
informasi manajemen.
c.Fokus Revisi pada Pengambilan
Keputusan (Decision Support Sistem –
DSS)

Merupakan hal yang berbeda


dengan konsep SIM. DSS adalah
sistem penghasil informasi yang
ditujukan pada suatu masalah
tertentu yang harus dipecahkan
serta diambil keputusannya oleh
manajer
d. Fokus sekarang pada Komunikasi
(Office Automation – OA)

OA memudahkan komunikasi dan


meningkatkan produktivitas di antara para
manajer dan pekerja kantor melalui
penggunaan alat-alat elektronik.
OA telah berkembang meliputi beragam
aplikasi seperti konferensi jarak jauh
(teleconference), voice mail, e-mail (surat
elektronik), electronic calendaring,
facsimile transmission. Istilah lainnya
dalam menggunakan semua aplikasi AO
tersebut dinamakan dengan kantor virtual
(virtual office).
e.Fokus potensial pada Konsultasi
(Artificial Intelligence/Expert System –
AI/ES)

Ide dasar AI adalah komputer dapat


diprogram untuk melaksanakan sebagian
penalaran logis yang sama seperti
manusia. Sistem pakar adalah suatu
sistem yang berfungsi sebagai seorang
spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang
menggambarkan segala macam sistem
yang menerapkan kecerdasan buatan
untuk pemecahan masalah dinamakan
dengan sistem berbasis pengetahuan
(knowledge-bases sistems)
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
PERLUNYA PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI

Pengembangan Sistem Informasi (sistems


development) dapat berarti menyusun
suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada. Sistem yang lama perlu
diperbaiki atau diganti disebabkan karena
beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-
permasalahan (problems) yang
timbul dari sistem yang
lama.Permasalahan yang timbul
a. Ketidak beresan dalam sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama
menyebabkan sistem
yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang
diharapkan, dimana ketidakberesan ini dapat berupa :
• Kecurangan-kecurangan yang disengaja sehingga
menyebabkan tidak amannya harta kekayaan
perusahaan dan kebenaran dari data menjadi
kurang terjamin
• Kesalahan yang tidak disengaja juga dapat
menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin
• Tidak efisiennya operasi
• Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang
telah ditetapkan
Pertumbuhan organisasi
menyebabkan harus disusunnya
sistem
yang baru.
Pertumbuhan organisasi
diantaranya :
• Kebutuhan informasi yang
semakin
luas
• Volume pengolahan data
semakin
tinggi
2. Untuk meraih kesempatan-
kesempatan
(opportunities)
Teknologi informasi berkembang dengan
cepat, dimana organisasi mulai merasakan
bahwa TI perlu digunakan untuk
meningkatkan penyediaan informasi
sehingga dapat mendukung dalam proses
pengambilan keputusan yang akan dilakukan
oleh manajemen. Dalam persaingan pasar
kecepatan informasi atau efisiensi waktu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya
strategi dan rencana yang telah disusun
untuk meraih kesempatan.
Kalau perusahaan lain dapat memanfaatkan
TI tersebut berarti kesempatan akan jatuh
ke tangan pesaing, dimana kesempatan ini
dapat berupa :
a. Peluang-peluang pasar
b. Pelayanan yang meningkat kepada
langganan, dll
3. Adanya Instruksi-instruksi
(directives)
Penyusunan sistem baru dapat juga terjadi
karena adanya instruksi dari pimpinan
ataupun dari luar organisasi seperti
peraturan pemerintah.
Ada beberapa pendekatan untuk
mengembangkan sistem :
1.Pendekatan klasik lawan pendekatan
terstruktur
(dipandang dari metodologi yang digunakan)

Pendekatan Klasik
Mengembangkan sistem dengan mengikuti
tahapan-tahapan pada system life cycle tanpa
dibekali dengan alat-alat dan teknik yang
memadai. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan sistem akan berhasil bila
mengikuti tahapan di system life cycle.
Didalam praktek hal ini tidak cukup karena
pendekatan ini tidak memberikan pedoman
lebih lanjut tentang bagaimana melakukan
Permasalahan yang timbul pada
pendekatan klasik adalah :
a. Pengembangan perangkat lunak
akan
menjadi sulit

Pendekatan klasik kurang memberikan


alat-alat dan teknik di dalam
mengembangkan sistem sehingga
mengakibatkan proses pengembangan
perangkat lunak menjadi tidak terarah
dan sulit untuk dikerjakan oleh
pemrogram.
b. Biaya perawatan atau pemeliharaan
sistem
akan menjadi lebih mahal
Biaya pengembangan sistem yang
termahal terletak pada tahap
perawatannya. Karena biaya perawatan
tidak terlihat dari permukaan maka
banyak orang tidak menyadari bahwa
perawatan ini yang terbesar. Mahalnya
biaya perawatan disebabkan karena
dokumentasi sistem yang dikembangkan
kurang lengkap dan kurang terstruktur.
Dokumentasi ini merupakan hasil dari
alat-alat dan teknik yang digunakan
c. Kemungkinan kesalahan sistem
besar
Pengetesan sistem sebelum
diterapkan merupakan hal yang
kritis karena koreksi kesalahan
sistem setelah diterapkan akan
mengakibatkan pengeluaran biaya
yang lebih besar. Sistem yang tidak
di tes selama tahap pengembangan
merupakan sumber utama dari
kesalahan sistem
d. Keberhasilan sistem kurang
terjamin
Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa analis sistem telah mengerti
akan kebutuhan pemakai sistem
dengan jelas dan benar. Pendekatan
klasik kurang melibatkan pemakai
sistem dalam pengembangan sistem,
maka kebutuhan pemakai sistem
menjadi kurang sesuai dengan yang
diinginkan dan sebagai akibatnya
sistem yang diterapkan menjadi
kurang berhasil.
e. Masalah dalam penerapan
sistem
Kurang keterlibatan pemakai
sistem dalam tahapan
pengembangan sistem, maka
pemakai sistem hanya mengenal
sistem yang baru pada tahap
diterapkannya saja
Pendekatan Terstruktur
Pada dasarnya mencoba
menyediakan kepada analis sistem
tambahan alat-alat dan teknik-teknik
untuk mengembangkan sistem
disamping tetap mengikuti ide dari
system life cycle. Karena
permasalahan pada pendekatan
klasik maka diperlukan suatu
pendekatan pengembangan sistem
yang baru yang dilengkapi dengan
beberapa alat dan teknik supaya
membuatnya berhasil.
sistem
(dipandang dari sasaran yang akan
dicapai)
Pendekatan sepotong
Merupakan pendekatan pengembangan
sistem yang menekankan pada suatu
kegiatan atau aplikasi tertentu saja. Pada
pendekatan ini, kegiatan atau aplikasi yang
dipilih dikembangkan tanpa memperhatikan
posisinya pada sistem informasi atau tanpa
memperhatikan sasaran keseluruhan dari
organisasi.
Pendekatan sistem
Memperhatikan sistem informasi sebagai
3. Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-
turun
(Dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari
sistem)
Pendekatan bawah-naik
Dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan
bawah-naik bila digunakan pada tahap analisis sistem
disebut dengan data analisis
Pendekatan atas-turun
Dimulai dari level atas organisasi yaitu level
perencanaan strategis. Bila digunakan pada tahap
analisis sistem disebut dengan decision analysis,
karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen terlebih dahulu.
4. Pendekatan sistem menyeluruh lawan
pendekatan
modular (dipandang dari cara
mengembangkannya)
Pendekatan sistem menyeluruh
Merupakan pendekatan yang
mengembangkan sistem serentak secara
menyeluruh. Pendekatan ini kurang cocok
untuk sistem yang komplek karena akan sulit
untuk dikembangkan.
Pendekatan modular
Berusaha memecahkan sistem yang rumit
menjadi beberapa bagian atau modul yang
sederhana, sehingga sistem akan lebih
5. Pendekatan lompatan jauh lawan
pendekatan
berkembang
(Dipandang dari teknologi yang akan
digunakan)
Pendekatan lompatan jauh
Menerapkan perubahan menyeluruh secara
serentak menggunakan teknologi canggih.
Perubahan ini banyak mengandung resiko,
karena TI cepat berkembang. Pendekatan
ini juga terlalu mahal karena memerlukan
investasi seketika untuk semua teknologi
yang digunakan dan pendekatan ini juga
sulit untuk dikembangkan karena terlalu
Pendekatan berkembang
Menerapkan teknologi canggih
hanya untuk aplikasi yang
memerlukan saja pada saat itu
dan akan terus dikembangkan
untuk periode berikutnya
mengikuti kebutuhan sesuai
dengan perkembangan TI yang
ada.
Alat dan teknik
pengembangan sistem
Alat dan teknik
pengembangan sistem
Metodologi pengembangan sistem
terstruktur membutuhkan alat dan
teknik. Alat yang digunakan dalam suatu
metodologi umumnya berupa gambar
atau diagram maupun grafik agar lebih
mudah dimengerti
Teknik yang digunakan untuk
pengembangan sistem diantaranya :
1.Teknik manajemen proyek
CPM (Critical path Method) dan
PERT (Program Evaluation and
Review Technique). Teknik ini
digunakan untuk penjadwalan
proyek.
2. Teknik untuk menemukan
fakta
Teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dan
menemukan fakta-fakta dalam
kegiatan mempelajari sistem yang
ada. Teknik ini diantaranya adalah
wawancara, observasi, daftar
pertanyaan dan pengumpulan
sampel
3. Teknik analisis biaya /
manfaat
Teknik yang digunakan untuk
menghitung biaya yang
berhubungan dengan
pengembangan sistem informasi,
seperti biaya pengadaan, biaya
persiapan, biaya proyek dan biaya
operasi.
4. Teknik untuk menjalankan rapat
Tujuan dari rapat dalam pengembangan
sistem diantaranya adalah untuk :
a. Mendefinisikan masalah
b. Mengumpulkan ide-ide
c. Memecahkan permasalahan
d. Menyelesaikan konflik yang terjadi
e. Menganalisis kemajuan proyek
f. Mengumpulkan data dan fakta
g. Perundingan-perundingan
5. Teknik inspeksi
Proses dari analisis dan desain
sistem harus diawasi. Dalam
pengawasan ini dapat dilakukan
dengan cara melihat hasil dari
setiap tahap pengembangan
sistem.
METODOLOGI PENGEMBANGAN
SISTEM
Metodologi pengembangan sistem
adalah :
Metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-
aturan yang akan digunakan sebagai
pedoman bagaimana dan apa yang
harus dikerjakan selama
pengembangan ini.
Urutan prosedur untuk penyelesaian
masalah dikenal dengan istilah algoritma.
Metodologi pengembangan sistem yang
akan digunakan dalam hal ini adalah
pendekatan terstruktur.
Tujuan pendekatan terstruktur adalah :
Agar pada akhir pengembangan perangkat
lunak dapat memenuhi kebutuhan user,
dilakukan tepat waktu, tidak melampaui
anggaran biaya, mudah digunakan, mudah
dipahami dan mudah dirawat.
Ciri-ciri utama yang mendukung pendekatan
terstruktur adalah :
1. Memanfaatkan alat-alat pemodelan
Menggunakan model untuk menjelaskan
bagaimana sistem dan subsistem untuk ditelaah
dan dievaluasi oleh pelanggan dan pengembang
(sebagai alat komunikasi, eksperimentasi atau
prediksi)
2. Merancang berdasarkan modul
Modularisasi adalah proses yang membagi
suatu sistem menjadi beberapa modul untuk
dapat beroperasi
3. Bekerja dengan pendekatan top-down
Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan
sampai ke tingkat modul (rinci)
4. Dilakukan secara iterasi
Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, tetapi
terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan
menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan
dengan baik.
5. Kegiatan dilakukan secara paralel
Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan
secara paralel, sehingga akan memperpendek waktu
pengembangan sistem.
SIKLUS HIDUP SISTEM INFORMASI
Siklus hidup sistem informasi
dimulai dari perencanaan,
pengembangan dan evaluasi untuk
menetapkan apakah sistem informasi
tersebut layak diaplikasikan atau tidak.
Jika tidak layak maka sistem informasi
tersebut diganti dengan yang baru
yang dimulai dari perencanaan kembali
Siklus Hidup Sistem Informasi

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Analisa
Survey Desain

Perencanaan Evaluasi
Pemeliharaan Pembuatan

Implementasi

Mnj & User Mnj & User

Konsultan / EDP Dept


TAHAP PERENCANAAN

a. Bertujuan untuk mengidentifikasi dan


memprioritaskan sistem informasi apa
yang akan dikembangkan, sasaran yang
ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan,
mempertimbangkan dana yang tersedia
dan siapa yang melaksanakan.

b. Perencanaan dapat mencakup


keseluruhan unit bisnis maupun per
departemen dengan memperhatikan misi
dari usaha bisnis tersebut.
c. Untuk sistem yang lebih besar biasanya
dibentuk tim yang terdiri dari manajemen,
user dan ahli teknologi informasi. Dimana
tim ini ada yang berfungsi sebagai
pengarah (steering commitee) atau
berfungsi untuk menyetujui atau menolak
suatu proyek (information sistem
commitee)

d. Perencanaan dimulai dari :

1. Usulan sistem

Biasanya berisi adanya perubahan permasalahan yang


dihadapi sistem lama
2. Keputusan Manajemen
Usulan tersebut harus mendapat persetujuan dari
manajemen karena menyangkut biaya, perubahan sistem
kerja dan tanggung jawab, keamanan data, hubungan
dengan pelanggan dsb.
3. Kerangka acuan kerja
Setelah persetujuan dari manajemen maka dibentuk tim
dengan kerangka kerja sbb :
a. Latar belakang
b. Maksud dan tujuan
c. Sasaran proyek
d. Ruang lingkup pekerjaan
e. Jangka waktu pelaksanaan
f. Prioritas pekerjaan
4. Anggaran (dana)
Anggaran disusun berdasarkan
kerangka acuan kerja diatas
5. Penunjukan tim pelaksana
Apakah pengembangan sistem
informasi oleh perusahaan atau pihak
konsultan
6. Menilai kelayakan proyek
Mencakup :
a. Kelayakan operasional (apakah sistem
baru dapat dilaksanakaan dengan
sumberdaya manusia yang tersedia)
b. Kelayakan teknis (apakah hardware &
software yang akan dikembangkan
tersedia)
c. Kelayakan ekonomi (menyangkut biaya
untuk membuat dan menjalankan
sistem
baru)
Beberapa keuntungan dari perencanaan sistem informasi berbasis
komputer :

• Meningkatkatkan komunikasi antara manajer,


pemakai & pembuat

• Meningkatkan efektifitas penggunaan sumberdaya


organisasi

• Mendukung komunikasi untuk mempertanggung


jawabkan kegiatan yang dilakukan oleh individu
maupun departemen

• Mendukung proses evaluasi

• Memungkinkan para manajer untuk mengelola


pembangunan sistem jangka panjang
B. TAHAP PENGEMBANGAN

Disebut juga dengan siklus hidup


pengembangan sistem yang terdiri dari :

1. Survey
Untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan

2. Analisis

Untuk memahami sistem yang ada,


mengidentifikasi dan mencari solusinya.
3. Desain
Mendesain sistem baru sehinga dapat
menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi perusahaan.
4. Pembuatan
Membuat sistem baru
5. Implementasi
Menyiapkan sistem yang baru
6. Pemeliharaan
Agar sistem berjalan secara optimal
Beberapa cara yang
diterapkan pada tahapan
pengembangan sistem
informasi :
a.Berurutan (waterfall)
Setiap tahapan harus
diselesaikan terlebih dahulu
secara penuh sebelum
melanjutkan ke tahapan
berikutnya.
Survey

Analisis

Desain

Pembuatan

Implementasi

Pemeliharaan
Gambar Waterfall
b.Iterasif / spiral
Dilaksanakan dengan
memakai teknik pengulangan
dimana suatu proses
dilaksanakan secara
berulang-ulang sampai
mendapatkan hasil yang
diinginkan
Survey

Analisis

Desain

Pembuatan

Implementasi

Pemeliharaan

Gambar Proses Iterasif


c. Proses Spiral

Analisis Desain

Survey
Pemeliharaan

Implementasi Pembuatan

Gambar Proses spiral


C. TAHAP EVALUASI

Dilakukan untuk memastikan bahwa


pelaksanaan pengembangan sistem
informasi sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan baik dari segi waktu,
biaya maupun teknis. Evaluasi dilakukan
oleh user / manajemen dari :
1.Saat pengembangan
Apakah sesuai dengan rencana, jadwal
dsb. Dengan demikian setiap
penyimpanan dapat diatasi sedini
mungkin.
2. Saat penyerahan
Sistem perlu di testing penerimaan,
apakah program dapat berfungsi
sebagaimana yang diinginkan seperti
waktu respon, kelengkapan informasi
yang disajikan dsb.
3. Saat pengoperasian
Evaluasi dapat dilakukan pada jangka
waktu tertentu, misalnya ½ tahun, 1
tahun atau sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai