Anda di halaman 1dari 21

Asma Bronkial dan Tatalaksana

Asma Akut
Pembimbing dr. Edi Sp. A
Asma Bronkial
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran nafas
yang ditandai oleh mengi dan / atau batuk berulang
dengan karakteristik :
• Timbul secara episodik
• Cenderung pada malam / dini hari (nokturnal)
• Bersifat musiman
• Timbul setelah aktivitas fisik
• Riwayat asma dan / atau atopi lain pada pasien
dan / atau keluarganya
Epidemiologi
Berdasarkan Data US Centers for Disease
Controland Prevention (CDC) Asthma
Surveillance Survey :
• Prevalensi asma dewasa : 6,7%
• Prevalensi asma anak : 8,5%
• Sebelum pubertas : laki-laki > perempuan
• Pada masa remaja : laki-laki= peremuan
Etiologi
• serangan akut umumnya timbul akibat
pajanan terhadap faktor pencetus : infeksi
virus, alergen, cuaca dingin, kegiatan jasmani,
gastroesofageal refluks,emosi
Patofisiologi
Pencetus seranngan

Reaksi antigen dan antibodi

Pelepasan mediator kimiawi

Peningkatan
Sekresi mukus Kontraksi otot polos
permeabilitas kapiler

Obstruksi jalan nafas

• Ventilasi yang tidak seragam


• Gangguan ventilasi • Hipoksemia
• hipoventilasi • hiperkapnea
Klasifikasi
Asma diklasifikasikan berdasarkan :
• Derajat penyakit (kronis)
• Derajat serangan (akut)
Berdasarkan derajat
penyakitnya : Berdasarkan derajat
• Asma episodik jarang serangannya :
• Asma episodik sering • Serangan asma ringan
• Asma episodik • Serangan asma sedang
persisten • Serangan asma berat
Pembagian Derajat Penyakit Asma pada anak
Parameter klinis, kebutuhan Asma episodik Jarang Asma episodik Sering Asma persisten
obat dan faal paru (Asma ringan) (Asma sedang) (Asma berat)

1. Frekwensi serangan < 1 x /bulan > 1 x /bulan Hampir sepanjang


tahun
2. Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu Hampir sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
3. Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
4. Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
5. Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
6. Pemeriksaan fisik diluar Normal (tidak ditemukan Mungkin terganggu Tidak pernah
serangan kelainan) (ditemukan kelainan) normal

7. Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu Perlu


inflamasi)
8. Uji faal paru (diluar serangan) PEF/FEV 1 > 80% PEF/FEV 1 60-80% PEF/FEV 1 <60%

9. Variabilitas faal paru (bila ada Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
serangan)
Penilaian derajat serangan asma (GINA,
2006)
Parameter Ringan Sedang Berat Ancaman henti
nafas
Sesak Berjalan Berbicara isirahat
posisi Bisa berbaring Lebih suka Duduk
duduk bertopang
lengan
bicara Kalimat Penggal Kata-kata
kalimat
kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya kebingungan
iritabel iritabel iritabel

Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada nyata


mengi Sedang, sering Nyaring, Sangat nyaring, Sulit / tidak
hanya pada sepanjang terdengar terdengar
akhir ekspirasi ekspirasi dan tanpa
insipirasi stetoskop
Penilaian derajat serangan asma
(GINA, 2006)
Parameter Ringan Sedang Berat Ancaman henti
nafas
Penggunaan Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan
otot bantu paradoks
respiratorik torakoabdomin
al
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, dangkal/hilang
retraksi ditambah ditambah nafas
interkostal retraksi cuping hidung
suprasternal
Laju nafas Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
Pedoman nilai baku laju nafas pada anak sadar
Usia Frekuensi nafas normal
<2 bulan <60 x menit
2-12 bulan <50 x menit
1-5 tahun <40 x menit
6-8 tahun <30 x menit
Parameter Ringan Sedang Berat Ancaman henti
nafas
Laju nadi Normal takikardi Takikadri bradikardi
Pulsus paradoksus Tidak ada Ada Ada Tidak ada
(pemeriksaan tidak
praktis) <10mmHg 10-20 mmHg >20 mmHg (tanda
kelelahan otot
nafas)
PEFR atau FEV1 (%
nilai prediksi / %
nilai terbalik)
• Pre-bronkial >60% 40-60% <40%
dilatasi
• Pasca- >80% 60-80% <60
bronkodilatasi
SaO2 >95% 91-95% <90%
PaO2 Normal >60 mmHg <60 mmHg
PCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
Alur Tatalaksana serangan asma
Nilai derajat serangan asma

Tatalaksana awal
• Nebulisasi B-agonis 1-2x selang 20 menit
• Nebulisasi kedua + antikolinergik
• jika serangan sedang / berat, nebulisasi langsung dengan B-agonis +antikolinergik

Serangan sedang Serangan berat


Selama ringan
(nebulisasi 2x, respon ( bila telah nebulisasi 3x,
(nebulisasi 1x, respon
parsial) respon buruk)
baik)
• Berikan O2 • sejak awal berikan O2
• Observasi 1-2 jam
• Nilai kembali derajat • Pasang jalur parenteral
• Jika efek bertahan,
serangan jika sesuai •Nilai ulang keadaan klinis,
boleh pulang
dengan serangan sedang, jika sesuai dengan
• Jika gejala timbul lagi
observasi di ruang gawat serangan berat, rawat di
perlakukan sebagai
sehari ruang rawat inap
serangan sedang
• Berikan steroid oral •Foto rontgen Thoraks
Ruang rawat sehari :
Boleh pulang
• teruskan pemeberian
• bekali dengan obat B- Ruang rawat inap
O2
agonis hirup / oral • teruskan O2
•Lanjutkan steroid oral
•Jika sudah ada obat •Atasi dehidrasi & asidosis jika
•Nebulisasi tiap 2 jam
pengendali teruskan. ada
•Bila dalam 12 jam
•Jika pencetusnya adalah •Steroid IV tiap 6-8 jam
perbaikan klinis stabil,
infeksi virus, dapat diberikan • nebulisasi tiap 1-2 jam
boleh pulang tetapi jika
steroid oral •Aminofilin IV awal,
klinis tetap belum
•Dalam 24-48 jam kontrol ke lanjutkan rumatan
membaik atau
klinik rawat jalan untuk •Jika membaik dalam 4-6x
memburuk, alih rawat ke
reevaluasi nebulisasi, interval jadi 4-6
ruang rawat inap
jam.
Catatan
•Jika dalam 24 jam perbaikan
•Jika dari nilai penilaian serangannya sedang / berat ,
klnis stabil boleh pulang
nebulisasi pertama kali langsung dengan B-agonis +
•Jika dengan steroid &
antikolinergik
aminofilin parenteral tidak
•Bila terdapat tanda ancaman henti nafas segera ke ruang
membaik, bahkan timbul
rawat intensif
ancaman henti nafas, alih
•Jika alat nebulisasi tidak tersedia, nebulisasi dapat
rawat intensif.
diganti dengan adrenalin subkutan 0,01 ml/kgBB/kali ,
maksimal 0,3 ml/kali.
•Untuk serangan sedang & terutama pada saat
nebulisasi.
Tatalaksana asma
Obat asma terdiri dari 2 kelompok :
• Obat pereda (reliever)
• Obat pengendali (controller)
Pereda (Reliever) Pengendali (controler)
• Untuk mengatasi • Untuk mencegah
eksaserbasi. kekambuhan.
• Golongan B-agonis kerja • Golongan B-agonis kerja
kerja pendek, panjang, antiinflamasi
methylxantine, steroid, golongan anti-
antikolinergik, inflamasi nonsteroid,
kortikosteroid sistemik antileukotiren, teofilin
• Oral, inhalasi, injeksi lepas lambat
• Oral, inhalasi
Obat pereda (reliever)

Golongan B agonnis kerja pendek Salbutamol


• Salbutamol Oral : 0,1-0,15 mg/KgBB/kali setiap 6 jam
• Terbutalin Inhalasi : 0,1-0,15 mg/KgBB (maksimum 5 mg /kali)
interval 20 menit.
Terbutalin
Oral : 0,05-0,1 mg/KgBB/kali setiap 6 jam
Inhalasi : 2,5 mg /kali

Golongan antikolinergik Ipatropium bromida


• Ipatoprium bromida Nebulisasi : 0,1 mL/KgBB setiap 4 jam

Golongan kortikosteroid sistemik Metilprednisolon


• Metiil prednisolon Intravena : 1 mg /KgBB, setiap 4-6 jam

Golongan methyl-Xanthine Aminofilin


• Aminofilin Dosis inisial : 6-8 mg/KgBB dilarutkan dalam 20 mL
dekstrose 5% garam fisiologi, diberikan dalam 20-30
menit.
Obat pengendali (Controller)

Golongan B agonnis kerja panjang Salmeterol :


• Salmeterol Inhalasi : > 4 tahun : 50ng/ inhalasi, 2 x sehari
• Formoterol Formoterol
Inhalasi : >5 tahun 12 ng/inhalasi,2 x sehari
Golongan anti inflamasi steroid Budesonide
• Budesonide Inhalasi :
• Fluticasone Asma episode sering :
• Prednison • <12 tahun : 100-200 ng
• >12 tahun : 200-400 ng
Asma persisten
• <12 tahun : 200-400 ng
• >12 tahun : 400-600 ng
Golongan antileukotrien Zafirlukast
• Zafirlukast < 5 tahun : tidak digunkaan
5-11 tahun : 2 x 10 mg / hari (PO)
>12 tahun : 2 x 20 mg / hari (PO)
Golongan teofilin lepas lambat
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai