Anda di halaman 1dari 113

Perencanaan Pembelajaran


Pengembangan Kurikulum
1.Kurikulum ’94
2.Kurikulum Suplemen ’99
3.KBK
4.KTSP
Latar belakang terjadinya perubahan kurikulum,
karena adanya inovasi kurikulum (reformasi
pendidikan) yaitu dengan dikeluarkannya kebijakan
pemerintah berupa undang-undang kependidikan:
1. UU No. 22 Th. 1999 tentang Pemerintahan
daerah
2. UU No. 25 Th. 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai
otonomi daerah
Lanjutan
3. TAP MPR No. V/MPR/1999 tentang Arah
Kebijakan Pendidikan di Masa Depan
Pemberlakukan undang-undang tersebut
menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan
wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan
pendidikan berupa:
1.Perubahan pengelolaan pendidikan dari
sentralistik menjadi desentralistik.
2.Arus globalisasi yaitu karena perkembangan
iptekni dan perkembangan ekonomi berbasis
pengetahuan tentu dibutuhkan individu yang
memiliki kompetensi yang handal di bidangnya.
Lanjutan
3. Rendahnya kualitas pendidikan.
Laporan Bank Dunia (1992) berupa Studi IAEA
(Internasional Association for the Evaluation of
Educational Achievement) di beberapa negara
Asia ditemukan bahwa:
a. Siswa kelas IV SD di Indonesia menduduki
peringkat terendah dalam bidang membaca
yaitu dengan nilai rata-rata (51,7), Hongkong
(75,5), Singapura (74,0), Thailand (65,1),
Filipina (52,6)
b.Untuk matematika urutan 34 dan IPA urutan
32 dari 38 negara peserta.
Lanjutan
4. Isi kurikulum yang lebih mengedepankan sisi
akademik dan kurang memperhatikan sikap dan
moral siswa. Semua pelajaran menekankan pada
penguasaan materi tanpa membedakan hakikat
mata pelajaran tersebut. Contoh: Agama dan
PMP seharusnya lebih menekankan pada aspek
nilai dan sikap tapi kenyataannya tidak.

Oleh sebab itu, munculnya perubahan kurikulum


yaitu kurikulum yang diarahkan kepada
pendidikan yang demokratis yang mampu
melayani setiap perbedaan dan kebutuhan
individu serta membekali siswa dengan sejumlah
kompetensi
Lanjutan
Tentu dalam rangka bahwa pendidikan
diharapkan mampu melahirkan generasi yang
mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan
memiliki kesabaran dan mampu bersaing dan
siap menghadapi berbagai tantangan.
Untuk kepentingan itu diperlukan perubahan
yang mendasar salah satu adalah perubahan
kurikulum sebagai alat pencapaian tujuan
pendidikan.
Sekilas tentang KTSP
KTSP: “Kurikulum Tidak Siap Pakai”,
“Kurikulum Kate Siape?” dan banyak lagi
anekdot yang dimunculkan oleh guru.
KTSP: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan yang sudah siap dan mampu
mengembangkan dan memperhatikan UU No.
20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 36:
Lanjutan
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah dan peserta didik.
3. KTSP dasar dan menengah dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman
pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat BSNP.
Pengertian Perencanaan
(Tatap Muka II)

Perencanaan pembelajaran adalah


proses penyusunan satuan acara
pembelajaran atau rencana program
pembelajaran atau proses
penyusunan/penyempurnaan materi
pembelajaran untuk masing-masing
kegiatan pembelajaran selama satu
semester.
Lanjutan
Perencanaan pembelajaran dilakukan untuk
tiap kegiatan pembelajaran yang terbagi atas
beberapa satuan kegiatan sesuai dengan
kurikulum, peta kurikulum dan silabus.
Gagne mengatakan bahwa sistem
instruksional adalah suatu set peristiwa yang
mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi
proses pembelajaran. Suatu set peristiwa ini
mungkin digerakkan oleh pengajar sehingga
disebut pengajaran, mungkin digerakkan
oleh siswa sendiri dengan menggunakan
buku, gambar atau media.
Lanjutan
Baik digerakan oleh guru maupun digerakkan
oleh siswa itu sendiri, kegiatan itu harus
terencana secara sistemetis untuk dapat
disebut kegiatan instruksional.
Jadi, Pengajaran atau pembelajaran
adalah suatu bentuk kegiatan
instruksional.
Kegiatan yang dilakukan siswa dalam
kehidupan sehari-hari tanpa perencanaan
sebelumnya disebut pengalaman bukan
kegiatan instruksional walaupun kegiatan ini
menyebabkan perubahan perilaku siswa.
Kegiatan Instruksional
Merupakan komposisi bagian-bagian dan fungsi
masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional
yang telah dirumuskan sebelumnya. Apabila salah satu
bagian tidak berfungsi dengan baik, tujuan
instruksional yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai
dengan baik, karena itu kegiatan instruksional disebut
sistem.

Kegiatan instruksional dianalisis menjadi subsistem-


subsistem sebagai berikut; Tujuan instruksional, tes,
strategi instruksional, bahan instruksional dan
evaluasi, di samping komponen pengajar, siswa dan
fasilitas.
Lanjutan

Karena itu Memecahkan Masalah


Instruksional perlu menguji fungsi setiap
subsistem tersebut. Untuk menguji subsistem
dipergunakan analisis sistem. Hasil pengujian
memberikan petunjuk subsistem yang perlu
diganti atau diperbaiki. Langkah selanjutnya
adalah mensintesis sistem baru dengan cara
mengintekrasikan subsistem baru tersebut
dengan subsistem lain untuk mewujudkan
sistem yang lebih baik.
Pendekatan & Model
Pengembangan Kurikulum (Modul 1)
Ada dua model pendekatan
1. Pendekatan Administratif (Administrative Approach)
sistem komando (top-down) atau line staff model,
pengembangan kurikulum menetes ke bawah dari
pemegang kebijakan (Mentri, Dirjen Dikdasmen,
Ka.Dinas Pend.)
2. Pendekatan Akar Rumput (Grassroots Approach)
Sistem (bottom - Up) biasanya diawali dari keresahan
guru terhadap kurikulum yang berlaku, guru memiliki
kebutuhan dan keinginan untuk menyempurnakan kur.
(negara-negara berkembang sudah menerapkan
pend.ini karena kebijakan pendidikan sudah bersifat
desentralistik (daerah/distrik) yaitu guru atau sekolah.
Pendekatan
lain
1. Pendekatan mata pelajaran
2. Pendekatan interdisipliner
a. Pendekatan struktural
b. Pendekatan fungsional
c. pendekatan daerah (interfild)
3. Pendekatan integratif
4. Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan
5. Pendekatan pengembangan kurikulum
berdasarkan
fokus sasaran.
lanjutan
(1) Pendekatan mata pelajaran bertolak dari mata
pelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Model ini biasanya hanya berdasarkan kebutuhan
guru mata pelajaran tsb. Pola ini lebih berbentuk
terpisah-pisah karena antara mata pelajaran tidak
saling berkaitan. Guru hanya bertanggung jawab
dengan mata pelajaran yang diampunya.
(2) Bertolak belakang dengan pendekatan (1) bahwa
antara satu mata pelajaran itu seharusnya saling
berhubungan, artinya mata pelajaran yang memiliki
ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi,
mis: agama dengan PPKn.
(3) Pendekatan ini beertolak dari suatu keseluruhan
atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh
dalam rangka pembentukan pribadi siswa yang
terintegrasi, karena itu kurikulum juga disusun untuk
mengembangkan pribadi yang utuh.
Lanjutan
(4) Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan,
artinya proses pembelajaran merupakan suatu
sistem yang dimulai dari: penetapan tujuan
instruksional, strategi instruksional,
bahan/materi, media, dan evaluasi. Di samping
komponen yang lain yaitu pendidik, subjek didik,
dan fasilitas.
(5) Pendekatan yang berangkat dari apa sasaran
yang mau dicapai dengan pemberian seperangkat
materi pembelajaran. Misalnya, jika fokusnya
adalah bagaimana agar dalam pembelajaran
siswa yang lebih aktif tentu sasarannya adalah
lebih kepada kepentingan siswa.
Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pengembangan kurikulum merupakan


proses yang kompleks. Pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi
memfokuskan pada kompetensi
tertentu, berupa paduan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat
didemostrasikan peserta didik sebagai
ujud pemahaman terhadap konsep
yang dipelajari.
Pendekatan dalam
pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi
Pendekatan kompetensi merupakan
pendekatan yang menfokuskan pada
penguasaan kompetensi tertentu
berdasarkan tahapan perkembangan peserta
didik. Setiap tahapan perkembangan
memiliki potensi bawaan yang dapat
dikembangkan tetapi pemekarannya sangat
terantung pada kesempatan yang ada dan
kondisi lingkungan.
• Guru SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain
yang sederajat harus memiliki:
(1) kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-4) atau sarjana
(S-1),
(2) latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dan
(3) sertifikasi profesi guru
SDLB/SMPLB/SMALB.

• Guru SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat


harus memiliki:
(1) kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1),
(2) latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dan
(3) sertifikasi profesi guru SMK/MAK.
Kompetensi

• Kompetensi adalah seperangkat


pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh siswa, atau guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
• Kompetensi meliputi:
1. kompetensi pedagogik,
2. kompetensi kepribadian,
3. kompetensi sosial, dan
4. kompetensi profesional.
Standar Isi
• Standar isi mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
• Isi memuat
a. kerangka dasar dan struktur
kurikulum,
b. beban belajar,
c. kurikulum tingkat satuan pendidikan,
dan
d. kalender pendidikan/akademik.
Standar Proses
• Standar proses memberikan
pemahaman yang saintifik tentang
aktivitas pembelajaran yang dapat
menghasilkan pengalaman belajar
yang mandiri pada diri siswa, bukan
hanya pengetahuan yang bersifat
hafalan turunan yang tidak terkristal
dalam diri pembelajar.
Lanjutan
Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
• Guru dan satuan pendidikan hendaklah
melakukan:
- perencanaan proses pembelajaran,
- pelaksanaan proses pembelajaran,
- penilaian hasil pembelajaran, dan
- pengawasan proses pembelajaran
• Perencanaan proses pembelajaran minimal
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.
• Pelaksanaan proses pembelajaran
hendaklah memperhatikan jumlah maksimal
peserta didik per kelas, beban mengajar per
pendidik , rasio maksimal buku teks
pelajaran setiap peserta didik dan rasio
maksimal peserta didik per pendidik.
• Sejalan dengan itu, penilaian hasil
pembelajaran hendaklah menggunakan
berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor
dsb.) dasar yang harus dikuasai peserta
didik.
Standar Kompetensi
• Standar kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) lulusan digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dan satuan pendidikan.
• Kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
• Standar komptensi lulusan untuk pendidikan
dasar dan menengah dimaksudkan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
keperibadian, akhlak, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
.
Model Pengembangan Kurikulum
(Lanjutan Modul 1)
• Model dari Ralply W. Tyler. Bagaimana merancang
suatu kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan misi
suatu institusi pendidikan. (Ada 4 hal yang harus
diperhatikan: tujuan, pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan, pengorganisasian pengalaman
belajar dan pengembangan evaluasi)
• Model Hilda Taba lebih menitikberatkan pada
bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu
proses perbaikan dan penyempurnaan kur. Langkah
1. Pilot unit (diagnosa kebutuhan, formulasi tujuan,
memilih isi, mengorganisasi isi, memilih pengalaman
belajar, mengorganisasi pengalaman belajar,
menentukan alat evaluasi dan menguji keseimbangan
kurikulum.
Lanjutan
2. Menguji coba unit eksprimen untuk
menentukan validitas dan kelayakan
penggunaannya
3. Merevisi dan mengkonsolidasi unit-
unit eksprimen.
4. Mengembangkan seluruh kerangka
kurikulum.
5. Implementasi dan desiminasi
kurikulum
Model Pengembangan Kurikulum dari Olivia,
Kurikulum harus bersifat sederhana,
komprehensif, dan sistematik.
1. Menetapkan dasar filsafat
2. Menganalisis kebutuhan masyarakat
3. Merumuskan tujuan umum kurikulum
4. Merumuskan tujuan khusus kurikulum
5. Mengorganisasi rancangan implementasi
kurikulum
6. Menjabarkan kurikulum dalam tujuan umum
pembelajaran
7. Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
8. Menetapkan dan menyeleksi
strategi pembelajaaran
9. Menyeleksi dan menyempurnakan
teknik penilaian
10. Mengimplementasikan strategi
pembelajaran
11. Mengevaluasi pembelajaran
12. Mengevaluasi kurikulum
• Model yang dikembangkan Beauchamp
a. Menetapkan wilayah atau area yang
melakukan perubahan suatu kurikulum.
b. Menetapkan pihak-pihak yang akan terlibat
dalam proses kurikulum.
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh,
yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum
dan tujuan khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar serta menetapkan
evaluasi
d. Implementasi kurikulum.
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum.
Langkah-langkah
Pengembangan
a.
Kurikulum (Modul 2)
Analisis dan diagnosis kebutuhan
(kebutuhan siswa, stakeholders, dan
harapan pemerintah)
b. Perumusan tujuan yang berhierarki
(kompleks-khusus dan opersional)
c. Pemilihan dan pengorganisasian materi
d. Pemilihan dan pengorganisasian
pengalaman belajar.
e. Evaluasi kurikulum.
Lanjutan
Perumusan Tujuan (langkah 2)
Tujuan Dokume Lembaga Penjab.
n
Tujuan UUD 45 MPR, DPR, Presiden
Nasional Presiden
Tujuan GBHN, Depdiknas Mendikn
Pen.Nas. UUSPN as
Tujuan Kur/GBPP TK,SD,SMTP, Kepsek/D
Instruksional SMU/SMK ir./Rektor
dan PT
Tujuan Kur./GBPP Bidang Studi Guru
Kurikuler
Tujuan RPP Pembelajaran Guru
Lanjutan

Domain Kognitif Domain Afektif Domain


(Bloom) Psikomotor
Pengetahuan Penerimaan Gerak refleks
Pemahaman Penaggapan Gerak dasar
Aplikasi Penilaian Ket.
Sistesis Pengorganisa Perseptual
Analisis sin Ket. Fisik
Evaluasi Karakteristik Gerak ket.
nilai Komunikasi
nondiskursif.
Lanjutan Pemilihan dan
Pengorganisasian Materi
•Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan
tujuan
•Materi dipilih karena memang berharga
•Materi dipilih karena berguna
•Materi dipilih karena bermanfaat
•Materi sesuai dengan kebutuhan dan minat
siswa.

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar


materi tersebut sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
Lanjutan Pemilihan dan
Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Pemilihan pengalaman belajar dapat dilakukan
dengan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran. Pengalaman yang
dipilih harus: sesuai dengan tujuan
pembelajaran, memuaskan siswa, melibatkan
semua siswa, dan satu pengalaman belajar dapat
mencapai tujuan yang berbeda.

Evaluasi Kurikulum dilakukan untuk: (1) apakah


sudah mencapai tujuan pembelajaran dan (2)
apakah kurikulum yang dikembangkan dapat
diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya?
Prinsip-Prinsip Pengembangan
Kurikulum (Modul 3)
a. Prinsip berorientasi pada tujuan, artinya
tujuan merupakan arah bagi pengembg.
komponen lainnya (materi, metode,
evaluasi) utk mencapai tiga ranah.
b. Prinsip kontinuitas, perlu ada
kesinambungan antara materi dgn.
jenjang dan jenis prog.pendidikan
c. Prinsip fleksibilitas, baik untuk
guru/siswa.
d. Prinsip integritas, adanya keterpaduan
shg.dapat mengembangkan life skill siswa.
Analisis Kebutuhan dan Tujuan
Pembelajaran
Modul 2
Analisis kebutuhan pembelajaran.
a. Pengertian analisis kebutuhan.
Kebutuhan adalah kesenjangan yang
diperoleh dari membandingkan
keadaan saat ini dengan keadaan
yang seharusnya. Dengan perkataan
lain, setiap keadaan yang kurang
dari yang seharusnya menunjukkan
adanya kebutuhan.
b. Langkah-langkah mengidentifikasi
kebutuhan pembelajaran.
1. Menentukan kesenjangan penampilan
siswa.
2. Mengidentifikasi bentuk kegiatan
pembelajaran yang paling tepat.
3. Menentukan populasi sasaran yang
dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran tersebut.

TAMBAHANNYA DALAM SLIDE LAIN!!!


Tujuan Pembelajaran Umum
Modul 2
Bloom membagi tujuan pembelajaran
menjadi tiga kawasan ;
1.Kognitif, mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
sesuatu.
2.Afektif, sikap: penerimaan, memberikan respon,
penilaian, pengorganisasian, karakteristik
3.Psikomotor, keterampilan: melakukan gerak.
Kalimat dengan kata kerja yang operasional untuk
memudahkan mengukur ketercapaian dan
perubahan tingkah laku siswa dapat diamati.
Ctt. Siswa dapat menjelaskan atau menguraikan
lebih tepat digunakan daripada siswa dapat
mengerti atau mengetahui.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam
kalimat dengan kata kerja yang operasional;
dapat dikur ketercapaiannya, perubahan
tingkah laku dapat diamati melalui tindakan.
Contoh TPU:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi oksigen
bagi makhluk hidup
2. Siswa akan dapat menerapkan….
3. Siswa akan dapat mendemonstrasikan ….
Bandingkan kata kerja berikut ini:
menyusun, menggunakan,
mendemonstrasikan
Memahami, mengetahui, merasakan
Analisis Pembelajaran,
Perilaku dan Karakteristik
Awal Siswa (Modul 3)
A. Analisis Pembelajaran
Proses penjabaran perilaku umum
menjadi perilaku khusus yang
tersusun secara logis dan sistimatis.
Dengan melakukan analisis
pembelajaran, akan tergambar
susunan perilaku khusus dari yang
paling awal sampai yang paling akhir.
Lanjutan
• B. Jenis-jenis Tujuan pembelajaran dan Perumusannya
1. Domain Kognitif
1. Pengetahuan: pada akhir pembelajaran IPS siswa dapat
menyebutkan nama ibukota propinsi di Indonesia
2. Pemahaman: pada akhir pembelajaran siswa dapat
menjelaskan tujuan kehidupan berdemokrasi di
Indonesia
3. Penerapan: pada akhir pembelajaran ekonomi siswa
dapat menggunakan berbagai model pembukuan dalam
pencatatan biaya
4. Analisis: pada kahir pembelajaran IPA siswa dapat
memilah mana sampah organik dan non-organik
5. Sintesis: pada akhir pembelajaran IPA siswa dapat
menyimpulkan akibat yang ditimbulkan karena
pencemaran tanah
6. Evaluasi: pada akhir pembelajaran Ekonomi siswa dapat
menyusun perencanaan organisasi suatu perusahaan
Lanjutan 2. Domain Afektif
Jenis Kemampuan Kt. Kerja
Perilak internal Operasional
u
Penerim Menunjukkan……. Menanyakan,
aan Mis: kesadaran, memilih,
kemauan mengikuti dll
Pemberi Mengakuai …………. Memberi,
an Perbedaan, menyatakan,
respon kepentingan menempatkan
penilaia Menerima suatu Melaksanakan,
n nilai, menyukai, menyatakan
menghargai pendapat,
pengorg Membentuk sistem Merumuskan,
Lanjutan
3. Domain Psikomotor
Peniruan Menafsirkan Memilih, membedakan,
ransangan, mempersiapkan,
kepekaan
….
penggun Menyiapkan Memulai, mengawali,
aan diri sec. fisik
bereaksi, …..
ketepata Berkonsentr Mempraktikkan,
n asi utk. memainkan,
menghasil mengerjakan, berbuat
perangka Merangkaik Memasang,
ian an …. membongkar,
mempolakan
naturalis Menghasilka Membangun, membuat,
Analisis Pembelajaran
A.Konsep Analisis Pembelajaran
Proses menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang tersusun secara logis dan
sistematis. Keg. tersebut dimaksudkan untuk
mengidentifikasi perilaku khusus yang dapat
menggambarkan perilaku umum secara lebih rinci.
Perilaku khusus yang dilakukan lebih dahulu dari
perilaku yang lain karena sebab sbb.:
a. Kedudukannya sebagai perilaku prasyarat
b.Perilaku yang menurut gerakan fisik berlangsung
lebih dahulu
c. Perilaku yang menurut proses psikologis muncul
lebih dahulu.
Empat Macam Struktur Perilaku
1. Struktur hierarkikal, kedudukan dan
perilaku yang menunjukkan bahwa satu
perilaku hanya dapat diberikan bila
perilaku yang lain telah dikuasi siswa
(mata pelajaran pra syarat)
2. Struktur prosedural, kedudukan perilaku
yang menujukkan satu seri urutan
penampilan dan tidak ada yang menjadi
pra syarat.
3. Struktur pengelompokan, perilaku yang
tidak memp.ketergantungan antara satu
dgn.lain.
4. Struktur kombinasi, gabungan antara
ketiga struktur di atas.
Perilaku

• Kognitif adalah perilaku yang


merupakan hasil proses berfikir
(pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi.(Bloom)
Gagne, kawasan kognitif terdiri dari
keterampilan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal.
Perilaku psikomotor

• Perilaku yang muncul oleh hasil kerja tubuh


manusia. Berupa gerakan tubuh, berlari, melompat,
melempar, berputar, memukul, dan menendang.
• Dave membagi perilaku psikomotor (Peniruan,
penggunaan, ketepatan, perangkaian dan
naturalisasi).
Perilaku Afektif

• Perilaku yang dimunculkan seseorang


sebagai pertanda kecenderungan untuk
membuat pilihan atau keputusanuntuk
bereaksi di dalam lingkungan tertentu.
Misalnya, mengangguk kepala tanda
setuju, meloncat kegirangan tanda
senang. Perilaku ini terdiri dari lima
tingkatan yaitu; penerimaan, pemberian
respon, penilaian, pengorganisasian dan
karakterisasi/pengalaman
Langkah-langkah Melakukan
Analisis Pembelajaran
1. Menuliskan perilaku umum yang ada dalam TPU
2. Mengidentifikasi setiap perilaku khusus (TPK)
3. Menyusun atau menguraikan prilaku khusus TPK
4. Menambah perilaku khusus atau mengurangi jika perlu
5. Menuliskan setiap perilaku khusus dalam suatu lembar
kartu.
6. Menyusun kartu dan menempatkan dalam strutur
hirarkhi, prosedural atau pengelompokan.
7. Jika perlu tambahkan dengan perilaku khusus lain
8. Menempelkan kartu di atas kertas lebar sesuai dengan
letak kartu yang telah anda susun.
9. Meneliti kemungkinan hubungan perilaku umum yang
satu dengan yang lain,
10. Memberi nomor urut, dimulai dati yang terjauh
samapai yang terdekat dengan perilaku umum
11. Mendiskusikan peta atau bagan yang anda buat dengan
teman sejawat.
Penerapan Analisis Pembelajaran
Manfaat,
1.Memberikan informasi peta atau struktur
mata pelajaran secara lengkap. Ini akan
memudahkan guru untuk mengontrol materi
pembelajaran
2.Menginformasikan sistimatika pembelajaran
sesuai kebutuhan siswa
3.Mengetahui secara pasti keterkaitan setiap
perilaku
4.Memudahkan guru untuk mengontrol tes yang
akan dikembangkan.
TUGAS HALAMAN 3.14
ANALISIS PEMBELAJARAN ATAU PETA
KOMPETENSI
Mengidentifikasi Perilaku dan
Karakteristik Awal Siswa
•1. Konsep
•Suatu kemampuan yang telah dimiliki siswa
sebelum mempelajari suatu materi yang baru.
Kemampuan dapat berupa pengetahuan,
keterampilan atau sikap yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.
•2. Teknik dalam Melakukan Analisis Perilaku
Siswa: kuesioner, interview, observasi.
Sumber untuk memperoleh informasi
ttng.perilaku awal siswa: (1) siswa, (2) guru, (3)
pengelola pendidikan
3. Pengertian karakteristik Awal
Siswa
Potret atau gambaran kemampuan siswa yang
berkenaan dengan latar belakang siswa. Artinya,
guru harus mempertimbangkan materi dan strategi
yang cocok dengan apa yang dibutuhkan siswa.

4. Komponen dalam Menganalisis Karakteristik


Awal Siswa
a.Pengalaman siswa
b.Pengetahuan siswa
c.Kegemaran siswa
d.Kondisi fisik siswa
e.Lingkungan keluarga siswa
f.Lingkungan sosial
g.Status sosial siswa
5. Teknik Menganalisis
Karakteristik Awal Siswa

•Kuesioner: bisa berupa tes yang berisi


pertanyaan
•Interview: wawancara secara terstruktur
•Observasi: pengamatan terhadap proses
pembelajaran
•Tes: secara lisan atau tulisan (objektif dan
essay)
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Khusus

Modul 4
TPK: tujuan pembelajaran yang dibuat guru untuk
keperluan mengajar dalam satu kali proses pembelajaran
dan harus dicapai siswa.
• TPK merupakan rincian kompetensi yang lebih spesifik
dari TPU (untuk mencapai kompetensi yang ada dalam
TPU, siswa harus menguasai seluruh kompetensi yang
ada dalam TPK
• Rumusan TPK harus jelas, pasti, dan dapat diukur.
• TPK adalah dasar, dan pedoman bagi seluruh
pengembangan pembelajaran selanjutnya.Perumusan
TPK adalah titik awal yang sesungguhnya dari proses
pengembangan pembelajaran
• TPK hanya mengandung satu kompetensi
• Dalam TPK harus dapat diukur pencapaiannya dengan tes
Prinsip Merumuskan
TPK
1. Rumusan TPK harus mengandung satu
pengertian (menggunakan kata kerja
aktif/operasional dan hasilnya dapat
diamati/dilihat oleh mata)
2. Berorentasi pada hasil belajar yang dapat diukur
dan bukan proses belajar, artinya rumusan TPK
harus menggambarkan kemampuan yang
diperoleh siswa (tiga domain) dan dapat diukur
tingkat pencapaian melalui tes.
Lanjutan
Contoh Kata Kerja dalam Merumuskan
TPK

Operasional Non-operasional
Menjelaskan Mengetahui

Menerapkan Menghayati
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Khusus
Kegiatan Belajar 2 halaman 4.11
•Rumusan TPK dengan format ABCD
Audience, siswa yang akan belajar harus
dirumuskan secara jelas.
Behavior, perilaku spesifik yang dimunculkan
siswa setelah selesai proses pembelajaran terdiri
dari 2 bagian yaitu kata kerja dan objek
(menyanyikan … lagu, menggambarkan… peta
propinsi)
Condisi, alat yang digunakan siswa pada waktu
diberikan tes (dengan aba-aba pimpinan paduan
suara, dengan diberi peta Indonesia)
Degree, tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai perilaku berupa angka atau dengan
kalimat (dengan sempurna, tanpa salah,
minimal 90%)
Hubungan TPK dengan Hasil
Belajar
• Rumusan TPK yang baik dapat
mengidentifikasi isi pelajaran yang akan
diberikan guru.
• Rumusan TPK mengandung unsur B yaitu
perilaku yang diharapkan dicapai siswa
pada akhir pelajaran.
• Rumusan perilaku terdiri dari dua hal
yaitu kata kerja dan objek
• Objek menunjukkan topik atau pokok
bahasan dari isi pelajaran.
• Setiap topik bahasan diuraikan menjadi
subpokok bahasan.
Evaluasi Hasil Belajar
Modul 5
•1. Pengertian Evaluasi
•Kegiatan mengetahui apakah suatu program
telah berhasil dan efisien atau tidak.
•Berapa skor yang diperoleh siswa,
mengkajinya dan menyimpulkan hasil kajian
apakah memuaskan/tidak, lulus/tidak.
•Evaluasi (Bloom) pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah
dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam
diri siswa dan menetapkan sejauhmana
perubahan dalam diri siswa.
Perbedaan antara
Evaluasi, Pengukuran, dan Tes

•Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk


mendapatkan informasiberupa data
kuantitatif. Salah satu alat ukurnya tes dan
hasilnya dinamakan skor.
•Tes merupakan alat ukur instrumen atau
prosedur pengukuran yang dipergunakan
untuk mengetahui kemajuan dan
perubahan yang terjadi pada siswa setelah
mengikuti pembelajaran
Makna Evaluasi
•Bagi siswa, mengetahui kemampuannya
sehingga dapat mengambil langkah-langkah
yang sesuai dengan penguasaan bahan
pembelajaran
•Bagi guru, memberi petunjuk bagi guru
mengenai keadaan siswa, materi, strategi, dan
metode pembelajaran
•Bagi pembimbing, agar dapat memberikan
proses bimbingan yang lebih terarah sesuai
hasil evaluasi
•Bagi orang tua, untuk melihat sejauhmana
kemajuan yang diperoleh anak mereka.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
•Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
•Fungsi adalah untuk penempatan siswa, pemberian
umpan balik, mendiagnosis kesulitan belajar,
menentukan kelulusan siswa
•Bentuk tes adalah:
•1. Tes penempatan, menempatkan siswa sesuai
dengan kemampuannya
•2. Tes formatif, disajikan di tengah pembelajaran
untuk memonitgor kemajuan belajar siswa
•3. Tes Diagnostik, mendiagnosa kesulitan belajar
siswa untuk dicarikan solusinya
•4. Tes sumatif, diberikan pada akhir proses
pembelajaran
Lanjutan
Teknik dan Alat Evaluasi
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan.
Teknik dan alat yang digunakan harus
disesuaikan dengan tujuan melakukan
evaluasi, waktu yang tersedia, sifat tugas
yang dilakukan, banyaknya materi.
Teknik evaluasi yang dapat digunakan:
1. Tes, terdiri dari tes tertulis, lisan dan
perbuatan.
2. Observasi atau pengamatan
3. Wawaancara hampir sama dengan tes lisan.
Menyusun Tes Acuan Patokan
(TAP)
1.Konsep TAP
Butir tes yang mengacu pada tujuan
pembelajaran atau untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap perilaku yang
terdapat dalam TPK. Skor yang dicapai
siswa ditafsirkan sebagai tingkat
penguasaan siswa terhadap perilaku yang
diukurnya. Hasil tes ditafsirkan dengan
membandingkan persentase skor yang
dicapai siswa dengan skor maksimum.
Tes Acuan Norma (TAN)
Tes ini disusun untuk menentukan kedudukan
atau posisi peserta tes terhadap kelompok
perilaku yang ada dalam TPK. Perilaku di sini
adalah kedlompok siswa dalam kelas, sekolah,
propinsi atau nasional.
Untuk menyusun tes ini harus dilihat daya
pembeda tertentu, tingkat kesulitan, dan
perlu dilakukan uji-coba terhadap tes.,
maksudnya butir tes hanya dapat dijawab
dengan benar oleh seluruh atau sebagian
siswa yang lebih pandai dan tidak ada atau
hanya sebagian kecil oleh siswa yang kurang
pandai.
Perbedaan dan Persamaan TAN dan
TAP
Persamaannya:
1. Keduanya mempersyaratkan rumusan
perilaku secara spesifik
2. Keduanya disusun dari sampel butir tes
yang relevan
3. Keduanya menggunakan bentuk tes yang
sama
4. Keduanya memiliki ketentuan tes yang sama
5. Keduanya dinilai validtas dan reliabelitasnya
6. Keduanya digunakan dalam bidang
pendidikan
Perbedaaanya: Lanjutan
TAN TAP
Mengukur sejumlah Mengukur perilaku
perilaku dengan khusus dalam jumlah
sedikit butir tes terbatas dengan banyak
untuk setiap perilaku butir tes untuk setiap
perilaku
Menekankan Menekankan perilaku
perbedaan di antara apa yang dapat/tidak
peserta tes dilakukan siswa
Mementingkan butir Mementingkan butir tes
tes yang mempunyai yang relevan dengan
tingkat kesulitan perilaku tanpa peduli
sedang tingkat kesulitannya
Digunakan untuk tes Untuk tes penguasaan
Penyusunan TAP
Langkah penyusunan TAP:
1. Menentukan maksud tes: memberikan umpan
balik bagi siswa tentang hasil belajarnya (tes
formatif) dan menilai efektivitas sistem
pembelajaran secara keseluruhan (tes awal dan
tes akhir)
2. Membuat tabel spesifikasi untuk setiap butir tes
yang disebut kisi-kisi penyusunan tes (tabel 1).
3. Menulis butir tes
4. Mengelompokkan butir soal sesuai dengan
jenisnya
5. Menulis petunjuk
6. Menulis kunci jawaban
lanjutan
7. Melakukan uji coba tes
8. Menganalisis hasil uji coba
9. Merevisi tes.

TAP digunakan untuk:


1. Mengukur tingkat pencapaian siswa
setelah selesai proses pembelajaran
untuk satu mata pelajaran (tes akhir)
2. Mengukur tingkat penguasaan siswa
sebelum dimulai proses pembelajaran (tes
awal)
3. Mengetahui kemajuan siswa selama
proses pembelajaran (tes formatif)
Strategi Pembelajaran
Modul 6
I. Hakikat Strategi Pembelajaran
Menjelaskan komponen umum suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur yang akan
digunakan secara bersama-sama untuk
menghasilkan hasil belajar tertentu anak didik.
Komponen umum strategi pembelajaran:
1.Kegiatan pra-pembelajaran
2.Penyajian informasi
3.Partisipasi anak didik
4.Tes
5.Tindak lanjut.
Unsur Strategi Pembelajaran

1.Urutan kegiatan pembelajaran


2.Metode pembelajaran
3.Media pembelajaran
4.Waktu yang dialokasikan

Strategi pembelajaran disusun untuk


mencapai tujuan pembalajaran tertentu dan
harus disusun sesuai dengan TKP.
lanjutan
Komponen Strategi Pembelajaran
1. Urutan kegiatan pembelajaran meliputi:
(a) Pendahuluan: penjelasan singkat tentang
isi, penjelasan relevansi isi materi
dengan pengalaman siswa, penjelasan
tujuan pembelajaran
(b) Penyajian: uraian, contoh, latihan
(c) Penutup: tes formatif dan tindak lanjut
2. Metode pembelajaran
3. Media pembelajaran berupa media cetak
dan non-cetak, audio visual.
Metode Pembelajaran
A.Hakikat Metode Pembelajaran
1.Konsep
Cara yang telah direncanakan oleh guru untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran, artinya
adanya upaya yang sistematis.
Metode berbeda dengan strategi.
Metode harus dapat dijadikan ujung tombak dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode salah satu komponen dalam strategi
pembelajaran
Misalnya metode diskusi untuk pembelajaran
bahasa Indonesia, tetapi waktu yang tersedia tidak
cukup tentu saja tidak akan bermanfaat secara
optimal untuk meningkatkan kompetensi
berbahasa siswa.
lanjutan
Metode berfungsi sebagai cara dalam
menyajikan (menjelaskan, memberi contoh,
dan memberi latihan) isi pelajaran kepada
anak didik untuk mencapai tujuan.
Jadi guru harus dapat mengkombinasikan
beberapa metode dalam satu rangkaian
pembelajaran agar hasil pembelajaran lebih
baik.
Pilihlah metode yang dapat memberikan
kesenangan atau kegembiraan kepada anak
didik.
Lanjutan
B. Pemilihan Metode Pembelajaran
Perlu diingat bahwa tidak ada satu pun metode
yang efektif untuk semua mata pelajaran.Setiap
metode pada dasarnya akan efektif hanya
untuk materi atau tujuan tertentu.
Dalam pemilihan metode harus mengetahui
dulu apa tujuan yang akan dicapai, jenis
materi, dan anak didik yang akan mengikuti
pembelajaran.
Artinya, harus disesuaikan anatara metode
yang digunakan dengan TPK yang dirumuskan
guru. Dalam hal ini dengan melihat kata kerja
dari TPK tersebut.
Lanjutan
Contoh pemilihan metode dengan
rumusan TPK
Metode Kemampuan dalam TPK
Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip,
prosedur
Demontrasi Melakukan suatu ketr.
Berdasarkan standar prosedur
tertentu
Penampilan Melakukan suatu keterampilan
Diskusi Menganalisis/memecahkan
masalah
Praktikum Melakukan suatu keterampilan
Media dan Sumber Belajar
Modul 7
1.Konsep Media
‘Segala bentuk” yang dapat digunakan
untuk menyalurkan informasi. Artinya,
apapun yang akan digunakan untuk
menyalurkan pesan disebut media, dapat
juga media yang dirancang secara khusus
untuk mencapai tujuan, atau media yang
sudah tersedia di alam atau di lingkungan
kita.
Tujuan Penggunaan Media
1. Membantu guru dalam menyampaikan
pesan
2. Memberikan pengalaman belajar yang
berbeda
3. Meransang minat siswa dan
menumbuhkan sikap dan ketr.tertentu
dalam
4. Meniciptakan situasi pembelajaran yang
sulit dilupakan siswa,
5. Mewujudkan situasi belajar yang efektif
6. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
Manfaat Media
1. memperlancar interaksai antara guru
dan siswa
2. Proses belajar menjadi lebih menarik
3. Proses belajar menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
6. Proses pembelajaran dapat dilakukan di
mana dan kapan saja
7. Menimbulkan sikap positif siswa
terhadap proses pembelajaran.
Jenis Media Pembelajaran

I. Media Tradisonal, berupa: visual diam


yang diproyeksikan, visual yang tidak
diproyeksikan, audio, multimedia,
visual dinamis yang diproyeksikan,
bahan cetak, permainan, realia.
II. Media mutakhir, berupa: media
berbasisi telekomunikasi, media
berbasis mikroprososer.
Pemilihan Media Pembelajaran

1. Sesuai dengan tujuan


2. Pertimbangan biaya
3. Kesesuaian media dengan metode
4. Kesesuaian media dengan karakteristik
siswa
5. Pertimbanagn praktis
6. Kemudahan teknis
Sumber Belajar
Konsep Sumber Belajar
Sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan pembelajaran, baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga
memberikan kemudahan bagi siswa dalam
belajar.
Sesuatu yang mendukung terjadinya belajar
yang meliputi sistem pelayanan, bahan
pembelajaran, dan lingkungan.
Tiga komponen utama dalam sumber belajar:
1. Sistem pelayanan
2. Bahan pelajaran
3. Memberdayakan lingkungan
Jenis-jenis Sumber Belajar
1. Sistem Pelayanan
a. Sistem Pelayanan Individual: auditorial,
visual, dan kinestik
b. Sistem Pelayanan Klasikal, yang secara
bersama-sama dapat dimanfaatkan oleh
semua siswa.
2. Bahan Pembelajaran ada dua;
a. Bahan pembelajaran yang dirancang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, karakteristik
siswa, jenis kemampuan siswa.
b. Bahan yang tidak dirancang secara khusus
yang bahannya sudah ada.
Lanjutan
3. Lingkungan
Lingkungan belajar tidak terbatas pada
keberadaan fisiknya saja (tersedianya
berbagai objek dan suasana) tapi juga
meliputi subjek yang ada di lingkungan
tersebut.
Lingkungan harus kondusif, artinya
memenuhi syarat untuk terciptanya proses
belajar yang baik.
Faktor-faktor Penting dalam
Pemilihan Sumber Belajar
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik siswa
3. Kesesuaian dengan jenis materi atau
pengetahuan yang akan dipelajari
4. Kemudahan untuk melakukannya
5. Kepraktisan dalam pengorganisasian
6. Kemampuan guru dalam melakukan
7. Kesiapan siswa dalam belajar
Seleksi dan Organisasi Materi
Pembelajaran
Modul 8
I. Bentuk Kegiatan dan Bahan
Pembelajaran
A. Bentuk Kegiatan Pembelajaran
1. Guru sebagai fasilitator dan siswa belajar
sendiri (kegiatan mandiri) banyak
dilakukan oleh SLTP Terbuka, UT,
pendidikan jarak jauh. Bahan belajar
berupa modul.
Di samping itu model ini juga dapat
dilaksanakan dalam kelas biasa.
2. Guru sebagai penyaji
* Guru sebagai penyaji materi pelajaran
yang dipilih dan dikembangkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
* Model kegiatan ini dapat berlangsung
dalam kelas konvensional
* Bahan ajar berupa: buku pelajaran yang
sudah dikembangkan, LKS, video
pembelajaran, kaset audio, dan program
komputer.
B. Bentuk bahan Pembelajaran
1. Bahan pembelajaran mandiri
* Terdiri dari materi belajar yang akan
digunakan siswa, pedoman siswa, dan
pedoman mengajar termasuk tes.
* Tidak tergantung kepada guru
2. Bahan Pembelajaran Konvensional
* Bahan pembelajaran yang banyak
digunakan sekolah pada umumnya. Pada
umumnya semua bahan tersebut sudah
ada yaitu berupa buku pelajaran.
Jenis-jenis Pemilihan Materi

A. Jenis Pemilihan Materi


Materi tersebut harus menarik, bermanfaat,
tidak terlalu berat, mempunyai kontribusi
untuk mempelajari materi yang lainnya
bagi siswa.
1.Materi dalam kawasan kognitif
Materi yang berhubungan dengan kerja otak
yang secara hierarkis mulai dari
kemampuan dasar sampai dengan
kemampuan yang paling ting (Bloom)
Lanjutan
1. Mengingat: dihafalkan saja berupa nama-nama,
tanggal
2. Menjelaskan meliputi: konsep, prinsip, hukum,
sebab-akibat
3. Menerapkan menuntut adanya penerapan dalam
bentuk yang konkret, berupa pembuktian:
prosedur, langkah-langkah, proses, urutan.
4. Menganalisis berhubungan dengan kemampuan
berpikir deduktif berupa: gejala, hubungan sebab
akibat, fenomena-fenomena.
5. Mensistesis kemampuan menggeneralisasi atau
berpikir induktif berupa: membuat laporan,
rangkuman, kesimpulan
6. Mengevaluasi kemampuan membuat keputusan
berupa: kemampuan yang paling tinggi
2. Materi Domain Afektif
*Materi pembelajaran yanag sangat sarat
dengan nilai-nilai moral, sikap, dan perilaku
siswa.
*Pembelajaran afektif idealnya harus selalu
berhenti pada pembentukan suatu kebiasaan
dalam diri siswa.
*Siswa jangan hanya berlaku baik jika berada
dalam pengawasan guru saja.
* Jenis materi berupa materi yang berkaitan
dengan nilai-nilai, kebiasaan, sikap, apresiasi,
serta kemampuan yang berkaitan dengan
interaksi sosial.
3. Materi Domain Psikomotor

•Pembelajaran harus bersifat bertahap agar


dapat memperoleh hasil yang maksimal
•Jenis materi berkaitan dengan otot,
keterampilan motorik, atau gerak yang
membutuhkan koordinasi otot.
•Misalnya: siswa diajarkan bermain basket.
Pada tahap awal siswa akan meniru
permainan basket guru, kemudian tahap
berikutnya siswa berlatih menggunakan
teknik-teknik yang diajarkan
B. Pemilihan Materi

Ada tiga indikator dalam pemilihan materi


pelajaran:
1. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
(TPK)
2. Karakteristik siswa
3. Kompetensi yang akan dicapai
1. Tujuan Pembelajaran Khusus

*TPK dirumuskan dengan berisi empat


unsur (ABCD).
•Hasil belajar dapat diukur
•Perubahan tingkah laku dapat diamati
•Kata kerja yang digunakan harus yang
operasional
•Perhatikan kata benda yang mengikuti
kata kerja tsb.
•Contoh: “dapat menjelaskan hukum bejana
berhubungan”
2. Karakteristik siswa sebagai
indikator
•Rumusan TPK sudah jelas yang akan
menjadi sasaran belajar
•Karakteristik berupa data-data tentang
strata atau jenjang pendidikan siswa
•Pemilihan materi disesuaikan dengan
kemampuan siswa, pengalaman siswa,
budaya masyarakat di mana siswa bereada,
potensi daerah.
•Mis.: Siswa SMU Negeri I Padang kelas X,
Siswa MAN Koto Baru Solok
3. Kompetensi
•TPK dikembangkan dari hasil analisis
kompetensi.
•TPK yang sudah dirumuskan dengan langkah-
langkah penerapannya dalam berbagai aspek
kehidupan maka TPK itu sudah menjadi suatu
kompetensi
•Misl.: “Siswa SLTP Negeri V kelas VIII dapat
menjelaskan fungsi mengkudu”

Contoh di atas sudah mengandung kompetensi


yang dapat diharapkan yaitu berupa manfaat
bagi siswa yang berupa wujud dari kompetensi
Pengembangan Rencana Pembelajaran
Hakikat Pengembangan Rencana
Pembelajaran
Modul 9
A. Hubungan Kurikulum dengan Pembelajaran
1. Hakikat Kurikulum
A plan for learning, pengalaman yang direncanakan,
pengalaman yang tidak direncanakan (Hidden
Curriculum)
a. Merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah
b. Rencana yang memberikan pedoman dalam
pembelajaran
c. Pengalaman siswa di sekolah (intelektual,
emosional, sosial)
d. Seperangkat rencana pembelajaran
2. Hakikat Pembelajaran
*Suatu proses komunikasi transaksional
yang bersifat timbal balik, abik antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
•Proses sebab – akibat, guru sebagai figur
sentral harus dapat menetapkan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mendorong
terjadinya pembelajaran
•Siswa sebagai subjek utama, guru harus
memperhatikan kesiapan siswa, tingkat
kematangan siswa, dan cara belajar siswa.
Konsep dasar pembelajaran Modul 9
Bagan. Tujuan Univ.
Nasional,
institusional,
Mengajar Kurikuler
Instruksio-
Guru
Menyampai nal
Hubungan
Kan, me-
Sebab akibat
motivasi,
Memoni
tor, meng-
evaluasi
Belajar

Perubahan Bentuk keg.belajar


Perilaku
(K,A,P)

Sumber bahan ajar


Konsep Silabus
• Merupakan penyusunan desain
pembelajaran yang berisikan garis-garis
besar pembelajaran atau penjabaran lebih
lanjut standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ingin dicapai melalui
pengalaman belajar dengan materi pokok
yang perlu dipelajari siswa.
• Hal yang harus dipahami untuk
memperoleh silabus yang berkualitas:
1. Pengertian, manfaat, format, sistematika,
komponen, kemasan silabus, dan sistem
penilaian.
Lanjutan
• 2. Langkah-langkah penyusunan silabus dan
format silabus.

• Prinsip-prinsip penyusunan silabus:


1. Relevansi, ada keterkaitan antara
kompetensi yang diharapkan dengan
pengalaman belajar
2. Konsistensi, taat azas atau ajeg antara
keseluruhan komponen yang ada dalam
silabus
3. Adequate, kecukupan materi yang dipelajari
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Lanjutan

• 4. Ilmiah, artinya silabus dapat


dipertanggungjawabkan secara keilmuan
dengan memperhatikan perkembangan
dan kebutuhan peserta didik
• 5. Sistematis, artinya ada keterkaitan
antarmateri.
PENYUSUNAN SILABUS
• Dalam menyusun desain pembelajaran berbasis
kompetensi ada 3 pertanyaan yang harus
diajukan:
1. Kompetensi apa yang harus dicapai? Hal ini
menyangkut materi dan indikator
2. Bagaimana cara memberikan pengalaman belajar
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan?
Hal ini menyangkut strategi, metoe, media, bahan
ajar, an lingkungan belajar.
3. Bagaimana kita mengetahui bahwa kompetensi
yang kita ajarkan telah dikuasai siswa? Hal ini
menyangkut evaluasi atau penilaian.
Manfaat Silabus
• Sebagai pedoman dalam pengembangan
rancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta
penilaian lebih lanjut

• PENGALAMAN BELAJAR
Merupakan aktivitas yang akan dilakukan siswa
dalam berintegrasi dengan bahan ajar, hal ini
dapat
dilakukan di dalam dan di luar kelas ataupun di
luar
sekolah dengan metoe yang bervariasi, dalam hal
ini memperhatikan kemampuan awal dan kondisi
siswa. Pengalaman belajar hendaknya memuat
kecakapan hidup yang harus imiliki siswa.
Langkah-langkah Penyusunan Silabus
dan Sistem Penilaian
1. Penulisan identitas (nama sekolah, mata
pelajaran, kelas, dan semester)
2. Standar kompetensi diambil pada dokumen
kurikulum sesuai dengan mata pelajaran
3. Kompetensi dasar, diambil pada dokumen
kurikulum yang sesuai dengan mata
pelajaran.
4. Materi pokok dan uraian materi pilih pokok
sebagaimana tercantum dalam dokumen
kurikulum. Materi pelajaran dapat berupa
fakta, prinsip, dan prosedur
Lanjutan
• Fakta: nama objek, tempat, orang,
lambang/simbol, peristiwa sejarah, dan
komponen benda.
• Konsep: pengertian, defenisi
• Prinsip: dalil, rumus, paradigma
• Prosedur: Berupa langkah-langkah
mengerjakan sesuatu
Standar Isi
•Standar Isi: mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
•Kompetensi dasar: sejumlah kompetensi yang
harus dicapai siswa
•Kompetensi dasar diukur dengan indikator
hasil belajar.
•Indikator dijadikan sebagai acuan apakah
kompetensi yang diharapkan sudah tercapai
atau belum.
Contoh

Standar Kompetensi dasar Indikator


Kompeten
si
Memakna 1. Mendeskripsikan 1. Menguraikan
i beragam bentuk 2. Menujukkan
Lingkung muka bumi, proses
3. Menjelaskan
an pembentukan dan
kehidupa dampaknya terhadap
n manusia kehidupan
2. Mendeskripsikan 1. Mengurutkan
kehidupan pada 2.
masa pra-aksara di Menggambar
Indonesia kan
Contoh Format Silabus
• Nama Sekolah : ……………………
• Mata Pelajaran : ……………………
• Kelas : ……………………
• Semester : ……………………
• Standar Kompetensi : ……………………
Dasar Materi Strategi Alokasi Waktu Sumber
Kompe- Pokok dan Pembelajaran Pembelajar
uraian -
tensi
materi an

Anda mungkin juga menyukai