SKp
HIPPOCRATES’S TENET
(460-335 BC)
MASALAH JALAN NAFAS DAPAT TERJADI
PADA KEADAAN :
PARTIAL TOTAL
SUMBATAN PARSIAL JALAN NAPAS
- ADA KESULITAN BERNAPAS ( rasa tercekik)
- MASIH TERDENGAR SUARA NAPAS
- SUARA STRIDOR
INTUBASI
Adalah tindakan medis memasukan alat kedalam
saluran
INTUBASI OROPHARING
INTUBASI NASOPHARING
INTUBASI GASTER
INTUBASI TRACHEA
Mechanical Airways Description
NPA’s Advantages
Disadvantages
Indications
OPA’s Contraindications
Methods of Insertion
Complications :
Complete airway obstruction
Laringospasm
Vomiting
insertion
23
Vomitus
Food
Hydrochloric Acid
Aspiration damage
Alveolar Damage
Obstruction
Pneumonia caused of
aspiration
The patients is spontaneously breathing, have
an intact cough and gag reflex
The patients is spontaneously breathing, have
an intact cough and gag reflex
LMA bukan merupakan airway definitif seperti
halnya endotracheal tube (ETT)
Pemasangan alat ini cukup sulit dan
membutuhkan banyak latihan
28
30
NGT
Combitube
Umumnya terbuat dari
polyvinyl chloride, yang
dimasukkan kedalam trakea
melalui oral atau
nasal,biasanya masuk hingga
karina.
Oral Intubasi
Nasal Intubasi
Pada Neonatus
Pada anak
1. Membebaskan jalan 4. Memberikan bantuan
nafas pernafasan lebih
2. Memberikan lanjut dengan
oksigenasi yang lebih bantuan ventilasi
adekuat mekanik
3. Menghindari aspirasi 5. Memperbaiki
cairan lambung ventilasi
1. Endotracheal Tube ( ETT) dengan ukuran)
No. 7,0 - 8,0 ( Female )
No. 7,5 - 10 ( Male )
2. Laringoscope dangan blade ukuran midel dan large
3. Magil Forceps S/M/L ( 1 buah )
4. Mandrin ETT
5. Xylocain spray
6. Spuit cuff/ Pressure Cuff
7. Plester Leukoplast/ Hypafix
8. Gunting
9. Stetoskop
10. Ambu Bag dan Face Mask
11. Monitor TD, Nadi, Pernafasan, Spo2
13. Suction Kateter Steril no. 12 - 14
14. Xylocain Jelly
15. Extension O2
16. Guidel/ Mayo Tube
17. Obat obat pelumpuh otot ( Esmeron, Roculax ) => sesuai instruksi dokter
18. Obat obat Sedatif ( Profovol 1%, dll ) => sesuai instuksi dokter
19. Suction regulator lengkap dengan suction conecting, dan botol penampung
SUCTION KATETER
SPUIT CUFF
OPA
LMA
LARINGOSCOPE ETT
STILET
MANDRIN
Intubasi merupakan tindakan medis yang
dilakukan oleh seorang dokter.
Nasal Tracheostomi
Dewasa 12-18
Anak 8-10
Bayi 5-8
Dewasa 100-120 mmhg 10-15 mBar
Anak 95-110 5-10 mBar
Bayi 50-95 2-5 mBar
Disconect pasien -
ventilator
2 penolong
Change Disposible
catater every suction
Tidak perlu disconect
pasien - ventilator
1 penolong
Change Cateter disposible
24 -72 hr
Hand Hygiene
Atur tekanan suction pump
Oksigenasi 100 % selama 30 – 60 detik
Gunakan APD : Steril gloves, Apront,
Goggles, Mask
Open Packet suction dan tubing
Asistant : Buka paket suction dan koneksi
ke tubing. Disconect Ventilator (open
Suction) or
Masukan kateter suction sampai Karina,
kemudian tarik 1-2 cm,
Tarik keluar kateter suction dengan
gerakan memutar di dalam ETT (< 15
detik)
Bilas kateter dengan steril water
Asisstant : Bantu pernafasan dengan Manual
bagging valve atau Pasang kembali ventilator
Oksigenasi 100 % 30 – 60 detik
Suction naso dan oropharing
Auskultasi dada
Hands Hygiene
Dokomentasi
Hand Hygiene
Atur tekanan suction pump
Oksigenasi 100 % selama 30 – 60 detik
Gunakan handscoen bersih
Putar treeway pengontrol kearah suction
ke ett
Masukkan kateter suction s/d karima,
tarik 1-2 cm
Tekan push botton untuk memulai
suction
Keluarkan kateter suction perlahan (<15
detik)
Bilas kateter dengan steril water
Putar kembali treeway pengontol kearah
ventilator - pasien
Oksigenasi 100 % 30 – 60 detik
Suction naso dan oropharing
Auskultasi dada
Hands Hygiene
Dokumentasi
Perbaikan bunyi napas
Sekret berkurang
Perbaikan hasil AGD atau SpO2 atau ETCO2
Menurunnya WoB
Hemodinamik BP, HR ( Aritmia ), RR
Monitor : ETT, Sat O2, Ventilasi, Klinis klien
Apakah ada perdarahan / tidak
Keluhan pasien nyeri
Mempertahankan PEEP dengan mengurangi lama membuka
sirkuit
Menghindari penumpukan air di sirkuit
Laringospasme
Karakteristik sputum (warna, konsistensi, jumlah, bau
Atur Posisi (semifowler/ Pront Position )
1. Aseptik 2. Atraumatik 3. Acyanosis
1. Alat steril 1. Kateter masuk tidak kasar 1. Oksigenisasi
2. Cara steril 2. Kateter sampai ujung karina 100% sebelum
( standar precaution ) dan ditarik 1-2 cm. dan sesudah
3. Dikeluarkan dengan cara tindakan selama 30-60
memutar. dtk
4. Tekanan suction : 2. Dilakukan < 15
Bayi : 60-80 mmhg detik
Anak2 : 80-100mmhg 3. Diameter dari
Dewasa : 100 – 120 mmhg suction catheter
tidak boleh > ½
diameter artificial
airway(adults)
Menurunnya compliance paru dan Kapasitas Residu
Fungsional.
Atelektasis
Hipoksia/hipoksemia
Cardiac or respiratory arrest
Cardiac dysrhythmias or bradycardia
Trauma jarungan pada tracheal / bronchial mucosa
Bronchoconstriction/bronchospasm
Peningkatan kolonisasi mikroba pada lower airway
Perubahan cerebral blood flow dan peningkatan
tekanan intracranial.
Hipotensi / Hipertensi
Disritmia
Tujuan Tindakan Inhalasi :
1. Humidifikasi
2. Mukolitik
3. Bronchodilator
4. Expectoran
Tujuan
1. Mencegah penimbunan sekret
2. Mencegah collapsnya alveolus karena tertutup sekret
Indikasi
1. Post up dengan retensi sputum
2. Bronchopneumonia
3. Pasien tidak sadar, napas dangkal, reflex batuk tidak
adekuat
Post Craniatomy
Hypertensi
Payah jantung
AcuteAsthma
Oedema otak
Operasi jantung terbuka
Trauma Thorax (Hematothorax)
Post op lobectomie
Posisi Postural Drainage
Tujuan
Mendorong sekret yang tertimbun dengan menggetarkan
dinding thorax dan merangsang batuk
Cara kerja
1. Pasien tidur miring perawat berdiri di belakang pasien
2. tangan I : diletakkan di dada anterior
3. tangan II : di dada posterior
4. Waktu expirasi, berikan tekanan yang besar sambil mendorong
dan menggetarkan
5. Perawat hanya menggunakan otot-otot bahu untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada tulang iga dan organ-organ dalam
Questions
?