Anda di halaman 1dari 12

Legal etik restrain keperawatan

jiwa
Kelompok 10
1. Ayuk yuliantika
2. Dina firnanda
3. Faidatul jannah
• Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik
karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada masalah
kesehatan fisik, memperlihatkan gejela yang berbeda, dan muncul oleh berbagai penyebab
• Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan
asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa.
• Pengkajian
• Terdiri dari:
• Keluhan utama / alasan masuk
• Faktor predisposisi
• Aspek fisik/biologi
• Aspek psikosoisal
• Status mental
• Kebutuhan persiapan pulang
• Mekanisme koping
• Masalah psikososial dan lingkungan
• Pengetahuan
• Aspek medic
Diagnosa
• Isolasi sosial : menarik diri
• Perilaku kekerasan
• Gangguan sensori persepsi : halusinasi
pendengaran
• RENCANA KEPERAWATAN
• IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• EVALUASI
Sosciocultural context of psychiatric nursing care

• Kepekaan terhadap budaya


• Faktor resiko untuk gangguan psikiatri dari sosiokultural
• Variasi dan stressor sosiokultural menghambat perkembangan perawataan
kesehatan mental
• Respon coping dan gejala-gejala kelainan mental yang muncul
Issue dan Legal Etik Keperawatan Jiwa

• Legal adalah suatu yang dianggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) (Ermawati, 2015).
• Etika keperawatan adalah nilai-nilai dan prisip-prisip yang diyakini oleh
profesi keperawatan dalam melaksanakan tugasnya yang berhubungan
dengan pasien, masyarakat, teman sejawatmaupun dengan organisasi
propesi, serta pengaturan praktik dalam keperawatan itu sendiri
• Perlindungan legal untuk perawat
• Di indonesia UU kesehatan No.23 tahun 1992.
Prinsip Etik Keperawatan Jiwa
1. Otonomi = hak untuk membuat keputusan sendiri
2. Nonmaleficence (tidak merugikan orang lain atau jangan mencelakakan)
3. Prinsip beneficence (memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
kerugian)
4. Justice (keadilan)
5. veracity (kejujuran)
6. Confidentiality (kerahasiaan)
7. fidelity (kesetiaan/ ketaatan)
Dilema Etik dan Proses Pengambilan Keputusan Etik Keperawatan Jiwa

• Dilema etik adalah realitas sehari hari dalam praktek keperawatan. Dilema etik
selalu ada bersama dengan manusia termasuk perawatan, tetapi sifat alami
mereka dalam seting keperawatan kesehatan dapat berubah secara radikal sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dilema etik mahasiswa perawat dalam praktik klinik
 Kewajiban profesional vs. proteksi terhadap bahaya
 Kerahasiaan pasien vs. peringatan lainnya terhadap bahaya
 Mengatakan yang sebenarnya vs. tidak mengatakan yang sebenarnya
 Advokasi pasien vs. kurangnya otoritas
 Konflik nilai dalam peran profesional
 Keputusan untuk memperpanjang kehidupan vs. Mengakhiri
Pengambilan Keputusan Etis= Pengambilan keputusan etis adalah suatu keterampilan
kognitif, yang membutuhkan pendidikan tentang prinsip etika dan pemahaman
akan isu etika yang spesifik dan tinjauan pustaka yang relevan.
Teori yang melandasi Pengambilan Keputusan Etis

• Teleologi merupakan suatu doktrin yang


menjelaskan fenomena berdasarkan akibat
yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat
terjadi.
• Deontologi merupakan suatu teori atau studi
tentang kewajiban moral
Hak-Hak Pasien Jiwa

• Hak untuk berkomunikasi dengan orang di luar rumah sakit.


• Hak terhadap barang pribadi.
• Hak menjalankan keinginan.
• Hak terhadap pemeriksaan psikiatrik yang mandiri
• Hak terhadap keleluasaan pribadi
• Hak persetujuan tindakan (informed consent)
• Hak pengobatan
• Hak untuk menolak pengobatan
Restrain
• Restraint (dalam psikiatrik) secara umum mengacu pada suatu bentuk
tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan
ekstremitas individu yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan
memberikan keamanan fisik dan psikologis individu
• Indikasi:pasien dibawah umur, pasien agresif atau aktif dan pasien yang
memiliki retardasi mental. Ketika keamanan pasien atau orang lain yang
terlibat dalam perawatan dapatterancam tanpa pengendalian fisik
(restraint)
• Kontraindikasi:Tidak bisa mendapatkan izin tertulis dari orang tua pasien
untuk melakspasienan prosedur kegiatan
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam
penggunaan Restraint

• Intervensi restrain dibatasi waktu yaitu: 4 jam untuk klien berusia >18
tahun, 2 jam untuk usia 9-17 tahun, dan 1 jam untuk umur <9 tahun.
Evaluasi dilakukan 4 jam untuk klien >18tahun, 2 jam untuk pasien-pasien
dan usia 9-17 tahun
• mencapai tujuan pemasangannya, bahwa alat tersebut dipasang dengan
benar dan bahwa alat tersebut tidak merusak sirkulasi, sensai, atau
integritas kulit.
1. Jenis-jenis Restrain

Anda mungkin juga menyukai