Anda di halaman 1dari 7

ASEPTIK, ANTISEPTIK, dan SETERILISASI

Disusun oleh kel 5 :


Niken Liendra
Mentari saputri
Valentri Novita

Dosen Pengampu:
NS. Nur Mukaromantis Saleha, M.Kep
Aseptik
Aseptik berarti bebas dari infeksi. Aseptik adalah keadaan
bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Teknik
aseptik/asepsis adalah segala upaya yang dilakukan untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tindakan
asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidup
atau benda mati.
Teknik aseptik digunakan untuk mengurangi risiko infeksi
pasca-prosedur dan untuk meminimalkan paparan dari
penyedia layanan kesehatan untuk mikroorganisme yang
berpotensi menular. 
Antiseptik

Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk


membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup
seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.

Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk


membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati
.
 Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup daripada
disinfektan. Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya
wastafel atau meja.

Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat
dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik
sebagai antiseptik maupun disinfektan. Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan
ketika terjadi ipedmi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.
STERILISASI

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh mikroorganisme (terutama


kuman patogen) secara kimiawi maupun fisis. Sterilisasi merupakan suatu proses
yang bertujuan untuk membersihkan semua alat dan media dari gangguan
organisme mikroba termasuk virus, bakteria, spora, dan fungi beserta sporanya.

Cara-cara sterilisasi ada pemanasan, filtrasi, penyinaran,dan energi


suara

1. Pemanasan
Cara sterilisasi dengan pemanasan ada dua yakni secara langsung dan secara tidak
langsung. Secara langsung berupa sterilisasi dengan cara dibakar.contoh:
membakar alat-alat medis pada api secara langsung contoh jarum inokulum, pinset
dll.
Sementara cara tidak langsung mempunyai beberapa macam teknik sterilisasi
1. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 600-1800C. Sterilisasi dengan
cara panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll
2. Panas Basah: sterilisasi dengan cara panas basah adalah dengan cara
pemanasan menggunakan air atau uap air. Sterilisasi dengan cara panas basah
dapat mematikan mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah
selama 15 menit pada suhu 1210C.
3. Pasteurisasi: suatu pemanasan yang lebih ringan dari sterilisasi dan biasanya
suhu yang digunakan di bawah 1000C yaitu kira-kira 60-700C. contoh saat
pembuatan susu.
4. Tyndalisasi: pemanasan pada suhu 1000C selama 1 jam dilakukan 3 kali
berturut-turut dengan selang waktu 24 jam.
5. Autoclave: alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Suhu
yang dipakai 1210C selama 15 menit dengan tekanan 1-1,5 atm
2. Filtrasi
Sterilisasi dengan cara filtrasi ini dipakai hanya untuk bahan yang mudah rusak oleh
pemanasan contohnya seperti protein, serum, karbohidrat, reagensia dll.

3. Penyinaran
Sterilisasi dengan cara penyinaran ini menggunakan sinar gelombang pendek yang
menyebabkan ionisasi sehingga merusak DNA mikroorganisme. Macam-macam sinar
gelombang pendek yang dapat digunakan yakni sinar ultraviolet (UV), sinar
eletromagnetik dan sinar radioaktif.

4. Energi Suara
Getaran suara dengan frekuensi tinggi dapat menghancurkan sel kuman
disebabkan karena menimbukan gelembung-gelembung gas di dalam sel sehingga
merusak struktur sel kuman.

Anda mungkin juga menyukai