Anda di halaman 1dari 21

Kejang

Kurnia Elsa Oktaviana


405150111
Kejang
Unprovoked Provoked

- Fever
- Metabolik
Partial General - Trauma

Non
Convulsive Convulsive

Absence
Simple Complex Clonic Tonic Atonik
Clonic
Tonic Myoclonic

Motor Autonom

Sensory Psychiatric
Etiologi
Infeksi Non Infeksi

- Gg. Metabolik
Intrakranial Ekstrakranial - Gg. Elektrolit
- Gg. KV
- Keganasan
- Meningitis - Kejang Demam - Epilepsi
- Mengioencephalitis - Tetanus - Trauma
- Ensefalitis - Drugs
- Cerebral Malaria - AV Malformation
• Traumatik : Head Injury , Neurosurgery
• Metabolik : Hipoxia, Hipoglikemia, Uremia
ensefalopati, Hipokalsemia, Hiponatremi
• Toxin : Alkohol withdrawl, Ampetamine, cocaine,
Antipsikotik, Isoniazid
• AV Malformation: Cavernous malformation
• Vascular: Infaction, Emboli
• Others : Eklamsia, Hidrosefalus, Mutiple Skeloris
Anamnesa
1. Sudah berapa lama kejang seperti ini? Durasi?
2. Sebelum kejang apakah anda pernah merasakan ‘warning sign’?
3. Apa yang memicu terjadinya kejang?
4. Kejangnya mulai dari 1 bagian / menyeluruh?
5. Bagaimana gerakan pada saat kejang?
6. Apakah ada penurunan kesadaran pada saat kejang?
7. Pernah kejang seperti ini sebelumnya?
8. Apakah pernah mengalami trauma kepala?
9. Apakah terdapat kekakuan leher?
10. Apakah pasien sedang mengonsumsi obatobatan untuk
menurunkan kejang / ada obat yang rutin digunakan?
11. Pasien anak : Riwayat kehamilan, imunisasi, kelahiran?
Kejang Demam
• Anamnesis
 
– Faktor resiko:
• Faktor demam: anak dg demam >39
• Faktor Usia: anak dg kejang usia <2 tahun
• Riwayat kejang dalam keluarga
• Factor perinatal dan pascanatal : kehamilan pd umur >35th, BBLR
• Factor vaksin/imunisasi: setelah bbrp imunisasi pd anak (DPT atau
MMR)
– Tanda dan gejala klinis:
• Lama kejang: singkat & sering berhenti sendiri  setelah kejang
berhenti, anak tdk mmberi reaksi apapun u/ sejenak  setelah bbrp
detik-menit, anak terbangun & sadar kembali tnpa deficit neurologis
• Jenis kejang: klonik/tonik-klonik bilateral
Pemeriksaan Fisik :
- Kesadaran  Penurunan Kesadaran
- Suhu  Demam
- Pemeriksaan Saraf  Bruzinski I dan II, Kernique,
Laseque
- Tanda peningkatan TIK  Ubunubun besar
menonjol, papil edema
- Tanda infeksi luar SSP  ISPA, OMA, ISK
- Pemeriksaan neurologi  tonus, motorik, reflek
fisiologis, reflek patologis (biasanya -)
• Pemeriksaan
  Fisik
– Batas suhu yg bisa mencetuskan kejang demam: 38 atau lebih
– Cari sumber infeksi dan kemungkinan adanya infeksi
intracranial  px rangsang meningeal
• Pemeriksaan Penunjang
– Laboratorium darah  cari etiologi
• Darah lengkap
• Kultur darah
• Glukosa darah
• Elektrolit, magnesium, kalsium, fosfor
– Urinalisis  rekomendasi u/ ps yg tdk ditemukan focus
infeksinya
– Pungsi lumbal  menegakkan /menyingkirkan kmngkinan
meningitis
– Radiologi  dipertimbangkan bila ada gx klinis gg neurologis
– EEG  menyingkirkan kmngknan epilepsi
Pemeriksaan Penunjang:
- Darah perifer lengkap, Gula darah, elektrolit,
urinalisis dan biakan darah,urin atau feses,
- Pemeriksaan cairan serebrospinal untuk
menyingkirkan meningitis
- Pemeriksaan elektroensefalogram (EEG)
- Pencitraan CT Scan atau MRI ( pada kel.
Neurologi fokal yg menetap , ada lesi struktural
otak, peningkatan TIK)
Tatalaksana:
–Penanganan fase akut:
•Pertahankan jalan napas & lindungi dari cedera/trauma
•Posisikan anak tidur stgh duduk
•Longgarkan pakaian / lepas pakaian yg tdk perlu
•Beri oksigen & suction u/ secret hidung&mulut bila perlu
•Demam  kompres & antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kg/kali diberi 4x sehari dan tdk
lebih dari 5x; ibuprofen 5-10 mg/kg/kali diberi 3-4x sehari)
•Antikonvulsan rektal (diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg  diazepam 5 mg u/ anak <10 kg
atau <3 tahun & 10 mg u/ anak >10 kg; atau 7,5 mg u/ anak >3 tahun
•Antikonvulsan IV diberikan bila setelah 3x pemberian diazepam rektal masih tetap kejang
atau bila kejang selama >15 mnt 
–diazepam IV 0,2-0,5 mg/kg dg kecepatan maks 1-2 mg/mnt atau dlm wkt 3-5 mnt (maks u/ bayi 2-4 mg atau 5-
10 mg u/ anak yg lebih tua) --> dosis dpt diulang tiap 10-30 mnt hingga 3 dosis bila perlu
–Lorazepam IV 0,05-0,10 mg/kg/dosis dg kec. Maks 1 mg/mnt (maksimal 4 mg)  bila perlu dpt ditambahkan
0,05 mg/kg 10 mnt kmdn
–Bila kejang ttp blm berhenti  beri fenitoin IV 10-20 mg.kg.kali dg kecepatan 1mg/kg/mnt atau <50 ,g/mnt.
–Bila kejang berhenti, dosis selanjutnya adl 4-8 mg/kg/hari
–Mencari dan mengobati penyebab demam
–Pengobatan profilaksis thdp berulangnya kejang demam
Tetanus
Infeksi akut yg disebabkan oleh eksotoksin yg dihasilkan oleh Clostridium
tetani yg ditandai dg peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang
otot rangka

Anamnesis:
1. Sudah berapa lama kejang seperti ini? Durasi?
2. Sebelum kejang apakah anda pernah merasakan kekakuan otot
secara mendadak?
3. Apa yang memicu terjadinya kejang?
4. Kejangnya mulai dari 1 bagian / menyeluruh?
5. Bagaimana gerakan pada saat kejang?
6. Apakah ada penurunan kesadaran pada saat kejang?
7. Pernah kejang seperti ini sebelumnya?
8. Apakah pernah mengalami trauma kepala/luka pada bagian tubuh
lain?
9. Apakah terdapat kekakuan leher?
10. Apakah pasien sedang mengonsumsi obatobatan untuk
menurunkan kejang / ada obat yang rutin digunakan?
11. Riwayat kehamilan, imunisasi, kelahiran?
– Riwayat adanya luka yg sesuai dg masa inkubasi (3-21 hari)
– Tanda dan gejala:
• Kekakuan otot secara mendadak berupa: trismus dan lock jaw
• Kaku leher sampai opisthotonus
• Rhisus sardonicus
• Dlm 24-48 jam, dari kekakuan otot mjd menyeluruh sampai ke
ekstremitas
Pemeriksaan Fisik :
Ditemukankekakuan otot lokal, trismus sampai kejang yang hebat.
1. Pada tetanus lokal ditemukan kekakuan dan spasme yang menetap.
2. Pada tetanus sefalik ditemukan trismus, rhisus sardonikus dan
disfungsi nervus kranial.
3. Pada tetanus umum generalisata ada: trismus, kekakuan leher,
kekakuan leher dan opisthotonus, fleksi-abduksi lengan dan ekstensi
tungkai, kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan
seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
4. Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan spasme dan posisi
tubuh klasik: trismus, kekakuan pada otot punggung menyebabkan
opisthotonus yang berat dengan lordosis lumbal. Bayi
mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan
mendekap dada, fleksi tangan fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah
hiperekstensi dengan dorsofleksi pada emosi dan fleksi jari-jari kaki.
• Kejang umum tonik spontan maupun dg rangsangan
minimal
• Kesadaran penderita tetap baik
• Spasme otot laring dan otot pernapasan
• Retensi urine
• Kasus berat: overaktivitas simpatis (takikardi, HT yg
labil, berkeringat banyak, panas tinggi, dan aritmia
jantung)
Pemeriksaan Penunjang:
- Kultur: C. tetani (+)
- Pemeriksaan darah leukosit 8.000-12.000 m / L
- Pemeriksaan ECG dapat dilihat dari aritmia ventrikuler
dan spasme yang menetap.
- Pada tetanus sefalik ditemukan trismus, rhisus
sardonikus dan disfungsi nervus kranial.
Tatalaksana:
–Merawat dan membersihkan luka: irigasi dan debridement luka
–Suntik ATS disekitar luka
–Isolasi untuk menghindari rangsang
–Oksigen, pernapasan buatan dan trachcostomi bila perlu
–Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
–Antibiotik: metronidazole 500 mg PO atau IV tiap 6 jam selama 7-14 hari
–Antitoksin: Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) 3000-6000 U IM satu
kali pemberian
–Tetanus toksoid (TT): diberi bersamaaan dg antitoksin tetapi pd sisi yg
berbeda dg alat suntik yg berbeda
–Antikejang: diazepam IM 0,5-1 mg/kg/4 jam; Meprobamat IM 300-400/4
jam ; Chlorpromazin IM 25-75mg/4 jam; fenobarbital IM 50-100 mg/4 jam
Encephalitis
Inflamasi Jaringan Otak

1. Sudah berapa lama kejang seperti ini? Durasi?


2. Apakah terdapat demam/batuk/pilek sebelum kejang?
3. Apa yang memicu terjadinya kejang?
4. Apakah ada penurunan kesadaran pada saat kejang?
5. Pernah kejang seperti ini sebelumnya?
6. Apakah pernah mengalami trauma kepala/ bagian tubuh lain?
7. Apakah terdapat kekakuan leher?
8. Apakah ada keluhan lain seperti mual, muntah, atau sakit kepala berat?
9. Apakah terdapat ruam pada kulit pasien?
10. Apakah pasien sedang mengonsumsi obatobatan untuk menurunkan
kejang / ada obat yang rutin digunakan?
11. Riwayat kehamilan, imunisasi, kelahiran?
– Tanda dan gejala:
• Flu-like sindrom akut + demam tinggi
• Sakit kepala berat
• Mual muntah
• Kejang
• Penurunan kesadaran (halusinasi, agitasi, perubahan
personality, kelainan tingkah laku, dan kondisi psikotik
• Tanda neurologis fokal
– Ruam kulit  singkirkan cacar
– Riwayat perjalanan ke daerah tropis
Pemeriksaan Fisik :
- Kesadaran  Penurunan Kesadaran
- Suhu  Demam
- Pemeriksaan Saraf  Bruzinski I dan II, Kernique, Laseque
- Tanda peningkatan TIK  Ubunubun besar menonjol, papil
edema
- Adanya rash, limfadenopati, meningismus,
- Pemeriksaan neurologi  gejala neurologis fokal, kelemahan
bicara, peningkatan tonus otot
- Pemeriksaan kulit ruam
- Pd ps HIV: ditemukan leukoplakia, Kaposi sarkoma
Pemeriksaan Penunjang:
- Pungsi Lumbal (gold standard)
- Pemeriksaan Lab (wbc,rbc,pewarnaan gram, test pandy
dan none)
- Pemeriksaan elektroensefalogram (EEG)
- Pencitraan CT Scan atau MRI ( sblm pungsi lumbal)
Pada CSF:
• protein ↑,
• glukosa N,
• CSF pleositosis (>5sel/uL)
• PCR  dx utama (CMV, EBV, VZV, HHV-6, dan enterovirus)
• Px antibody HSV
Terapi:
– Umum:
• Oksigen
• Cukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
• Terapi simtomatik: anti-nyeri, penurun panas, anti-
kejang
• Terapi komplikasi: mannitol / deksametason u/
menurunkan TIK
• Cegah deep vein thrombosis dan emboli pulmonal
– Khusus:
• Th/ antiviral: asiklovir 10 mg/kg, tid, IV sesegera mngkin
selama 14-21 hari

Anda mungkin juga menyukai