Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK

BY : Ns. Yayan Hardiansah, S.Kep.,M.Kep


Defenisi
Komunikasi terapeutik
merupakan hubungan
interpersonal antara perawat
dan klien (Stuart G.W, 1998).
Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang yang
direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk
kesembuhan pasien
(Indrawati, 2003)
eDhAkHu
Tujuan
1. Penerimaan diri dan peningkatan
terhadap penghormatan diri
2. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yang baik dan saling
bergantung dengan orang lain
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realistis
4. Rasa interpersonal yang jelas dan
meningkatkan integritas diri
eDhAkHu
Jenis komunikasi
terapeutik
1. Komunikasi Verbal
jenis komunikasi yang paling lazim digunakan
dalam pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah pertukaran informasi secara
verbal terutama pembicaraan dan tatap
muka
Komunikasi verbal yang efektif harus:
a). Jelas dan ringkas. Contohnya,
“katakan padasaya diamana rasa nyeri
anda”.
eDhAkHu
b)Perbendaharaan kata :
gunakan kata yang dapat di
mengerti pasien. Contohnya
“duduklah, saya akan
mendengarkan paru-paru anda”.
c)Arti denotatif dan konotatif :
Perawat harus hati-hati dalam
memilih kata-kata sehingga tidak
disalah tafsirkan, terutama saat
menjelaskan tujuan terapi dan
kondisi pasien.

eDhAkHu
d)Selaan dan kesempatan bicara : Selaan
perlu dilakukan untuk menekankan pada hal
tertentu serta memberi waktu kepada
pendengar untuk mendengarkan dan
memahami arti kata.
e)Waktu dan relevansi : Komunikasi
bermakna jika pesan yang disampaikan
berkaitan dengan kebutuhan pasien dan
sesuai waktu kebutuhan pasien.

eDhAkHu
f). Humor : dapat digunakan untuk menutupi
rasa takut dan tidak enak atau menutupi
ketidakmampuannya untuk
berkomunikasi dengan pasien.

2. Komunikasi Non Verbal : penyampaian


informasi tidak menggunakan kata-kata
tetapi menggunakan bahasa isyarat.

eDhAkHu
Tujuan dari kode atau isyarat nonverbal
antara lain :
 Menyakinkan apa yang diucapkan

(repetition)
 Menunjukkan perasaan dan emosi yang

tidak bisa diutarakan dengan kata-kata


(substitution)
 Menunjukkan jati diri sehingga orang lain

bisa mengenalnya (identity)


 Menambah atau melengkapi ucapan-

ucapan yang dirasakan belum sempurna

eDhAkHu
Faktor-faktor Komunikasi
Terapeutik
 Usia/perkembangan
 Persepsi
 Gender/jenis kelamin
 Nilai
 Latar belakang sosial budaya
 Emosi
 Pengetahuan
 Peran dan hubungan
 Lingkungan
 Jarak saat berkomunikasi

eDhAkHu
Tahapan dalam Komunikasi Keperawatan
 Fase prainteraksi
persiapan diri parawat sebelum kontak/memulai
komunikasi dengan pasien, mengumpulkan data
tentang pasien dan membuat rencana pertemuan
dengan pasien.
 Fase orientasi
memvalidasi keakuratan data serta mengevaluasi
hasil tindakan yang telah lalu. Membina rasa saling
percaya, membuat kontrak waktu, mengidentifikasi
perasaan dan masalah klien umumnya dengan
pertanyaan terbuka dan menyampaikan tujuan dari
interaksi yang dilakukan.
eDhAkHu
 Fase kerja
fase ini perawat dan klien bekerja bersama-sama
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada
tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam
mendorong klien mengungkap perasaan dan
pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai
kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap
adanya perubahan dalam respons verbal maupun
nonverbal klien. Perawat juga diharapkan mampu
menyimpulkan untuk membantu klien menggali
hal-hal dan tema emosional yang penting
 Fase terminasi
mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang
telah dilaksanakan, menyepakati rencana tindak
lanjut serta kontrak waktu pertemuan berikutnya.
eDhAkHu
Prinsip Komunikasi
Terapeutik

menjadikan pasien sebagai
fokus yang utama dalam
interaksi

mengkaji intelektual
untuk menentukan
pemahaman

menggunakan sikap membuka
diri hanya dengan tujuan
terapeutik
 Menerapkan perilaku profesional
dalam mengatur hubungan
terapeutik
eDhAkHu
 Menghindari hubungan sosial
Sikap atau cara untuk menghadirkan diri
secara fisik yang dapat memfasilitasi
komunikasi yang terapeutik :
1. Berhadapan. Artinya dari posisi ini
adalah “Saya siap untuk anda”.
2. Mempertahankan kontak mata. Kontak
mata berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.

eDhAkHu
Membungkuk ke arah klien. Posisi ini
menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
Mempertahankan sikap terbuka, tidak
melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi.
Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol
keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon kepada
klien.
eDhAkHu

Anda mungkin juga menyukai