Anda di halaman 1dari 16

Adinda Eka R.

(31101700005)
Aufa Nazila (31101700015)

ORAL SURGERY Avena Dwi Kunfiar (31101700016)


Belinda Salma S.
(31101700017)

2 Millania Murtikasari(31101700049)
Millienanda Chiara A.
1. HUKUM PENGGUNAAN ALKOHOL (31101700050)
2. PEMILIHAN OBAT PADA ORANG M. Naufal Murtadho(31101700058)
PUASA Novia Indasari (31101700062)
3. HUKUM CANGKOK ORGAN Putri Amanatun N. (31101700065)
Rusdian Mayasa P. (31101700075)
Zacky Tifani L. (31101700090)

SGD 2
HUKUM PENGGUNAAN
ALKOHOL
– Menurut keterangan Sayyid Usman al-Batawi dalam bukunya Al-Mubahits al-Wafiyyah
fi Hukm al-A‟thar al-Afranjiya, definisi alkohol adalah
– Pengertian alkohol sebagaimana yang kami dapatkan dari pernyataan orang yang
mengetahui hakikatnya (ahli), yang bisa dirasakan dan bisa dilihat dari peralatan
industri pembuatnya adalah suatu unsur uap yang terdapat pada minuman yang
memabukan. keberadaanya akan mengakibatkan mabuk. Alkohol juga terdapat pada
selain minuman, seperti pada rendaman air bunga, dan buah-buahan yang dibuat
untuk wewangian dan lainya, sebagaimana juga terdapat pada kayu-kayuan yang
diproses dengan menggunakan peralatan khusus dan logam. Dan yang terakhir ini
merupakan alkohol dengan kadar paling rendah, sedangkan yang terdapat pada
perasan anggur merupakan alkohol dengan kadar tinggi.
Dalam Pandangan Islam

– Menurut Ulama
Mazhab Hanafi
Membolehkan berobat dengan sesuatu yang diharamkan (termasuk khamr, nabiz, dan alkohol),
dengan syarat diketahui secara yakin bahwa pada benda tersebut benar-benar terdapat obat
(sesuatu yang dapat menyembuhkan), dan tidak ada obat lain selain itu.
mazhab Syafi'i
Haram hukumnya berobat jika hanya dengan khamr atau alkohol murni, tanpa dicampur dengan
bahan lain, di samping memang tidak ada bahan lain selain bahan campuran alkohol tersebut.
Disyaratkan pula bahwa kebutuhan berobat dengan campuran alkohol itu harus berdasarkan
petunjuk atau informasi dari dokter muslim yang ahli di bidang itu. Demikian pula penggunaannya
hanya sekedar kebutuhan saja dan tidak sampai memabukkan
Tentang penggunaan alkohol sebagai obat luar, terdapat perbedaan
pendapat.
Ulama fiqh yang memandang alkohol adalah najis (denganmengkiaskannya kepada najisnya
khamr)memberikan keringanan untuk berobat dengan alkohol atau campuran alkohol, selama
tidak ada obat lain yang tidak mengandung alkohol.
Akan tetapi, ulama fiqh yang memandang alkohol bukan najis tetapi suci, membolehkan untuk
menggunakan alkohol sekalipun ada obat lain yang tidak mengandung alkohol, apalagi obat itu
tidak untuk diminum atau untuk dimakan. Pendapat ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Pada dasarnya segala bentuk pengobatan dibolehkan, kecuali jika mengandung hal-hal yang
najis atau yang diharamkan syariat. Untuk obat-obatan yang mengandung alkohol, selama
kandungannya tidak banyak serta tidak memabukkan, maka hukumnya boleh.
PEMILIHAN OBAT PADA
ORANG PUASA
Selama bulan ramadhan pola makan dan minum akan berubah, waktu yang leluasa untuk
minum obat berubah dari 24 jam menjadi hanya 10,5 jam. Bagaimana cara kita meminum
obat agar efek terapi menjadi optimal ?
penggunaan obat sebelum dan sesudah makan di saat bulan Puasa
• Sebelum MakanJika obat harus diminum sebelum makan, berarti sekitar 30 menit
sebelum makan sahur atau makan malam/makan besar.
• Sesudah MakanSetelah makan artinya, kondisi lambung berisi makanan, kira-kira 5 –10
menit setelah makan besar.
• Jika ada obat yang harus diminum tengah malam sesudah makanSebelum meminum
obat perut dapat diisi dahulu dengan roti atau sedikit nasi sebelum minum obat.
Perubahan jadwal waktu minum obat saat puasa dan dosis obat mungkin dapat
mempengaruhi efek terapi obat. Karena itu perlu kehati-hatian dalam merubah
jadwal minum obat, Konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Pada penggunaan obat 2 x 1 Sehari : sahur dan buka puasa
1 x 1 Sehari : pada tengah malam/ sahur/ buka puasa
Jika ternyata obat perlu diminum 3 atau bahkan 4 kali sehari , pada hari biasa artinya
obat diminum tiap 8 jam atau 6 jam. Hal ini tidak memungkinkan pada saat berpuasa.
Solusinya : obat di ganti sediaan yang melepaskan perlahan lahan atau diganti
obatjenis lain yang memiliki khasiat sama namun bekerja panjang.
Contoh : Pada obat hipertensi
Jika tidak bisa diganti, maka penggunaannya adalah dari waktu buka puasa hingga
sahur, yang sebaiknya dibagi dalam rentang waktu yang sama.Contoh :

penggunaan obat 4×1 tidak dianjurkan saat berpuasa, terutama untuk antibiotik)
CANGKOK ORGAN DALAM
PANDANGAN ISLAM
– Donor organ atau transplantasi organ menurut UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan serta
PP Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta
Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia dalam pasal 1 ayat 5 UU tersebut
Transplantasi adalah serangkaian tindakan medis untuk memindahhkan organ dan atau jaringan
tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain maupun tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
– Dapat dipahami dari UU tersebut bahwa transplantasi diperbolehkan untuk dilakukan jika
memang dibutuhkan, namun tak boleh ada transaksi atas organ yang didonorkan seperti saat
seseorang menawarkan ginjalnya demi sepeser uang.
Lalu Bagaimana Jika Menurut Islam?

1. –  Ustadz Agung Cahyadi, Lc, MA, seorang ahli fiqh sekaligus dosen STIDKI Ar
Rahmah Surabaya memberikan pendapatnya. “Sebenarnya, dari dasar hukum
tidak boleh transplantasi itu. Karena, sama-sama menyakiti manusia dengan
membedah,” terangnya.
– Selanjutnya kembali ia berpendapat, jika dihadapkan pada kebutuhan hidup
seseorang, transplantasi boleh dilakukan. “Sama seperti minum khamr, jika
tidak ada air tersisa di dunia dan yang tersisa hanya minuman itu, maka boleh
dikonsumsi karena terkait dengan kebutuhan seseorang untuk hidup,” terang
alumnus Universitas Islam Madinah itu.
Lalu Bagaimana Jika Menurut Islam?

– Dalam fatwa MUI yang keluar tahun 2010 mengatur hukum tentang cangkok
2. organ. Dalam fatwa tersebut ditegaskan, pencangkokan organ manusia ke
dalam tubuh yang lain diperbolehkan melalui hibah, wasiat dengan meminta,
tanpa imbalan, atau dari bank organ tubuh.
– Lalu, jika organ diambil dari tubuh seseorang yang telah meninggal juga
diperbolehkan dengan syarat harus disaksikan oleh dua dokter ahli.
Selanjutnya, transplantasi dihukumi haram jika didasari bukan karena suatu
kemaslahatan hidup orang.
– Sedangkan “Transplantasi diharamkan bila didasari tujuan komersial. Tidak
boleh diperjual belikan,” terang Ketua MUI, Ma’ruf Amin
 
Lalu Bagaimana Jika Menurut Islam?

3. – Beberapa ulama mengatakan bahwa hukum awalnya pengcakokan organ orang yang
sudah meninggal, adalah haram sesuai dengan hadist
“Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).
– Tetapi jika dalam keadaan darurat, hukum tersebut berubah menjadi boleh. Sesuai
dengan QS. Al Baqarah ayat 173
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
kea­daaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa atas­nya.” (QS. Al Baqarah : 173)
Lalu Bagaimana Jika Menurut Islam?

4. – Adapun organ yang boleh ditransplantasikan dalam keadaan darurat adalah:


organ vital yang diduga kuat akan dapat menyelamatkan kehidupan, seperti
jantung, hati, dua ginjal, dan dua paru-paru. Dapat pula organ tersebut bukan
organ vital yang dibutuhkan untuk menyelamatkan kehidupan, seperti dua mata,
ginjal kedua (untuk dipindahkan kepada orang yang masih punya satu ginjal yang
sehat), tangan, kaki, dan yang semisalnya. Mengenai organ yang tidak menjadi
tumpuan harapan penyelamatan kehidupan dan ketiadaannya tidak akan
membawa kematian, hukum darurat tidak dapat diterapkan pada fakta
transplantasi.
AVOGYL, SPONGOSTAN DAN PRODUK
BEDAH LAINNYA DALAM
PANDANGAN ISLAM
– Spongostan merupakan gelatin sponge yang terbuat dari busa gelatin alami atau 100% porcine gelatin
yang memiliki kepadatan yang sama.
– Spongostan memiliki kemampuan dapat diabsorbsi oleh tubuh tanpa menimbulkan masalah kesehatan.
Spongostan efektif dalam proses hemostasis lokal pada perdarahan vena
– Imam Muslim ‘merekam’ sebuah hadits dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah ‫ﷺ‬,
bahwasannya beliau bersabda,
ِ ‫لج‬َ ‫َّ و‬0‫صأِ اءَ وَدَ اءَّ الدِ أ َ َربِ نْذِإِب َّ اللَ َزع‬
ُ ِ‫ُ اءَد ا َ اءَ وَدَ ذِإَفُ بْي‬، ‫لُكِل‬
“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit, penyakititu akan sembuh dengan
seizin Allah ‘Azza wa Jalla.”

Anda mungkin juga menyukai