Nawa Cita, Pemerintah telah mencanangkan Program Indonesia Sehat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Pendekatan Keluarga.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah tindakan yang sistematis dan
terencana, yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa,
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Dalam melaksanakan kedua fungsi tersebut Puskesmas melaksanakan pendekatan keluarga yang terdiri dari 12 Indikator keluarga
sehat, sebagai upaya pengintegrasian seluruh upaya yang dilakukan Puskesmas.
12 indikator utama ini telah disepakati untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga yang merupakan area prioritas yang dapat
memberikan dampak yang signifikan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat tanpa meninggalkan program diluar area
prioritas. Area prioritas tersebut yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta perilaku
dan kesehatan lingkungan.
Diluar Indikator tersebut, daerah dapat menambahkan sesuai kebutuhan daerah / lokal setempat.
Bagaimana mekanisme integrasi antara Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Puskesmas?
UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh,
dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM juga
salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan berbasis pada potensi sumberdaya yang tersedia dan atau
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat
UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif. Hal ini karena ketika saat kunjungan rumah terdapat anggota keluarga
yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan, dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan
Puskesmas. Selain itu, keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko
lainnya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas.
Kenapa Puskesmas harus pro aktif turun mengunjungi keluarga dan masyarakat? Karena masih banyak permasalahan kesehatan yang
belum ditemukan oleh Puskesmas, sebagai contoh:
-Masih banyak Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu. Dengan kunjungan rumah, Balita yang belum pernah ditimbang
akan terdeteksi dengan kegiatan ini dan dianjurkan untuk ke Posyandu atau Puskesmas.
-Pada Penyakit Tidak Menular (PTM), contoh hipertensi, dari hasil survei, terdapat 2/3 penderita hipertensi yang belum sadar bahwa
mereka menderita hipertensi. Hanya 1/3 penderita yang mau datang ke Puskesmas/fasilitas kesehatan. Sehingga dengan pendekatan
keluarga akan dapat menjaring seluruh penderita atau penduduk yang beresiko hipertensi, untuk mau memeriksakan diri secara
teratur ke Posbindu atau Puskesmas.
Manajeman Pendekatan keluarga terintegrasi dengan manajemen Puskesmas yang
dilakukan mulai dari proses perencanaan (P1), pergerakan pelaksanaan (P2) sampai
proses pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3).
Langkah pertama adalah Persiapan yang didalamnya adalah sosialisasi, pelatihan, dan
pengorganisasian.
Selanjutnya Pembina Keluarga melakukan kunjungan rumah untuk pendataan kesehatan
di keluarga menggunakan formulir Prokesga (tercetak/manual) dan elektronik (aplikasi
keluarga sehat) dan intervensi awal dengan promosi kesehatan dengan menggunakan
pinkesga. Data tersebut oleh tenaga pengelola data
Puskesmas dimasukkan ke pangkalan data serta melakukan pengolahan data. Data
keluarga diolah
untuk menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS). Tim manajemen Puskesmas bersama
pembina keluarga dan penanggung jawab program-program menganalisa data yang
Pada tahun 2020, Indonesia akan memiliki puncak jumlah penduduk dengan usia
produktif atau yang disebut bonus demografi. Mayoritas penduduk pada saat itu adalah
usia produktif, sehingga kualitas generasi di masa tersebut akan menentukan peluang
Indonesia menjadi negara maju. Oleh karena itu perbaikan gizi pada anak usia dini
menjadi penting untuk menciptakan SDM yang berkualitas agar bonus demografi dapat
dimanfaatkan secara optimal kesempatan untuk menjadi negara maju dapat
dilakukan dengan menyiapkan generasi sehat handal berkualitas yang dinikmati
dampaknya saat terjadi bonus demografi
Agar sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka upaya-
upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi, sasarannya di fokuskan pada 1000
hari pertama kehidupan melalui pendekatan keluarga.
Pada 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama bayi setelah
dilahirkan