Anda di halaman 1dari 35

PELAPUKAN TANAH

DAN LONGSORAN
Kelompok 6 :
1. Mila Melianasari (4001414003)
2. A
3. A
4. A
5. A
PELAPUKAN
• Pelapukan adalah hancurnya batuan yang
berasal dari gumpalan atau ukuran besar
menjadi butiran yang kecil, sampai menjadi
butiran yang sangat halus seperti tanah.
Pelapukan pada tanah terjadi karena adanya
tenaga eksogen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelapukan
Ada empat faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan
batuan, yaitu sebagai berikut.
(1) Keadaan struktur batuan
• Struktur batuan adalah sifat fisik dan sifat kimia yang
dimiliki oleh batuan. Sifat fisik batuan, misalnya warna
batuan, sedangkan sifat kimia batuan adalah unsur-unsur
kimia yang terkandung dalam batuan tersebut. Kedua sifat
inilah yang menyebabkan perbedaan daya tahan batuan
terhadap pelapukan. Batuan yang mudah lapuk misalnya
batu lempeng (batuan sedimen), sedangkan batuan yang
susah lapuk misalnya batuan beku.
(2) Keadaan topografi

• Topografi muka bumi juga ikut mempengaruhi proses


terjadinya pelapukan batuan. Batuan yang berada pada
lereng yang curam, cenderung akan mudah melapuk
dibandingkan dengan batuan yang berada di tempat
yang landai. Pada lereng yang curam, batuan akan dengan
sangat mudah terkikis atau akan mudah terlapukkan
karena langsung bersentuhan dengan cuaca sekitar. Tetapi
pada lereng yang landai atau rata, batuan akan
terselimuti oleh berbagai endapan, sehingga akan
memperlambat proses pelapukan dari batuan tersebut.
3) Cuaca dan iklim
• Unsur cuaca dan iklim yang mempengaruhi proses pelapukan
adalah suhu udara, curah hujan, sinar matahari, angin, dan lain-lain.
Pada daerah yang memiliki iklim lembab dan panas, batuan akan
cepat mengalami proses pelapukan. Pergantian temperatur antara
siang yang panas dan malam yang dingin akan semakin
mempercepat pelapukan, apabila dibandingkan dengan daerah yang
memiliki iklim dingin.
4) Keadaan vegetasi

• Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan mempengaruhi


proses pelapukan,sebab akar-akar tumbuhan tersebut dapat
menembus celah-celah batuan.
• Apabila akar tersebut semakin membesar, maka kekuatannya
akan semakinbesar pula dalam menerobos batuan. Selain itu,
serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu
mempercepat batuan melapuk. Sebab, serasah batuan
mengandung zat asam arang dan humus yang dapat merusak
kekuatan batuan.
Menurut proses terjadinya pelapukan
dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
1. pelapukan fisik atau mekanik

2. Pelapukan biologis

3. Pelapukan kimiawi
1. Pelapukan mekanik

Pelapukan mekanik merupakan
proses pelapukan yang terjadi secara
mekanik atau melalui proses fisika.
Pelapukan mekanik hanya mengubah
bentuk atau wujud bendanya saja,
sedangkan susunan kimia batuan
tersebut tidak berubah.
Proses pelapukan disebabkan oleh
perubahan suhu yang terus menerus.
Setiap batuan tersusun atas mineral
atau unsure-unsur yang berbeda.
• Yang termasuk proses pelapukan fisika
antara lain frost wedging, pengembangan
dan penyusutan, dan pelepasan beban
pada batuan.
• Frost Wedging,
disebabkan oleh pembekuan air
di dalam rekahan batuan.
Proses ini merupakan proses
pelapukan fisika yang terpenting
pada daerah yang iklimnya
memungkinkan adanya proses
pencairan dan pembekuan
batuan yang berulang-ulang.
Volume air akan meningkat
sekitar 9% apabila mengalami
pembekuan. Peningkatan volume
ini memungkinkan untuk
menjadikan rekahan batuan
menjadi lebih besar.
Pengembangan dan Penyusutan
(Thermal Expansion and
Contraction).
• Proses ini sering terjadi pada
daerah yang perbedaan
temperatur antara siang dan
malam relatif besar.
• Pada siang hari, karena panas,
batuan akan mengembang,
sedang pada malam hari
temperatur turun dan batuan
mengalami penyusutan.
• Proses pengembangan dan
penyusutan yang terjadi
berulang kali menyebabkan
batuan akan pecah.
Pelepasan beban (Abration).
• Proses ini terjadi karena
adanya pengikisan lapisan
penutup batuan
(overburden). Pelepasan
beban menyebabkan
terjadi rekahan pada
batuan yang sejajar
dengan topografi. Abrasi
sering terjadi pada
batuan yang homogen
seperti granit.
2. Pelapukan Kimia
• Pelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa
batuan yang disertai dengan perubahan susunan
kimiawi batuan yang lapuk tersebut.
Pelapukan ini terjadi dengan bantuan air, dan
dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang
terjadi dalam pelapukan kimiawi ini disebut
dekomposisi.
Terdapat empat proses yang termasuk pada
pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut:

(a) Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas


permukaan saja.
(b) Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-
unsurnya menjadi ion-ion positif dan negatif. Jenis proses
pelapukan ini terkait dengan pembentukan tanah liat.
(c)Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Batuan yang
mengalami proses oksidasi umumnya akan berwarna kecoklatan,
sebab kandungan besi dalam batuan mengalami pengkaratan.
Proses pengkaratan ini berlangsung sangat lama, tetapi pasti
batuan akan mengalami pelapukan.
(d) Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida
(CO2). Gas ini terkandung pada air hujan ketika masih menjadi
uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah
batuan kapur. Reaksi antara CO2 dengan batuan kapur akan
menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung
dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak
mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan
pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Proses pelapukan
batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi.
Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi
di daerah karst di antaranya sebagai berikut.
(1) Dolina
• Dolina adalah lubang-
lubang yang berbentuk
corong. Dolina dapat
terjadi karena erosi
(pelarutan) atau karena
runtuhan. Dolina terdapat
hampir di semua bagian
pegunungan kapur di Jawa
bagian selatan, yaitu
di Pegunungan Seribu.
(2) Gua dan sungai bawah tanah

• Di dalam batuan kapur


biasanya terdapat celah atau
retakan yang disebut diaklas.
Karena proses pelarutan oleh air,
maka retakan/ celah itu akan
semakin membesar dan
membentuk gua - gua
atau lubang - lubang di dalam
tanah yang sebagian di antaranya
sebagai tempat mengalirnya
sungai bawah tanah.
(3) Stalaktit
• Stalaktit adalah kerucut kapur
yang menempel bergantungan pada
atap gua kapur. Terbentuk dari tetesan
air kapur dari atap gua, berbentuk
runcing dan mempunyai lubang pipa
tempat menetesnya air. Stalagmit
adalah kerucut kapur berbentuk tumpul
yang menempel berdiri pada dasar gua,
dan tidak mempunyai lubang pipa.
Contohnya, stalaktit dan stalagmit yang
terdapat di kompleks Gua Buniayu dan
Ciguha Sukabumi Jawa Barat, Gua
Tabuhan dan Gua Gong di Pacitan, Jawa
Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen,
Jawa Tengah ataupun gua-gua yang ada
di sekitar Maros Sulawesi Selatan.
3. Pelapukan biologis
• Pada pelapukan organik
peranan organisme sangat
penting. Masuknya akar ke
dalam celah batuan akan
menyebabkan batuan pecah.
Hal tersebut berlangsung terus
menerus yang menyebabkan
hancurnya batuan.
• Selain itu pelapukan organik
dapat dilakukan oleh bakteri,
organisme kecil dalam tanah,
cendawan, lumut yang
melapukkan media yang
ditempatinya.
TANAH
• Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin
: solum) adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik
PEMBENTUKAN TANAH (PEDOGENESIS)

• Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan


bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang
menutupi batuan. Proses pembentukan tanah
dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik
ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang
terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai 
horizon tanah. Setiap horizon menceritakan
mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan 
biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
PROSES PEMBENTUKAN TANAH
 Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap :
1.     Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara
langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan
memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan
dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2.     Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan
menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi
pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan
telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3.      Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis.
Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang
ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4.   Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman
yang ralatif besar.
Faktor Pembentukan Tanah
Ada beberapa faktor pembentukan tanah, diantaranya :
1. Iklim :
o    Suhu Jika suhu semakin tinggi maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung
o    Curah Hujan Makin tinggi curah hujan, makin tinggi pula tingkat keasaman tanah
2. Bahan Induk : Yang dimaksud bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri
yang berupa batuan
3. Organik;Bahan organaik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara
dalam tanah.
4. Makhluk Hidup : Semua makhluk hidup berpengaruh. Baik itu jasad renik,
tumbuhan, hewan bahkan manusia.
5. Topografi : Topografi alam dapat mempercepat atau memparlambat kegiatan iklim.
Misalnya pada topografi miring membuat kecepatan air tinggi dan dapat
meyebabkan terjadinya erosi.
6. Waktu : Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah
memainkan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.
karakteristik
Tekstur
• Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk
menahan air dan juga reaksi kimia tanah. Tanah-tanah yang
bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil
sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara.
Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai luas
permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air
dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus
lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur
kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai
kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman.
Struktur Tanah
• Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat
satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida
besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.  Tanah yang dikatakan tidak
berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut
lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling melekat menjadi satu satuan
yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal.
• tanah yang berstruktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur
hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik
adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling
bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk,
di samping itu tanah tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak
cepat tertutup bila terjadi hujan.
Jenis-jenis Tanah
1.   Tanah Humus  : Tanah yang sangat subur berasal dari pelapukan daun dan
batang di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir : Tanah yang kurang baik bagi pertanian. Terbentuk dari pelapukan
batuan beku serta sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3.   Tanah Aluvial : Tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengedap di
dataran rendah.
4.   Tanah Podzolit : Tanah subur yang pada umumnya berada di pegunungan
dengan curah hujan yang tinggi
5.   Tanah Vulkanik : Tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi dengan zat hara yang tinggi
6.   Tanah Laterit : Tanah yang tadinya subur menjadi tidak subur karena unsur
hara pada tanah tersebut terbawa oleh air hujan.
7.  Tanah Mediteran : Tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur.
8.    Tanah Gambut : Tanah Yang terbentuk dari lapukan tumbuhan rawa
Longsoran
• Longsoran merupakan bagian dari gerakan
tanah yang menyebabkan berpindah atau
pergesernya massa tanah dari daerah energi
potensial tinggi ke daerah dengan potensial
rendah. 
• Tanah longsor merupakan potensi bencana
geologis berupa pergerakan longsoran ke
bawah berupa tanah, batuan, dan atau
material yang terkena cuaca karena gravitasi.
• Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus
sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan
di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar
lereng.
• Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya
pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan.
Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya
pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan
lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
JENIS-JENIS LONGSORAN
1. Longsoran Translasi 2. Longsoran Rotasi
• Longsoran translasi adalah • Longsoran rotasi adalah
bergeraknya massa tanah bergeraknya massa tanah
dan batuan pada bidang dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau gelincir berbentuk cekung.
menggelombang.
3. Pergerakan Blok 4. Runtuhan Batu

• Runtuhan Batu terjadi ketika


• Pergerakan Blok adalah sejumlah batuan atau material
perpindahan batuan yang bergerak kebawah dengan cara
bergerak pada bidang jatuh bebas.umumnya terjadi
gelincir berbentuk rata. pada lereng yang terjal hingga
menggantung terutama di
longsor ini juga disebut
daerah pantai.Batu-batu yang
longsor translasi blok batu. jatuh dapat menyebabkan
kerusakan yang parah.
5. Rayapan Tanah 6. Aliran Bahan Rombakan

• Rayapan tanah adalah jenis • Aliran,Longsoran bergerak


tanah longsor yang b ergerak serentak atau mendadak
lambat.Jenis tanahnya berupa dan bergerak dengan
butiran kasar dan halus.Jenis kecepatan tinggi (debric
tanah longsir ini hampir tidak
avalance), di jawa sering
dapat di kenali.Setelah waktu
disebut banjir bandang,
yang cukup lama longor jenis
rayapan ini bisa menyebabkan sementara di sumatra
tiang-tiang telepon,pohon disebut galodo.
atau rumah miring kebawah.
TANDA-TANDA TERJADINYA LONGSORAN

Tanda-tanda terjadinya tanah longsor dapat diamati


antara lain :
• Munculnya retakan -retakan di lereng yang sejajar
• Biasanya terjadi setelah hujan
• Miringnya tanaman
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
PENYEBAB TERJADINYA LONGSORAN

Tanah longsor dapat disebabkan karena :


• Getaran-getaran bumi karena gempa, peledakan (bom,dll.)
• Perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat atau kenaikan
ketinggian muka air
• Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi akibat
erosi
• Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras,
salju, oleh penumpukan batu-batu lepas, atau bahan-bahan yang
dimuntahkan gunung api, bangunan, sampah/limbah, tanaman
• Pengairan atau tindakan fisik/kimiawi lainnya yang dapat menurunkan
kekuatan tanah dan bebatuan dalam jangka waktu tertentu.
KA S I H
R I M A
TE

Anda mungkin juga menyukai