Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN MONETER DAN

PERBANKAN

NAMA KELOMPOK :
IMAMATUL KHOIRIAH 18.641.0151
HIMMATUR ALFIANI 18.641.0167
NUR AZIZAH 18.641.0177
M. MAULANA YUSUF R 18.641.0183
PENGERTIAN
• Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian
integral dari kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung
tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan, dan
keseimbangan neraca pembayaran (Iswardono,
1997).
Laporan statistik bank indonesia tersebut memberikan
informasi mengenai posisi antara lain :
1. Neraca otoritas moneter
2. Jumlah uang beredar
3. Neraca gabungan perbankan
4. Posisi likuidasi perbankan
5. Kegiatan mobilisasi dana masyarakat
6. Posisi kredit perbankan
7. Suku bunga
8. Pasar uang dan modal
9. Keuangan pemerintah
10. Neraca pembayaran
11. Produk domestik bruto
12. Jumlah penanaman modal dalam dan luar negeri
13. Indeks harga
14. Indikator ekonomi dan moneter internasional
KONSEP UANG BEREDAR DAN
PENGENDALIANNYA
• Uang beredar yang umum digunakan di Indonesia dapat
dibedakan dalam dua kategori yaitu uang beredar dalam arti
sempit atau disebut juga narrow money (M1) dan uang
beredar dalam arti luas atau broad money (M2)
• Strategi pengendalian uang beredar dirumuskan
berdasarkan penyesuaian instrumen kebijakan moneter
antara lain operasi pasar terbuka, penyesuaian ketentuan
likuiditas wajib minimum (reserve requirement), fasilitas
diskonto. Di negara-negara industri, pengendalian uang
beredar dilakukan dengan menggunakan besaran moneter
seperti jumlah uang beredar atau tingkat bunga jangka
panjang sebagai target antara (intermediate target).
KEBIJAKAN PENGENDALIAN UANG BEREDAR
• Strategi pengendalian moneter sebelum era
deregulasi. Dalam kurun waktu sebelum
deregulasi 1983, target utama yang digunakan
adalah broad money yaitu jumlah uang beredar
dalam arti luas (M2)
• Setelah era deregulasi ,target antara yang
digunakan tidak hanya M2 tapi juga narrow
money yaitu uang beredar dalam arti sempit
(M1).
INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
1. Operasi pasar terbuka, operasi Ini dilakukan
melalui penjualan dan pembelian surat
berharga SBI dan SBPU.
2. Fasilitas diskonto. Fasilitas diskonto ini
disediakan bagi bank-bank dalam rangka
memperlancar pengaturan likuiditas sehari-
hari, khususnya bank yang menghadapi
maturity mismatch antara penanam dan
pendananya
3. Giro Wajib Minimum (GWM). Untuk pertama
kalinya sejak Pakto 1988 Bank Indonesia
menggunakan GWM untuk mengerem
pertumbuhan besar-besaran moneter yang
masih tinggi yaitu dengan menetapkan GWM
menjadi 3% pada Februari 1996 (ketentuan
likuiditas wajib minimum sebelumnya menurut
Pakto 1988 adalah 2%).
4. Persuasi moral. Kebijakan ini dilakukan oleh
Bank Indonesia dengan meminta atau
mengimbau bank-bank untuk selalu
mempertimbangkan kondisi makro ekonomi
maupun kondisi mikro masing-masing bank
dalam menyusun rencana ekspansi kredit yang
KEBIJAKAN MONETER DAN PERBANKAN
• Perkembangan moneter dan perbankan di
Indonesia sejak orde baru pada dasarnya dapat
digolongkan dalam 2 periode
1. Periode stabilisasi
2. Periode rehabilitasi
PENGATURAN BANK DENGAN PRINSIP
KEHATI-HATIAN (PRUDENT BANKING)
• Struktur pasar keuangan (financial markets)
yang sehat ditunjang oleh pelaku pasar yang
sehat pula akan membantu berbagai langkah
stabilitas ekonomi mencapai sasarannya
PENILAIAN AKTIVA PRODUKTIF
• Aktiva produktif atau earning assets perbankan
yang dilakukan penilaian adalah mengenai
kualitasnya yang meliputi penanaman dana, baik
dalam rupiah maupun dalam valuta asing, dalam
bentuk kredit dan surat berharga
LIKUIDASI BANK
• Likuidasi adalah tindakan pemberesan berupa
penyelesaian seluruh hak dan kewajiban bank
sebagai akibat pembubaran badan hukum bank.
KONDISI PERBANKAN ERA KRISIS MONETER
• Tahun 1997/1998 merupakan tahun yang terberat dalam
tiga puluh tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi
Indonesia. Diawali oleh krisis nilai tukar yang terjadi pada
tahun 1997. Sejak itu, kinerja perekonomian Indonesia
menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang
berkepanjangan di berbagai bidang. Proses penyebaran
krisis berkembang cepat mengingat tingginya keterbukaan
perekonomian Indonesia dan ketergantungan pada sektor
luar negeri yang cukup besar. Krisis tersebut berkembang
semakin parah karena terdapatnya berbagai kelemahan
mendasar di dalam perekonomian nasional terutama di
tingkat mikro.
KEBIJAKAN PEMULIHAN PERBANKAN
• Krisis yang terjadi telah semakin memburuk,
pemerintah mempercepat dan memperluas
cakupan program stabilisasi reformasi ekonomi
dengan melakukan penandatanganan
memorandum kesepakatan (letter of intent)
dengan IMF pada tanggal 15 Januari 1998.
Khusus untuk moneter, pemerintah
mengarahkan kebijakan pada upaya untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada
perbankan.
PROGRAM PENJAMINAN TERHADAP
KEWAJIBAN PERBANKAN
• Program ini meliputi dua unsur utama, yaitu.
Pertama, penyediaan jaminan penuh oleh
pemerintah kepada seluruh nasabah deposan
dan kreditur bank umum nasional. Kedua,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan
Nasional.
PEMBENTUKAN BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL (BPPN)

• Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan


oleh gejolak moneter dan untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat sehingga dibentuk Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada
tanggal 27 Januari 1998 dengan Keputusan
Presiden Nomor 27 Tahun 1998 yang kemudian
dikukuhkan dalam Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. ususnya
terhadap sistem perbankan nasional
PROGRAM REKAPITALISASI PERBANKAN
• Program restrukturisasi yang merupakan upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kondisi
perbankan yang terpuruk sebagai dampak dari krisis
moneter yang berkepanjangan sehingga menjadi krisis
ekonomi. Tahapan-tahapan dalam rangka pelaksanaan
program rekapitulasi meliputi pemeriksaan kondisi
keuangan bank (due diligence), pengelompokan bank atas
dasar kondisi permodalannya, penilaian terhadap rencana
kerja (business plan) bank, penilaian fit and proper test
pemegang saham pengendali dan pengurus bank, serta
penyetoran modal dan pengikatan perjanjian bagi bank-
bank yang memenuhi persyaratan.
Sekian, Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai