Anda di halaman 1dari 15

Klasifikasi Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari


akumulasi material hasil perombakan batuan yang
sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis
pada permukaan bumi yang kemudian mengalami
pembatuan.
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan
tersebar sangat luas dengan ketebalan antara
beberapa centimetersampai beberapa kilometer.
Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai
sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi
yang termasuk kedalam batuan sedimen.
Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen
hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-
batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5%
ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan
batu gamping kira-kira 80%.
Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali
sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen
antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer
ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang
besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki
ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang
terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar
lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai.
Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap
saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang
dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2 kilometer
sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-
rata sekitar 1 kilometer.
Total volume dan massa dari batuan-batuan sedimen di bumi
memiliki perkiraan yang berbeda-beda, termasuk juga jalan
untuk mengetahui jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam
bidangnya telah mencoba untuk mengetahui ketebalan rata-
rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke
(1924) pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di
paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang
dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan tersebut selalu
bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku,
oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan
bertambah dari hasil rombakan di benua sehinngga ketebalan
akan mencapai 2.200 meter. Volume batuan sedimen hasil
perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108  kilometer kubik.
Sifat – sifat utama batuan sedimen :

• Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen


yang menandakan adanya proses sedimentasi.
• Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir
pernah lepas, terutama pada golongan detritus.
• Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan
(fosil).
• Jika bersifat hablur, selalu monomineralik,
misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.
Klasifikasi lebih lanjut seperti berikut:

• Berdasarkan proses pengendapannya


– batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
– batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
– batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
• Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
– batuan sedimen aerik (udara)
– batuan sedimen aquatik (air sungai)
– batuan sedimen marin (laut)
– batuan sedimen glastik (gletser)
• Berdasarkan tempat endapannya
– batuan sedimen limnik (rawa)
– batuan sedimen fluvial (sungai)
– batuan sedimen marine (laut)
– batuan sedimen teistrik (darat)
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan
sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :

• Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan
kembali detritus atau pecahan batuan asal.
Batuan asal dapat berupa batuan beku,
metamorf dan sedimen itu sendiri.
• Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi
kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme.
Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik .
Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam
dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar
butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses
pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun
dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat
terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di
endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan
dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan
laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke
dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus
terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan
yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan
laut dari laut dangkal sampai laut dalam
• Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan
mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan
tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan
• Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami
diagenesa yakni, proses proses-proses yang berlangsung pada
temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan
sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah
suatu sedimen menjadi batuan keras.
Contoh batuan klatik yaitu :
1.breksi
2.klonglomerat
3.pasir
4.tanah liat
Proses diagenesa antara lain
1. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya.
Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

2. Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir
sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir
makin besar.

3. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material
sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan
batuan karbonat.

4.   Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut
merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai
berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.

5.  Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal.
Batuan Sedimen Non-Klastik

Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

1.Golongan Detritus Kasar


Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan
tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

2. Golongan Detritus Halus


Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu
lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

3. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan
dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan
proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material
penyusunnya.

4. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert),
radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

5. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau
atau laut yang tertutup, sehingga sangat  memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya
penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

6. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun
oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali,
ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:

1. BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256
milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian
dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-
lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang
membulat

3. SANDSTONE

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari
kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga
kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

* QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran
butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

* ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami
sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

* GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan
sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
4. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256
milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon,
klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih.
Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung
memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

5. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit
(CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat
terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat
dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

* CALCARENITE

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun
terutama atas fosil dan oolit.

* CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami
litifikasi.

* GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal
6. SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya
terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

7. GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

8. COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari
tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal.
Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat
prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit
oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah
dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga
tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

Anda mungkin juga menyukai