Anda di halaman 1dari 35

BST-CBD

Ketuban Pecah Dini


Vincentius Kevin
1915136
Pembimbing : dr. Erik Dwikurnia Saiman, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN
MARANATHA
SMF OBSTETRI - GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2020
Identitas Pasien
Tanggal Masuk : 9 Maret 2020
Jam : 00.00
Nama Pasien : Ny. P
Usia : 25 tahun
Nama Suami : Tn. D
Menikah : 1x
Alamat : Bojong Loa Kidul
TB/BB : 155 cm / 57 kg
DPJP : dr. R, Sp.OG
ANAMNESIS

Seorang wanita G1P0A0 usia 25 tahun mengaku hamil 9 bulan


datang dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak pukul
20.00. Wanita tersebut diantar suaminya ke IGD RSI pukul 00.00.
Cairan yang keluar berwarna bening, dan keluar dalam jumlah
banyak. Pasien mengatakan 3x ganti pembalut dalam 1 hari. Pasien
juga mengeluh mulas sejak malam, dan ada nyeri dengan skala 2
dari 10.
Hasil USG terakhir : Oligohidramnion
ANAMNESIS TAMBAHAN
 HPHT : 3 Juni 2019
 Siklus haid / durasi haid : 28 hari
 Taksiran lahir : 10 Maret 2020
 Riwayat ANC : Bidan 1x/bulan
 Riwayat KB : Tidak ada
 Riwayat Penggunaan Obat : (-)
 Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensi (-), kejang (-), asma (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga : hipertensi (-), DM (-)
 R. Operasi : (-)
Riwayat Obstetri

Pernikaha Lama Penolon Jenis BB Jenis Usia


n ke- Kehamilan g Persalina L Kelami
n n
1 Hamil saat ini
PEMERIKSAAN FISIK

 Kesadaran : Compos mentis • Status Generalis


 Kesan Sakit : Sakit sedang  Kepala : Konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
 Status Gizi : 155 cm/57 kg  Thorax :
 Tanda-tanda Vital  Cor : Bunyi jantung
murni, murmur (–)
 Tekanan Darah : 120/80
 Pulmo : VBS kanan =
mmHg kiri, Rh -/-, Wh -/-
 Suhu : 36.8OC  Abdomen : cembung gravid
 Nadi : 88x/menit  Ekstremitas : akral hangat,
CRT <2 detik, oedem -/-
 Respirasi : 20x/menit
PEMERIKSAAN FISIK...
 Status Obstetrikus  Pemeriksaan dalam
 TFU : 32 cm  V/v : DBN
 Portio : lunak 70%
 DJJ : 13 – 13 - 14
 Pembukaan : 2 cm
 HIS (+) 2x20’, 10’’  Ketuban : (+) rembes
 Leopold I : Bundar, lunak,  Presentasi : Kepala
kurang melenting  Hodge : I
 Leopold II :  Denominator : Ubun-ubun kecil
 Kanan : teraba bagian-bagian
kecil
 Kiri : teraba bagian keras
seperti papan
 Leopold III : Bundar, keras,
melenting
 Leopold IV : Divergen
DIAGNOSIS MASUK
G1P0A0 parturient aterm kala I fase laten + ketuban pecah dini
Janin intrauterine tunggal, hidup, presentasi kepala

PENATALAKSANAAN IGD
Rawat Inap
Lapor ke dr. Sp.OG
FOLLOW UP PASIEN
9 Maret 2020
 Pukul 12.05
 S : Ny. P 25 tahun G1P0A0 mengaku hamil 9 bulan datang dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir, disertai mules dan nyeri.
 O : HIS 3x10’, 35”; DJJ 12 – 11 – 12; VT : v/v t.a.k. portio tipis lunak
80%; pembukaan 3 cm; ketuban (-); presentasi kepala; Hodge II; TD
120/80 mmHg
 A : G1P0A parturient aterm kala I fase laten + ketuban pecah dini,
janin intrauterine tunggal, hidup, presentasi kepala
 P:
 Infus Destrose 5% loading 1 labu, selanjutnya 20 tetes/menit
 Broadced (ceftriaxone) 1x2 gram dripp (antibiotik)
 Kalmetason (dexamethasone) 2 amp IV (steroid)
 Cek lab rutin
HASIL LABORATORIUM

9 Maret pukul 12.50


 Hemoglobin 11.7 g/dL
 Hematokrit 34%
 Leukosit 12.450/mm3
 Trombosit 155.000/mm3
 Eritrosit 3.8 juta/mm3
 MCV 89 fL
 MCH 31 pg/mL
 MCHC 35 g/dL
 Waktu Perdarahan 1 menit
 Waktu Pembekuan 7 menit
FOLLOW UP PASIEN
9 Maret 2020
 Pukul 13.00
 S : Ny. P 25 tahun G1P0A0 mengaku hamil 9 bulan datang
dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir, disertai mules
dan nyeri.
 O : HIS 4x10’, 35”; DJJ 13 – 12 – 13; VT : v/v t.a.k. portio tipis
lunak 90%; pembukaan 4-5 cm; ketuban (-); presentasi
kepala;
Hodge II+
 A : G1P0A parturient aterm kala I fase aktif + ketuban pecah
dini, janin intrauterine tunggal, hidup, presentasi kepala
 P:
 Observasi
 NST
FOLLOW UP PASIEN

9 Maret 2020
 Pukul 13.30
 S : Ny. P 25 tahun G1P0A0 mengaku hamil 9 bulan datang dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir, disertai mules dan nyeri.
 O : HIS 4x10’, 35”; DJJ 13 – 12 – 13; VT : v/v t.a.k. portio tipis lunak;
pembukaan 4-5 cm; ketuban (-); presentasi kepala; Hodge II +
 A : G1P0A parturient aterm kala I fase aktif + ketuban pecah dini,
janin intrauterine tunggal, hidup, presentasi kepala
 P:
 Infus Dextrose 5% u/20 tetes per menit
 Observasi TTV, HIS, DJJ, kemajuan persalinanan
 Dexamethasone
Catatan Persalinan
9 Maret 2020 Pukul 13.00
 Kala I : Partogram melewati garis waspada
 Lama fase aktif : 1 jam (13.00 – 14.00).
 Kala II : 10 menit (14.00 – 14.10)
 Episiotomi a/i tidak disebutkan.
 Kala III : 10 menit (14.10 – 14.20)
 Jumlah perdarahan : 100 cc
 Oksitosin 10 U IM 2 menit
 Peregangan tali pusat terkendali
 Masase fundus uteri
 Laserasi perineum derajat 2
 Tindakan : penjahitan dengan anestesi
DATA BAYI BARU LAHIR
 BBL : 3120 gram
 Panjang badan : 50 cm
 Jenis kelamin : laki-laki
 APGAR : 9/10”
 Pemberian ASI < 1 jam
Catatan Persalinan...
Pemantauan Persalinan
Kala
Jam IV
Waktu TD Nad Suhu TFU Kontraks Kandun Perdarah
ke- i i uterus g an
kemih
1 15.00 120/80 80 36,7OC 1 jari diatas pusat isotonik 50 mg 50
mmHg
15.15 120/70 84 36,6OC 1 jari diatas pusat isotonik Kosong 30
mmHg
15.30 120/70 84 36,5OC 1 jari diatas pusat isotonik Kosong 30
mmHg
16.00 110/70 80 36,5OC 1 jari diatas pusat isotonik Kosong 30
mmHg
2 16.30 120/70 80 36,6OC 1 jari diatas pusat isotonik 150 30
mmHg
17.00 110/70 84 36,5OC 1 jari diatas pusat isotonik Kosong 20
mmHg
FOLLOW UP PASIEN

9 Maret 2020
 Pukul 20.20
 S : Ny. P P1A0 ada perdarahan dan nyeri pada
bekas episiotomi
 O : KU baik, TTV normal, ada perdarahan dari jalan
lahir
 A : P1A0 partus maturus spontan
 P:
 Observasi perdarahan
 Observasi TTV
FOLLOW UP PASIEN
10 Maret 2020
 Pukul 06.30
 S : KU nyeri pada bekas episiotomi, masih ada perdaharahan
 O : TTV 110/80 mmHg, Nadi 87x/menit, Resp 20x/menit, Suhu
36,2OC, TFU 2 jari di bawah pusat, perdarahan normal,
mobilisasi aktif, ASI +/+ sedikit, skala nyeri 2/10
 A : P1A0 partus maturus spontan
 P:
 Observasi TTV
 Observasi masa nifas
 Motivasi menyusui
FOLLOW UP PASIEN
10 Maret 2020
 Pukul 13.00
 S : KU nyeri pada bekas episiotomi, masih ada perdaharahan
 O : TTV 120/80 mmHg, Nadi 89x/menit, Resp 20x/menit, Suhu
36,5OC, perdarahan normal
 A : P1A0 partus maturus spontan
 P:
 Observasi TTV
 Observasi perdarahan
FOLLOW UP PASIEN

10 Maret 2020
 Pukul 20.00
 S : KU nyeri pada bekas episiotomi, masih ada perdaharahan
 O : TTV normal, perdarahan normal, TFU 2 jari dibawah pusat,
mobilisasi dini
 A : P1A0 partus maturus spontan
 P:
 Observasi TTV
 Lepas infus
 Boleh pulang
FOLLOW UP PASIEN

11 Maret 2020
 Pukul 06.00
 S : KU nyeri pada bekas episiotomi
 O : TTV normal, masa nifas baik, uterine contraction keras,
TFU 2 jari dibawah pusat, ASI =, Mobilisasi +
 A : P1A0 partus maturus spontan
 P:
 Boleh pulang
PEMBERIAN OBAT
Nama Obat Aturan Pakai dan 9 Maret 2020 10 Maret 11 Maret
Rute Pemberian 2020 2020
Broadced 1 gram 1x22 gram drip dalam Pukul 12.00
NaCl 0.9% 100 cc Pukul 14.00
Cortidex 1 amp 2 amp intravena Pukul 14.00
Coamoxiclav 625 3x1 PO Pukul 07.30, Pukul 07.30,
mg 14.30, 21.30 15.00, 22.00
Kaltrofen 100 3x1 PO Pukul 07.30, Pukul 07.30,
mg 12.30, 17.30 12.30, 18.00
Lactamor tab 3x1 PO Pukul 07.30, Pukul 07.30,
12.30, 17.30 13.00, 18.00
Albotram supp 3x1 supp PO Pukul 07.30, Pukul 07.30,
12.30, 17.30 13.00, 18.00
Kaltrofen supp 2x2 supp Pukul 06.30, Pukul 06.00, Pukul 06.00
17.30 18.00
Induxin 10 U 1 amp IV bolus unit Pukul 14.40
Metergin 0,2 1 amp IV bolus Pukul 14.50
Definisi
Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan (sebelum onset
persalinan berlangsung).

PROM (Premature Rupture of the Membrane) : Selaput


korioamnion pecah saat usia kehamilan ≥ 37 minggu.

PPROM (Preterm Premature Rupture of the Membrane) : Selaput


korioamnion pecah saat usia kehamilan < 37 minggu.
Etiologi Faktor Risiko
Adanya ketidakseimbangan  Infeksi traktus genitalis
antara sintesis dan
 Perdarahan antepartum
degradasi matriks kolagen.
 Polihidramnion
 Inkompetensi serviks
 Abnormalitas uterus
 Amniocentesis
 Trauma
 Riwayat KPSW
sebelumnya
Epidemiologi

 Kejadian PROM terjadi pada sekitar 6,46-15,6% kehamilan.


 Kejadian PPROM terjadi pada sekitar 2-3% dari semua kehamilan
tunggal, dan 7,4% dari kehamilan kembar.
 PPROM merupakan komplikasi pada sekitar 1/3 dari semua
kelahiran prematur, yang telah meningkat sebanyak 38% sejak
tahun 1981.
Epidemiologi...

 Sekitar 1/3 dari perempuan yang mengalami PPROM akan


mengalami infeksi yang berpotensi berat, bahkan fetus/
neonatus akan berada pada risiko morbiditas dan mortalitas
terkait PPROM yang lebih besar dibanding ibunya, hingga 47,9%
bayi mengalami kematian.
 PPROM berhubungan dengan sekitar 18-20% kematian perinatal
di Amerika Serikat.
Patogenesis
Patofisiologi
Diagnosis

 ANAMNESIS
 Usia kehamilan > 20 minggu.
 Keluarnya cairan ketuban dari vagina
(memperhatikan warna cairan yang keluar, serta
baunya).
 Memperhatikan ada/tidaknya tanda-tanda infeksi.
 Memperhatikan ada/tidaknya faktor risiko yang
menyertai.
Diagnosis...

 PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda vital
 In spekulo terlihat cairan keluar dari OUE
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan pH vagina (cairan ketuban) dengan
kertas lakmus (Nitrazin test)
 Mikroskopis terdapat laguno dan verniks kaseosa
 USG
Penatalaksana
an
Penatalaksanaan...

Konservatif Aktif
 Indikasi :  Indikasi :
Usia kehamilan 20-28
 Belum in partu dan usia minggu, atau > 37
kehamilan 28-37 minggu.
minggu Infeksi intraamnion.
 Tidak ada penyulit bagi Adanya tanda persalinan,
ibu dan janin atau gawat janin.
Sudah in partu.
 Ibu harus dirawat 2 hari.
Perkiraan BB janin 2500
gram atau lebih.
Penatalaksanaan...

Konservatif
 Pengelolaan :
 Rawat inap 2 hari di RS
 Observasi amnionitis/infeksi : demam (> 38OC), takikardia,
leukositosis, tanda infeksi intrauterine, nyeri rahim, sekret
purulen
 Antibiotik profilaksis (maks. 6 jam pasca ketuban pecah)
IM/IV/PO gol. penisilin atau sefalosporin selama 3-5 hari.
 USG untuk melihat janin; bila ada indikasi melahirkan segera
terminasi paru janin → dexamethasone IM 5 mg tiap 6 jam
selama 2 hari (semia ibu hamil usia kehamilan 24 – 34
minggu).
Penatalaksanaan...

Aktif
 Pengelolaan :
 Kehamilan 20-28 minggu : terminasi kehamilan dengan
misoprostol 100 ug intravaginal tiap 6 jam maksimal 4, atau
oksitosin 5 IU dalam dextrose 5% mulai 20-60 tetes/menit lalu
dinaikkan tiap 15 menit.
 Kehamilan >28 minggu : terminasi kehamilan dengan
misoprostol 50 ug intravaginal diulang 1x6 jam setelah
pemberian awal, atau oksitosin 5 IU dalam dextrose 5% mulai
20-60 tetes/menit pada primigravida, dan 20-40 tetes/menit
pada multigravida.
 Bila ada infeksi, beri antibiotik dosis tinggi.
Komplikasi

 Infeksi maternal dan neonatal


 Persalinan prematur
 Hipoksia karena kompresi tali pusat
 Deformitas janin
 Meningkatnya insiden seksio caesaria atau gagal
persalinan normal.
Prognosis

Secara umum, prognosis baik bila usia kehamilan > 32


minggu, selama tidak ada komplikasi dalam kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai