Anda di halaman 1dari 27

SINUSITIS

Indah puji lestari


1410221023
Definisi
Sinusitis merupakan
suatu proses peradangan
pada mukosa atau
selaput lendir sinus
paranasal.
Mengenai beberapa sinus 
Multisinusitis
Mengenai semua sinus 
Pansinusitis

Yang paling sering terkena :


Infeksi gigi yang menyebar ke sinus Sinus Maksila dan Sinus
maksilla : sinusitis dentogen Etmoid.
Etiologi
• ISPA
• Rinitis akut
• Infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut
• Infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2
(dentogen)
• Berenang dan menyelam
• Trauma dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus
paranasal
• Barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa.
Virus
• Rhinovirus
• Virus parainfluenza
• Virus influenza

Infeksi Bakteri
• Streptococcus pneumoniae
• Bakteri • Haemophillus influenzae
• Virus • Moraxella catarrhalis
• Jamur • Staphylococcus aureus
Jamur
• Aspergillus
• Candida
• Cryptococcus neoformans
• Sporothrix schenckii
• Altemaria sp.
Faktor Predisposisi
• Deviasi septum
• hipertrofi konka media
• benda asing di hidung
• polip serta tumor di dalam rongga hidung
Klasifikasi

Sinusitis Sinusitis Sinusitis


akut subakut kronis

<4 minggu <4 minggu – 3bulan >3 bulan


Sinusiti Sinusiti
s s
Maksila Frontali
ris s

Sinusiti Sinusiti
s s
Etmoid Sfenoid
alis alis
Sinusitis
Maksilaris

Dasar sinus :
prosesus
alveolaris
tempat akar
gigi rahang
atas

Rongga sinus
maksila
terpisahkan
oleh tulang
tipis
Patofisiologi

Mukus
Patensi ostium Mucociliary
(mengandung
sinus clearance
antimikroba)

Kesehatan
Sinus
Pembentuk KOM
edem

•Silia tidak bisa bergerak


•Ostium tersumbat

Tekanan negatif rongga sinus 


transudasi (serous)

Rinosinusitis non
bakterial

Sembuh tanpa pengobatan


Rinosinusitis
nonbakterial

•Sekretmedia tumbuh dan


multiplikasi bakteri

Sekret purulen

Rinosinusitis akut
bakterial

Terapi antibiotik
Rinosinusitis nonbakterial

Terapi antibiotik tidak berhasil

Inflamasi berlanjut

• Hipoksia
• Bakteri anaerob berkembang

Mukosa makin bengkak

Perubahan mukosa menjadi hipertrofi,


pembentukan polip dan kista

Terapi operasi
Diagnosa

2 Kriteria mayor

atau

1 kriteria mayor + 2 kriteria minor


Kriteria mayor

 Sekret nasal yang purulen


 Drainase faring yang purulen
 Purulent Post Nasaldrip
 Batuk
 Foto rontgen (Water’sradiograph atau air fluid
level) : Penebalan lebih 50% dari antrum
 Coronal CT Scan : Penebalan atau opaksifikasi
dari mukosa sinus
Kriteria minor

 Sakit kepala
 Edem periorbital
 Nyeri di wajah
 Sakit gigi
 Nyeri telinga
 Sakit tenggorok
 Nafas berbau
 Bersin-bersin bertambah sering
 Demam
 Tes sitologi nasal (smear) : neutrofil dan bakteri
 Ultrasound
Sinusitis
• Nyeri sphenoidalis
pipi Sinusitis
• Kadang ethmoidalis • Nyeri didahi • Nyeri
nyeri atau seluruh dirasakandi
• Nyeri diantara kepala
alih ke atau verteks,
gigi dan dibelakang oksipital,
telinga kedua bola belakang bola
mata mata dan
Sinusitis Sinusitis daerah
maksilaris frontalis mastoid
Sinusitis maxilaris
Inspeksi
Pemeriksaan Fisik
• Adanya
pembengkakan di
muka, di daerah
pipi sampai
kelopak mata
bawah yang
berwarna
kemerah-
merahan.
Palpasi
• Nyeri tekan pada
pipi dan nyeri
• Mukosa konka edema
Rinosko & hiperemis
• Adanya pus di meatus
pi medius (sinus maksila,
anterior sinus frontal, sinus
etmoid anterior)

Rinosko • Pus di
pi nasofaring
posterio (post nasal
r drip)

Pada sinus yang


Translumi sakit akan
nasi menjadi suram
atau gelap
Pemeriksaan Penunjang

Radiologi Mikrobiologi
Perselubungan, air fluid level, diambil sekret dari meatus medius
penebalan mukosa atau meatus superior.
 Posisi Waters terutama untuk
melihat adanya kelainan di sinus Mungkin ditemukan bermacam –
maksillaris, frontalis dan macam bakteri yang merupakan flora
ethmoidalis. normal di hidung atau kuman
 Posisi posterior anterior untuk patogen, seperti Pneumococcus,
menilai sinus frontalis Streptococcus, Stphylococcus dan
 Posisi lateral untuk menilai sinus Haemophylus influeanza.
frontalis, sphenoidalis dan
ethmoidalis. Selain itu mungkin juga ditemukan
virus atau jamur.
Posisi Waters, PA, dan
Radiologik
lateral
(perselubungan,
penebalan mukosa, air
fluid level)
Panoramik (bila curiga
dentogen)
CT-Scan (Koronal) : Gold Standard
Terapi
Tujuan:
• Mempercepat penyembuhan
• Mencegah komplikasi
• Mencegah perubahan menjadi kronik

Prinsip: membuka sumbatan di KOM  drainase


dan ventilasi sinus baik
Terapi medikamentosa

 Antibiotik
Berikan antibiotic golongan penisilin selama 10-14 hari
meskipun gejala sinusitis akut telah hilang. Amoksisilin
3x500 mg/hari
 Dekongestan lokal
Ephedrine 3-4x 50 mg. berupa obat tetes hidung untuk
memperlancar drainase hidung.
 Analgetik
Asam mefenamat 1000 mg/hari selama 5 hari.
Irigasi antrum
 Menghilangkan factor predisposisi dan kausanya jika
diakibatkan oleh gigi
Terapi Operatif

Pembedahan pada pasien sinusitis akut jarang dilakukan


kecuali telah terjadi komplikasi ke orbita atau
intrakranialal.
Indikasi :
 Sinusitis kronik yang tidak membaik dengan
pengobatan
 Disertai kista atau polip ekstensif
 Komplikasi sinusitis
 Sinusitis jamur
Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF) merupakan
operasi untuk sinusitis yang perlu pembedahan
Komplikasi
• Kelainan orbita
Edema palpebral
Selulitis orbita
Abses orbita
• Kelainan intracranial
Meningitis
Abses ekstradural/subdural
Thrombosis sinus kavernosus
• Osteomyelitis dan abses periosteal
• Kelainan paru
Bronchitis kronik
Bronkiektasis
ka s i h
Terima

Anda mungkin juga menyukai