Anda di halaman 1dari 8

RIHADATUN

NA’IM

1808109010034
KASUS
POLISI PERIKSA DUA
ORANG PEKERJA
APOTEK

Sumber : TribunKaltim.co
Analisa Kasus

1. Pekerja apotek yang bukan tenaga ahli farmasi, melainkan tamatan SMA.
2. Pelayanan resep dokter yang dilakukan bukan oleh apoteker
Landasan Hukum

1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Bagian Kelima Belas “Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan”
Pasal 108 ayat 1: “Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.“
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN
2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


o Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian
oleh Apoteker.
o Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
o Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, dan Analis Farmasi.
Sanksi Hukuman
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
BAB XX KETENTUAN PIDANA
Pasal 198 ayat 1 : “Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukan praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah). “
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai