Anda di halaman 1dari 25

Ocular Toxoplasmosis in a

Tertiary Referral Center in


Sydney Australia—Clinical
Features, Treatment, and
Prognosis
Rizki Fauzia
30101507547

Pembimbing : dr. Puryanto, Sp.M

JOURNAL
READING
KONTEN

METODE
IDENTITAS
TUJUAN PENELITIA
JURNAL
N

KESIMPUL
HASIL
AN
PENER
• Asia-Pacific Journal of Ophthalmology BIT
Volume 8, Number 4, July/August 2019
• William B. Yates, MD y, Fabian Chiong, MDz, PENULI
Sophia Zagora, MD y, Jeffrey J. Post, MD, S
PhDz, Denis Wakefield, MD, PhD, and Peter
McCluskey, MD
• Ocular Toxoplasmosis in a Tertiary Referral JUDUL
Center in Sydney Australia—Clinical Features,
Treatment, and Prognosis
IDENTITAS JURNAL
TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis presentasi,
demografi, dan rejimen
pengobatan secara retrospektif
kasus toksoplasmosis okular pada
suatu pusat rujukan tersier uveitis
terbesar.
LATAR BELAKANG
Keluhan :
- Floaters
- Mata Merah Toxoplasma
- Penglihatan gondii (T.
Kabur gondii)

Diagnosis :
- focal necrotizing Ocular
retinochoroiditis Toxoplasmosis
- visible retinochoroidal
scar
- Infiltrasi pada corpus
Uveitis
vitreous atau anterior
posterior
chambers
- Peningkatan TIO (jarang) infeksi
Peran serologi masih
diperdebatkan

• IgM (+)
IgG (-) • Peningkatan
titer IgG

Infeksi
Bukan OT
primer
Infeksi primer 
Sebagian besar kasus OT
Asimtomatik
yang simptomatik adalah
Hanya gejala akut sistemik
infeksi Sekunder
(demam, kedinginan, berkeringat,
dan limfadenopati)

Membedakan Ocular
Toksoplasmosis bawaan dan
didapat adalah sulit, karena tidak
ada tes laboratorium definitif untuk
membedakan bawaan dari
penyakit yang didapat
Terapi klasik OT
pirimetamin, sulfadiazin,
dan kortikosteroid oral
dengan asam folinat

Regimen Antimikroba
klindamisin sistemik, azitromisin,
atovaquon, spiramisin, tetrasiklin, Watchfull Waiting
klaritromi, dan kombinasi trimetoprim
dan sulfametoksazol)

Masih menjadi perdebatan terapi mana yang


paling efektif
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
• Studi kohort retrospektif

Populasi
• Semua pasien yang dilihat oleh
layanan Uveitis di Sydney Eye
Hospital dari Januari 2007 hingga
Desember 2016 dengan gejala klinis
Okular Toksoplamosis
METODE PENELITIAN
Desain studi dan populasi :

• Sebanyak 48 pasien yang telah


didiagnosis oleh dokter spesialis mata
(subspesialis uveitis) dengan
toksoplasmosis okular yang datang ke
Sydney Eye Hospital
• Diagnosis didasarkan pada kriteria Holland
dan berdasarkan penelitian lainya.
• Pasien akan menjalani tes :
• optical coherence tomography, fundus
autofluorescence, fundus fluorescein
angiogram,
• Toxoplasmosis serology
• full blood count, syphilis serology,
tuberculosis testing (chest X ray and or
QuantiFERON gold) as well as toxoplasmosis
serology (IgG and IgM)

• Jika hasilnya belum jelas, akan dilakukan test


PCR untuk toxoplasmosis
Data yang dikumpulkan

• grafik awal, negara kelahiran, etnis, mata


yang konsisten dengan OT (Okular
Toksoplasmosis) sebelumnya, status
kehamilan, dan bukti imunodefisiensi
bawaan
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
• Ketajaman visual dikonversi ke logMAR.
• Inflamasi intraokular dinilai menggunakan
klasifikasi Standardisasi Uveitis Nomenclature
(SUN) dan tekanan intraokular (IOP) dicatat.
• Lokasi lesi dicatat dalam hal kedekatan dengan
makula atau saraf optik.
• Lesi besar atau luas adalah lesi >3 diameter disk
• Perawatan termasuk: terapi antiinflamasi topikal,
terapi penurunan TIO, terapi antimi-krobial, dan
kortikosteroid oral dicatat.
• Efek samping yang terkait dengan terapi dicatat.
HASIL PENELITIAN
TABEL 1 KARAKTERISTIK 48 PASIEN
DENGAN OKULAR TOKSOPLAMOSIS

Tidak ada perbedaan statistik dalam


kehilangan penglihatan antara mereka
yang lahir di Australia dan mereka yang
lahir di luar negeri (P = 0,74).

Sebagian besar pasien adalah


immunocompetent (n = 38) dengan
hanya 4 pasien yang memiliki defisiensi
imun seperti: keganasan hematologis,
gagal ginjal stadium akhir dan
penggunaan obat imunosupresif sistemik

Tiga dari empat pasien yang memiliki


sampel vitreous yang diambil untuk PCR
positif untuk toksoplasmosis (75%).
TABEL 2. KONDISI MATA DARI 48 PASIEN DENGAN
OKULAR TOXOPLASMOSIS (ANALISIS PER MATA)
TABEL 3. LOKASI RETINITIS PADA PRESENTASI
PADA PASIEN DENGAN OKULAR
TOKSOPLASMOSIS

Tidak ada perbedaan statistik menggunakan lokasi lesi (P =


0,74) atau ketajaman visual akhir (P = 0,8) antara pasien yang
terkena toksoplasmosis okular pertama kali dan pasien
yang memiliki jaringan parut sebelumnya.
TABEL 4. PENGOBATAN TOXOPLASMOSIS
OKULAR TOPIKAL DAN SISTEMIK
GAMBAR 1. ANALISIS KAPLAN-MEIER WAKTU KAMBUH
PADA PASIEN YANG MENGALAMI KEKAMBUHAN
TOKSOPLASMOSIS OKULAR.

 
Dari 13 pasien
setidaknya memiliki 1
kali relaps dimana 4
pasien diantara terjadi
relaps lebih dari 1x.

Waktu untuk kambuh


adalah 2,2 tahun (SE
0,45) dan tingkat
kekambuhan adalah
0,09 per orang tiap
tahun dalam masa
follow up
DISKUSI
lebih rendah dari
daerah australia
uveitis yang lain atau
disebabkan oleh 3 % (48/1165)
penelitian
OT di sydney internasional
lain.

Tingkat keparahan Genotipe


dan tingkat
kekambuhan Imunitas inang

uveitis pertama kali tanpa adanya


bekas luka chorioretinal
Tes serologi tidak toksoplasmosis sebelumnya
rutin dilakukan
Pasien peripartum
tidak diobati
Hanya ada 1
dengan terapi Kambuh dalam 1
pasien
antimikroba tahun
imunokompeten
(watchfull waiting)

hampir semua pasien Clinic-damycin sistemik


dengan toksoplasmosis adalah antimikroba yang
okular memerlukan paling umum
pengobatan dengan obat
antimikroba dan pirimetamin dan sulfadiazin
kortikosteroid oral. dicadangkan untuk mereka yang
menderita penyakit makula
menggunakan pedoman dari penelitian
sebelumnya

Rothova et al  Ada data yang terbatas pada uji coba head-to-head yang
membandingkan hasil monoterapi klindamisin sistemik dibandingkan terapi
kombinasi pirimetamin dan kombinasi sulfadiazin. Hasil kombinasi pirimetamin
dan kombinasi sulfadiazin lebih baik (49% vs 28%) tapi dengan efek samping
yang lebih banyak. (leukopenia, ruam dan demam)
terkonsentrasi dengan baik
Klindamisin sistemik > dalam jaringan okular dan dapat
klindamisin intravitreal menembus dinding kista parasit

Penelitian ini dibatasi oleh ukurannya yang kecil, sifat


retrospektif, dan bias rujukan pada populasi
penelitian.
Data – data dari penelitian ini penting dalam membantu dokter mata untuk
mengelola penyakit yang relatif tidak umum dengan potensi signifikan untuk
merusak penglihatan padadominan muda yang produktif dan orang dewasa.
 
KESIMPULAN

Sebagian besar pasien


Pasien dengan toksoplasmosis menerima klindamisin dan
okular memiliki kekambuhan prednisolon oral yang dapat
lebih sedikit dibandingkan ditoleransi dengan baik
dengan studi penelitian dengan pyrimethazine dan
lainnya dan memiliki sulfadiazine yang disediakan
pemulihan visual yang untuk mereka yang menderita
lebih baik. penyakit yang melibatkan
makula.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai