Anda di halaman 1dari 68

BAHAN TAYANG KBK.

57

DASAR-DASAR KEPEMERINTAHAN
YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
(Disampaikan pada Diklat Pim TK IV
Pusdiklat Kemendagri Regional Bandung Tahun 2013,
Senin, 10 Juni 2013, Kampus Jatinangor)

Fasilitator:
AWAN GUMELAR/WIDYAISWARA UTAMA

BANDUNG, 10 JUNI 2013

Agum 1
BAHAN TAYANG KBK. 57

DASAR-DASAR
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
(Good governance)
(Disampaikan pada Diklat Pim TK IV
Pusdiklat Kemendagri Regional Bandung Tahun 2013,
Senin, 10 Juni 2013, Kampus Jatinangor)

Fasilitator:
AWAN GUMELAR/WIDYAISWARA UTAMA

BANDUNG,10 JUNI 2013


BIODATA
NAMA : AWAN GUMELAR
NIP : 19540202 197706 1 001
TEMPAT,TGL LHR : CIAMIS, 02-02-1954
PANGKAT : PEMBINA UTAMA MADYA (IV/D)
JABATAN : WIDYAISWARA UTAMA PADA
BADIKLATDA PROV JABAR
DIK UMUM : SR’66; SMPN’69; SMAN’72; APDN’76;
IIP KEMENDAGRI’82; S2 UNPAD’97;
S3 UPI’06
DIK JENJANG : SEPALA KEMENDAGRI’1984/1985;
SUSPIMPEMDAGRI’ 1990/91;
SEPADYA KEMENDAGRI’1992;
DIKLAT PIM TK II LAN RI’2001
HP : 08122000034

Agum 3
Memang baik menjadi
orang penting
tetapi
lebih penting menjadi
orang baik
Agum 4
pemerintah

DASAR-DASAR

swasta masyarakat
Kompetensi Dasar
• Peserta mampu memahami
konsepsi, karaktersistik dan
prinsip-pinsip kepemerintahan
yang baik
• Sekaligus mampu menganalisis
dan menerapkan serta
mengembangkan prinsip-prinsip
kepemerintahan yang baik dalam
lingkup tugas peserta Diklat Pim
Tk IV.

Agum 6
INDIKATOR HASI BELAJAR:
Peserta mampu memahami dan menjelaskan :
1. Latar belakang dan perkembangan strategis
nasionan maupun global;
2. Pengertian dan prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik;
3. Pengertian dan karaktersistik kepemerintahan
yang baik ;

Agum 7
• MATERI POKOK BAHASAN:

1. Perkembangan lingkungan strategis


nasional dan globlal;

2. Interaksi sosial politik dan kepemimpinan


yang baik (good governance)

3. Reformasi penyelenggaraan negara untuk


mewujudkan kepemerintahan yang baik.

Agum 8
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN
STRATEGIS NASIONAL DAN GLOBAL

Secara paradigmatis perkembangan


lingkungan strategis nasional maupun
globlal telah cenderung mengarahkan
perkembangan sosial, ekonomi maupun
politik masyarakat bangsa-bangsa di dunia
kepada suatu proses perubahan struktural
yg cukup signifikan.

Agum 9
• Peranan pemerintah di berbagai negara, khususnya yang
sedang membangun pada umumnya mencakup dua aspek:
1. Penyelenggaraan fungsi umum seperti penciptaan dan
pemeliharaan rasa aman dan pengaturan tertib umum,
penyelenggaraan hubungan diplomatik serta pemungutan
pajak;
2. Penyelenggaraan fungsi pembangunan di bidang sosial,
ekonomi, politik dsb untuk kesejahteraan rakyat.
• Dimasa lampau peranan pemerintah tsb cenderung sangat
dominan, sesuai dg kondisi masyarakat yg masih terbelakang

Agum 10
• Kondisi masyarakat telah semakin maju
dg tingkat kesejahteraan semakin baik
dan kehidupan sosial ekonomi dan politik
semakin berkembang, kompleks, dinamis
dan kritis.
• Dg kondisi tsb agar pemerintah mulai
mengurangi dominan peranannya dan
menyerahkan atau memberikan
kesempatan kepada masyarakat serta
dunia usaha

Agum 11
• Kondisi masyarakat telah semakin maju
dg tingkat kesejahteraan semakin baik dan
kehidupan sosial ekonomi dan politik
semakin berkembang, kompleks, dinamis
dan kritis.
• Dg kondisi tsb agar pemerintah mulai
mengurangi dominan peranannya dan
menyerahkan atau memberikan
kesempatan kepada masyarakat serta
dunia usaha

Agum 12
• Persaingan ekonomi pasar global dalam dunia
tanpa batas yg berjalan sesuai gagasan liberalisasi
perdagangan dan investasi, maka setiap
negara/pemerintahan dituntut untuk meningkatkan
kemampuan daya saing nasionalnya masing-
masing.
• Dalam kontek itu Indonesia dalam kemampuan
daya saing nasional relatif masih jauh tertinggal
dibandingkan negara-negara ASEAN dan negara
lainnya (Amerika Serikat, Jepang Kanada dan
negara Eropa Barat.

Agum 13
Rendahnya daya saing nasional
Indonesia secara umum terjadi karena
(LAN. 2008):
1.Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat;
2.Rendahnya kualitas SDM;
3.Masih tingginya angka kemiskinan;
4.Terbatasnya kemampuan dunia usaha;
5.Relatif buruknya manajemen perekonomian nasional
yg tercermin dari tingginya inflasi, rendahnya kurs mata
uang Rupiah, rendahnya invenstasi dsb.

Agum 14
Pem Indonesia harus mampu merestrukturisasi
ekonomi nasional, antara lain melalui
(LAN.2008):
1.Kebijakan stabilisasi ekonomi dan moneter;
2.Penyelenggaraan program pemberantasan
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
maupun penciptaan lapangan kerja baru;
3.Rekapitulasi usaha kecil, menengah dan
koperasi;
4.Pembangunan sektor riel; penyempurnaan
berbagai kebijakan fiskal dan moneter;
5.Mendorong percepatan tumbuhnya ketahanan
serta daya saing ekonomi nasional.

Agum 15
Kegagalan Pemerintah Indonesia selama
(ORBA) dalam membangun perekonomian
serta daya saing nasional yg tangguh
ternyata disebabkan oleh perilaku dan
tindakan aparatur pemerintahan sendiri yg
cenderung (LAN. 2008):
1. Sentralistik; 6. Kurang peka terha-
2. Top-down; dap aspirasi masya-
3. Self oriented; rakat
4. Monopolistik 7. Tidak demokratis;
5. Represif 8. KKN
16

Agum
REFORMASI TATA PEMERINTAHAN
NEGARA (LAN , 2008)
1. MPR menjadi lembaga negara, juga DPR,
DPD, Presiden, MA, MK dan BPK
2. Adanya separation of power (pemisahan
kekuasaan negara) sebelumnya distribution of
power (pembagian kekuasaan negara),
menciptaka sistem keseimbangan kekuasaan
(Check and Balance), Setiap lembaga negara
saling mengawasi dan mengendalikan atas
dasar prinsip-prinsip kepemerintahan yg baik.

Agum 17
3. Reformasi sistem Pemilu
4. Reformasi sistem penyelenggaraan
pemerintahan Daerah (UU No. 22/1999
diganti UU No. 32/2004 dirubah UU No.
12/2008)
5. Reformasi hukum, dikembangkannya
landasan konstitusional yg menjamin
hak-hak konstitusional dan HAM serta
pengaturan pemberantasan KKN

Agum 18
6. Pengaturan serta kebijakan yang mengarah
terahadap terwujudnya GCG (Good Corporate
Governance), yang penerapannya melalui CSR
(Corporate Social Responsibility)
7. Berkembang lembaga swadaya masyarakat
(LSM)
8. LSM berskala nasional maupun internasional
yang menjadi mitra pemerintah dalam
merumuskan kebijakan nasional diberbagai
bidang

Agum 19
• Jawaban bagi tantangan lingkungan
strategis nasional maupun global untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik,
yang mampu: Memberikan ruang yang
lebih leluasa bagi:
1.Peningkatan kapaitas masyarakat;
2.Peningkatan kesejahteraan dan kemajuan
perekonomian serta daya saing nasional
melalui reformasi sistem penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan publik.
Agum 20
INTERAKSI SOSPOL DAN
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
• Kegagalan dlm interaksi sospol antara pemerintah dg
masyarakat secara umum dan mendasar disebabkan
oleh pendekatan yg kurang tepat, yg dilakukan oleh
pemerintah. (LAN.2008)
• Interaksi sospol antara pemerintah dg masyarakat dalam
perkembangannya telah melahirkan konsepsi mengenai
model-model atau pola kepemerintahan yg disesuaikan
dg tingkat dinamika, kompleksitas, kritis dan diversitas
sospol yg dihadapi (LAN. 2008)

Agum 21
• Pola interaksi sospol antara pemerintah dg
masyarakat kurang lebih sama dg gerakan
pendulum mulai dari model Diktatorian
atau otoritarian hingga ke model
demokrasi dan laissez faires atau tanpa
intervensi dalam satu garis kontinuum
(Kickert dalam LAN 2008)

Agum 22
Tipologi kepemerintahan (Torben Beck
Jorgensen dalam Koiman dalam LAN. 2008)
1. Pola negara hirarki (The Hierarchical State) adalah
pola atau model klasik pemerintahan parlementer yg
banyak dipraktekan di negara Eropa Barat. Model ini
ditandai dg berbagai aturan hukum konstitusional yg
mengatur Pemilu, parlemen dan pemerintah. Organisasi
publik memiliki oreientasi ke atas, kepada pemilik dan
prinsip kelembagaannya hubungan vertikal atasan-
bawahan. Kontrol politik atas loyalitas administrasi
organisasi publik dilaksanakan seefisien mungkin dan
masyarakat diperlakukan sama. Organisasi tsb disebut
juga Model mesin yg dikendalikan dari luar (the
externally controlled machine model).

Agum 23
2. Pola Pemerintahan Otonom (The Autonomous State),
peranan pemerintah lebih menjaga nilai-nilai. Peranan
organisasi publik adalah untuk melindungi dan menjaga
kelangsungan nilai-nilai dalam masyarakat, dan
melayani masyarakat luas. Pola ini cenderung
memutuskan hubungan sospol yg bersifat vertikal, dan
cenderung berorientasi ke dalam dg berusaha melin-
dungi drinya dari pengaruh politisi dan masyarakat yg
dilayaninya.
Karakter otonomi dalam model ini diperoleh melalui tiga
cara yaitu: 1) Otonomi berdasarkan ketentuan hukum
(legal rules); 2) Otonomi berdasarkan nilai-nilai dasar
yg terus dikembangkan secara aktif (the normative
organizations); 3) otonomi diperoleh berdasarkan
keahlian (the professional organizations)

Agum 24
3. Pola Pemerintahan Negosiasi (The Negotiating State). Pola
pemerintahan ini dibangun atas gagasan realpolitik. Peranan
pemerintah adalah bernegosiasi atau membangun kesepakatan
dan keselarasan diantara berbagai kepentingan yg berbeda-beda.
Sedangkan masyarakat bertindak sebagai salah satu anggota dari
kelompok kepentingan tsb.
Organisasi publik berada dlm lingkungan yg sarat dg berbagai
konflik kepentingan, namun terorganisasi dg baik dan berperan
sebagai mediator atau fasilitator. Model ini menghasilkan dan
membangun pola-pola pemengaruhan yg efektif guna
memfasilitasi proses integrasi dan stabilitas politik.
Organisasi publik mungkin dibentuk dg secara khusus memilik ciri-
ciri tertentu, mencakup berbagai media negosiasi seperti dengar
pendapat, jaringan kelembagaan misal dewan, komisi dsb
Organisasi ini bercirikan hubungan horizontal antara berbagai
organisasi publik dan kelompok kepentingan yg teroraginisr.

Agum 25
4. Pemerintahan Responsif (The Responsive State).
Model ini dibangun berdasarkan pemikiran bahwa
setiap individu memiliki demand atas barang dan jasa
yg konkrit. Peranan pemerintah/negara adalah untuk
memastikan bahwa sistem administrasi publik sudah
cukup tanggap terhadap kebutuhan nyata masyarakat
baik saat ini maupun dimasa depan. Organiasi publik
beroreintasi ke bawah kepada masyarakat, dg prinsip
kelembagaan Vertical Bottom-up, berbanding terbalik
dari model pemerintahan hirarkhi.

Agum 26
Model pemerintahan responsif terdapat tiga
varian model:
1.Model Pemerintahan Super Market (The Supermarket State);
memiliki karakteristik: 1) Adanya insentif yg berkaitan dg tolok ukur
produktivitas; 2) adanya kompetisi di antara organisasi publik; 3)
adanya sistem retribusi yg mempengaruhi tingkat permintaan
masyarakat; 4) adanya berbagai instrumen mekanisme pasar lainnya.
Peran pemerintah pada dasarnya adalah menjamin bahwa
orga-
nisasi publik berada dalam ajang kompetisi yg sehat dan bahwa
kondisi pasar yg seimbang tersedia bagi masyarakat sebagai
konsumen.
Organisasi Publik memiliki format nilai-nilai yaitu kunci: 1) Daya
tahan ; 2) keluwesan; 3)ekonomis; dan 4) efisien.
Model pemerintahan ini berakar pada sistem ekonomi pasar, dg
sistem kendali pada mekanisme kompetisi dlm pasar produk
maupun kapital

Agum 27
2. Pemerintahan Pelayanan ( The Service
State), ciri umum berorientasi melayani
masyarakat, dipandang sebagai nilai-niai
intrinsik dari kode etik profesional aparatur dan
budaya organisasi. Organisasi publik dapat
menikmati status monopolinya tetapi berfungsi
sebagai organisasi yg mendengarkan
kebutuhan masyarakat. Model ini memiliki
basis nilai dlm tradisi corporate cultur. Model ini
dipandang sebagai varian yg paling lemah dari
model pemerintahan otonom dg sistem dan
mekanisme kontrolnya.

Agum 28
3. Negara berpemerintahan Mandiri (The Self Governing), memiliki
asumsi berbeda dg dua varian lainnya, bahwa masyarakat
sebenarnya bukan hanya memilki dampak penting bagi pelayanan
yg ditawarkan pemerintah; tetapi berperan serta dalam poses
produksinya sendiri, bukan hanya sebagai produsen tetapi juga
sebagai masyarakat.
Sistem pengendalian terhadap peranan pemerintah dg berbagai
cara, misalnya membentuk pewakilan masyarakat pengguna
dalam organisasi publik (misal Komite/dewan Sekolah).
Model ini berakar pada tradisi demokrasi partisipatif , sedangkan
kedua varian sebelumnya berakar pada pandangan.
Model ini pun karateristiknya lebih menekankan peranan aktif
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya

Agum 29
Konsepsi Paradigma Kepemerintahan
(Governance)
• Sejalan dg perkembangan sosial-ekonomi-politik di berbagai
negara; khususnya di negara berkembang, peranan pemerintah yg
sangat dominan cenderung bergeser ke arah peranan masyarakat
dan swasta. Format interaksi antara pemerintah dg masyarakat
telah bergeser dari paradigma klasik “sarwa negara” (government
paradigm) ke arah paradigma kepemerintahan post-modern yg
berorientasi pada peranan masyarakat madani dalam format
kepemerintahan (governance paradigm)
• Governing (penyelenggaraan pemerintahan) dalam arti sebagai
poses interaksi antara berbagai aktor dalam pemerintahan dg
kelompok sasaran atau berbagai individu masyarakat.
• Penyelenggaraan pemerintahan intinya proses koordinasi,
pengendalian (steering), pemengaruhan dan penyeimbang setiap
hubungan interaksi tsb.

Agum 30
• Konsepsi kepemerintahan (governance) adalah sebagai
pelaksanaan kewenangan/kekuasaan di bidang
ekonomi, politik dan administratif untuk mengelola
berbagai urusan negara pada setiap tingkatan dan
merupakan instrumen kebijakan publik untuk mendorong
terciptanya kondisi kesejahteraan, integritas dan
kohesivitas sosial dalam masyarakat.
• Governance diartikan merupakan sistem dan proses
interaksi sospol antara pemerintah dg masyarakat dalam
berbagai bidang berkaitan dg kepentingan masyarakat
dan intervensi pemerintah atas kepentingan tsb

Agum 31
KEPEMERINTAHAN (GOVERNANCE)

• “The act, fact, manner, of governing” (tindakan,


fakta, pola, dari kegiatan atau penyelenggaraan
pemerintahan)
• Serangkaian kegiatan (proses) inter-aksi sosial
politik antara pemerintah dg masyarakat dlm
berbagai bidang yg berkaitan dg kepentingan
masyarakat dan intervensi pemerintah atas
kepentingan2 tsb (Kooiman dalam LAN.2008)
• Memerintah – Menguasai -Mengurus- Mengelola
( Bintoro dalam LAN, 2008)
• Penyelenggaraan (Bondan Gunawan)

Agum 32
• Governance,tidak hanya berarti kepeme-
rintahan sebagai suatu kegiatan tetapi juga
mengandung arti pengurusan, pengelolaan,
pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan
dan juga diartikan pemerintahan.
• Oleh karena itu timbul istilah public
governance, privat governance, corporate
governance, banking governance, dan good
governance

Agum 33
POLA PEMERINTAHAN DIKEMBANGKAN (KOOIMAN
DALAM LAN.2008
• KOMPLEKSITAS : Dalam kondisi yg kompleks,
maka pola penyelenggaraan pemerintahan perlu
ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposisi.
• DINAMIKA, dapat dikembangkan adalah
pengaturan atau pengendalian (steering) dan
kolaborasi (pola interaksi saling mengendalikan
diantara berbagai aktor yg terlibat dan atau
berkepentingan dalam suatu bidang tertentu).
• KEANEKARAGAMAN: Masy. dengan berbagai
kepentingan yang beragam dapat diatasi dengan
pola penyelenggaraan pemerintahan yang
menekankan pada pengaturan (regulation) dan
integrasi atau keterpaduan (integration).

Agum 34
Tiga model Kepemerintahan (United Nations
Development Program/UNDP dalam LAN 2008)

1. Model kepemerintahan Ekonomi (Economic


Governance Model), meliputi proses pembuatan
keputusan, yg memfasilitasi kegiatan ekonomi di dalam
negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi.
2. Model Kepemerintahan Politik (Political Governance
Model), mencakup proses pembuatan berbagai
keputusan untuk perumusan kebijakan;
3. Model Kepemerintahan Administratif (Administrative
Governance Model), sistem implementasi kebijakan.

Agum 35
Governance meliputi tiga domain

pemerintah

swasta masyarakat

Kepemerintahan

Agum 36
1. Domain Pemerintah/negara berfungsi
menciptakan lingkungan politik dan
hukum yg kondusif;
2. Domain Swasta; berfungsi menciptakan
pekerjaan dan pendapatan;
3. Domain masyarakat; berfungsi memfasi-
litasi interaksi sospol, menggerakan
kelompok-kelompok dalam masyarakat
untuk berperan dalam kegiatan ekonomi,
sospol.

Agum 37
Unsur Kepemerintahan
1. Negara/Pemerintahan, secara umum mencakup keseluruhan
lembaga politik dan sektor publik. Peranan dan tanggungjawabnya
yaitu meliputi pelayanan publik, penyelenggaraan kekuasaan untuk
memerintah dan membangun lingkungan yg kondusif bagi
tercapainya pembangunan lokal, nasional, maupun internasional dan
global.
2. Swasta, mencakup perusahaan swasta yg aktif dlm interaksi pada
sistem pasar seperti industri pengolahan, perdagangan, perbankan,
dan koperasi termasuk sektor informal. Peranannya dlm pola
kepemerintahan dan pembangunan, sebagai sumber peluang untuk
meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, sumber
penerimaan, investasi publik, pengembangan usaha dan
pertumbuhan ekonomi.
3. Masyarakat Madani (civil society), baik perorangan maupun
kelompok masyarakat yg interaksi sospol dan ekonmi.
Kelembagannya dapat dirasakan oleh masyarakat melalui kegiatan
fasilitasi partisipasi masyarakat melalui mobilisasi

Agum 38
Masyarakat madani (Mustopadidjaja dalam
LAN. 2008)

Adalah suatu tatanan masyarakat yg memilki nilai-nilai


dasar ketuhanan, kemerdekaan, hak asasi dan martabat
manusia, kebangsaan, demokrasi, kemajemukan,
kebersamaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan
bersama, keadilan, supermasi hukum, keterbukaan,
partisipasi, kemitraan, rasional, etis, perbedaan
pendapat dan pertanggungjawaban (akuntabilitas) yg
seluruhnya harus melekat pada setiap individu dan
institusi yg memilki komitmen untuk mewujudkannya.

Agum 39
Konsepsi Kepemerintahan Yang Baik (Good
Governance), ada dua pemahaman (LAN.
2008):
• Pertama nilai-nilai yg menjungjung tinggi
keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yg
dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan (nasional) kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan keadilan
sosial;
• Kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerin-
tahan yg efektif dan efisien dlm pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tsb.

Agum 40
GOOD GOVERNANCE

>Kepemerintahan Yang Baik


>Pengelolaan Yang Amanah
>Tata Pemerintahan Yang Baik
>Pengelolaan Yang Baik
>Kepemerintahan Yang
Akuntabel

Agum 41
PENGERTIAN KEPEMERINTAHAN YG
BAIK
• GOOD GOVERNANCE: (world bank)
Suatu penyelenggaraan manajemen pemerintah yang
solid dan bertanggungjawab dengan prinsip:
1. Demokrasi dan pasar yang efisien
2. Pencegahan korupsi baik secara
politik maupun administratif
3. Menciptakan “legal and political
work” bagi tumbuhnya aktivitas usaha

• Jadi World Bank lebih menekankan kepada cara


pemerintah mengelola sumber daya sosial dan ekonomi
untuk kepentingan pembangunan

Agum 42
• Good governance sebgai hubungan yg
sinergis dan konstruktif diantara negara,
sektor swasta dan masyarakat. (UNDP
dalam LAN .2008)
• Kepemerintahan yg baik adalah
kepemerintahan yg mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas,
akuntabilitas, transfaransi, pelayanan prima,
demokrasi, efisiensi, efektifitas, supermasi
hukum dan dapat diterima oleh seluruh
masyarakat. (PP NO 101/2000)

Agum 43
KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (GG) MENURUT
UNDP DALAM SEDARMAYANTI.2009:262)
1. Interaksi , melibatkan tiga mitra besar: pemerintah, sektor swasta
dan masyarakat madani untuk melaksanakan pengelolaan sumber
daya ekonomi, sospol.
2. Komunikasi, terdiri Sistem jejaring dalam proses pengelolaan dan
kontribusi terhadap kualitas hasil;
3. Proses penguatan sendiri, sistem pengelolaan mandiri adalah
kunci keberadaan dan kelangsungan keteraturan dari berbagai
siatuasi kekacauan yg disebabkan dinamika dan perubahan
lingkungan, memberi kontribusi terhadap partisipasi dan
menggalakan kemandirian masyarakat, dan memberikan
kesempatan untuk kreativitas dan stabilitas berbagai aspek
kepemerintahan yg baik.
4. .......

Agum 44
4. Dinamis, keseimbangan berbagai unsur
kekuatan kompleks yg menghasilkan
persatuan, harmoni dan kerja sama untuk
pertumbuhan dan pembangunan berke-
lanjutan, kedamaian dan keadilan dan
kesempatan merata untuk semua sektor
dalam masyarakat madani.
5. Saling ketergantungan yg dinamis antara
pemerintahan, kekuatan pasar dan
masyarakat madani

Agum 45
Unsur Utama GG (Gambir Bhatta dalam
LAN.2008)
1. Akuntabilitas (accountability);
2. Transparansi (transparency);
3. Keterbukaan (opennes);
4. Aturan hukum (rule of law); ditambah dg:
5. Kompetensi manajemen (management
competence);
6. Hak-hak azasi manusia (human right).

Agum 46
Empat Unsur Utama Suatu Administrasi
Publik Yg Bercirikan GG (LAN. 2008)
1. Akuntabilitas, artinya adanya kewajiban bagi aparatur pemerintah
untuk bertindak selaku penanggungjawab dan penanggunggugat
atas segala tindakan dan kebijakan yg ditetapkannya.
2. Transparansi, transparan terhadap rakyatnya, baik di tingkat pusat
maupun daerah. Rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara
jelas dan tanpa ada yg ditutupi dlm perumusan kebijakan publik dan
implementasinya. Dengan kata lain harus terbuka dan diketahui
umum.
3. Keterbukaan, mengendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat
untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yg
dinilai tidak transparan.
4. Aturan Hukum, artinya bahwa GG berkarakteristik berupa jaminan
kepastian hukum dan rasa kadilan masyarakat terhadap setiap
kebijakan yg ditempuh.

Agum 47
Karakteristik atau Prinsip-prinsip GG
(UNDP dalam LAN. 2008)
1. Partisipasi (Participation), setiap orang harus memiliki hak suara yg
sama dlm proses pengambilan keputusan, baik secara langsung
maupun melalui lembaga perwakilan sesuai dg kepentingan dan
spirasinya maing-masing.Partisipai ini perlu dibangun dlm suatu
tatanan kebebasan berserikat dan berpendapat serta kebebasan
berpartisipasi yg konstruktif.
2. Aturan Hukum (Rule of law), kerangka aturan hukum dan
perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakan dan dipatuhi
secara utuh (impartially), terutama aturan hukum tentang HAM.
3. Transparansi (Transparency). Hal ini harus dibangun dlm kerangka
kebebasan aliran informasi, sehingga dapat digunakan sebagai alat
monitoring dan evaluasi ;
4. Daya tanggap (Responsiveness), setiap institusi dan prosesnya
harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yg
berkepentingan.

Agum 48
5. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation), GG bertindak
sebagai penengah (mediator) bagi berbagai kepentingan yg
berbeda untuk mencapai konsensus/kesepakatan yg terbaik bagi
kepentingan masing-masing pihak, jika dimungkinkan dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yg akan
ditetapkan pemerintah.
6. Berkeadilan (Equity), GG akan memberikan kesempatan yang
sama baik laki-laki maupun perempuan dlm upaya untuk
meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektivitas dan efisiensi (Effectiveness and Efficiency), setiap
proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasikan
sesuatu yg benar-benar sesuai dg kebutuhan melalui
pemanfaatan yg sebaik-baiknya berbagai sumber yg tersedia.
8. Akuntabilitas (Accountability), Pengambil Keputusan dlm sektor
publik, swasta dan masyarakat madani memiliki
pertaggungjawaban kepada publik, sebagaimana halnya kepada
para pemilik (Stakeholders)

Agum 49
9. Bervisi Strategis (Strategic Vision), para pimpinan dan masyarakat
memiliki perspektif yg luas dan jangka panjang tentang
penyelenggaraan pemerintahan yg baik (GG) dan pembangunan
manusia, bersamaan dirasakannya kebutuhan untuk
pembangunan tsb. Mereka memahami aspek historis, kultural dan
kompleksitas sospol yg mendasari perspektif ybs.
10. Saling Berkaitan (Interrelated), keseluruhan ciri-ciri GG adalah
saling memperkuat dan saling terkait dan tidak bisa berdiri sendiri.
Contoh informasi semakin mudah diakses artinya transparansi
semakin baik, tingkat partisipasi akan semakin luas dan proses
pengambilan keputusan akan semakin efektif. Partisipasi semakin
luas berkonstribusi kepada: 1) terhadap pertukaran informasi yg
diperlukan bagi pengambil Keputusan; 2) memperkuat keabsahan
atau legitimasi berbagai keputusan yg ditetapkan.

Agum 50
Prinsip GG (Sedarmayanti. 2009)
• Mustopadidjaja: • Bintoro Tjokroami-
1. Demokrasi dan pember- djojo:
dayaan; 1. Akuntabilitas;
2. Pelayanan; 2. Transparansi;
3. Transparansi dan akun- 3. Keterbukaan;
tabilitas; 4. Kepastian hukum;
4. Partisipasi; 5. Jaminan/
5. Kemitraan
6. Desentralisasi;
7. Konsistensi kebijakan
dan kepastian hukum

Agum 51
Asas GG menurut UU No 28/1999
1. Kepastian hukum;
2. Tertib penyelenggaraan negara;
3. Kepentingan umum;
4. Keterbukaan;
5. Proporsionalitas;
6. Profesionalitas;
7. Akuntabilitas.

Agum 52
ASAS GG
UU NO. 28/1999: UU NO 30/2002
1. Kepastian hukum; Tentang KPK:
2. Tertib 1. Kepastian Hukum;
penyelenggaraan 2. Keterbukaan;
negara; 3. Akuntabilitas;
3. Kepentingan umum; 4. Kepentingan umum
4. Keterbukaan; 5. Profosionalitas (ke-
5. Proporsionalitas; seimbangan antara
6. Profesionalitas; hak dan kewajiban)
7. Akuntabilitas.
Agum 53
• Terlalu dominannya pemerintah dalam perencanaan, dan
penyelenggaraan pembangunan
• Kurang efektifnya fungsi kontrol
• Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tidak
transparan
• Budaya masyarakat belum mendukung
• Budaya birokrasi yang berorintasi kepada atasan (bapak
isme, ABIS)
• Gaji dan pendapatan serta jaminan masa depan pns yang
belum baik
• Indonesia belum memiliki hukum administrasi*)

Agum 54
TAP MPR NO. VIII/MPR/1998 Bab III
1. Mengatasi krisis ekonomi dalam waktu
sesingkat-singkatnya terutama untuk
menghasilkan stabilitas moneter yang
tanggap terhadap pengaruh global dan
pemulihan aktivitas usaha nasional
2. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam seluruh
sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara melalui perluasan dan
peningkatan partisipasi politik rakyat secara
tertib untuk menciptakan stabilitas nasional .

Agum 55
3. Menegakkan hukum berdasarkan nilai-
nilai kebenaran, keadilan dan HAM
menuju terciptanya stabilitas nasional
4. Meletakkan dasar-dasar kerangka
agenda reformasi pembangunan, agama,
dan sosial budaya dalam upaya
mewujudkan masyarakat
Madani

Agum 56
Agenda reformasi dlm mewujudkan GG
(Bintoro Tjokroamidjojo dalam LAN. 2008)
1. Perubahan sistem politik kearah yg demokratis, partisipatif dan
egalitarian.
2. Reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI), menjadi kekuatan
profesional dan independen bukan alat politik partai atau
kekuasaan pemerintah.
3. Reformasi dlm bidang administrasi publik diarahkan pada
peningkatan profesionalisme birokrasi pemerintah guna
meningkatkan pengabdian umum, pengayoman dan pelayanan
publik.
4. Reformasi pemerintahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi,
bukan separatisme atau federalisme karena tak sesuai dg
semangat berdirinya NKRI.
5. .......

Agum 57
5. Reformasi menciptakan pemerintahan yg bersih, terdiri
dari tiga agenda:
a. Mewujudkan pemerintahan yg bersih dari praktek KKN;
b. Disiplin penerimaan dan penggunaan uang/dana
rakyat, agar tidak lagi mengutamakan pola deficit
funding dan menghapuskan sama sekali adanya dana
publik non budgeter;
c. Penguatan sistem pengawasan dan akuntabilitas publik
aparatur negara, baik dilakukan secara fungsional oleh
perangkat internal (Irjen/Inspektorat/SPI) dan BPKP,
BPK dan DPR/DPRD serta peranserta aktif masyarakat
dlm mengawasi praktek pemerintahan.

Agum 58
Tugas pokok pemerintahan
(LAN. 2008), mencakup:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2. Memajukan kesejahteraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa ; dan
4. Melaksanakan ketertiban dunia yg
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

Agum 59
Visi Indonesia
1. Terwujudnya masyarakat Indonesia yg
religius, manusiawi, bersatu, demokratis,
adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik
dan bersih dalam penyelenggaraan
negara (Visi Indonesia 2020 , Tap MPR
No.IV/MPR/2001)
2. Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan
Makmur (RPJP Nasional 2005-2025, UU
No. 17/2007)
Agum 60
RPJMN 2010-2014 (PENPRES NO. 5/2010)
VISI
INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN
MISI
1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA
2. MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI
3. MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG

AGENDA
1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
2. PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN
3. PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI
4. PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI
5. PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN

Agum 61
11 PRIORITAS NASIONAL KABINET
INDONESIA BERSATU II
1. REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA
2. PENDIDIKAN;
3. KESEHATAN;
4. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
5. KETAHANAN PANGAN
6. INFRASTRUKTUR
7. IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA
8. ENERGI
9. LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA
10. DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR DAN PASCA
KONFLIK
11. KEBUDAYAAN, KREATIVITAS DAN INOVASI TEKNOLOGI

Agum 62
15 Program Prioritas Pemerintahan Sby-Boediono
(Harian Kompas, Senin 11 Oktober 2010)
1. Pemberantasan mafia hukum;
2. Revitalisasi industri pertahanan;
3. Penanggulangan terorisme;
4. Revitalisasi listrik;
5. Produksi dan ketahanan pangan;
6. Revitalisasi pabrik pupuk dan gula;
7. Membenahi keruwetan penggunaan tanah dan
tata ruang;

Agum 63
8. P eningkatan kemampuan infrastruktur;
9. Peningkatan kredit usaha rakyat (KUR) untuk
UKM;
10.Mobilisasi pembiayaan dan investasi di luar
APBN;
11.Mengantisipasi perubahan iklim dan lingkungan;
12.Reformasi pelayanan kesehatan;
13.Reformasi pendidikan;
14.Kesiapsiagaan penanggulangan bencana;
15.Sinergi dan koordinasi pusat dan daerah.

Agum 64
Pokok-pokok Etika kehidupan Berbangsa Yang
(Tap MPR No.VI/MPR/2001)

1. Kejujuran; 7. Kemandirian
2. Amanah; 8. Sikap toleransi;
3. Keteladanan; 9. Rasa malu;
4. Sportifitas; 10.Tanggung jawab
11.Menjaga kehormatan
5. Disiplin;
serta martabat diri
6. Etos kerja sebagai warga
negara

Agum 65
Etika Kehidupan Berbangsa
mencakup (LAN. 2008):
1. Etika Sosial Budaya;
2. Etika politik dan Pemerintahan;
3. Etika ekonomi dan Bisnis;
4. Etika Penegakan Hukun yang Berkeadilan;
5. Etika Keilmuan; dan
6. Etika Lingkungan
• Etika yg sangat relevan dg GG yaitu 1) Etika
politik dan pemerintahan; 2) Etika Penegakan
Hukum yg Berkedilan
Agum 66
Etika PNS (PP No. 42/2004)
1. Etika dalam bernegara (pasal 8);
2. Etika dalam berorganisasi (pasal 9);
3. Etika dalam bermasyarakat (Psal 10);
4. Etika terhadap diri sendiri (Pasal 11);
5. Etika terhadapsesama PNS (Pasal 12)
• Kode etik PNS adalah pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan PNS di dalam
melaksanakan tuugasnya dan pergaulan hidup
sehari-hari (angka 2 Ps.1 PP No.42/2004)

Agum 67
WSS.WR.WB.

SEMOGA BERMANFAAT
68

Anda mungkin juga menyukai