Anda di halaman 1dari 24

Induksi pH Rendah pada Pembentukan

Rambut Akar di Selada (Lactuca sativa


L. cv. Grand Rapids): Determinasi Letak
Pembentuk Rambut Akar
Yasunori Inoue* dan Kayoko Hirota

Dian Siti Marfuah


G353190181
Latar
Belakang  Rambut akar
proyeksi tubular yang
tumbuh dari sub-bagian
sel rhizodermal khusus
yang disebut trichoblast.
Trichoblast dianggap mampu
meningkatkan luas permukaan,
dan karenanya kapasitas
penyerapan akar jadi meningkat
 Ditemukan bahwa pembentukan
rambut akar disebabkan oleh pH
rendah pada selada

tidak ada informasi mengenai distribusi sel-sel


bentuk rambut yang merespon pH rendah,
persentase sel-sel pembentuk rambut, dan
periode pembentukan rambut akar

peneliti akan membahas pola


waktu proses pembentukan
rambut akar, letak zona
pembentuk rambut akar, dan
zona tumbuh akar.
Bahan dan Metode

 Bahan Tanaman
Benih selada bebas virus (Lactuca sativa L. cv. Grand
Rapids) yang dibeli dari South Pacific Seeds (Griffith,
N.S.W., Australia)
Prosedur pengkulturan
• Benih direndam dalam air keran
selama 3 jam pada suhu 25 derajat
• Disimpan di lemari es semalaman

• Benih kemudian
ditabur pada jaring
dan dikultur secara
hidroponik
Menginduksi
Pembentukan akar utama

Benih pada media diberi


penyinaran cahaya putih
secara terus menerus

Tanaman dipindahkan
ke media baru dengan
pH 4 atau 6
disesuaikan dengan
HCL atau NaOH
Penentuan proses
pertumbuhan awal rambut akar
 Akarnya dipotong kemudian air yang menempel di
permukaan akar dibuang menggunakan kertas tisu

 Akar diletakkan pada permukaan aluminium


menggunakan tatakan cryomicrotome

 Akar pada ujung basal


dibekukan dengan nitrogen cair

Akar diamati dengan mikroskop elektron Tonjolan hemifermis pada


untuk memvisualisasikan garis sel permukaan sel
rhizodermal rhizodermal diidentifikasi
sebagai awaldari rambut
akar
Tonjolan
Hemifermis

 Akar yang dikultur pada pH 6


(a) dan pH 4 (b) selama 8 jam
kemudian diamati dengan
mikroskop pemindai elektron.
Bar = 100 m.
a. pH 6 b. pH 4
Pengamatan inti sel
rhizodermal
Rhizodermis yang posisinya
1 sampai 2 mm dari ujung
akar dikupas
Akar ditempatkan pada 3,7%
cairan formaldehyde yang
dilarutkan dalam 0,01 M larutan Lalu diiwarnai dengan larutan
buffer fosfat dengan pH 7 yang diamidino-2-phenylindole dan 1
mengandung 0,765% NaCl selama mg/ml p-phenylenediamine
15 menit. dihydrochloride yang dilarutkan
dalam 0,01 M larutan buffer
fosfat yang mengandung 90%
gliserol dan 0,765% NaCl).

Inti yang diwarnai tersebut kemudian diamati


menggunakan mikroskop epi-fluorescence
Pengukuran pertumbuhan akar dan
determinasi zona perpanjangan
Untuk menentukan zona pemanjangan aka
Gambar akar yang tumbuh
direkam oleh kamera CCD
monokromatik (XC-77,
Sony Corporation, Tokyo, Akar dicelupkan ke butir
Japan) pada disk magneto- resin penukar ion anionik
optik menggunakan sistem (Amberlite CG400 tipe 1,
pengarsipan gambar (DF- Organo Teknika Corp,
30M, Fuji Photo Film Co., Tokyo, Japan) yang
Ltd., Tokyo, Japan) setiap dilarutkan dalam 0,6 ml
30 menit. dari media kultur yang
merupakan bagian tabung
Eppendorff sebelum
perekaman pertumbuhan
Butir resin yang menempel pada akar.
permukaan sel rhizodermal
digunakan sebagai penanda posisi.
Persiapan bagian tipis longitudinal dari akar

 Bibit selada ditempatkan dengan 3% cairan


glutaraldehyde yang dilarutkan dalam 0,1 M
larutan buffer fosfat dengan pH 7 selama 30 menit
pada suhu ruangan dan selama 1 hingga 2 jam
pada suhu 4 C,
 Kemudian dicuci dengan larutan buffer sebanyak
tiga kali.
Selanjutnya, sampel ditempatkan dengan 1,5% cairan
OsO4 selama 5 jam pada suhu 4 C, kemudian dicuci lagi
dengan larutan buffer sebanyak tiga kali

Bagian ujung 5 mm dari akar, dieksisi lalu dilarutkan


pada larutan aseton dengan berbagai konsentrasi

lalu dibiarkan dalam media tatakan


Sampel dipotong secara longitudinal
100% selama satu malam
dan diwarnai
Hasil
Distribusi sel rhizodermal yang
berbentuk rambut akar

Akar selada yang dikultur


pada pH 4 selama 8 jam
membentuk rambut akar di
daerah subapikal terbatas
(Gambar 1b). Di sisi lain, akar
yang dikultur pada pH 6 tidak b. pH 4
menunjukkan rambut akar a. pH 6
pada jam ke-8 setelah
pergantian media (Gambar
1a).
Rambut pada awalnya terbentuk
dalam sel rhizodermal dengan ukuran
1,5 hingga 2,5 mm dari ujung akar
pada jam ke-5 setelah perubahan pH
(Gambar 2a).
Area pembentukan rambut kemudian
secara bertahap meluas ke bagian
basal (Gambar 2a).

Bagianujung yang lebih pendek dari 1,3


mm dari ujung akar tidak membentuk
rambut dalam periode yang diamati.

Dalam kasus akar yang dikultur pada pH 6,


pembentukan rambut tidak dapat diamati hingga
jam ke-12 setelah perubahan media (Gambar 2b),
dan persentase sel pembentuk rambut juga
rendah.
Pola waktu pembentukan
rambut akar
Hasil pada Gambar 2
menunjukkan bahwa
persentase maksimum
pembentukan rambut akar
selalu diamati pada ukuran 2
- 2,5 mm dari ujung akar.

Pada bagian pada bagian 2 - 2,5 mm


dari ujung akar dianggap sebagai
persentase sel pembentuk rambut
akar

Persentase sel pembentuk rambut


pada jam ke-0 (), ke-5 (), ke-8
() dan ke-12 ()
Pola waktu pembentukan rambut
akar pada akar yang dikultur
pada pH 4 (kotak terbuka) atau
pH 6 (lingkaran tertutup).
Persentase sel pembentuk
rambut akar di wilayah tersebut
mulai dari 2,0 hingga 2,5 mm
dari ujung akar yang diamati.
Perubahan morfologis sel rhizodermal di daerah
determinasi rambut akar

Panjang longitudinal sel rhizodermal


yang tidak terbentuk menurun secara
bertahap pada jam ke-8 setelah
perubahan pH (Gambar 4a, kotak
terbuka).
Panjang longitudinal dari sel
rhizodermal pembentuk rambut
nampak konstan (Gambar 4a,
segitiga terbalik).

Panjang transversal sel rhizodermal


meningkat karena perlakuan pH
rendah, dan nilainya mencapai stabil
pada jam ke-7 setelah perubahan pH
(Gambar 4b, kotak terbuka).
Tabel 1. Perkiraan ukuran sel rhizodermal dan
rambut akar berdasar kadar pH yang berbeda

periode kultur panjang sel (𝜇m) volume


tipe sel kadar pH
(jam) (nilai relatif)
longitudinal transversal

epidermis 6 0 101 ± 1,7 14,0 ± 0,7 100

6 8 95 ± 3,3 14,5 ± 0,7 101

4 8 54 ± 1,2 19,0 ± 0,8 98

rambut akar 4 8 43 ± 8,0 5,1 ± 0,2 5,6


Pengaruh pH rendah pada pertumbuhan akar utama

• Akar utama tumbuh pada


tingkat pertumbuhan yang
konstan (0,5 mm/jam) pada
pH 6
• Laju pertumbuhan konstan ini
dipertahankan selama 30
menit setelah penurunan pH
(Gambar 5a).
Hasil ini menunjukkan bahwa
pengurangan pertumbuhan karena
pH rendah merupakan penyebab
pengurangan panjang sel
longitudinal.
Gambar 6. Pemanjangan akar
yang ditandai dengan resin
penukar anion. Tiga panah yang
berbeda menunjukkan tiga butir
resin yang berbeda. Akar yang
dikultur pada pH 4 untuk jam ke-
0 (a), ke-1 (b), ke-2 (c), ke-4 (d)
dan ke-6 (e).
Gambar 7. Zona perpanjangan
akar yang dikultur pada pH 4
(a, b) atau pH 6 (c). Jarak
antara dua tanda resin yang
berdampingan pada jam ke-1
(), ke-2 (), ke-4 (), ke-6 ()
dan ke-8 ()
Gambar 8. Bagian longitudinal
dari akar selada yang dikultur
pada pH 6 (a) atau pH 4 (b)
pada jam ke-4. Bar = 0,3 mm.
Pembahasan
Pada akar selada, formasi rambut akar yang disebabkan
oleh kadar pH rendah pertama kali diamati pada bagian
1,5 sampai 2,5 mm dari ujung akar, dan tidak pernah
lebih jauh ke bagian ujung yang lebih muda (Gambar 2).
Bagian pertumbuhan sel rhizodermal
terbatas pada ca. 0,5 - 1,5 mm dari
ujung akar (Gambar 7).

Oleh karena itu, zona pembentuk rambut yang


telah dijelaskan sebelumnya merupakan basal
yang berdekatan dengan zona pertumbuhan.

Perkiraan posisi awal rhizodermis


Bagian ini merupakan basal yang
pada saat penurunan pH yaitu sekitar
berdekatan dengan ujung topi akar
0,8 - 1 mm dari ujung akar

Hasil ini menunjukkan bahwa sel-sel rhizodermal termuda yang


kehilangan perlindungan topi akar menjadi bereaksi terhadap
Sel-sel tersebut menampilkan rambut
akar yang menonjol setelah penghentian
pertumbuhan longitudinal.

Sel-sel rhizodermal yang terpapar oleh kadar pH rendah setelah


selesainya pertumbuhan longitudinal tidak mampu bereaksi.
Kurangnya kemampuan pembentukan rambut pada sel rhizodermal
dewasa juga diakui oleh Cormack (1962).

Dalam akar selada, perbedaan trichoblast dapat


dilihat pada posisi yang ditutupi oleh topi akar, dan
rambut akar yang menonjol pada posisi yang
berada di ujung jaringan topi akar (Volkmann dan
Peters 1995).

Pada akar selada, cahaya juga


penting dalam penyebab rambut akar
(Inoue dkk, 2000, De Simone dkk,
2000a).

Dalam penelitian ini, cahaya putih


disinari dari awal proses kultur.
• Akar selada yang dikultur pada pH
4 selama 8 jam membentuk rambut
akar sedangkan pada pH 6 tidak
menunjukan pertumbuhan rambut
akar setelah pergantian media

• Zona pembentukan rambut akar


berada pada jarak 2 - 2,5 mm dari
ujung akaryytuiiooppfdg

Anda mungkin juga menyukai