Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 3

ETIKA DAN DASAR


HUKUM KONSTRUKSI
ETIKA DALAM KONSTRUKSI
Etika dalam konstruksi adalah pengetahuan atau nilai-nilai
yang di jadikan pedoman dalam dunia konstruksi agar
tidak terjadi penyimpangan. Etika konstruksi dimaksudkan
sebagai pedoman tentang cara kita berperilaku ssat
melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
konstruksi. Secara arfiah kode etika konstruksi adalah
sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
 Hal-hal yang perlu ditanamkan dalam etika konstruksi, adalah :
kejujuran
kedisplinan
kemandirian
keberanian mengambil resiko, dan
bertanggung jawab

 Agar tidak terjadi penyimpangan, maka terdapat sistem kontrol yang


mendasari etika tersebut yaitu nurani(diri sendiri) dan undang-undang.
Tujuan
 Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi
untuk mewujudkan struktur usaha yang kukuh dan hasil jasa
konstruksi yang berkualitas
 Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan jasa konstruksi yang
menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan
penyedia jasadalam menjalankan hak dan kewajiban
 Mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat di bidang jasa
konstruksi
 Menata sistem jasa konstruksi yang mampu mewujudkan
keselamatan publik dan menciptakan kenyamanan linkungan
terbangun
 Menjamin tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi yang baik
DASAR HUKUM KONSTRUKSI

UU NO. 2 TAHUN 2007


BAB I KETENTUAN UMUM

Bab I menjelaskan secara lengkap komponen


dan istilah yang terdapat dalam sebuah
manajeman konstruksi seperti : Jasa Konstruksi ,
Pekerjaan Konstruksi , Usaha Penyediaan
Bangunan , Pengguna Jasa , Penyedia Jasa ,
Subpenyedia Jasa , hingga menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Jasa Konstruksi.
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Bab ini membahas tentang Asas dan Tujuan dari
penyelenggaraan jasa konstruksi. Yang terdiri atas 2 pasal
yang membahas Asas penyelanggaraan jasa konstruksi
seperti Kejujuran dan Keadilan, Manfaat, Kesetaraan,
Keserasian hingga wawasan lingkungan, dan 3 pasal
membahas tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
seperti, memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan
Jasa Konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang
kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa
Konstruksi yang berkualitas; mewujudkan ketertiban
penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang menjamin
kesetaraan kedudukan antara hingga menciptakan integrasi
nilai tambah dari seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
BAB III
TANGGUNG JAWAB DAN
KEWENANGAN
Pada bab ini 2 hal pokok yang di bahas yaitu tanggung
jawab, dimana tanggung jawab pada pasal ke4 membahas
tentang pemerintahan pusat yang bertanggung jawab
meningkatnya kemampuan dan kapasitas usaha jasa
konstruksi nasional, terciptanya iklim usaha yang kondusif
sesuai dengan standar keamanan, keselamatan, kesehatan
dan keberlanjutan, dan tanggung jawab sebagaimana di
maksud pada ayat 1, dilaksanakan oleh menteri,
berkoordinasi dengan menteri teknis terkait. Dan yang ke2
kewenangan,ada 3 kewenangan
1. kewenangan pemerintahan pusat
2. kewenangan pemerintahan provinsi
3. kewenangan pemerintahan daerah/kota
BAB IV USAHA JASA KONSTRUKSI

Pada Bab ini membahas beberapa poin tentang Usaha Jasa


Konstruksi:
- struktur usaha jasa konstruksi yang meliputi:
1. Jenis, sifat, klasifikasi, dan layanan usaha
2. Bentuk dan klasifikasi usaha
- segmentasi pasar jasa konstruksi, meliputi:
1. Usaha jasa konstruksi klasifikasi kecil
2. Usaha jasa konstruksi klasifikasi menengah
3. Usaha jasa konstruksi klasifikasi besar.
- persyaratan usaha jasa konstruksi meliputi:
1. Tanda daftar usaha perseorangan dan izin usaha.
2. Sertifikat badan usaha.
3. Tanda daftar pengalaman
- badan usaha jasa konstruksi asing dan usaha perseorangan jasa
konstruksi asing.
- pengembangan usaha jasa konstruksi- pengembangan usaha
berkelanjutan.
BAB V PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI

Bab V menjelaskan tentang penyelenggaraan


Usaha penyediaan bangunan yang dikerjakan
sendiri atau melalui perjanjian, menjelaskan pihak-
pihak yang ada di dalam pengikatan Jasa
Konstruksi, cara Pemilihan Penyedia Jasa, Kontrak
Kerja Konstruksi , Penyedia Jasa dan Subpenyedia
Jasa, Pembiayaan Jasa Konstruksi , dan perjanjian
Penyediaan Bangunan.
BAB VI KEAMANAN, KESELAMATAN,
KESEHATAN DAN KEBERLANJUTAN
KONSTRUKSI

Terdiri atas dua bagian, yaitu :


Pertama, membahas tentang standar keamanan,
keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.
Kedua, kegagalan bangunan dimana pihak yang
bertanggung terhadap kegagalan ialah pengguna jasa dan/
atau penyedia jasa. Kegagalan bangunan ditetapkan oleh
penilai ahli. Dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab
atas kegagalan bangunan dalam jangka waktu yang
ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi.
BAB VII TENAGA KERJA KONSTRUKSI

Pada BAB ini terdiri atas 7 bagian, yaitu :


• Pertama tentang klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja
konstruksi
• Kedua tentang pelatihan tenaga kerja konstruksi
• Ketiga tentang sertifikasi kompetensi kerja dan lembaga
sertifikasinya
• Keempat membahas tentang registrasi pengalaman
profesional
• Kelima tentang upah tenaga kerja konstruksi
• Keenam tentang tenaga kerja konstruksi asing
• Ketujuh tentang tanggung jawab profesi
BAB VIII PEMBINAAN

dijelaskan bahwa :
• Penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi
menjadi tanggung jawab pemerintah pusat yang
menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah.
• Masyarakat dapat diikutsertakan dalam
melaksanakan pembinaan jasa konstruksi.
• Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam menjalankan kewenangannya untuk
melakukan pengawasan harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB IX SISTEM INFORMASI JASA
KONSTRUKSI

Membahas tentang data dan informasi yang akurat


dan terintegrasi dalam penyelenggaraan konstruksi
yang berkaitan:
• Tanggung jawab dan kewenangan dibidang jasa
konstruksi
• Tugas pembinaan dibinang jasa konstruksi
• Tugas layanan oleh masyarakat jasa konstruksi
Sistem informasi dikelola oleh pemerintah pusat,
pembiayaannya dibebankan kepada anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN)
BAB X PARTISIPASI MASYARAKAT

Membahas tentang partisipasi atau keikutsertaan


masyarakat jasa konstruksi harus melalui lembaga
yang dibentuk oleh pemerintah maupun forum jasa
konstruksi, cara berpartisipasinya dan pengaduan
yang dapat diberikan jika dirasa adanya dugaan
kejahatan atau kesengajaan yang menyebabkan
kerugian, terkecuali:
• Terjadi kehilangan nyawa seseorang
• Tertangkap tangan melakukan tindakan korupsi
BAB XI PENYELESAIAN SENGKETA

Pada Bab ini Menjelaskan bahwa Penyelesaian


Sengketa yang terjadi dalam kontrak kerja
konstruksi dapat ditempuh melalui beberapa cara
yaitu musyawarah, mediasi, konsoliasi, arbitrase
ataupun pengadilan.
BAB XII SANKSI ADMINISTRATIF

Dalam bab ini dijelaskan tentang sanksi-sanksi


yang diberlakukan terhadap pelanggar seperti
teguran tertulis, pembatasan kegiatan usaha,
penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi, dan pembekuan kegiatan usaha.
BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN

Lembaga yang di bentuk berdasarkan peraturan


pelaksanaan dari UU No 18 Thn 1999.
Dan tambahan lembaga RI No 54 Thn 1999
Tetap menjalankan Tugas sertifikasi dan registrasi
badan usaha dan tenaga kerja konstruksi sampai
terbentuknya lembaga yang di maksud dalam UU
ini.
BAB XIV KETENTUAN PENUTUP

Pertama :
Semua peraturan undang 2 dalam jasa konstruksi suda di
tetapkan sesuai perundang undangan dan pasal pasal suda
tercamtum dalam bab 1 - bab 14 dan ditetapkan dalam
pasal 2 perundang undangan
Kedua :
Sesuai pasal 105 peraturan dari undang undang harus di
tetapkan paling lama dua tahun terhitung dari sejak undang
undang ini diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai