Anda di halaman 1dari 18

PANCASILA SEBAGAI

SITEM ETIKA
Kelompok 10
SALSABILA BARA PUTRI
RICKY ADITYA DIPTA NUGRAHA
MUHAMAD ARJUN NABILUL A.
HENDRIK ISWANTO

2
DAFTAR ISI
PANCASILA SBG SISTEM ETIKA

BAGAIMANA ALASAN DIPERLUKAN MENGGALI


KONSEP PANCASILA ILUSTRASI CONTOH MENDESKRIPSI SBG
PANCASILA SBG PANCASILA SBG SUMBER SBG RANGKUMAN
SBG SISTEM ETIKA SISTEM ETIKA PENERAPAN SISTEM ETIKA
SITEM ETIKA SISTEM ETIKA

PENGERTIAN ETIKA HISTORIS ESENSI

ALIRAN ETIKA SOSIOLOGIS URGENSI

ETIKA PADA
POLITIS
PANCASILA

HUKUM TENTANG
ETIKA

URGENSI
PANCASILA SEBGAI
SISTEM ETIKA

3
PENGERTIAN ETIKA
1. Istilah “etika” berasal dari
bahasa Yunani, “Ethos” yang
artinya tempat tinggal yang
biasa, padang rumput Etika adalah ilmu yang
kandang, kebiasaan, adat, membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti
watak, perasaan, sikap, dan suatu ajaran tertentu atau
cara berpikir. bagaimana kita bersikap dan
bertanggung jawab dengan
2. Secara etimologis, etika berbagai ajaran moral.
berarti ilmu tentang segala
sesuatu yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat
kebiasaan.

4
ALIRAN ETIKA
• Secara umum dibedakan
menjadi 2 :
1. Etika Umum,
mempertanyakan prinsip-
prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas
prinsip-prinsip tersebut di
atas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek
kehidupan manusia.

5
ETIKA PADA PANCASILA
1. Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan
sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat
mutlak.
2. Kedua, Nilai Kemanusiaan: Suatu perbuatan dikatakan baik apabila
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
3. Ketiga, Nilai Persatuan: Suatu perbuatan dikatakan baik apabila
dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
4. Keempat, Nilai Kerakyatan: Dalam kaitan dengan kerakyatan ini,
terkandung nilai lain yang sangat penting, yaitu nilai hikmat atau
kebijaksanaan dan permusyawaratan.
5. Kelima, Nilai Keadilan: Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil,
maka kata tersebut dilihat dalam konteks manusia selaku individu.

6
HUKUM TENTANG ETIKA
1) Pertama, hukum lebih dikodifikasi daripada
moralitas, dituliskan dan secara sistematis
• TAP MPR No. VI/MPR/2001
disusun dalam undang-undang. Sebaliknya, moral tentang etika kehidupan
lebih subjektif dan perlu banyak diskusi untuk berbangsa, bernegara, dan
menentukan etis tidaknya suatu perbuatan.  bermasyarakat yang
2) Kedua, hukum membatasi diri pada tingkah laku merupakan penjabaran nilai-
lahiriah, sedangkan moral menyangkut juga aspek nilai Pancasila sebagai
batiniah.  pedoman dalam berpikir,
3) Ketiga, sanksi dalam hukum dapat dipaksakan, bersikap dan bertingkah laku
Sedangkan moral sanksinya lebih bersifat ke yang merupakan cerminan dari
dalam. nilai-nilai keagamaan dan
4) Keempat, hukum dapat diputuskan atas kehendak kebudayaan yang sudah
masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. mengakar dalam kehidupan
Tetapi moralitas tidak dapat diputuskan baik-
bermasyarakat.
buruknya oleh masyarakat.

7
URGENSI PANCASILA SEBGAI SISTEM ETIKA
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai
sistem etika meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti
menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu
sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga negara.
2. Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga
negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik
lokal, nasional, regional, maupun internasional.
3. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi
berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak
keluar dari semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.
4. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai
dampak globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.

8
BAGAIMANA PANCASILA SBG SISTEM ETIKA ?
• Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam
hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman
yang saling melengkapi sebagai sistem etika.  Pancasila merupakan way of life
bangsa Indonesia, serta merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam
bersikap dan bertingkah laku.Serta berguna untuk mengembangkan dimensi
moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan
sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila sebagai sistem etika merupakan pedoman yang dapat diaktualisasikan
ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek kehidupan.

Mahasiswa dapat mengembangkan karakter yang pancasilais melalui


berbagai sikap yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab,
mandiri, dan lainnya. Diperlukan pancasila sebagai sistem etika agar
dapat menganalisis permasalahan moral.

9
ALASAN DIPERLUKAN PANCASILA SBG
SISTEM ETIKA
• Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat,Generasi muda yang tidak mendapat
pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda Indonesia
sebagai akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah. Contoh-contoh: penyalahgunaan
narkoba, , rendahnya rasa hormat kepada orang tua,
• Korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki rambu
rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara negara tidak dapat
membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk (good and bad).
• Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.
• Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di Indonesia ditandai
dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.
• Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, seperti
kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global warming,
perubahan cuaca, dan lain sebagainya.

10
Hubungan Nilai, Normal ,dan
Moral terhadap etika
• Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Makna moral yang terkandung
dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan -tingkah lakunya. Norma menjadi
penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Keterkaitan
nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetapterpelihara di setiap
waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak di garis bawahi bila seorang
individu, masyarakat, bangsa dan negara menghendaki pondasi yang kuat tumbuh dan
berkembang. Sebagaimana tersebut di atas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah
laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan
manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan moral maka
aktivitas turunan dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat
kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu, hubungan
antara moral dan etika kadang-kadang atau seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun
demikian, etika dalam pengertiannya tidak berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan
ajaran moral.

Your Date Here

Your Footer Here 11


SUMBER SBG SISTEM ETIKA
A. Sumber Historis
• Pada zaman Orde Lama, nilai-nilai Pancasila belum ditegaskan ke dalam sistem
etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat.
Masyarakat dalam masa orde lama telah mengenal nilai-nilai kemandirian
bangsa yang oleh Presiden Soekarno.
• Pada zaman orde baru, Pancasila sebagai system etika dijabarkan melalui setiap
sila pada pancasila dengan pengamalannya.
• Pada era reformasi, Pancasila sebagai system etika tenggelam dalam hiruk-pikuk
perebutan kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaran etika politik.
Penyalahgunaan kekuasaan atau kewenangan inilah yang menciptakan korupsi di
berbagai kalangan penyelenggara negara.

12
SUMBER SBG SISTEM ETIKA
B. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai system etika dapat
ditemukan dalam kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh,
bulat kata oleh mufakat”. Masih banyak lagi mutiara kearifan
local yang bertebaran di bumi Indonesia sehingga
memerlukan penelitian yang mendalam.

13
SUMBER SBG SISTEM ETIKA
C. Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai system etika
terdapat dalam norma-norma dasar sebagai sumber
penyusunan berbagai peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Pancasila sebagai system
etika merupakan norma tertinggi yang sifatnya
abstrak, sedangkan perundang-undangan merupakan
norma yang ada di bawahnya bersifat konkrit.

14
  Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
• Bahwa bangsa indonesia menyakini bahwa Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip moral
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
• Hakikatnya yaitu tindakan manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral
yang dibedakan dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa
3. Persatuan Indonesia
• Hakikatnya terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga bangsa yang
mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok
4. Kerakyatan Yang Di Pimpin Oleh Hikmat Kebijjaksaan Dalam Permusyawaratan /Perwakilan
• Hakikatnya terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
• Hakikatnya merupakan perwujudan dari sistemetika yang tidak menekankan pada
kewajiban semata (deontologis) atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis),

15
  Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
• Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagia sistem etika
meliputi hal sebagai berikut :
• Menerapkan sila-sila pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan Pancasila
sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan dan keputusan yang
diambiol setiap warga negara.
• Pancasila sebagai sistematika memberi Guidance bagi setiap warga negara sehingga
memiliki orientasi yang jelas dan berkehidupan bersmasyarakat,berbangsa dan bernegara.
• Pancasila sebagai sistematika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan dibuat
oleh penyelengara negara sehingga tidak keluar dari semangat negara kebangsaan yang
berjiwa Pancasilais.
• Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
mempengaruhi pemikiran warga negara.

16
Kesimpulan
Pancasila sangat diperlukan sebagai system etika untuk memberikan
pedoman dan arahan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia berpedoman pada sikap moral yang
berlandaskan Pancasila. Setiap tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia sebagai cerminan dari pelaksaan Pancasila
sebagai system etika dapat diamalkan dengan melaksanakan setiap
pengamalan di setiap butir Pancasila. Dalam melaksanakan kehidupan,
tentunya kita akan mengalami banyak tantangan, begitupula tantangan
Pancasila sebagai system etika. Tantangan dibuat untuk dimenangkan,
begitupula dengan tantangan Pancasila sebagai system etika. Jika kita
sudah menerapkan etika di setiap butir Pancasila, maka tantangan
Pancasila sebagai system etika dapat terselesaikan.

17
TERIMA
KASIH

Your Date Here

18 Your Footer Here

Anda mungkin juga menyukai