Penghasilan
K E LO M P O K 6 :
M AG H V I RA AW L I A TA N J U N G 1 7 . 4 . 2 . 0 2 9
S R I M E I L I N DA B A ’ U 1 7 . 4 . 2 . 0 0 7
D I A N . F. LO BO 1 7 . 4 . 2 . 0 0 6
Pajak Penghasilan Pasal 24
Pajak Penghasilan (PPh) pasal 24 adalah ketentuan yang mengatur
tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar
atau terutang diluar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak
yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri.
Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun pajak
digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan
penghasilan di Indonesia. Wajib pajak dalam negeri terutang pajak
atas penghasilan kena pajak yang berasal dari seluruh penghasilan
termaksuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.
Batas Maksimum Kredit Pajak
Batas Maksimum Kredit Pajak diambil yang terendah diantara 3
unsur/perhitungan berikut ini:
1.Jumlah pajak yang terutang atau dibayar diluar negeri.
2.(penghasilan luar negeri: seluruh penghasilan kena pajak) x
PPh atas seluruh yang dikenakan tarif pasal 17.
3.Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena
pajak (dalam hal penghasilan kena pajak adalah lebih kecil
dari pada penghasilan luar negeri).
Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa
negara, maka penghasilan batas maksimum kredit pajak
dilakukan masing-masing negara selain itu penghasilan kena
pajak tidak menghitung kerugian yang diderita di luar negeri.
Apabila terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal
dari luar negeri, wajib pajak harus melakukan pembetulan SPT
tahunan untuk tahun pajak bersangkutan dengan melampirkan
dokumen perusahaan, untuk melakukan pengkreditan pajak di
luar negeri, wajib pajak menyampaikan permohonan kepada
direktur jendral pajak dengan melampirkan:
1. Laporan keuangan penghasilan luar negeri
2. Foto copy surat pemberitahuan pajak yang disampaikan di
luar negeri
3. Dokumen pembayaran pajak diluar negeri
Contoh 1: PPh Pasal 24 Batas Maksimum
Kredit Pajak
Pt Cemara memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2016
sebagai berikut:
1. Penghasilan dari luar negeri Rp. 5.000.000.000,00 dengan tarif
pajak sebesar 40%
2. Penghasilan usaha di Indonesia Rp. 4.000.000.000,00.
Maka Jumlah penghasilan neto adalah:
Rp. 5.000.000.000,00 + Rp. 4.000.000.000,00 = Rp.
9.000.000.000,00.
Batas Maksimum kredit pajak diambil yang terendah dari 3
unsur/perhitungan berikut:
1. PPh terutang atau dibayar di luar negeri adalah: 40% x Rp.
5.000.000.000,00 = Rp. 2.000.000.000,00.
2. (Rp. 5.000.000.000,00 : Rp.9.000.000.000,00) x Rp.
2.250.000.000,00 = Rp. 1.250.000.000,00.
3. PPh tentang (menurut tarif pasal 17) = Rp. 9.000.000.000,00 x
25% = Rp. 2.250.000.000,00
Dengan demikian, kredit pajak yang diperkenankan adalah pada
poin 2 sebesar Rp. 1.250.000.000,00.
Contoh 2: PPh PASAL 24 Batas Maksimum Kredit Pajak
Untu Setiap Negara