Anda di halaman 1dari 13

VIRUS HIV

GAVIN RUDI ADHYTIAN 25000119120041


FAIZ AGHNIA GHIFFARI 25000119130087
DIDAN HASAN MURTAQI 25000119140269
Sejarah HIV
1920
Republik Demokratik Kongo tepatnya di
Kinshasa ditemukan infeksi virus Simian
Immunodeficiency Viruses atau SIV dari
simpanse dan gorilla yang menyebar pada
manusia.

Awal 1982
Ditemukan infeksi sejenis, penyakit ini
dengan GRID atau gay-related immune
deficiency.

Akhir 1982
Nama penyakit berubah menjadi AIDS
1986
Virus tersebut dikenal dengan nama HIV
atau Human Immunodeficiency Virus.

1988
Ketika penyebaranya semakin luas, maka
pada tanggal 1 Desember 1988, WHO
mencanangkan tanggal tersebut sebagai
hari AIDS sedunia dan peringatan ini
diperingati setiap tahunnya agar
masyarakat dunia senantiasa waspada
akan penyakit tersebut.
Struktur virus HIV

• Berdiameter antara 100-200 nm,


• Berbentuk sferis atau spherical hingga oval,
• Pada bagian dalam HIV terdiri dari dua komponen utama yaitu
genom dan kapsid,
• Bagian bawah membran inang terdapat matriks pembentuk virus
yang tersusun dari protein p17 gag outer core,
• Pada bagian luar permukaan terdapat selimut glikoprotein yang
tersusun dari gp41 dan gp120, dan
• Bagian luar dari HIV terikat protein gp120 yang sifatnya
nonkovelan hideofobik.
Klasifikasi HIV

Superdomain: Biota
Kingdom : Virus
Famili : Retroviridae
Upafamili : Orthoretrovirinae
Genus : Lentivirus
Spesies : Human immunodeficiency virus I
Human immunideficiency virus II
Replikasi Virus HIV dalam Sel CD4

• proses replikasi HIV meliputi 7 tahap sebagai berikut:


• 1. HIV menempelkan diri (fusi) ke sel inang yang dalam hal ini adalah Sel CD4
• 2. Setelah berfusi, selanjutnya RNA HIV, enzim reverse transkriptase dan integrase
serta protein-protein virus lainnya memasuki sel inang (CD4)
• 3. DNA Virus terbentuk dengan batuan enzim reverse transkriptase
• 4. DNA Virus bergerak ke nucleus Sel CD4 dan dengan bantuan enzim integrase
berintegrasi dengan DNA sel inang (CD4)
• 5. Virus RNA baru digunakan sebagai genom (genetik informasi) RNA untuk
membuat protein virus
• 6. Virus RNA baru dan protein bergerak ke permukaan sel dan terbentuklah virus
muda yang baru
• 7. Virus HIV baru dimatangkan oleh enzim protease yang dilepas dari protein HIV,
dan siap memasuki sel CD4 lainnya.
Cara Infeksi HIV
• Hubungan seksual
• Transmisi darah
• Produk yang terkontaminasi darah
• Transmisi dari ibu ke bayi baik intrapartum,
perinatal,atau ASI.
Jenis Penyakit HIV
1. Serokonversi
1.Serokonversi adalah masa selama virus beredar menuju target sel
(viremia) dan antibodi serum terhadap HIV mulai terbentuk. Sekitar 70%
pasien infeksi HIV primer menderita sindrom mononucleosis-like akut
yang terjadi dalam 2 hingga 6 minggu setelah infeksi awal, yang dikenal
juga sebagai sindrom retroviral akut (acute retroviral syndrome; ARS).
2. Masa Penyakit HIV Asimtomatis
Setelah infeksi HIV akut dengan penyebaran virus dan munculnya
respons imun spesifik HIV, maka individu yang terinfeksi memasuki
tahap kedua infeksi. Tahap ini dapat saja asimtomatis sepenuhnya. Istilah
klinis 'laten' dulu digunakan untuk menandai tahap ini, namun istilah
tersebut tidak sepenuhnya akurat karena pada tahap laten sejati (true
latency), replikasi virus terhenti sementara. Jika tidak diobati masa laten
infeksi HIV dapat berlangsung 18 bulan hingga 15 tahun bahkan lebih,
rata-ratanya 8 tahun.
3. Masa Infeksi HIV Simtomatis (AIDS)
Jika terjadi penurunan jumlah sel CD4 yang meningkat disertai dengan
peningkatan viremia maka hal tersebut menandakan akhir masa asimtomatik.
Gejala awal yang akan ditemui sebelum masuk ke fase simtomatik adalah
pembesaran kelenjar limfe secara menyeluruh (general limfadenopati) dengan
konsistensi kenyal, mobile dengan diameter 1 cm atau lebih. Orang dengan
penurunan jumlah sel CD4+ hingga kurang dari 200 sel/mm3 dikatakan menderita
AIDS, meskipun kondisi ini tidak disertai dengan adanya penyakit yang menandai
AIDS Definisi ini mencerminkan peningkatan kecenderungan timbulnya masalah
yang berkaitan dengan HIV yang menyertai rendahnya jumlah sel CD4+ secara
progresif. Setelah AIDS terjadi, maka sistem imun sudah sedemikian
terkompensasi sehingga pasien tidak mampu lagi mengontrol infeksi oleh patogen
oportunis yang pada kondisi normal tidak berproliferasi, serta menjadi rentan
terhadap terjadinya beberapa keganasan. Pasien dengan AIDS yang tidak diobati
rata-rata meninggal dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun. Terapi yang telah
tersedia saat ini telah memperbaiki prognosis pasien infeksi HIV secara signifikan.
Pemeriksaan Laboratorium

1. Isolasi virus HIV,


2. Serologi dengan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assays
(ELISA) atau tes aglutinasi,
3. Deteksi asam nukleat atau antigen: pengujian amplifikasi seperti
reverse trancriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR),
4. Imunologi
PENCEGAHAN
Individu yang terinfeksi dilarang untuk menjadi pendonor baik itu donor
darah, plasma, organ tubuh, jaringan, atau sperma.Seluruh peralatan yang
dapat berkontaminasi dengan darah seperti sikat gigi atau alat cukur tidak
boleh digunakan bersama.

PENGOBATAN
Perkembangan dan percobaan klinis terhadap kemampuan obat
antiretrovirus yang sering dikenal dengan highly active antiretroviral
therapy (HAART) untuk menghambat HIV terus dilakukan selama 15
tahun terakhir ini.Pengobatan diharapkan mampu menghambat
progresivitas infeksi HIV untuk menjadi AIDS dan penularannya terhadap
orang lain serta janin pada wanita hamil. HAART menunjukkan adanya
penurunan jumlah penderita HIV yang dirawat, penurunan angka
kematian, penurunan infeksi oportunistik, dan meningkatkan kualitas
hidup penderita. HAART bisa memperbaiki fungsiimunitas tetapi tidak
dapat kembali normal.13,14 Pengobatan dengan menggunakan HAART
yang aman saat ini pada wanita hamil adalah dengan menggunakan AZT
(azidotimidin) atau ZDV (zidovudin).

Anda mungkin juga menyukai