Anda di halaman 1dari 30

PERSEROAN TERBATAS TUGAS,

WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB


DIREKSI & KOMISARIS

Oleh :
SIDI PRANYOTO
DASAR HUKUM
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal
Peraturan perundang-undangan lainnya.
DASAR HUKUM
(lanjutan)
UUPT telah meninggalkan konsep-konsep yang
dianut oleh KUHD tentang Perseroan Terbatas (NV).

UUPT telah mengadopsi konsep-konsep modern yang


pada saat ini dianut secara global sebagaimana dianut
oleh company law atau corporation law yang berlaku
di Inggris, Amerika Serikat, negara-negara
Commonwealth, dan negara-negara Uni Eropa.
ORGAN PERSEROAN

Menurut Pasal 1 Angka 2 UU PT


Organ Perseroan adalah:

1. Rapat Umum Pemegang Saham,


2.Direksi, dan
3.Dewan Komisaris.
ORGAN PERSEROAN:
RUPS

Pasal 1 Angka 4 UUPT


Rapat Umum Pemegang Saham,yang selanjutnya
disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai
wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.

Pasal 98 ayat (4) U U PT:


Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Undang-
Undang ini (yaitu UUPT) dan/atau anggaran dasar.
ORGAN PERSEROAN: RUPS
(lanjutan)

Dengan demikian, RUPS bukan pemegang kedaulatan


tertinggi dalam Perseroan; Keputusan RUPS tidak dapat
mengurangi, atau menambah, atau mengambil alih
kewenangan Direksi dan Komisaris yang telah diberikan baik
oleh UUPT maupun oleh anggaran dasar perseroan.

Apabila RUPS ingin memutuskan sesuatu yang bertentangan


dengan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar, RUPS
harus terlebih dahulu mengubah ketentuan dalam RUPS
sesuai kewenangan RUPS untuk mengubah anggaran dasar
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 19 ayat (1) UUPT.
ORGAN PERSEROAN: DIREKSI

Pasal 1 Angka 5 UUPT:


Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan, Perseroan
untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
ORGAN PERSEROAN:
DEWAN KOMISARIS

Pasal 1 Angka 6 UUPT


Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberikan nasihat kepada Direksi.
TUGAS & KEWAJIBAN DIREKSI:
MEWAKILI PERSEROAN
Sesuai Pasal 98 ayat (1) UUPT, Direksi mewakili Perseroan baik
di dalam maupun di luar pengadilan.

Menurut Pasal 98 ayat (2) UUPT, dalam hal anggota Direksi


terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili
Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan
lain dalam anggaran dasar.

Karena yang ditentukan dalam Pasal 98 ayat (1) UUPT yang


mewakili perseroan adalah Direksi (yaitu board atau majelis,
bukan Dirut), maka sebagai konsekuensi ketentuan tersebut,
tidak ada seorang anggota Direksi pun, termasuk, Direktur
Utama, yang merupakan atasan dari anggota Direksi yang lain.

Konsekuensi yang lain adalah, keputusan Direksi harus diambil


secara kolektif; Dengan demikian, Direktur Utama tidak
dapat mengambil keputusan sendiri untuk dan atas nama
Perseroan.
BATAS RUANG LINGKUP
WEWENANG DIREKSI DALAM MEWAKILI
PERSEROAN
 Menurut Pasal 99 ayat (1) UUPT:
Anggota Direksi tidak berwenang mewakili
Perseroan apabila:
1. terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan
dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau
2. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai
benturan kepentingan dengan Perseroan.
TUGAS & KEWAJIBAN DIREKSI:
MENJALANKAN PENGURUSAN

Menurut Pasal 92 ayat (1) UUPT:


"Direksi menjalankan pengurusan
Perseroan...“

Pasal 92 ayat (1) UUPT menentukan bahwa dalam


menjalankan pengurusan perseroan, Direksi harus
menjalankan pengurusan tersebut adalah:
untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
TUGAS & KEWAJIBAN DIREKSI:
MENJALANKAN PENGURUSAN
Apabila Direksi dalam menjalankan pengurusan tidak untuk
kepentingan perseroan dan tidak sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan, perbuatan Direksi tersebut merupakan
perbuatan yang ultra vires; Perbuatan yang ultra vires tidak
mengikat perseroan tetapi mengikat pribadi anggota
Direksi.

Frasa “untuk kepentingan perseroan” dan sesuai dengan maksud


dan tujuan perseroan dalam frasa Pasal 92 ayat (1) UUPT tidak
boleh disikap terpisah secara sendiri-sendiri; Artinya, sekalipun
Direksi melaksanakan pengurusan untuk kepentingan perseroan
tetapi tidak sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan
sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar, perbuatan
Direksi jugs tidak mengikat perseroan tetapi mengikat
pribadi.
RUANG LINGKUP TUGAS & KEWAJIBAN
DEWAN KOMISARIS
 Pasal 108 ayat (1) UUPT
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan
pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun
usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada
Direksi.

 Ruang lingkup tugas Dewan Komisaris dibatasi


hanya:
1. Melakukan pengawasan
2. Memberi nasihat kepada Direksi.
TUGAS & KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS:
UNTUK KEPENTINGAN PERSEROAN & SESUAI DENGAN
MAKSUD DAN TUJUAN PERSEROAN

 Pasal 108 ayat (2) UUPT


Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan.

 Dewan Komisaris tidak boleh memberikan nasihat yang bertentangan


dengan kepentingan perseroan, misalnya untuk kepentingan pribadi
atau untuk kepentingan pihak ketiga.

 Dewan Komisaris tidak dapat mengawasi dan memberikan nasihat


berkenaan dengan perilaku anggota Direksi yang tidak terkait
dengan pelaksanaan tugasnya sebagai anggota Direksi, kecuali apabila
perilaku tersebut dapat merugikan kepentingan Perseroan, termasuk
menyangkut nama baik Perseroan.
PEMBAGIAN TUGAS & WEWENANG DIREKSI
 Pasal 92 ayat (5) UUPT:
Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih,
pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota
Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS.

 Pasal 92 ayat (6) UUPT:


Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak
menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi
ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

 Artinya, tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi harus


ditetapkan (tidak boleh tidak ditetapkan);
Penetapan tersebut adalah oleh:
 RUPS atau
 Direksi secara kolektif.
TUGAS & WEWENANG
MASING-MASING KOMISARIS
Pasal 108 ayat (4) UUPT
Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang
anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan
Komisaris tidak dapat bertindak sendiri­-sendiri, melainkan
berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
Berarti, Komisaris Utama tidak dapat mengambil keputusan
sendiri; Komisaris Utama sekadar merupakan koordinator
Dewan Komisaris.
Karena UUPT tidak menentukan harus ditetapkan pembagian
tugas dan wewenang d antara anggota Komisaris dan berkenaan
dengan Pasal 108 ayat (4) UUPT, maka semua keputusan Dewan
Komisaris harus diambil secara kolektif.
BATAS RUANG LINGKUP
TUGAS & KEWAJ I BAN DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris tidak boleh (tidak berwenang) melakukan
kegiatan selain melakukan pengawasan terhadap Direksi dan
memberi nasihat kepada Direksi;
Artinya, Dewan Komisaris tidak boleh (tidak berwenang)
melakukan kegiatan operasional kecuali untuk hal-hal
tertentu yang ditentukan dalam anggaran dasar.

Apabila Dewan Komisaris melakukan kegiatan yang melampaui


tugas & kewenangnya, secara hukum Dewan Komisaris dianggap
telah melakukan perbuatan yang ultra vires dan yang melawan
hukum, sehingga dapat igugat oleh pihak-pihak yang
dirugikan akibat perseroan mengalami kerugian atau
dipailitkan.
BATAS-BATAS WEWENANG DIREKSI

Pasal 98 ayat (3) UUPT menentukan bahwa kewenangan


Direksi untuk mewakili Perseroan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali
ditentukan lain dalam (dibatasi oleh):
 UUPT,
 Anggaran dasar, atau
 Keputusan RUPS.
Sesuai dengan asas hukum, pembatasan yang ditentukan oleh
Anggaran Dasar (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat
(3) UUPT) tidak boleh bertentangan dengan UUPT; Artinya,
Anggaran Dasar tidak dapat "memasung" kewenangan anggota
Direksi yang telah diberikan oleh UUPT.
Pembatasan terhadap kewenangan Direksi oleh RUPS tidak
boleh "memasung" kewenangan Direksi yang telah ditetapkan
oleh UUPT; Bahkan, tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar.
BATAS-BATAS WEWENANG DIREKSI
(Lanjutan)
Hal itu sejalan dengan ketentuan Pasal 98 ayat (4)
UUPT yang berbunyi:
Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar
Perseroan.
Namun, ketentuan Pasal 98 ayat (4) UUPT tidak
membatasi kewenangan RUPS untuk mengubah
anggaran dasar sebagaimana ditentukan Pasal 19
ayat (1) UUPT sepanjang perubahan tersebut tidak
bertentangan dengan UUPT tersebut.
BATAS-BATAS WEWENANG DIREKSI
(lanjutan)
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, berdasarkan
ketentuan Pasal 98 ayat (3) UUPT, Direksi berwenang
melakukan tindakan apa pun sepanjang dalam batas yang
ditentukan dalam:
 UUPT,
 Anggaran dasar Perseroan Terbatas
 Keputusan RUPS.
Batas pertama adalah: Direksi dalam menjalankan pengurusan
(semata-mata hanya) untuk kepentingan perseroan (Pasal 92
ayat (1) UUPT).
Bila Pasal 92 ayat (1) UUPT dihubungkan dengan-ketentuan
Pasal 97 ayat (5) huruf c UUPT dan Pasal 99 ayat (1) UUPT
huruf b tentang larangan Direksi mewakili Perseroan apabila
mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan, maka
Direksi: dalam menjalankan kepengurusan semata-mata
untuk kepentingan perseroan; Artinya, tidak boleh untuk
kepentingan pribadi.
TUGAS PENGAWASAN OLEH
DEWAN KOMISARIS
Tugas melakukan pengawasan tersebut meliputi segala hal
(tanpa Batas dan tanpa syarat) yang terkait dengan kebijakan
pengurusan oleh Direksi, jalannya pengurusan yang dilakukan
oleh Direksi, balk mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan;
Dengan demikian, segala kebijakan (policy) yang diambil oleh
Direksi menjadi ruang lingkup tugas pengawasan Dewan
Komisaris. Di dalam praktiknya, terutama tetapi tidak terbatas
kepada hal-hal yang berkaitan dengan "Rencana Kerja &
Angggaran Perseroan" dan pelaksanaannya.
Jalannya pengurusan pada umumnya juga menjadi ruang
lingkup tugas pengawasan Dewan Komisaris. Yang dimaksudkan
dengan "pada umumnya" adalah "bukan teknis" pelaksanaan.
TUGAS PEMBERIAN NASIHAT OLEH
DEWAN KOMISARIS
Tugas memberikan nasihat kepada Direksi. dapat dilakukan
tanpa harus diminta terlebih dahulu.
"Memberikan nasihat” harus dimaknai dalam pengertiannya
yang luas; Termasuk di dalamnya meminta agar Direksi
melakukan tindakan-tindakan tertentu sepanjang untuk
kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan.
Nasihat yang diberikan oleh Dewan Komisaris tidak mengikat,
yaitu tidak harus dijalankan oleh Direksi;
Namun, Dewan Komisaris berhak meminta dan memperoleh
alasan mengapa Direksi tidak menjalankan nasihat Dewan
Komisaris.
Apabila menurut pertimbangan Dewan Komisaris pengacuhan
Direksi terhadap nasihat Dewan Komisaris tidak dapat diterima
alasannya, Dewan Komisaris dapat memberhentikan Direksi
untuk sementara berdasarkan wewenang yang ditentukan oleh
Pasal 106 ayat (1) UUPT.
TUGAS & KEWAJIBAN
DEWAN KOMISARIS LAINYA
 Pasal 116 UUPT:
Dewan Komisaris wajib:
a. membuat risalah rapat Dewan Komisaris: dan
menyimpan salinannya;
b. melaporkan kepada perseroan mengenai
kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya
pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; dan.
c. memberikan laporan tentang tugas pengawasan
yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru
lampau kepada RUPS.
WEWENANG DEWAN KOMISARIS:

MEMBERHENTIKAN DIREKSI UNTUK SEMENTARA

Apabila Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi sering


mengabaikan nasihat Dewan Komisaris tanpa alasan yang dapat
diterima oleh Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut;
a. Melaporkan kepada RUPS melalui penyampaian laporan tentang
tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 huruf c
UUPT.
b. Memberhentikan anggota Direksi untuk sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) UUPT dengan
ketentuan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) UUPT,
dalam jangka waktu paling lambat 30 hari setelah tanggal
pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS clan
Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri
dalam RUPS tersebut.
WEWENANG DEWAN KOMISARIS:
MEMBERIKAN PERSETUJUAN KEPADA DIREKSI

Menurut Pasal 117 ayat (1) UUPT, Dewan Komisaris berwenang


memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu sepanjang pemberian
wewenang yang demikian itu ditetapkan dalam anggaran dasar.
Contohnya:
a. Bagi bank yang dalam anggaran dasarnya menentukan bahwa
untuk pemberian kredit di atas jumlah tertentu Direksi harus
memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris.
b. Apabila anggaran dasar Perseroan menentukan bahwa untuk
memperoleh pinjaman/kredit di atas jumlah tertentu, Direksi
harus memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris.
WEWENANG DEWAN KOMISARIS:
MEMBERIKAN PERSETUJUAN KEPADA DIREKSI
(Lanjutan)

c. Apabila dalam anggaran dasar ditentukan apabila akan


menjaminkan atau menjual aset Perseroan yang nilainya
kurang dari 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan, Direksi
harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris; Sesuai
ketentuan Pasal 102 ayat (1) UUPT, Direksi wajib meminta
persetujuan RUPS untuk:
a. mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
b. menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;
yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah
kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih,
baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.
WEWENANG DEWAN KOMISARIS:
MENJALANKAN TUGAS DIREKSI DALAM KEADAAN TERTENTU

 Sesuai ketentuan Pasal 118 ayat (1) UUPT, Dewan Komisaris


dapat melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sepanjang
kewenangan tersebut ditentukan dalam anggarann dasar atau
diputuskan oleh RUPS (cfm Pasal 118 ayat (1) UUPT).
 Contohnya :
a. Terjadi seluruh anggota Direksi mempunyai benturan
kepentingan dengan perseroan (Pasal 99 ayat (2) huruf b UUPT).
b. Seluruh anggota Direksi berhalangan atau diberhentikan untuk
sementara (Pasal 107 huruf c UUPT).
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
SECARA RENTENG
 Arti tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris
secara renteng adalah:
a. Masing-masing anggota Direksi dan Dewan
Komisaris bertanggung jawab untuk bagian yang
sama.
b. Pihak yang dirugikan dapat menuntut ganti rugi
cukup dari salah sate anggota Direksi dan Dewan
Komisaris saja untuk keseluruhan jumlah kerugian
yang dideritanya; Artinya, penggugat tidak hanya
berhak menuntut anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang bersangkutan untuk bagian yang
menjadi tanggung jawabnya.
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
SECARA RENTENG
(lanjutan)
c. Apabila salah satu anggota' Direksi dan Dewan Komisaris telah
membayar ganti- rugi, maka perbuatan anggota Direksi clan.
Dewan Komisaris tersebut membebaskan tanggung jawab
anggota Direksi dan Dewan Komisaris lainnya terhadap pihak
yang dirugikan.
d. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris lainnya yang telah
dibebaskan dari tanggung jawabnya kepada pihak yang
dirugikan selanjutnya bertanggung jawab kepada anggota
Direksi dan Dewan Komisaris yang telah membayar ganti
rugi itu.
e. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang telah membayar
ganti rugi tersebut selanjutnya dapat menagih kepada
anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lain sesuai dengan
porsi tanggung jawabnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai