Anda di halaman 1dari 42

Diskusi kasus

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA


Andi Anindya R Tryadilla | Internship Periode V RSUD Luwuk

Pembimbing: dr. Nur Kasim


Supervisor: dr. Davy Sp.B
Identitas Pasien
• Nama : Tn. S
• Umur : 66 th
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Kintom
• No. RM : 003452xx
• MRS : 22 Juni 2018
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
• OS mengeluh sulit BAK sejak 10 hari yang lalu. Os mengaku sempat menahan
BAK selama 2 jam namun setelahnya BAK keluar sedikit dan beberapa jam
setelahnya tidak bisa keluar.
• Dalam 6 bulan terakhir pasien awalnya mengeluh sering BAK sampai kadang
tidak bisa menahan kencing, setelah itu keluhan saat kencing mulai intermitten
(stop-start), kemudian beberapa bulan terakhir harus mengejan saat pertama
akan BAK tapi air kencing yang keluar hanya sedikit dan menetes, sehingga
dirasakan kurang lampias. Os sering terbangun tengah malam karena ingin
berkencing. OS pernah mengalami gejala yang serupa dan disarankan untuk
memakai selang untuk BAK tapi os menolak.
• BAK darah disangkal, berpasir disangkal, demam disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Kulit Pucat (-) ikterus (-) sianosis (-)
Kepala dbn

Mata Konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-)


Hidung dbn
Telinga Tidak dinilai

Mulut dbn
Leher JVP tidak meningkat, limfonodi tidak teraba
Pemeriksaan Fisik

Thorax / Pulmo Cor

Statis, dinamis simetris kanan Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat


Inspeksi
= kiri, sela iga tidak melebar

fremitus kanan = fremitus kiri, Palpasi Ictus cordis tidak teraba


Palpasi
nyeri tekan (-)
• Batas jantung atas SIC II
• Batas jantung kanan LSP
Perkusi sonor (+/+), nyeri ketok (-)
Perkusi dextra
• Batas jantung kiri LMC
sinistra SIC VI
suara dasar vesikuler (+/+),
Auskultasi HR 87 kpm , SI/II regular,
Ronki (-/-), wheezing (-/-) Auskultasi
murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen Ekstremitas

Inspeksi DP < DD, Distensi VU (+) jejas (-) WPK <2 detik

Auskultasi Bising usus (+) normal 14 kpm Akral Hangat

Distensi VU (+), nyeri tekan (+)


Palpasi Edema -/-
supra pubis

Timpani (+), nyeri ketok Clubbing


Perkusi -/-
suprapubis (+) finger
Status Lokalis

Regio supra pubis Regio Genitalia Eksterna

Rambut pubis (+) tersebar merata, Tanda inflamasi (-), edema


Inspeksi Inspeksi skrotum (-), terpasang
benjolan(-) distensi VU (+)
kateter (-), posisi OUE dbn
Palpasi NT (+), massa (-) Testis teraba (+) dua buah,
Palpasi nyeri tekan (-), BCR (-)

Perkusi NT (+), timpani (+)

Auskultasi dbn
Rectal Toucher/ Digital Rectal Exam
Diagnosis Banding
• Benign Prostate Hyperplasia
• Prostitis
• Vesicolitiasis
• Striktur uretra
Tatalaksana awal
• Pasang kateter
• Ivfd RL 20 tpm
• Inj Anbacim 1 gr/8 jam
• Inj Ketorolac 1 amp/8 jam
• Inj Ranitidine 1 amp/12 jam
• Cek DR, GDS
Pemeriksaan Lab
Hematologi Hasil Interpretasi
Leukosit 14.000 H
Eritrosit 3.640.000 N
Hemoglobin 13.5 N
Hematokrit 34.3 N
Trombosit 347.000 N

Kimia Klinik Hasil Interpretasi


GDS 137 N
USG
Hasil Interpretasi
• Ren : dbn
• Vesica urinaria : dbn
• Prostat : tampak membesar
menekan dinding posterior buli –
buli ukuran 6.4 x 6.2 x 5.5 cm

– Kesan : Benign Prostate Hyperplasia


Diagnosis Definitif
Tatalaksana
• Pasang kateter diganti setiap 2 minggu (kontrol)
• Ivfd RL 20 tpm
• Inj Anbacim 1 gr/8 jam
• Inj Ketorolac 1 amp/8 jam
• Inj Ranitidine 1 amp/12 jam
• Tab. Tamsulosin 0.4 mg PO daily
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA
Andi Anindya R Tryadilla | Internship Periode V RSUD Luwuk

Pembimbing: dr. Davy Sp.B


Anatomi
• Organ berbentuk konus/piramida
terbalik/kenari

• Terletak di anterior ampula recti,


posterior simfisis pubis dan inferior
vesica urinaria dan membungkus
uretra pars prostatika.

• Ukuran prostat normal (4 – 6 cm) x (3


– 4 cm) x (2 – 3 cm), beratnya ± 20
gram

• Terdiri dari 2 struktur : Glandular


(2/3) dan Fibromuscular (1/3)

Smith’s General Urology, 2008; Clinically Oriented Anatomy 5 ed, 2006


Prostat
Lobus prostat (Lowsley)
•Anterior
•Inferoposterior
•Lateral (dextra et sinistra)
•Median

Zona prostat (McNeal)


•Central
•Transisional
•Periferal (70%)

Smith’s General Urology 17 ed, 2008


Vaskularisasi
– Arteri Vesicalis Inferior
– Arteri pudenda interna
– A. Rectalis media

Aliran vena dan limfonodi


Plexus venosus prostat  V.
Illiaca interna
Limfonodi: bermuara di lnn. Illiaca
interna, presacral, dan illiaca
externa

Persarafan
Parasimpatis: Medulla spinalis
S2-S4
Simpatis: Medulla spinalis
T10-T12

Keith L. Moore’s Clinically Oriented Anatomy, 2012


Benign Prostatic Hyperplasia
• Benign prostatic hyperplasia (BPH)
adalah diagnosis histologis dengan
gambaran proliferasi berlebih dari
jaringan ikat, otot polos, dan epitel
glandula pada prostat yang bersifat
jinak.
• BPH merupakan jenis tumor pada laki
- laki yang paling sering ditemukan.
• Prevalensi BPH semakin meningkat
seiring usia, yaitu sebesar 20% pada
usia 41-50 th, 50% pada usia 51-60 th,
dan >90% pada usia > 80 th (Smith,
2008)
• Tanpa pemeriksaan histopatologi,
pembesaran kelenjar prostat disebut
Pembesaran Prostat Jinak

Smith’s General Urology, 2008; Panduan Penatalaksanaan BPH di Indonesia, 2003


Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Hipotesis (Basuki, 2003) :
– Teori DHT
– Teori imbalance estrogen – testosteron
– Teori interaksi stroma – epitel
– Teori apoptosis
– Teori stem sel

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003


Patofisiologi

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003 ; Panduan Pentalaksanaan BPH di Indonesia, 2003
Tanda dan Gejala

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003 ; Australian Family Physician Vol. 40 ,No. 10, 2011
International Prostate
Symptoms Score (IPSS)

0 – 7 ringan; 8 – 19 sedang; 20 – 35 berat

Smith’s General Urology, 2008


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
 Urinalisis  menilai adanya leukosituria dan hematuria (Panduan
Penatalaksanaan BPH di Indonesia, 2003)
 Fungsi ginjal  memantau kadar kreatinin serum untuk mengetahui komplikasi
ke ginjal
 PSA
– PSA disintesis oleh epitel prostat, memiliki sifat organ specific
– Kadar PSA tinggi menggambarkan pertumbuhan volume prostat yang cepat
– Kadar normal PSA :
•40-49 th :0-2,5 ng/ml;
•50-59 th: 0-3,5 ng/ml;
•60-69 th: 0-4,5 ng/ml;
•70-79th 0-6,5 ng/ml

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003 ; Panduan Penatalaksanaan BPH di Indonesia, 2003
Pemeriksaan Penunjang
 Imaging  pemeriksaan imaging ginjal (IVP dan USG ginjal) dilakukan apabila
dicurigai ada komplikasi lebih lanjut dari BPH, riwayat batu sebelumnya, dan
riwayat operasi saluran kemih

 USG prostat
– USG prostat bertujuan untuk menilai bentuk, besar, dan kemungkinan keganasan
– Bukan termasuk pemeriksaan rutin, kecuali pada pasien yang akan menjalani terapi medikamentosa
dan prostatektomi terbuka

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003 ; Panduan Penatalaksanaan BPH di Indonesia, 2003
Diagnosis Banding
Terapi

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003 ; Panduan Penatalaksanaan BPH di Indonesia, 2003
Watchful waiting
• Ditujukan pada pasien dengan skor IPSS rendah, <7

• Pasien diobservasi dengan diberikan edukasi: hindari banyak


minum sebelum tidur malam, hindari konsumsi teh & kopi,
jangan menahan kencing

• Evaluasi per 3,6, dan 12 bulan kemudian, serta 1x pertahun


diperiksa ulang IPSS dan residu urine

Basuki Dasar – Dasar Urologi, 2003 ; Panduan Penatalaksanaan BPH di Indonesia, 2003
Medikamentosa
Alpha blockers
• Pada prostat terdapat alpha-1
adrenoreceptor yang menghambat
kontraktilitas otot polos prostat
• Terdapat jenis alpha blocker non selektif
dan selektif (terhadap alpha-1 reseptor)
• Selektif  efek samping lebih rendah
(Hipotensi orthostatik, dizziness, sakit
kepala)
Alpha reductase inhibitor
• Menghambat enzim 5 alpha reductase 
menghambat perubahan testosteron  DHT
• Efek samping: penurunan libido, impotensi,
dan penurunan volume ejakulat

Smith’s General Urology, 2008


Pembedahan

– TVP (Open prostatectomy) dan TURP


(Closed prostatectomy) adalah jenis Indikasi operasi:
pembedahan yang paling sering BPH dengan batu sal. Kemih
BPH dengan hematuria berulang
digunakan. Retensi urin berulang
– TURP : gold standard prostatectomy, ISK berulang
angka mortalitas lebih rendah dibanding Insufisiensi Renal
Gagal terapi medikamentosa
TVP, 1,1% : 1,4%. Trauma lebih sedikit,
waktu pemulihan lebih cepat

Smith’s General Urology, 2008, American Urological Association Guideline: Management of BPH, 2010
TURP
• Syarat dilakukan TURP, ukuran prostat >40 gr - <80 gr
• Resiko TURP: hypervolemic, hyponatremic karena masuknya cairan
irigasi ke vasa (TUR Syndrome (1%))
– (Resiko meningkat jika durasi operasi >90 menit)
• Clinical manifestations: nausea, vomiting, confusion, hypertension,
bradycardia, and visual disturbances.
• Efek samping : retrograde ejaculation, impotensi, striktur

Smith’s General Urology, 2008, American Urological Association Guideline: Management of BPH, 2010
Open prostatectomy Closed prostatectomy

Smith’s General Urology, 2008, American Urological Association Guideline: Management of BPH, 2010
Tindakan Invasif Minimal
• Termoterapi: pemanasan >45'C sehingga menimbulkan nekrosis & koagulasi
jaringan prostat.
(1)TUMT (transurethral microwave thermotherapy)
(2)TUNA (transurethral needle ablation)
(3)HIFU (high intensity focused ultrasound) dan
(4)Laser
• Pemasangan stent: stent prostat dipasang pada uretra prostatika  melebarkan
lumen

Smith’s General Urology, 2008, American Urological Association Guideline: Management of BPH, 2010
Komplikasi

Smith’s General Urology, 2008, Panduan Penatalaksanaan BPH di Indoneisa, 2003


Referensi
American Urological Association, 2010, Guideline: Management of Benign Prostatic Hyperplasia,
American Urological Association.
Arianayagam M, Arianayagam R, Rashid P, 2011, Lower urinary tract symptoms: current
management in older men, Australian Family Physician, Vol.40, No.10.
Ikatan Ahli Urologi Indonesia, 2003, Panduan Penatalaksanaan BPH di Indonesia, Ikatan Ahli
Urologi Indonesia, Jakarta.
Moore KL & Dalley AF, 2006, Clinically Oriented Anatomy, 5 edn., McGraw Hill.
Oeike M, Bachman A, Descazeaud A, Emberton M, Gravas S, Michael MC, et al; European
Association of Urology (EAU). EAU guidelines on the treatment and follow-up of non-
neurogenic male lower urinary tract symptoms including benign prostatc obstruction. Eur
Urol. 2013 Jul;64(1):118 – 40.
Tanagho EA & McAninch JW, 2008, Smith’s General Urology, 17 edn., Lange.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai