Penanganan
Limbah B3
Adib Najmuddi
Lintang Puri
Naila Nisrina
Natasya Angelita
Limbah B3
menurut PP No. 18 Tahun 1999
Sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang karena sifat,
konsentrasinya, dan jumlahnya yang
dapat mencemarkan, membahayakan,
dan merusak lingkungan hidup
Jens
Jens Martensson
Martensson 2
Limbah B3?
Jens
Jens Martensson
Martensson 3
Prosedur
Penetapan Limbah
B3 Verifikasi lapangan dan pengambilan sample limbah
Uji karakteristik untuk identifikasi limbah B3
Menteri menugaskan Tim Ahli limbah B3 untuk melakukan evaluasi
terhadap uji karakteristik
Tim ahli limbah k3 memberi rekomendasi hasil evaluasi kepada
menteri
Bila Tim Ahli merekomendasikan sebagai limbah B3, maka Menteri
melakukan rapat koordinasi dengan kementerian atau lembaga
pemerintah non kementerian
Menteri menetapkan limbah sebagai limbah B3 kategori 1 atau
kategori 2 berdasarkan hasil rapat koordinasi.
Tata Cara Penetapan Limbah B3 (PP 101/2014)
Ya Ya
Apakah limbah B3 memiliki Limbah B3
kategori bahaya 1? kategori 1
Tidak
Limbah nonB3
Jens
Jens Martensson
Martensson 5
Kode Limbah B3 Kategori 1 dan 2
Kategori 1 Kategori 2
A101a
KATEGORI
VS. B101d
KATEGORI
BAHAYA 1 BAHAYA 2
TABEL 1 TABEL 1
URUTAN URUTAN
LIMBAH B3 LIMBAH B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 6
Golongan Limbah B3
Berdasarkan sumber
Spesifik Tidak Spesifik Tidak Memenuhi
Spesifikasi
Sisa proses suatu industri Bukan berasal dari proses Dari bahan kimia kadaluarsa,
atau kegiatan yang secara utamanya tumpahan, bekas kemasan,
spesifik dapat ditemukan. Contoh: kegiatan dan buangan produk yang
Ada sumber spesifik umum pemeliharaan alat, tak memenuhi spesifikasi
dan sumber spesifik khusus pencucian, pengemasan
Jens
Jens Martensson
Martensson 7
Tata Cara Penetapan Limbah B3
Di Luar Daftar Nilai LD50 <50 mg/kg BB
Limbah B3 hewan uji Limbah
oleh LD50 (lethal nonB3
Pemerintah Ya Limbah B3 dose-50)?
kategori 1 Nilai
LD50 >
>TCLP <TCLP 5000
Tidak
kolom A kolom B mg/kg
BB
Tidak TLCP (toxicity
Eksplosif, mudah hewan
characteristic Beracun
Limbah menyala, reaktif, infeksius, uji
leaching sub-kronis?
dan/atau korosif? Nilai LD50 > 50 mg/kg
procedure)?
dan <5000 mg/kg BB
hewan uji Ya
<TCLP kolom A dan >TCLP
kolom B Limbah B3
kategori 2
Jens
Jens Martensson
Martensson 8
Golongan Limbah B3
Berdasarkan karakteristik
Jens
Jens Martensson
Martensson 9
Pengurangan
menurut PP No. 101 Tahun 2014
Kegiatan yang dilakukan oleh penghasil
limbah B3 untuk mengurangi jumlah
dan sifat bahaya atau racun limbah
tersebut sebelum dihasilkan dari suatu
usaha.
Jens
Jens Martensson
Martensson 10
Pengurangan Limbah B3 (PP 101/2014)
dilakukan melalui:
Penggunaan Metode
Modifikasi Proses Substitusi Bahan Pembersihan yang Lebih
Tidak Berbahaya
Jens
Jens Martensson
Martensson 11
Pengurangan Limbah B3 (Permen LHK 56/2015)
dipusatkan terhadap eliminasi atau pengurangan alur limbah (waste stream)
dengan langkah berikut:
Perbaiki Tata Kelola Kerja Sama dengan Penggunaan Teknologi
Lingkungan Pemasok (supplier) Ramah Lingkungan.
(good house keeping)
Jens
Jens Martensson
Martensson 12
Pengurangan Limbah B3 (Permen LHK 56/2015)
Termasuk pengurangan pada sumber:
Sentralisasi pengadaan bahan kimia
berbahaya
Awasi aliran atau distribusi bahan kimia dari
awal sampai dengan pembuangan akhir
Lakukan pengadaan produk kimia dalam
jumlah kecil terutama untuk produk atau
bahan kimia yang tidak stabil (mudah
kadaluarsa) atau frekuensi penggunaannya
tak tentu
Gunakan produk sampai habis
Saat diantar pemasok, pastikan tanggal
kadaluarsa produk disesuaikan dengan
kecepatan pengonsumsian produk
Jens
Jens Martensson
Martensson 13
Penyimpanan
menurut PP No. 101 Tahun 2014
Jens
Jens Martensson
Martensson 14
Penyimpanan Limbah B3?
Bertujuan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan akibat terlepas
limbah B3 ke lingkungan bebas
Lokasi harus bebas banjir dan tidak
rawan bencana alam
Penyimpanan limbah B3 dilakukan bila
limbah belum dapat diolah dengan cepat
Sebelum disimpan, limbah B3 harus
dikemas sebelumnya. Pengemasan
limbah B3 yang baik mencegah
terjadinya keadaan darurat
Jens
Jens Martensson
Martensson 15
Syarat Tempat Pengemasan Limbah B3
Terbuat dari bahan yang dapat mengemas
limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah
B3 yang akan disimpan
Mampu mewadahi limbah B3 agar selalu
berada dalam kemasan
Ada penutup wadah yang kuat menghindari
terjadinya tumpahan dan kebocoran
Berada dalam kondisi baik (tidak bocor, tidak
berkarat, atau tidak rusak)
Jens
Jens Martensson
Martensson 16
Waktu Penyimpanan
Catatan: jumlah 50 kilogram perhari adalah jumlah gabungan dari satu atau lebih nama limbah
B3. Apabila melebihi jangka waktu penyimpanan, maka harus melakukan pemanfaatan,
pengolahan, penimbunan, menyerahkan kepada pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau
pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
Jens
Jens Martensson
Martensson 17
Syarat Tempat Penyimpanan
Jens
Jens Martensson
Martensson 18
Tempat Penyimpanan
Jens
Jens Martensson
Martensson 19
Tempat Penyimpanan
Tangki
Jens
Jens Martensson
Martensson 20
Tempat Penyimpanan
Waste Impoundment
Jens
Jens Martensson
Martensson 21
Tempat penyimpanan
Waste Pile
Jens
Jens Martensson
Martensson 22
Penyimpanan Tangki
FUNK
Y
TUNES
Penyimpanan kemasan
drum di atas palet
dengan jarak minimum
antar blok yaitu 60 cm
Jens
Jens Martensson
Martensson 23
Penyimpanan Tangki dengan Rak
Jens
Jens Martensson
Martensson 24
3
an Limbah B
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 25
SIRKULASI
UDARA
SISTEM SIRKULASI UDARA
DALAM RUANG
BANGUNAN
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Pengumpula
nmenurut PP No. 101 Tahun 2014
Jens
Jens Martensson
Martensson 27
Pengumpulan Limbah B3?
Pengumpulan limbah B3 wajib dilakukan
oleh setiap orang yang menghasilkan
limbah B3
Orang yang menghasilkan limbah,
namun tidak dapat melakukan
pengumpulannya sendiri, maka harus
diserahkan ke pengumpul limbah B3
Penyerahan limbah B3 disertai dengan
bukti penyerahan limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 28
Fasilitas tempat/bangunan pengumpulan
harus dilengkapi dengan berbagai
sarana penunjang dengan tata ruang
yang tepat
Bangunan pengumpulan limbah B3
dirancang khusus hanya untuk satu
karakteristik limbah dan dilengkapi
dengan penampung tumpahan yang
dirancang sedemian rupa sehingga
memudahkan pengangkatannya
Jens
Jens Martensson
Martensson 29
Syarat Lokasi Pengumpulan Limbah B3
Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Daerah bebas banjir 100 tahunan atau
daerah yang telah direkayasa teknologi
sehingga aman dari banjir dan longsor
Memiliki sistem drainase yang baik
Mempertimbangkan faktor geologi (aktivitas
seismic dan vulkanik) dan karakteristik tanah
(potensi erosi dan permeabilitas) agar tak
merusak faisilitas tempat
Luas tanah disesuaikan dengan kapasitas
limbah yang dikumpulkan
Jens
Jens Martensson
Martensson 30
Fasilitas pada Bangunan Pengumpulan
Harus dilengkapi dengan
Gudang Tempat
Peralatan Komunikasi Penyimpanan Peralatan Pintu Darurat dan Alarm
dan Perlengkapan
Jens
Jens Martensson
Martensson 31
n L i mb a h B 3 FUNK
Y TUN
ES
i mp a n a
Large
a n g image
Fa s il i t a s slide
P e n y
Tata Ru
Laboratorium
Fasilitas pencucian
Fasilitas bongkar-muat
Kolam penampungan darurat
Peralatan penanganan tumpahan
Jens
Jens Martensson
Martensson 32
l a n L imba h
e ng u mpu
Largea image
L et ak R u slide
t e Sist e m P FUNKY
TUNES
Contoh Tat
Di rumah sakit
Jens
Jens Martensson
Martensson 33
Cara Pengumpulan Limbah
Jens
Jens Martensson
Martensson 34
Pengumpul Limbah
Ialah badan usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan limbah B3 sebelum
dikirim ke tempat proses limbah B3 selanjutnya
Kewajiban Larangan
Jens
Jens Martensson
Martensson 35
Pemanfaatan
menurut PerMen LH No. 2 Tahun 2008
Kegiatan penggunaan kembali (reuse),
daur ulang (recycle), dan perolehan
kembali (recovery) dengan tujuan
mengubah limbah menjadi suatu
produk yang dapat digunakan serta
aman bagi lingkungan dan kesehan
manusia
Jens
Jens Martensson
Martensson 36
Pemanfaatan Limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 37
Pemanfaatan Limbah B3?
Apabila tidak dapat melaksanakan
pemanfaatan limbah B3 sendiri, maka harus
diserahkan ke pemanfaat limbah B3
Dilarang melakukan pemanfaatan limbah
B3, apabila tingkat kontaminasi radioaktif
lebih besar atau sama dengan 1 Bq/cm2
Apabila tingkat radioaktivitas dan
konsentrasi aktivitas dapat diturunkan,
maka diperbolehkan memanfaatkan limbah
B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 38
Pemanfaatan
Reuse Recycle Recovery
Jens
Jens Martensson
Martensson 39
Uji Coba Pemanfaatan
Uji coba pemanfaatan atau pengolahan
dilakukan untuk:
sebagai substitusi bahan baku yang tidak
memiliki Standar Nasional Indonesia
Uji coba diwajibkan untuk Pemanfaatan
Limbah B3
Sebagai substitusi sumber energi
Uji coba peralatan, metode, teknologi,
dan/atau fasilitas
Pemanfaatan atau Pengolahan Limbah B3.
Jens
Jens Martensson
Martensson 40
Large image slide
PENG
ANG
KUTA
N
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 41
Pengangkutan Limbah B3 wajib…
Memiliki rekomendasi pengangkutan
limbah B3
Memiliki izin pengangkutan limbah B3
Disertai dengan manifest pengangkutan
limbah B3
Dilakukan oleh badan usaha berbadan
hukum (PT, koperasi, yayasan) cirinya
terdaftar sebagai badan hukum di
KemenKuHam
Rekomendasi pengangkutan limbah B3 menjadi dasar diterbitkannya izin pengangkutan limbah B3
oleh Menteri Perhubungan yang diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jens
Jens Martensson
Martensson 42
Pengangkutan
Kategori 1 Kategori 2 Non-B3
Dilakukan dalam alat angkut Dilakukan dalam alat tidak terikat pada regulasi
tertutup angkut yang tidak tertutup. limbah B3 (seperti
menggunakan simbol dan
label, serta manifes).
Jens
Jens Martensson
Martensson 43
Simbol dan Label
Simbol adalah gambar yang
menyatakan karakteristik limbah B3
Label adalah tulisan yang
menunjukkan karakteristik dan jenis
limbah B3.
Setiap alat angkut limbah B3 di darat
wajib diberi symbol sesuai dengan
karakteristik limbah B3 dan setiap
wadah (container) limbah B3 wajib
diberi label sesuai dengan
karakteristik limbah B3.
Jens
Jens Martensson
Martensson 44
Pemberian Simbol dan Label pada
Pesawat Angkut Limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 45
Pemberian label
Jens
Jens Martensson
Martensson 46
Pemberian Label
Jens
Jens Martensson
Martensson 47
Syarat Lokasi Pengumpulan Limbah B3
Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Daerah bebas banjir 100 tahunan atau
daerah yang telah direkayasa teknologi
sehingga aman dari banjir dan longsor
Memiliki sistem drainase yang baik
Mempertimbangkan faktor geologi (aktivitas
seismic dan vulkanik) dan karakteristik tanah
(potensi erosi dan permeabilitas) agar tak
merusak faisilitas tempat
Luas tanah disesuaikan dengan kapasitas
limbah yang dikumpulkan
Jens
Jens Martensson
Martensson 48
Proses permohonan rekomendasi FUNKY
TUNES
Jens
Jens Martensson
Martensson 49
Pola Pengangkutan
Serta rekomendasi dan manifes
Jens
Jens Martensson
Martensson 50
Lembar Dokumen
Large image
Manifes Limbahslide
B3
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 51
Dokumen Limbah B3
Bagian Pertama no. 1-
12 diisi oleh
pengirim/penghasil
LB3:
Pengumpul
Pemanfaat
Pengolah
Jens
Jens Martensson
Martensson 52
Dokumen Limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 53
Dokumen Limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 54
Mulai 2013, Manifes pakai Barcode
Jens
Jens Martensson
Martensson 55
Dimana Barcode ditempatkan?
Jens
Jens Martensson
Martensson 56
Sistem P
e
B3 mela ngawasan Pe
Large image slide lui GPS ngangku
tan Limb
Tracking
ah
KLH
FUNKY TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 57
Large image slide
PE NG OL A HA N FU
NK
Y
TU
NE
S
Jens
Jens Martensson
Martensson 58
Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah b3 wajib dilakukan oleh
siapapun yang menghasilkan limbah B3
Apabila tidak dapat melakukan sendiri dapat
diserahkan ke pengolah limbah B3
Dilakukan dengan cara termal, solidifikasi
dan stabilisasi, dan cara lain sesuai
perkembangan teknologi dengan
mempertimbangan ketersediaan teknologi
dan baku mutu lingkungan
Jens
Jens Martensson
Martensson 59
STANDAR
PENGOLAHAN
Standar pengolahan limbah B3 dengan cara termal meliputi standar:
emisi udara;
efisiensi pembakaran dengan nilai paling sedikit mencapai 99,99%
(tidak berlaku untuk pengolahan menggunakan kiln pada industri
semen)
efisiensi penghancuran dan penghilangan senyawa Principle
Organic Hazardous Constituents (POHCs) dengan nilai paling
sedikit mencapai 99,99% (tidak berlaku untuk Pengolahan dengan
karakteristik infeksius, Polychlorinated Biphenyls dan yang
berpotensi menghasilkan Polychlorinated Dibenzofurans dan
Polychlorinated Dibenzo-p-dioxins.).
STANDAR PELAKSANAAN PENGOLAHAN
LIMBAH B3
NO LIMBAH B3 STANDAR EFISIENSI
PENGHANCURAN DAN
PENGHILANGAN
1 Polychlorinated Biphenyls (PCBs) > 99,9999%
2 berpotensi menghasilkan Polychlorinated > 99,9999%
Dibenzofurans
3 > 99,9999%
berpotensi menghasilkan Polychlorinated
Dibenzo-p-dioxins
Jens
Jens Martensson
Martensson 61
Chemical Conditioning
Menstabilkan senyawa-senyawa organic
yang terkandung di dalam lumpur
Mereduksi volume dengan mengurangi
kandungan air dalam lumpur
Mendestruksi organisme pathogen
Memanfaatkan hasil samping proses
chemicah conditioning yang masih memiliki
nilai ekonimi seperti gas methane yang
dihasilkan pada proses digestion.
Mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke
lingkungan dapat diterima dengan baik dan
aman bagi lingkungan.
Jens
Jens Martensson
Martensson 62
Dalam proses chemical conditioning juga
terdapat beberapa tahapan
• Concentration thick
• Treatment, stabilization, and conditioning
• De-watering and drying
• Disposal
Jens
Jens Martensson
Martensson
Solidification (stabilization)
Teknologi solidification/stabilization juga
dapat diterapkan utuk mengolah limbah B3.
Secara umum stabilisasi dapat didefiisikan
sebagai proses pencampuran limbah dengan
bahan tambahan (aditif) dengan tujuan
menurunkan laju migrasi bahan pencemar
dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas
limbah tersebut.
Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai
proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif
Jens
Jens Martensson
Martensson 64
Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan
mekanismenya dapat dibagi menjadi enam
golongan,
• Microencapsulation
• Macroencapsulation
• Precipitation
• Adsorpsi
• Absorbsi
• Detoxification
Jens
Jens Martensson
Martensson
Incineration
Jens
Jens Martensson
Martensson 66
INSINERATOR (PENGATURAN UNTUK LIMBAH
MEDIS SAAT INI)
Efisiensi pembakaran > 99,95%;
Temperatur pada ruang bakar utama (primary
chamber) minimum 800°C (temperatur
operasional);
Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary
chamber) minimum 1000°C (temperatur
operasional), dengan waktu tinggal minimum 2
detik;
Memiliki alat pengendali pencemaran udara
(contoh: wet scrubber);
Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari
permukaan tanah; dan
Memenuhi baku mutu emisi.
Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada
temperatur > 1200°C.
Jens
Jens Martensson
Martensson 67
Pengolahan Insinerator
Jens
Jens Martensson
Martensson 68
Large image slide PE N I
M BU
NAN
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 69
Penimbunan Limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 70
Fasilitas Penimbunan Limbah B3
Jens
Jens Martensson
Martensson 71
Fasilitas Penimbusan Akhir (landfill)
Fasilitas penimbusan akhir terdiri:
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Penentuan kelas berdasarkan uji total
konsentrasi zat pencemar (KEPKA-BAPEDAL
04/1995)
Jika tingkat kontaminasi radioaktif tidak
memenuhi ketentuan PP 101/2014 pasal 146
ayat (4), penimbusan akhir kelas II atau I
(sumber spesifik khusus)
Jens
Jens Martensson
Martensson 72
Penentuan Fasilitas Penimbunannya
Bahan Pencemar Total kadar max (mg/kg berat kering) Total kadar max (mg/kg berat kering)
Kolom A Kolom B
Ar 300 30
Cd 50 5
… dst
Jens
Jens Martensson
Martensson 73
Persyaratan Lokasi Penimbunan Limbah B3
Bebas banjir
Permeabilitas tanah
Daerah yang secara geologis aman,
stabil, tidak rawan bencana, dan di
luar kawasan lindung
Tidak merupakan daerah resapan air
tanah, terutama yang digunakan
untuk air minum
Jens
Jens Martensson
Martensson 74
LargePenampangMelintang Fasilitas
image slide
Penimbusan Akhir (landfill)
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 75
LargeSistem Pelapisan
image slide Dasar (Liner)
Penimbusan Akhir
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 76
Proses Konstruksi
Large image slideFasilitas Penimbusan Akhir (landfill)
FUNK
Y TUN
ES
Jens
Jens Martensson
Martensson 77
Penimbunan
Large image Residu
slide Pengolahan: Penimbusan Akhir
FUNKY
TUNES
FUNKY
TUNES
Jens
Jens Martensson
Martensson 79
Dumping Limbah B3
melakukan dumping wajib memperoleh
izin dari menteri
Sebelum melakukan dumping ke laut
limbah b3 wajib dilakukan netralisasi atau
pengurangan kadar racun
Limbah yang dapat di dumping yaitu
tailing dari kegiatan pertambangan,
serbuk pengeboran dari pertambangan
di laut menggunakan lumpur bor
berbahan dasar sintetis
Jens
Jens Martensson
Martensson 80
Lokasi Dumping persyaratan lokasi dumping
Jens
Jens Martensson
Martensson 81
Kedalaman Titik Dumping Tailing
Jens
Jens Martensson
Martensson 82
THANK YOU
Jens
Jens Martensson
Martensson 83