Anda di halaman 1dari 36

RERANGKA PEMBANGUNAN MINDSET

YANG SESUAI DENGAN LINGKUNGAN


BISNIS
LAURENSI IDOLA
CINDY ELISABETH
REGINA GRACE SARAGIH
NORIZORA RESAULY
DIANA NOVIANTISARI
Kerangka Pembentukan Mindset
A. Konsep Mindset

Perilaku yang Tampak Luar


dirancang dengan
Sistem Manajemen

Keyakinan dan Nilai Dasar Mindset sebagai


Landasan yang
Mendasari Perilaku
Paradigma

Building Blocks Kultur Organisasi


Kerangka Konseptual Perumusan Mindset
Trendwatching

Perumusan
Envisioning
Mindset
Perumusan
Paradigma

Pembentukan Perumusan
Mindset Mindset

Perilaku
pribadi
Pengomunika
sian mindset
Perilaku
operasional
Konsep Customer
Apa itu Customer?
1. Customer Internal
2. Customer Eksternal
3. Pemasok sebagai mitra bisnis
Peningkatan kedekatan dengan Customer

Banyak perusahaan menempuh berbagai cara untuk


meningkatkan kedekatannya dengan customer.
• Pembentukan organisasi para pemakai produk
• Tim desain produk yang melibatkan customer
• Kelompok customer untuk pemecahan masalah
• Survei kepuasan customer
• Program percontohan untuk pengujian pasar
produk baru
Konsep Customer Value
Formula customer value dapat dinyatakan secara
matematis sebagai berikut:

Customer Value = (Benefit-Sacrifice)*Relationship


Paradigma Costumer Value Strategy

Di dalam manajemen tradisional, terdapat


ungkapan dimasa lalu “Kami menjual apa yang
dapat kami buat”

Dalam manajemen kontemporer, ungkapan yang


dipakai berubah menjadi “Kami membuat apa
yang dibutuhkan customer”
Nilai Dasar untuk Mewujudkan Paradigma
Customer Value
1. Integritas
2. Ketersediaan untuk melayani
3. Kerendahan Hati
CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET

Continuous improvement mindset merupakan


tenaga penggerak yang berkekuatan luar biasa
untuk memacu perusahaan menjadi pemain
yang diperhitungkan dalam “olimpiade” bisnis.
Continuous improvement mindset terdiri dari
paradigma improvement berkelanjutan,
keyakinan dasar terhadap improvement
berkelanjutan, dan nilai-nilai dasar yang
melandasi improvement berkelanjutan.
Paradigma Improvement Berkelanjutan
Improvement adalah usaha peningkatan di
segala bidang dalam jangka panjang.
Improvement dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Incremental Improvement berupa
improvement berskala kecil dengan tetap
mengandung unsur lama.
2. Radical Improvement berupa improvement
berskala besar, bersifat mendasar, dan secara
total meninggalkan unsur lama.
Keyakinan Dasar untuk Mewujudkan
Paradigma Improvement Berkelanjutan
Paradigma improvement berkelanjutan perlu
diwujudkan dalam keyakinan dasar yang kuat yang
harus ditanamkan kepada seluruh personel perusahaan
bahwa :
1. Harus mengetahui fakta
2. Alasan dan belajar
3. Selalu ada cara yang lebih baik
4. Harus selalu berusaha untuk sempurna; orang tidak
akan pernah mencapai kesempurnaan tersebut
Nilai Dasar untuk Mewujudkan Paradigma
Improvement Berkelanjutan
Untuk mewujudkan paradigma improvement
berkelanjutan, harus ditanamkan personal value yang
cocok dengan paradigma tersebut:
1. Kejujuran
2. Kejujuran
3. Kerja keras
4. Kesabaran
5. Keterbukaan terhadap hal yang baru
6. Keberanian
Perwujudan Continuous Improvement
Mindset ke Dalam Struktur SPPM
Continuous improvement mindset diwujudkan
dalam struktur SPPM berikut ini:
1. Organisasi sebagai destabilizer
2. Peran Manajer
3. De-jobbed organization
4. Teamwork
5. Cross-functional approach
Perwujudan Continuous Improvement
Mindset ke Dalam Proses SPPM
Continuous improvement mindset diwujudkan
dalam proses SPPM berupa:
1. Peningkatan kualitas, keandalan, kecepatan,
efisiensi biaya
2. Sistem anggaran berbasis aktivitas
3. Sistem pengelolaan berbasis aktivitas
OPPORTUNITY MINDSET
Sikap yang memandang
bahwa kesenjangan antara
kondisi yang dihadapi
sekarang dengan kondisi
yang diharapkan adalah
Problem Solving suatu problem.
Memandang bahwa masa
Mindset lalu adalah sesuatu yang
normal dan menggunakan
hal yang normal tersebut
untuk mengevaluasi kondisi
yang dihadapi sekarang.
Sikap yang menggunakan
kondisi masa depan, atau
kondisi yang belum
Opportunity diketahui sebelumnya
sebagai suatu kondisi yang
Mindset diharapkan untuk
mengevaluasi kondisi yang
dihadapi kini.
Beda Karakteristik Orang yang Memiliki Problem
Solving Mindset dengan Opportunity Mindset
N Problem Solving
Butir Perbedaan Opportunity Mindset
o Mindset

Penyimpangan kondisi
1 Pemicu tindakan sekarang dari kondisi Peluang masa depan
normal

Dasar untuk
Creating the future Creating the future from
2 membentuk masa
from the past the future
depan
Respons terhadap
3 Reaktif Proaktif
pemacu
4 Sikap terhadap risiko Menghindari risiko Menantang risiko

Mempertahankan
Mendobrak aturan yang
5 Sikap terhadap aturan aturan yang sudah ada
sudah ada (rule breaker)
(rule keeper)
Dampak Problem Solving Mindset dan Opportunity
Mindset terhadap Rencana Strategik yang Dihasilkan

Problem Solving Mindset Opportunity Mindset


Tidak melakukan Berisi berbagai
improvement, kehilangan improvement, menghasilkan
bisnisnya value bagi costumer

Berisi berbagai peluang Rangkaian tindakan melihat


bisnis masa lalu peluang dimasa depan

Alternatif tindakan berisiko


kecil, hasil ekonomi kecil Berani menanggung risiko
pula
Membangun Opportunity Mindset dalam
Diri Tim Penyusun Rencana Strategik
Blok Bangun Paradigma
Opportunity
Keyakinan Dasar
Pembangunan
opportunity Nilai Dasar
Membangun mindset
Opportunity
Courage and
Mindset
risk taking
Melatih
kemampuan
trendwatching
Melatih
kemampuan
envisioning
EMPLOYEE EMPOWERMENT

Pemberdayaan Karyawan
What is Mengelola
Employee manusia dalam
Empowerment? organisasi masa
depan
Why we need Employee Empowerment?

Karena adanya pergeseran teknologi yang


digunakan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan produk dan jasa (Smart Technology)

Tipe pekerja yang tepat dengan teknologi yang


digunakan masyarakat (Knowledge Workers)
Why we need Employee Empowerment?
Smart Technology

Sumber daya
Pergeseran Pemberdayaan
dapat
teknologi Karyawan
dimanfaatkan

Hard Smart
Automation Technology
Why we need Employee Empowerment?
Knowledge Workers

Smart technology hanya produktif di tangan


knowledge workers

Pemberdayaan karyawan dapat menjadikan


knowledge workers secara kreatif menerapkan
pengetahuan yang dikuasainya dalam menciptakan
produk dan jasa yang menghasilkan value bagi
customers
Paradigma Pemberdayaan Karyawan

Sudut pandang manajer

Sudut pandang karyawan


Paradigma Pemberdayaan Karyawan
Sudut pandang manajer

SPPM

Keyakinan dasar
1. Karyawan adalah manusia
2. Orang pada dasarnya baik
3. Birokrasi membunuh inisiatif
4. Tugas manajer adalah
menyediakan pelatihan, teknologi
dan dukungan bagi karyawan
Nilai Dasar: Kejujuran dan kerendahan hati

Paradigma Pemberdayaan Karyawan


Paradigma Pemberdayaan Karyawan
Sudut pandang karyawan

SPPM

Keyakinan Dasar:
1. Pemberdayaan didasarkan
pada kepercayaan manajer
atas karyawan
2. Kepercayaan didasarkan
atas kompetensi dan
karakter
Nilai Dasar: Kejujuran, Keberanian, Integritas, Mental Berlimpah
dan Kesabaran
Paradigma Pemberdayaan Karyawan
Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan

Struktur Pengendalian Manajemen

Proses SPPM
Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan
Struktur SPPM

1. Organisasi Masa Depan

• Organisasi semakin datar


• Kembalinya fungsi dasar organisasi sebagai
destabilizer
• Deskripsi jabatan menjadi tidak diperlukan
• Berkembangnya jejaring organisasi untuk
memenuhi kebutuhan customers yang semakin
kompleks
Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan
Struktur SPPM

2. Pengelolaan Knowledge Workers

• Subsidiarity dan peran manajer


• Wewenang
• Leadership from everybody
Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan
Proses SPPM

Human Assets
Financial Assets
Leverage
Leverage
Cross Functional Mindset
Cross functional mindset terdiri dari
tiga komponen, yaitu paradigma
lintas fungsional, keyakinan dasar
dan nilai dasar dalam mewujudkan
paradigma lintas fungsional.
Paradigma lintas fungsional
Paradigma lintas fungsional
memandang organisasi sabagai:
1. Suatu rangkaian sistem yang
digunakan untuk melayani
kebutuhan customer
2. Organisasi sebagai suatu kumpulan
shared competencies and resources
yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan customer
Keyakinan dasar untuk mewujudkan paradigma lintas
fungsional

Empat keyakinan dasar yang perlu ditanamkan dalam


diri setiap personel:
1. Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara
konsisten melalui cross functional approach
2. Kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi
3. Cross functional approach membentuk learning
organization.
4. Kerjasama lintas fungsional memfokuskan sumber
daya organisasi ke kepuasan customer
Nilai dasar untuk mewujudkan
paradigma lintas fungsional

1. Kerja sama
2. Mental berlimpah
3. Kerendahan hati

Anda mungkin juga menyukai