Anda di halaman 1dari 49

Konsep Hospitalisasi

Pada Anak dan Keluarga


Defenisi
• Hospitalisasi merupakan suatu proses
yang karena suatu alasan yang
berencana atatu darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di
RS, menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangannya kembali ke
rumah (Supartini, 2004).
• Hospitalisasi adalah suatu keadaan
sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit
yang terjadi pada anak maupun
keluarganya (Wong).
Stresor pemicu timbulnya stres
pada anak:

• Perubahan fisik; ruangan,


kebersihan ruangan, pencahayaan,
suara gaduh.
• Perubahan psiko-sosial ; berpisah
dengan orang tua/keluarga,
teman
• Perubahan spiritual; perbedaan
keyakinan anak, keluarga dan
petugas kesehatan
• Trauma fisik dan Nyeri
• Keterbatasan mekanisme koping anak
Respon perilaku akibat
perpisahan
1. Tahap Protes (phase of protes)
 Menangis kuat, menjerit, memanggil orang
tua, tingkah laku agresif
2. Tahap Putus Asa (phase of despair)
 Tangis berhenti dan muncul putus asa
 Anak tampak tenang, tidak aktif, menarik
diri, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu
makan, sedih, apatis
3. Tahap Pelepasan / penyangkalan
(phase of detachment)
 Anak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan, mau bermain dengan orang lain,
Reaksi anak terhadap kondisi krisis
Dipengaruhi oleh:

1. Usia perkembangan
2. Pengalaman perpisahan
3. Support sistem
4. Keseriusan penyakit
Reaksi Anak Akibat Hospitalisasi
Berdasarkan Usia Perkembangan
Infant
(Trust vs Mistrust)
• Anak mengembangkan trust melalui
hubungan yg dekat dengan pengasuh utama,
berespon dengan lingkungan eksternal,
mulai mengeksplorasi lingkungan
• Permasalahan:
 Rasa takut
 Ansietas
 Menarik diri, inaktif, tidak tertarik dengan
lingkungan
 Mudah teralih perhatian pada bayi lebih
muda
 Membatasi fisik terhadap
restrain/prosedur
Manajemen Asuhan Keperawatan:
• Berikan asuhan yang konsisten
• Menyanyi dan berbicara dg bayi
• Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus
berinteraksi selama prosedur
• Anjurkan interaksi dg ortu: rooming in,
ortu
bicara ke anak dan ijin saat mau pergi
• Biarkan mainan yg membuat rasa aman
anak
Batita dan Balita
Otonomi vs malu-malu dan ragu-ragu
Inisiatif vs rasa bersalah

• Anak belajar keterampilan baru


mobilisasi dan komunikasi untuk
mengembangkan kedekatan dengan
keluarga dan pengasuh, eksplorasi
lingkungan, mulai menyempurnakan
gerakan motorik halus
Permasalahan:
1. Rasa takut
• Memandang penyakit dan hospitalisasi --.
hukuman
• Takut thd lingkungan dan orang tdk dikenal
• Pemahaman yg tdk sempurna ttg penyakit
• Pemikiran sederhana
2. Ansietas
• Cemas ttg kejadian yg tdk dikenal
• Protes: menangis, marah, merengek
• Putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan
keterampilan, tdk berminat
• Menyendiri thd lingkungan RS
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Anjurkan ortu berada disamping anak
saat prosedur invasif yang
menyakitkan
2. Dekatkan mainan favorit anak
3. Pertahankan kontak maksimal
dengan beberapa perawat. Kenalkan
perawat di samping ortu, ijinkan anak
bertemu perawat sebelum prosedur
dilakukan.
4. Bantu kunjungan saudara kandung
5. Biarkan beberapa regresi dan jelaskan
ke orang tua.
6. Komunikasikan penerimaan regresi ke
anak.
7. Gunakan restrain minimal.
8. Biarkan anak bebas bergerak selama
dan setelah prosedur jika
memungkinkan.
9.Fasilitas rooming in . 10.Bantu
anak menyembunyikan
perubahan tubuh
(kamuflase).
Anak Sekolah (Awal)
Industri vs inferioritas
• Anak mempertahankan hubungan
baru dengan teman sebaya dan
teman di luar keluarga
• Anak belajar mengkoordinasikan
keterampilan untuk menyelesaikan
“proyek”, aplikasi gerak motorik
halus, kembangkan kemampuan
fisik
Permasalahan :
• Rasa Takut: - pahami penyebab penyakit
---- tertular orang lain/tertelan bakteri –
• ekspresi verbal dan non-verbal (senyum
kecut, menangis, merengek, marah,
aktifitas >>)
• Ansietas
• Paham alasan dipisahkan tetapi masih
butuh keberadaan orang tua.
• Lebih peduli terhadap rutinitas
sekolah dan teman-teman
• Tidak Berdaya
 Marah dan frustasi
 Lamanya imobilisasi dihubungkan dg
menarik diri, bosan, perasaan antipati
 Peduli thd kehilangan kontrol emosi,
malu karena menangis yg berlebihan
selama pengobatan Tergantung dan
imobilisasi
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Batasi aturan dan dorongan
pada perilaku
2. Anjurkan ortu merencanakan kunjungan
dg anak
3. Rencanakan kontak dg guru dan teman
4. Rencanakan aktifitas bermain -->
bergerak
5. Ijinkan anak memilih dlm batasan yg
dapat diterima
6. Berikan cara-cara anak dpt membantu
pengobatan dan puji atas kerjasama anak
Anak Sekolah (Lanjut)
industri vs Inferior
• Anak mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah, belajar
mengendalikan emosi,
mengembangkan ketrampilan gerak
motorik dan sosial lebih baik,
belajar bekerjasama dg anggota
kelompok
PERMASALAHAN
1. Rasa Takut
 Paham bahwa penyakit beragam
 Menunjukkan sedikit rasa takut tapi bisa
ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan
2. Ansietas
 Pada ortu penting tetapi tidak harus
 Peduli thd perpisahan dr guru dan teman
 Cemas thd kehilangan, PR, sekolah dan
perubahan peran dalam kelompok
3. Tidak Berdaya
 Berusaha Mandiri
 Mencoba “berani” selama prosedur
 Kasar pada ortu saat berusaha mandiri
membuat stres
 Peduli terhadap cara
mengekspresikan perasaan dan malu
terhadap perilaku berlebihan
 Merasa tidak pasti tentang masa
depan karena penyakit dan
hospitalisasi
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Monitor perilaku untuk menentukan
kebutuhan emosi terutama pada anak yang
menarik diri dan tidak berespon
2. Jelaskan prosedur rinci (jika anak
meminta)
3. Anjurkan kunjungan teman sebaya
4. Diskusikan respon thd pertanyaan
ttg penyakit dan perubahan tubuh
5. Berikan waktu diskusi
6. Biarkan anak memilih, partisipasi,
privasi,
Remaja
Identitas vs Bingung Peran
• Anak mengembangkan cara baru
berinteraksi dengan keluarga dan
teman sebaya, belajar peran sesuai
gender dan bekerja mempertahankan
peran sosial baru, mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah,
belajar fungsi mandiri
Permasalahan
1. Rasa Takut:
 Dpt berfikir hipotesis (sakit krn disfungsi
fisiologis dan emosional)
 Banyak bertanya dan mengekspresikan rasa
takut scr verbal ttg konsekuensi penyakit

2. Ansietas
 Perpisahan dgn sekolah dan teman lebih
bermakna daripada orang tua
 Menarik diri karena perubahan penampilan
3. Tidak Berdaya
 Peduli thd kehilangan fungsi mandiri
 Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan
emosi saat marah, frustasi, menarik
diri
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Fasilitasi perencanaan aktifitas (peer)
2. Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri
3. Monitor perilaku bahwa anak ingin bicara
4. Berikan permainan dan aktifitas lain
yg membantu diskusi
5. Berikan penyuluhan rinci ttg prosedur,
pengobatan, terapi yg menyangkut genital
6. Berikan privasi setiap prosedur
Reaksi & Mekanisme Koping
Keluarga (ORTU)
Dipengaruhi:
• Keseriusan penyakit
• Pengalaman sebelumnya
• Prosedur medik
• Adanya support sistem
• Kekuatan ego individu
• Kemampuan koping sebelumnya
• Adanya stres lain dalam keluarga
• Pola komunikasi dalam keluarga, agama,
kepercayaan & adat
Koping Orang Tua
• Denial
• Intelektual
• Regresi
• Proyeksi
• Displacement
• Introyeksi
Prinsip perawatan hospitalisasi
anak
1. Mencegah dan meminimalkan
perpisahan
2. Mengurangi pembatasan
pergerakan
3. Meningkatkan kebebasan
bergerak
4. Mempertahakan rutinitas
anak
5. Meminimalkan cedera tubuh
6. Pengkajian nyeri
Anak Masuk RS
• Rencana:
 Konseling program oleh perawat

• Tahu prosedur medis, fasilitas untuk


pasien, petugas perawatan
Persiapan :
1. Atur kamar berdasarkan tingkat
usia, dx penyakit, penyakit menular,
perkiraan lamanya dirawat
2. Siapkan teman sekamar (balita s/d
remaja)
3. Siapkan kamar untuk anak dan
ortu (formulir dan alat yg
dibutuhkan tersedia)
SAAT MASUK :
1. Kenalkan tim pada anak dan keluarga
2. Orientasi ruangan/ fasilitas
3. Kenalkan anak dan keluarga dg teman
sekamar
4. Berikan gelang identitas
5. Jelaskan peraturan RS dan jadualnya
6. Ukur TB dan BB
7. Lakukan pemeriksaan lab
8. Dukung anak saat dilakukan
pemeriksaan fisik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai