Anda di halaman 1dari 12

?

an
nana
gd REAKSI REDOKS DAN
Ci ELEKTROKIMIA
nga
n B
ks ? DIBUAT OLEH :
A GHINA RAODHATUL JANNAH
12 IPA 3
APAKAH YANG DI MAKSUD DENGAN
REDOKS ?

Redoks adalah istilah yang menjelaskan


berubahnya bilangan oksidasi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi
kimia.

APAKAH REDUKSI DAN


OKSIDASI ITU ?

Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh


sebuah molekul, atom, atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh
sebuah molekul, atom, atau ion.
Penentuan Bilangan
1.Oksidasi
Biloks Unsur Bebas adalah = 0
2. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion
3. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam
Senyawa = +1
4. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam
Senyawa adalah = +2
5. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa
adalah = +3
6. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa
Biner (terdiri 2 jenis unsur) adalah = -1
7. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam
adalah = +1 tetapi bila H berikatan dengan Logam
Biloks H = -1
8. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah =
-2 tetapi bila dalam Senyawa Peroksida; Biloks O = -1
9.  Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk
Senyawa = 0
10. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion =
Muatan Ion
Reaksi selain Reaksi
Redoks Reaksi Autoredoks

Reaksi autoredoks atau


disproporsionasi adalah reaksi
redoks yang oksidator dan
reduktornya merupakan zat yang
sama.

Reaksi Konproporsionasi

Reaksi konproporsionasi
merupakan kebalikan dari reaksi
disproporsionasi, yaitu reaksi
redoks dimana hasil reduksi dan
oksidasinya sama.
Penyetaraan Persamaan
Reaksi Redoks
Metode Setengah Reaksi atau
1.Ion Elektron
Memisahkan antara reduksi dan oksidasi.
2. Menyetarakan jumlah atom selain atom O dan H.
3. Menyetarakan atom O dan H.
4. Menyetarakan muatan (electron).
5. Menyetarakan jumlah muatan ( electron ).

Metode Bilangan Oksidasi


1) Menentukan bilangan oksidasi pada setiap unsur dalam persamaan reaksi.
2) Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
3) Menentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi unsur
yang mengalami reduksi (oksidator) dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi unsur yang mengalami
oksidasi (reduktor).
4) Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan meletakkan koefisien yang
sesuai.
5) Menyetarakan unsur-unsur lainnya mulai dari kation, anion,hidrogen, dan oksigen (KAHO singkatan dari
kation, anion,
hidrogen, dan oksigen).
APAKAH YANG DIMAKSUD
DENGAN ELEKTROKIMIA ?

Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu Kimia


yang mempelajari hubungan antara perubahan
zat dan arus listrik dalam sel.

APAKAH YANG DIMAKSUD


DENGAN ANODA DAN KATODA ?

Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia
penghantar listrik lain, pada sel elektrokimia yang yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir
terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai
Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah Karbon-Seng), yang menjadi katoda adalah
pergerakan elektron. Pada proses elektrokimia, baik sel seng, yang juga menjadi pembungkus baterai.
galvanik (baterai) maupun sel elektrolisis, anoda Sedangkan, pada baterai alkalin, yang menjadi
mengalami oksidasi. katoda adalah mangan dioksida (MnO2).
Reaksi Redoks Spontan
Reaksi redoks spontan merupakan reaksi redoks yang
berlangsung dengan sendirinya. Reaksi redoks
spontan dapat menghasilkan energi listrik .

Sel Volta atau Sel


Galvani
Sel Volta mempunyai electrode logam
yang dicelupkan kedalam larutan
garamnya.
Diagram Sel atau
Notasi Sel
Diagram Sel merupakan susunan suatu se volta yang
di nyatakan dengan suatu notasi singkat . Anode
biasanya dituliskan disebelah kiri, sedangkan katode
disebelah kanann . Notas tersebut menyatakan
bahwa pada anode terjadi oksidasi dan pada katode
ter jadi redukasi . Dua garis yang sejajar yang
memisahkan anode dan katode menyatakan
jembatan garam , sedangkan garis tunggal
menyatakan batas antarfase.

Deret Volta

Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – La – Ce – Mg – Lu – Al – Mn – H2O – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag –Pt - Au

“LiKa Bareng Sri Cari Nanas Langsat Cempedak Mangga Lalu Ali Minum Air ( H2O) Zenny Cari Feri yang
Coba Ninggalin Sinta di Pelabuhan Harus Sabar Biar di Cubit Hingga Agak Pucat Au..”
Reaksi Elektrolisis
HUKUM FARADAY I

JUMLAH ZAT YANG DIHASILKAN PADA


ELEKTROLISIS SEBANING DENGAN JUMLAH
ARUSYANG DIALIRKAN PADA ZAT TERSEBUT .

HUKUM FARADAY II

JIKA ARUS LISTRIK DIALIRKAN DALAM


BEBERAPA SEL ELEKTROLISIS YANG
DIHUBUNGKAN SERI, JUMLAH BERAT ZAT-ZAT
YANG DIHASILKAN PADA TIAP-TIAP
ELEKTROLISIS SEBANDING DENGAN BERAT
EKUIVALEN TIAP-TIAP ZAT ETRSEBUT.
KOROSI
Korosi adalah peristiwa perusakan
logam oleh karena terjadinya reaksi
kimia antara logam dengan zat-zat di
lingkungannya membentuk senyawa
yang tak dikehendaki.
Faktor Penyebab Korosi Pada Besi (Faktor-faktor yang Mempengaruhi)
1. Konsentrasi H2O dan O2
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen
terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan
sebagai medium terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam
 suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral
ataupun basa.
3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-
ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode
kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat seiring
bertambahnya suhu.
5. Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi
lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam
kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan 
logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai