Anda di halaman 1dari 23

Analisis Human Error

terhadap Kecelakaan Kapal


pada Sistem Kelistrikan
Indonesia menjadi salah satu negara
yang lalu lintas lautnya padat dan tak
dapat dihindari sering terjadi kasus
kecelakaan laut
data dari KNKT, dari tahun 2007 sampai 2011 saja sudah
terjadi 27 kasus kecelakaan kapal di wilayah Indonesia,
Pada dasarnya terdapat klasifikasi human error untuk
mengidentifikasi penyebab kesalahan tersebut. Klasifikasi
tersebut secara umumdari penyebab terjadinya human
error adalah sebagai berikut :
1. Sistem Induced Human Error.

2. Desain Induced Human Error

3. Pure Human Error.


Sistem Induced Human Error

Dimana mekanisme suatu sistem


memungkinkan manusia melakukan
kesalahan, misalnya manajemen yang tidak
menerapkan disiplin secara baik dan ketat.
Desain Induced Human Error.

Terjadinya kesalahan diakibatkan


karena perancangan atau desain
sistem kerja yang kurang baik.
Pure Human Error.

Suatu kesalahan yang terjadi


murni berasal dari dalam manusia
itu sendiri, misalnya karena skill,
pengalaman, dan psikologis.
Sebab-sebab human error
1. Sebab-Sebab Primer

2. Sebab-Sebab Manajerial

3. Sebab-Sebab Global


Sebab-Sebab Primer

Sebab-sebab primer merupakan sebab-sebab human


error pada level individu. Untuk menghindari kesalahan
pada level ini, ahli teknologi cenderung menganjurkan
pengukuran yang berhubungan ke individu, misalnya
meningkatkan pelatihan, pendidikan, dan pemilihan
personil
Sebab-Sebab Manajerial
Penekanan peran dari pelaku individual dalam
kesalahan merupakan suatu hal yang tidak tepat.
Kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan, pelatihan dan pendidikan mempunyai efek
yang terbatas dan penipuan atau kelalaian akan selalu
terjadi, tidak ada satupun penekanan penggunaan
teknologi yang benar akan mencegah terjadinya
kesalahan. Fakta ini telah diakui telah diakui secara luas
pada literatur kesalahan dalam industri yang beresiko
tinggi
Sebab-Sebab Global

Kesalahan yang berada di luar kontrol


manajemen, meliputi tekanan
keuangan, tekanan waktu, tekanan
sosial dan budaya organisasi.
Sistem Kelistrikan Kapal
Mesin kapal tak hanya dikonversi untuk mendorong kapal,
tetapi juga dikonversi untuk pembangkit listrik yang
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan listrik. Berikut
kebutuhan-kebutuhan peralatan yang menggunakan listrik di
kapal, yaitu :
1. Navigasi dan Komunikasi
2. Penerangan ruang-ruang
3. Crane untuk kargo
4. Sistem kontrol
5. Pompa-pompa sistem
6. Steering gear
7. Dan beberapa yang lain
Sistem Kelistrikan Kapal
Ada beberapa hal yang merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi agar dapat diperoleh kerja yg optimal dari generator
listrik yang dipasang di kapal dan instalasi kelistrikannya:

1. Daya yang dibutuhkan oleh lampu-lampu untuk


penerangan ruangan-ruangan dan jalan/selasar yang ada
2. Daya yang dibutuhkan untuk pengoperasian peralatan-
peralatan daya/power seperti motor listrik dan baterai
untuk navigasi.
3. Merancang Wiring Diagram
4. Merancang One Line Diagram
Penyelesaian :
Di dalam rangkaian tersebut, terdapat 3 percabangan, 2 titik, dan 2 loop bebas (independent).
Gunakan Hukum Kirchhoff I (Hukum Arus Kirchhoff) untuk persamaan pada titik A dan titik B
Titik A :    I1 + I2 = I3
Titik B :    I3 = I1 + I2
Gunakan Hukum Kirchhoff II (Hukum Tegangan Kirchhoff) untuk Loop 1, Loop 2 dan Loop 3.
Loop 1  :    10 = R1 x I1 + R3 x I3 = 10I1 + 40I3
Loop 2  :    20 = R2 x I2 + R3 x I3 = 20I2 + 40I3
Loop 3  :    10 – 20 = 10I1 – 20I2
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa I3 adalah hasil dari penjumlahan I1 dan I2, maka persamaannya dapat kita buat
seperti dibawah ini :
Persamaan 1 :    10 = 10I1 + 40(I1 + I2)  =  50I1 + 40I2
Persamaan 2 :    20 = 20I2 + 40(I1 + I2)  =  40I1 + 60I2
Jadi saat ini kita memiliki 2 persamaan, dari persamaan tersebut kita mendapatkan nilai I1 dan I2sebagai berikut :
I1 = -0.143 Ampere
I2 = +0.429 Ampere
Seperti yang diketahui bahwa I3 = I1 + I2
Maka arus listrik yang mengalir pada R3 adalah -0.143 + 0.429 = 0.286 Ampere
Sedangkan Tegangan yang melewati R3 adalah 0.286 x 40 = 11.44 Volt
Tanda Negatif (-) pada arus I1 menandakan arah alir arus listrik yang diasumsikan dalam rangkaian diatas adalah salah. Jadi
arah alir arus listrik seharusnya menuju ke V1, sehingga V2 (20V) melakukan pengisian arus (charging) terhadap V1.
Tegangan yang aman pada manusia
Arus listrik = Tegangan : Tahanan.
Jantung sebagai organ tubuh yang paling rentan terhadap pengaruh aliran arus listrik
merasakan dalam empat batasan. (lihat gambar diatas). Yaitu :
• Daerah 1 (0,1 sd 0,5mA) : jantung tidak terpengaruh sama sekali bahkan dalam jangka
waktu lama.
• Daerah 2 (0,5 sd 10 mA) : jantung bereaksi dan rasa kesemutan muncul dipermukaan
kulit. Diatas 10mA sampai 200mA                                     jantung tahan sampai jangka
waktu maksimal 2 detik saja.( Tergantung kondisi )
• Daerah 3 (200 sd 500mA): Jantung merasakan sengatan kuat dan terasa sakit, jika
melewati 0,5 detik masuk daerah                                           bahaya.
• Daerah 4 (diatas 500mA):jantung akan rusak dan secara permanen dapat merusak
sistem peredaran darah bahkan                                             berakibat kematian.
Maka , berdasarkan IEC60479 dengan mempertimbangkan beberapa parameter
seperti : lama aliran listrik melewati tubuh, tempat sentuhan, bagian tubuh yang
teraliri , bentuk penghantar terpegang dan efek psikologi seseorang ditentukanlah
bahwa 10 mA bisa melewati tubuh manusia tanpa batas waktu. Kembali ke rumusan
diatas maka :
Berdasarkan IEC 449 , IEC60479 dan PUIL 2000
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik SNI04-0225-
2000) batas atas rentang tegangan adalah 50 Volt
arus bolak balik dan 120 volt arus searah
Electrical circuit
Jenis material
Bahan Konduktor

adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki
tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat

konduktif. Emas, perak, tembaga,  alumunium,  zink,  besi berturut-turut memiliki tahanan jenis


semakin besar. Jadi sebagai penghantar, emas sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya,
maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan.
Pada dasarnya tahanan suatu konduktor dipengaruhi
oleh 4 faktor :
1. Berbanding lurus panjang penghantar
2. Berbanding terbalik dengan penampang penghantar
3. Jenis bahan penghantar
4. Temperatur penghantar
suhu sangat mempengaruhi penghantar listrik,karena
semakin tinggu suhu pada penghantar,maka hambatan pada
penghantar juga makin besar Adanya koefisien suhu
hambatan listrik bahan ini disebabkan karena adanya
pengaruh suhu terhadap susunan atom-atom bahan. Bahan
konduktor adalah bahan yang kutub atom-atomnya mudah
teratur sesuai arus listrik yang melaluinya. Semakin teratur
susunan atom-atom bahan tersebut semakin baik sifat
konduktornya. Susunan atom-atom ini akan terganggu jika
bahan dipanaskan. Semakin tinggi suhu bahan susunan
atom-atomnya semakin teratur, sehingga hamabatan bahan
semakin besar.
salah satu faktor luar/eksternal yang sangat
berpengaruh terhadap hambatan penghantar adalah
suhu atau temperatur. Semakin tinggi temperatur suatu
penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-
elektron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran
elektron-elektron bebas inilah yang akan menghambat
jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar
tersebut. Adapun hambatan jenis penghantar (ρ) akan
berubah seiring dengan perubahan temperatur.
Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan
jenisnya akan semakin tinggi, dan sebaliknya. 
Perubahan hambatan jenis ini selanjutnya akan diikuti oleh
perubahan hambatan total (R) penghantar itu sendiri.
Hal tersebut dapat di lihat dari persamaan di bawah ini :
Berikut ini adalah persamaan hambatan penghantar yang
dipengaruhi oleh kenaikan temperatur atau suhu :

R1 = R0 x (1+α x Δt)

Keterangan :
t0 = Temperatur awal (oK)
t1= Temperatur akhir (oK)
Δt = Selisih antara temperatur akhir dengan temperatur awal (oK)
R0 = nilai hambatan pada suhu mula-mula/suhu ruangan 20oC (Ω)
R1 = Nilai hambatan setelah terjadi perubahan suhu (Ω)
α = Koefisien suhu sesuai dengan jenis logam
Tabel koefisien suhu bahan logam penghantar
pada suhu ruangan 20oC
Contoh soal :
Suatu kawat penghantar aluminium pada temperatur
20oC memiliki tahanan 50Ω, penghantar tersebut
dipanaskan hingga temperaturnya meningkat
mencapai 100oC. Berapakah nilai tahanan penghantar
ketika temperaturnya mencapai 100oC?

Anda mungkin juga menyukai