Anda di halaman 1dari 23

PPT SOSIOLOGI

“KEKUASAAN, WEWENANG,
DAN KEPEMIMPINAN”
Disusun oleh:
Kelas 1 C
Ayu Syavitri (191010133)
Helda (191010097)
Imam Muchrozi (191010099)
Immanuel Manalu (191010120)
M.Yusuf Akbar (191010103)
A. KEKUASAAN
• Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang
baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai
unsur yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat.
• Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat, baik yang
bersahaja maupun masyarakat yang kompleks.
• Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang
berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain,
antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan
pengaruh dari pihak lain antara pihak yang memiliki
kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang
menerima pengaruh itu dengan rela atau karena terpaksa.
• Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang biasanya
orang itu dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima
pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya.
1. Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya

Sifat dan Hakikat Kekuasaan


1. Simetris 2. Asimetris
• Hubungan • Popularitas
persahabatan • Peniruan
• Hubungan sehari-hari • Mengikuti perintah
• Hubungan yang • Tunduk pada pemimpin
bersifat ambivalen formal atau informal
• Pertentangan antara • Tunduk pada seorang
mereka yang sejajar ahli
kedudukannya.
• Hubungan sehari-hari
Sumber Kekuasaan
 Kekuasaan dapat bersumber pada macam-macam faktor.
Apabila sumber-sumber kekuasaan tersebut di kaitkan
dengan kegunaanya, maka dapat diperoleh gambaran sbb:
1. Sumber 2. Kegunaan
• Militer, polisi, kriminal • Pengendalian kesadaran
• Ekonomi • Mengendalikan tanah, buruh,
kekayaan, material, produksi.
• Politik • Pengambilan keputusan
• Hukum • Mempertahankan,
• Tradisi mengubah, melancarkan
interaksi
• Ideologi
• Sistem kepercayaan nilai-nilai
• “Diversionary Power” • Pandangan hidup, integrasi
• Kepentingan rekreatif
 
2. Unsur-unsur Dan Saluran Kekuasaan
Unsur - unsur
1. Rasa Takut  Merupakan perasaan negatif karena seseorang tunduk
kepada orang lain dalam keadaan terpaksa.
2. Rasa Cinta  Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang
pada umumnya positif. Orang lain bertindak sesuai dengan kehendak
pihak yang berkuasa untuk menyenangkan semua pihak.
3. Kepercayaan  Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan
langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif.
4. Pemujaan  Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh
orang-orang lain. Akan tetapi, didalam sistem pemujaan, seseorang
atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan mempunyai dasar
pemujaan dari orang-orang lain. Akibatnya adalah segala tindakan
penguasa di benarkan atau setidak-tidaknya dianggap benar.
Saluran Kekuasaan

1. Saluran Militer
Apabila saluran ini dipergunakan penguasa akan lebih banyak memperguna-kan
paksaan serta kekuatan militer didalam melaksanakan kekuasaannya. Tujuan
utamanya adalah untuk menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat sehingga
mereka tunduk kepada kemauan penguasa atau sekelompok orang-orang yang
dianggap sebagai penguasa.
2. Saluran Ekonomi
Dengan menggunakan saluran - saluran dibidang ekonomi, penguasa berusaha
untuk menguasai ekonomi serta kehidupan rakyat tersebut, penguasa dapat
melaksanakan peraturan-peraturannya serta akan menyalurkan perintah-
perintahnya dengan dikenakan sanksi-sanksi yang tertentu.
3. Saluran Politik
Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat
peratran-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat.
4. Saluran Tradisional
Biasanya merupakan saluran yang paling disukai. Dengan cara menyesuaikan
tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal didalam sesuatu
masyarakat, pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Cara-Cara mempertahankan Kekuasaan
1. Dengan jalan menghilangkan segenap peraturan-
peraturan lama, terutama dalam bidang politik, yang
merugikan kedudukan penguasa, di mana peraturan-
peraturan tersebut akan digantikan dengan peraturan-
peraturan baru yang akan menguntungkan penguasa,
keadaan tersebut biasanya terjadi pada waktu ada
pergantian kekuasaan dari seseorang penguasa kepada
penguasa lain.
2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan (belief system)
yang akan dapat memperkokoh kedudukan penguasa
atau golongannya yang meliputi agama, ideologi.
3. Pelaksanaan admistrasi dan birokrasi yang baik.
4. Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertikal.
 
4. Beberapa Bentuk Lapisan Kekuasaan
 Menurut Maclver ada 3 pola umum sistem lapisan
kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu :
A. Tipe pertama (tipe kata) adalah sistem lapisan kekuasaan dengan
garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya
dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir-hampir tak
terjadi gerak sosial vertical. Garis pemisah antara masing-masing
lapisan hampir tak mungkin ditembus.
B. Tipe kedua (tipe oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang
tegas. Akan tetapi,dasar pembedaan kelas-kelas social ditentukan
oleh kebudayaan. Masyarakat, terutama pada kesempatan yang
diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan-
kekuasaan tertentu.
C. Tipe yang ketiga (tipe demokratis) menunjukan kenyataan akan
adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil sekali.
Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah
kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
B. WEWENANG
• Merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang
atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan
atau mendapat pengakuan dari masyarakat
• Dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah di
tetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan
kebijaksanaan, menentukan keputusan - keputusan
mengenai masalah-masalah penting dan untuk
menyelesaikan pertentangan-pertentangan. Dengan
kata lain, seseorang yang mempunyai wewenang
bertindak sebagai orang yang memimpin atau
membimbing orang banyak.
• Ada beberapa bentuk wewenang, yaitu:
1. Wewenang Kharismatis, Tradisional, dan Rasional
(Legal)
Wewenang Kharismatis

• Adalah wewenang yang di sandarkan pada kharisma yaitu


kemampuan khusus (wahyu, pulung) yang ada pada diri
seseorang.
• Wewenang kharismatis tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik
yang tradisional maupun rasional.
• Sifatnya cenderung irasional.
• Adakalanya kharisma dapat hilang karena masyarakat sendiri
yang berubah dan mempunyai paham yang berbeda.
Perubahan-perubahan tersebut sering kali tak dapat diikuti
oleh orang yang mempunyai wewenang kharismatis tadi
sehingga dia tertinggal oleh kemajuan dan perkembangan
masyarakat.
Wewenang tradisional

• Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang


maupun sekelompok orang. Dengan kata lain, wewenang
tersebut dimiliki oleh orang-orang yang menjadi anggota
kelompok yang sudah lama sekali mempunyai kekuasaan
didalam suatu masyarakat.
• Ciri-ciri utama wewenang tradisional, yaitu:

1. Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat


penguasa yang mempunyai wewenang serta orang-orang
lainnya dalam masyarakat.
2. Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan
seseorang yang hadir secara pribadi.
3. Selama tak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan
tradisional orang-orang dapat bertindak secara bebas.
Wewenang Rasional

• Merupakan wewenang yang disandarkan pada


sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat.
• Sistem hukum disini dipahamkan sebagai kaidah-
kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat
dan bahkan yang telah diperkuat oleh Negara.

2. Wewenang Resmi dan Tak Resmi


• Wewenang resmi sifatnya sistematis, diperhitungkan, dan
rasional. Biasanya wewenang tersebut dapat dijumpai
pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan-
aturan tata tertib yang tegas dan bersifat tetap.
• Wewenang tidak resmi bersifat spontan situasional dan
didasarkan pada faktor saling mengenal. Wewenang
demikian tidak diterapkan secara sistematis. Wewenang
tidak resmi biasanya timbul dalam hubungan hubungan
antarpribadi yang bersifat situasional dan ditentukan oleh
kepribadian beberapa pihak.

3. Wewenang Pribadi Dan Teritorial


• Wewenang Pribadi sangat tergantung pada solidaritas
antara anggota kelompok , dan disini unsur kebersamaan
sangat memegang peranan. Struktur wewenang bersifat
Konsentris,yaitu dari satu titik pusat lalu meluas melalui
lingkaran lingkaran wewenang tertentu.Setiap lingkaran
wewenang memiliki kekuasaan penuh diwilayahnya masing
masing
• Wewenang Teritorial yang memegang peranan sangat
penting adalah wilayah tempat tinggal.Unsur kebersamaan
kurang karna desakan faktor individualisme. Pada
wewenang teritorial ada kecendrungan untuk mengadakan
sentralisasi wewenang yang memungkinkan hubungan
langsung dengan para warga kelompok.

4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh

• Wewenang Terbatas ialah wewenang yang


tidak mencakup semua sektor atau bidang
kehidupan tetapi hanya terbatas pada satu
sektor atau bidang saja.
• Wewenang menyeluruh adalah suatu wewenang
yang menyeluruh atau mutlak untuk
mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Jadi
terbatasnya atau menyeluruhnya suatu wewenang
bersifat tergantung dari sudut penglihatan pihak
pihak yang ingin menyorotinya
3. KEPEMIMPINAN (Leadership)
• Merupakan kemampuan seseorang yang diberi kekuasaan dan
wewenang untuk mempengaruhi orang lain.
• Kepemimpinan dapat dibedakan sebagai kedudukan dan sebagai proses
sosial. Dari sudut kedudukan, kepemimpinan adalah suatu kompleks dari
hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang. Dari sudut proses
sosial, kepemimpinan meliputi segala tindak yang dilakukan seseorang
atau kelompok yang menyebabkan respon gerak dari masyarakat.
• Kepemimpinan terbangun dari kemampuan seseorang dan mendapat
pengakuan masyarakat.
• Sifat kepemimpinan ada dua, yaitu kepemimpinan formal dan
kepemimpinan informal. Perbedaan antara keduanya didasarkan pada
landasan gerak, kepemimpinan formal dalam pelaksanaannya harus
berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi
sehingga daya cakupnya terbatas; sementara kepemimpinan informal
didasarkan pada pengakuan dan kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat, sehingga memiliki ruang lingkup tanpa batas-batas resmi.
1. Umum
• Kepemimpinan ada yang sifatnya resmi (Formal
Leadership) yaitu kepemimpinan yang tersimpul didalam
suatu jabatan.
• Ada pula kepemimpinan karena pengakuan masyarakat
akan kemampuan seseorang untuk menjalankan
kepemimpinan.
• Suatu perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan
yang resmi dengan yang tidak resmi adalah kepemimpinan
yang resmi di dalam pelaksanaanya selalu harus berada
diatas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi.
Dengan demikian daya cukupnya agak terbatas.
• Kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup
tanpa batas-batas resmi, karena kepemimpinan demikian
didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat
2. Perkembangan Kepemimpinan dan Sifat-sifat Seorang Pemimpin

• Kepemimpinan merupakan hasil organisasi social yang


telah terbentuk atauhasil dinamika interaksi social.
• Sejak mula terbentuknya suatu kelompok social,
seseorang atau beberapa orang di antara warga-
warganya melakukan peranan yang lebih aktif
daripada rekan-rekannya sehingga orang tadi atau
beberapa orang tampak lebih menonjol dari lain-
lainnya.
• Itulah sebabnya timbulnya kepemimpinan. Yang
kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur
sosial yang kurang stabil.
• Menurut Asta Brata kepemimpinan yang akan berhasil
harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :
1. Indra-Brata yang memberi kesenangan dalam jasmani
2. Yama-brata yang menunjuk pada keahlian dan kepastian
hukum
3. Surya-Brata yang menggerakkan bawahan dengan
mengajak mereka untuk bekerja persuasion
4. Agni-Brata yaitu sifat memberikan semangat kepada anak
buah.
 
3. Kepemimpinan Menurut Ajaran Tradisional
• Ajaran tradisional seperti misalnya di Jawa mengganbarkan
tugas seorang pemimpin melalui pepatah berikut ini :
Ing ngarsa sung tulada
Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani
• Pepatah tersebut sering di pergunakan oleh Alm. Ki hajar Dewantara apabila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia :
Di muka memberi tauladan
Di tengah-tengah membangun semangat
Dari belakang memberikan pengaruh.
• Seorang pemimpin dimuka harus memiliki idealisme kuat, serta kedudukan.
Akan tetapi, menurut watak dan kecakapannya, seorang pemimpin dapat di
katakan sebagai pemimpin dimuka, ditengah, dan dibelakang.

4. Sandaran-sandaran kepemimpinan dan kepemimpinan yang dianggap


Efektif
• Kepemimpinan seseorang harus mempunyai sandaran-sandaran kemasyarakatan atau
sisial basis.
• Pertama-tama kepemimpinan erat hubungannya dengan susunan masyarakat.
Masyarakat-masyarakat yang agraris di mana belum ada spesialisasi kepemimpinan
meliputi seluruh bidang kehidupan masyarakat. Setiap kepemimpinan yang efektif harus
memperhitungkan sosial basis apabila tidak menghendaki timbulnya ketegangan-
ketegangan atau setidak-tidaknya terhindar dari pemerintahan boneka belaka.
• Dengan demikian keputusan para pemimpin tersebut sekaligus merupakan pula rasa
keadilan masyarakat yang bersangkutan. Pada umumnya para pemimpin masyarakat
tradisional adalah pemimpin-pemimpin di belakang atau di tengah. Jarang sekali yang
menjadi pemimpin di muka, dan sebaliknya.
5. Tugas dan Metode

Tugas
 Secara sosiologis, tugas-tugas pokok seorang pemimpin
adalah sebagai berikut:

a. Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas


yang dapat di jadikan pegangan bagi para
pengikut-pengikutnya.
b. Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan
perilaku warga masyarakat yang di pimpinnya.
c. Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia
di luar kelompok yang dipimpin.
Metode
 Suatu kepemimpinan dapat di laksanakan atau di terapkan
degan berbagai cara (metode) :

Cara-cara otoriter
a. Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok
secara sepihak
b. Pengikut sama sekali tidak di ajak untuk ikut serta
merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut
c. Pemimpin terpisah deri kelompok dan seakan-
akan tidak ikut dalam proses interaksi di dalam
kelompok tersebut
Cara-cara Demokratis Cara-cara Bebas
a. Pemimpin secara aktif memberikan a. Pemimpin menjalankan
saran dan petunjuk-petunjuk. perananya secara pasif
b. ada kritik baik dari pemimpin
maupun pengikut-pengikut.
b. Pemimpin hanya
menyediakan sarana yang di
c. Pemimpin secara aktif ikut perlukan kelompok
berpartisipasi di dalam kegiatan-
kegiatan kelompok c. Pemimpin berda di tengah-
d. Secara musyawarah dan mufakat tengah kelompok, namun dia
pemimpin mengajak warga atau hanya berperan sebagai
anggota kelompok untuk ikut serta penonton
merumuskan tujuan-tujuan yang
harus dicapai kelompok, serta cara- d. Penentuan tujuan yang akan
cara untuk mencapai tujuan-tujuan dicapai kelompok sepenuhnya
yang tersebut diserahkan kelompok

 Cara-cara otoriter mungkin lebih tepat untuk diterapkan di dalam


masyarakat yang sangat heterogen, sedangkan cara-cara bebas
lebih cocok bagi masyarakat yang relatif homogen

Anda mungkin juga menyukai