Anda di halaman 1dari 23

NOSOKOMIAL

MIANA WINDYA P SST


INFEKSI NOSOKOMIAL (HOSPITAL ACQUIRED
INFECTION)
Berubah Penamaan menjadi HAIs sesuai dengan PMK NO 27 TAHUN 2017
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes
“Infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care associated Infections
“HAIs”) adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di RS
dan Fasyankes lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi di dalam RS tapi muncul setelah
pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas RS dan
tenaga kesehatan terkaitproses pelayanan kesehatan di Fasyankes”
INFEKSI
• Proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuh yang
menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
• Invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh.
(Kozier, et al, 1995).
• Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan
multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang
menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,
replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi.
• Menurut Utama 2006, Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan
atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun
sistemik.
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI

SUMBER INFEKSI
1. Masyarakat/Komunitas (Community acquired infection)
2. Rumah Sakit/Fasyankes (Health Care Associated Infection/ HAIs)

Objek yang bisa terpapar HAIs diantaranya ;


1. Pasien
2. Petugas kesehatan
3. Pengunjung yang tertular pada saat berada di Fasyankes
tersebut
UNTUK MEMASTIKAN ADANYA HAIS SERTA MENYUSUN STRATEGI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DIBUTUHKAN :

1. Infeksi
2. Rantai Infeksi (Chain of infection), yaitu rangkaian yang harus
ada untuk menimbulkan infeksi.Ada 6 komponen rantai
penularan yang apabila salah satu diantarany diputus maka
penularan infeksi dapat dicegah/dihentikan. Enam komponen
tersebut adalah
a. Agen Infeksi( Infectious agent) adalah Mikroorganisme
penyebab infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit)Yang
memberi pengaruh adalah factor patogenitas, virulensi dan
jumlah mikroorganisme .
b. Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat
hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan.
Reservoir terbanyak ada pada manusia, alat medis,
c. Portal of exit (Pintu keluar)adalah lokasi tempat agen infeksi
(mikroorganisme)meninggalkan reservoir melaluisaluran napas,
saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta
d. Metode transmisi/cara penularan adalah metode transport
mikroorganisme dari reservoir ke pejamu yang rentan (metode
kontak langsung, droplet, airborne,vehikulum,vektor)
e. Portal of entry (pintu masuk)lokasi agen infeksi memasuki
pejamu yang rentan (saluran napas, saluran cerna, saluran
kemih dan kelamin, atau kulit yang tidak utuh.
f. Susceptible host (pejamu rentan)adalah seseorang denga
kekebalan yang menurun sehingga tidak mampu melawan agen
infeksi (umur, faktor gizi, luka bakar luas,trauma, paska bedah,
pengobatan dengan terapi imunosupresan )
SKEMA RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

AGEN

SUSCEPTIB
RESERVOIR
LE HOST

PORTAL OF PORTAL OF
ENTRY EXIT

METODE
TRANSMISI
3. Jenis dan Faktor Resiko Infeksi terkait Yankes atau HAIs meliputi:
a. Jenis HAIs yang paling sering terjadi di Fasyankes
1) Ventilator associated pneumonia (VAP)
2) Infeksi aliran darah (IAD)
3) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
4) Infeksi Daerah Operasi (IDO)
b. Faktor Resiko HAIs meliputi :
1) Umur , Neonatus dan lansia lebih rentan
2) Status imun yang rendah (penyakit kronis, tumor ganas,
pengobatan imunosupresan)
3) Gangguan/Interupsi barrier anatomis
• Katater urine  ISK
• Prosedur Operasi IDO
• Intubasi dan Ventilator  VAP
• Kanula vena dan arteri  Plebitis , IAD
• Luka bakar dan Trauma
4) Implantasi benda asing
• Pemakaian mesh pada Operasi hernia
• Pemakaian implant (kontrasepsi, alat pacu jantung)
• Cerebrospinal fluid shunts
• Valvular/vascular protheses
5) Perubahan microflora normal, pemakaian antibiotika yg tidak bijak
dapat menyebabkan tumbuhnya jamur berlebih dan timbulnya
bakteri yang resisten terhadapberbagai antimikroba
GEJALA INFEKSI NOSOKOMIAL

Gejala yang dialami sama dengan tanda-tanda infeksi lainnya


seperti demam, takikardia, sesak, dan lemas. Pada pneumonia
dapat terjadi batuk dengan dahak yang kental dan pada infeksi
saluran kemih terdapat nyeri daerah punggung bawah atau
perut bawah. Yang terpenting, seluruh gejala ini timbul
setelah perawatan di rumah sakit dan tidak sesuai
dengan keluhan awal saat masuk rumah sakit.
DIAGNOSIS INFEKSI NOSOKOMIAL

• Dokter dapat mencurigai seorang pasien terkena infeksi nosokomial


berdasarkan tanda-tanda atau gejala yang dialaminya. Diagnosis
infeksi nosokomial dipastikan dengan menemukan bakteri penyebab
dari tempat yang dicurigai mengalami infeksi. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan mengambil sampel urine, dahak, darah, atau cairan
lainnya (misalnya cairan luka operasi) untuk dibiakkan atau dikultur
dalam sebuah medium untuk melihat adanya pertumbuhan bakteri.
Pemeriksaan kultur ini juga dapat dilakukan untuk jamur, bila dicurigai
penyebab infeksi nosokomial adalah jamur.
• Selain pemeriksaan kultur, untuk mendiagnosis infeksi nosokomial juga
didukung dari pemeriksaan lain seperti:
- Analisis urine dan USG saluran kemih untuk mendeteksi terjadinya
infeksi saluran kemih.
- Foto Rontgen dada untuk mendeteksi pneumonia.
PENGOBATAN INFEKSI NOSOKOMIAL
• Sambil menunggu hasil kultur bakteri, pengobatan awal untuk infeksi
nosokomial adalah pemberian antibiotik secara empiris, yaitu
pemberian antibiotik yang tidak spesifik sebelum ada hasil dari kultur.
Biasanya diberikan antibiotik dengan kemampuan luas yang dapat
menyerang hampir seluruh jenis bakteri. Setelah ada hasil pemeriksaan,
pemberian antibiotik akan disesuaikan dengan jenis bakteri secara lebih
spesifik. Antijamur maupun antivirus juga dapat diberikan bila dicurigai
penyebabnya dari jamur atau virus.
• Seluruh alat yang menempel pada tubuh dan mengakibatkan infeksi
seperti kateter, selang napas, selang infus, atau lainnya bila
memungkinkan segera dicabut. Terapi suportif seperti pemberian
cairan, oksigen, atau obat untuk mengatasi demam dapat diberikan.
• Prosedur operasi debridement dapat dilakukan untuk infeksi pada luka
operasi, dengan cara memmotong atau mengangkat jaringan yang
tidak sehat.
KOMPLIKASI INFEKSI NOSOKOMIAL

• Endokarditis
• Gagal Ginjal
• Sepsis
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Langkah-langkah pencegahan infeksi nosokomial menjadi tanggung jawab seluruh
orang yang ada di rumah sakit termasuk petugas kesehatan, pasien dan orang yang
berkunjung. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran
infeksi ini adalah:
• Cuci tangan. Tangan merupakan media yang paling baik bagi kuman untuk
berpindah. Oleh karena itu penting bagi seluruh orang yang berada di rumah sakit
untuk mencuci tangan dengan cara dan waktu yang tepat. Terdapat lima saat
yang penting untuk melakukan cuci tangan:
• Sebelum memegang pasien.
• Sebelum melakukan prosedur kepada pasien.
• Setelah terpapar dengan cairan tubuh (misalnya darah, urin, atau feses).
• Setelah menyentuh pasien.
• Setelah menyentuh barang-barang di sekitar pasien.
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Kebersihan lingkungan rumah
sakit dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan rumah sakit dengan
menggunakan cairan pembersih atau disinfektan dengan frekuensi 2-3 kali per
hari untuk lantai dan 2 minggu sekali untuk dinding.
• Penggunaan alat dan prosedur. Menggunakan alat atau selang yang
menempel pada tubuh seperti alat bantu napas atau kateter urine, serta
melakukan tindakan medis lainnya sesuai dengan indikasi (tepat guna).
• Penempatan pasien di ruang isolasi. Pasien dengan daya tahan tubuh yang
rendah atau pasien yang berpotensi untuk menularkan penyakit diharuskan
untuk ditempatkan di ruang isolasi.
• Mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Bagi staf rumah sakit
penting untuk mengikuti SOP setiap melakukan tindakan seperti menggunakan
pelindung standar seperti sarung tangan, masker, atau perlengkapan lain yang
dianjurkan.
TERIMAKASIH
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)

1. Masker
2. Sarung Tangan
3. Gaun pelindung /Jas
4. Goggle
5. Sepatu pelindung
6. Topi pelindung
DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN
PASIEN
Dalam dekontaminasi peralatan perawatan pasien dilakukan
penatalaksanaan peralatan bekas pakai perawatan pasienyang
terkontaminasi darah atau cairan tubuh ( pre cleaning, cleaning,
desinfeksidan sterilisasi)
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

1. Kualitas Udara
2. Kulaitas air
3. Permukaan Lingkungan
4. Desain dan konstruksi bangunan
5. Persyaratan teknis komponen lantai, dinding dan langit-langit
6. Air, Listrik dan Sanitasi
7. Ventilasi dan Kualitas Udara
8. Pengelolaan alat medik reused dan disposible

Anda mungkin juga menyukai