Anda di halaman 1dari 10

REGULASI

PERBANKAN DI
INDONESIA
Peran Otoritas Perbankan BI dan
OJK
A.Peran Otoritas Perbankan BI dan OJK

Bank Indonesia lahir setelah berlakunya undang-undang (uu) pokok bank Indonesia
pada 1 Juni 1953. Sesuai dengan (UU) tersebut, Bank Indonesia sebagai bank
sentral bertugas untuk mengawasi bank-bank namun demikian, aturan pelaksanaan
ketentuan pengawasan tersebut baru ditetapkan Peraturan Pemerintah (PP)
No.1/1955 yang menyatakan bahwa Bank Indonesia, atas nama dewan moneter
melakukan pengawasan bank terhadap semua bank yang beroperasi di Indonesia
guna kepentingan likuiditas badan badan kredit secara sehat yang berdasarkan asas-
asas kebijakan bank yang tepat
Peran Bank Indonesia dalam Otoritas Jasa
Keuangan(OJK)

1. Bank Indonesia memiliki peran untuk menjaga


1.Salah Pengawasan terhadap bank
stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku satu peran OJK didalam sektor bisnis bank
bangsa dalam operasi pasar terbuka. adalah melakukan pengaturan dan pengawasan
2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam untuk kegiatan usaha dalam bidang perbankan.
menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, Kewenangan OJK seperti yang tertuang
khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga dalam pasal 7 Undang-Undang OJK adalah
perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme menetapkan pengaturan dan
pengawasan regulasi.seperti halnya negara negara pengawasan.pengaturan pengawasan itu
sektor perbankan memiliki bangsa yang dominan meliputi; perijinan untuk mendirikan bank,izin
dalam sistem keuangan. pembukaan kantor bank, rencana kerja,
3. Bank Indonesia berperan untuk mengembangkan 2.Memberi izin pendirian bank
mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi
resiko dalam sistem pembayaran yang cenderung OJK memiliki wewenang dalam perizinan untuk
semakin meningkat. mendirikan bank dan pembukaan kantor bank
4. Bank indonesia berperan untuk mengembangkan yang baru. Kewenangan ini sebelumnya adalah
instrumen dan indikator makroprudential untuk kewenangan BI. Dalam wewenang ini OJK
mendeteksi kerentanan sektor keuangan. memiliki wewenang untuk memberikan izin
5. Bank Indonesia berperan harus menghindari usaha bank.dalam melaksanakan dan memberi
terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, persetujuan terhadap izin penyelenggaraan jasa
pertimbangan resiko sistemik dan persyaratan yang bank, OJK dapat membuat peraturan untuk
ketat harus di terapkan dalam penyediaan likuiditas memberi dan mencabut izin kelembagaan dan
tersebut. usaha dari bank.anggaran dasar
Pengertian, Tujuan, dan Tugas
Bank Indonesia
 Pengertian Bank Indonesia  Tujuan Bank Indonesia
Bank Indonesia merupakan Tujuan bank Indonesia seperti
sebuah instansi yang tertuang dalam Undang-Undang
bertanggungjawab atas RI Nomor 23 Tahun 1999 BAB III
kebijakan moneter di wilayah pasal 7 adalah “Untuk mencapai
negara tersebut. Fungsi utama dan memelihara kestabilan
bank sentral adalah mengetur rupiah”. Mata uang rupiah perlu
masalah-masalah yang dijaga dan dipelihara mengingat
berhubungan dengan keuangan dampak yang ditimbulkan apabila
di suatu negara secara luas. suatu mata uang tidak stabil dan
sangat luas. Salah satu akibat
ketidakstabilan rupiah adalah
terjadinya inflasi yang sangat
memberatkan masyarakat luas.
Tugas-Tugas Bank Indonesia
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Garis-garis besar dari masing-masing
tugas Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 23
Tahun 1999.

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

c. Mengatur dan mengawasi Bank


Pengertian dan Tugas OJK
 Pengertian Otoritas Jasa  Tugas Otoritas Jasa Keuangan
Keuangan (OJK) (OJK)
 Otoritas jasa keuangan Berdasarkan pasal 3 RUU OJK, OJK
(OJK)adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan untuk
dibentuk bardasarkan Undang- melakukan pengaturan dan
Undang nomor 21 tahun 2011yang pengawasan pengelolaan kegiatan
mengelola sistem pengaturan dan bidang jasa keuangan.
pengawasan yang terkait dengan Lebih rincinya tugas OJK adalah:
seluruh kegiatan di sektor jasa a. Meningkatkan dan memelihara
keuangan di sektor perbankan, kepercayaan publik di bidang jasa
pasar modal, dan sektor jasa keuangan
keuangan non-bank seperti b. Menegakkan peraturan perundang-
asuransi, dana pensiaun,lembaga undangan di bidang jasa keuangan.
pembiayaandan lembaga jasa c. Meningkatkan pemahaman publik
keuangan lainnya mengenai bidang jasa keuangan
Izin Pendirian dan Bentuk Hukum
Perbankan
Perizinan Bank
Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai bank
sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang.5 Tahun 1953, Undang-undang
Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi
De Javasvhe bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter,
perbankan dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain
dalam hubungannya dengan pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang
dilakukan DJB sebelumya.
Pada tahun 2004, Undang-undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek
penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk
penguatan governance.
Pada tahun 2008, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti Undang-
undang No.2 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-undang No.23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.
Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional alam
menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap fasilitas
pembiayaan jangka pendek Bank Indonesia.
Otoritas Perbankan Syariah: DSN-
MUI
Bank syariah memiki struktur yang sama dengan Bank Konvensional dalam hal
komisaris dan direksi, namun unsur utama yang membedakannya adalah keberadaan
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional bank dan
produk – produknya agar sesuai dengan garis syariah. DPS berada pada posisi
setingkat Dewan Komisaris pada bank. Hal ini untuk menjamin setiap efektivitas dari
setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah dan dilakukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Setelah para anggota DPS tersebut mendapat
rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional (DSN). DSN merupakan badan otonom
Majelis Ulama Indosia (MUI) yang secara eks-officio diketua oleh Ketua MUI.
Rencana pembentukan DSN mulai di bicara- kan tahun 1990 ketika acara lokakarya
dan pertemuan yang membahas tentang bunga bank dan pengembangan ekonomi
rakyat, dan merekomendasikan agar pemerintah memfasilitasi pendirian bank
berdasarkan prinsip syariah. Pada tahun 1997, MUI mengadakan lokakarya ulama
tentang Reksadana Syariah yang salah satu rekomendasinya adalah pembentukan
DSN. Pada pertemuan tanggal 14 Oktober 1997, telah disepakati pembentukan DSN.
Usulan ini ditindaklanjuti sehingga tersusunlah DSN secara resmi tahun 1998.
Kesimpulan
Lembaga keuangan seperti bank dan otoritas jasa keuangan memiliki peran
penting dalam perekonomian misalnya peran dari Bank Indonesia yaitu: menjaga
stabilitas moneter melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar
terbuka,mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi resiko
dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat, dan beberapa
lainnya yang telah dijelaskan di atas. Dan peran OJK yaitu pengawasan terhadap
bank,memberi izin pendirian bank,dan membenahi kekurangan.
Adapun tujuan dari Bank Indonesia seperti: menjaga kestabilan rupiah terhadap
barang dan jasa dan mata uang negara lain. Tugasnya: Menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjalankan kelancaran sistem
pembayaran,dan mengatur dan mengawasi bank.tugas dari OJK yaitu: mengurangi
tingkat kejahatan keuangan, meningkatka pemahaman publik mengenai bidang
jasa keuangan, dan beberapa lainnya.
Evolusi perundang-undangan perbankan di Indonesia: UU.No 14 Tahun 1967,
derelugasi 1 juni 1983, pakto 1988, UU.No 7 Tahun 1992, UU.No 10 Tahun1998,
dan RUU perbankan syari’ah.
Dan adapun otoritas perbankan syari’ah yaitu: Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan tugas dari DSN yaitu: menumbuh
kembangkan penerapan nilai-nilai syari’ah dalam kegiatan perekonomian,
mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan, mengeluarkan fatwa atau
keuangan syari’ah, mengawasi penerapan fatwa yang telah di keluarkan.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai