Anda di halaman 1dari 34

Sosialisasi LOGO

Peraturan Menteri
Keuangan
PMK-16/PJ.03/2013 sbgm telah
diubah terakhir dengan PMK-
132/PJ.03/2013
TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI
SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN DATA DAN
INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN
PERPAJAKAN
Latar belakang perlunya data untuk mendukung
pelaksanaan sistem self assessment secara murni
dan konsisten, DJP perlu memiliki infrastruktur yang
dapat digunakan untuk mendeteksi secara cepat
dan akurat terhadap kemungkinan ketidakpatuhan
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.
PERKEMBANGAN APBN TA 2011-2014
2013
2011 2012 2014
APBNP
A. PENDAPATAN NEGARA 1.210,6 1.338,1 1.502,0 1.667,1
I. Penerimaan Dalam Negeri 1.205,3 1.332,3 1.497,5 1.665,8
1.Penerimaan Perpajakan 873,9 980,5 1.148,4 1.280,4
2.Penerimaan Negara Bukan Pajak 331,5 351,8 349,2 385,4
II. Penerimaan Hibah 5,3 5,8 4,5 1,4
B. BELANJA NEGARA 1.295,0 1.491,4 1.726,2 1.842,5
I. Belanja Pemerintah Pusat 883,7 1.010,6 1.196,8 1.249,9
1.Belanja K/L 417,6 489,4 622,0 637,8
2.Belanja non K/L 466,1 521,1 574,8 612,1
I. Transfer ke Daerah 411,3 480,6 529,4 592,6
1.Dana Perimbangan 347,2 411,3 445,5 487,9
2.Dana Otsus dan Penyesuaian 64,1 69,4 83,8 104,6
C. KESEIMBANGAN PRIMER 8,9 (52,8) (111,7) (54,1)
D. SURPLUS/(DEFISIT) (84,4) (153,3) (224,2) (175,4)
E. PEMBIAYAAN 130,9 175,2 224,2 175,4
3
Tren Transfer Ke Daerah Tahun 2008 - 2014
(Rp Triliun)
600
500
400
300
200
100
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
DAU DAK DBH
Dana Otsus dan DIY Dana Penyesuaian
Komponen Transfer 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
DAU 180 186 204 226 274 311 341
DAK 20,8 24,7 21 24,8 25,9 31,7 33
DBH 78,4 76,1 92,2 96,9 112 103 114
Dana Otsus dan DIY 7,5 9,5 9,1 10,4 11,9 13,4 16,7
Dana Penyesuaian 6,2 11,8 18,9 53,7 57,4 70,4 87,9
Total 292,4 308,5 344,8 411,3 480,5 529,3 592,5
4
Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014
dalam miliar rupiah
Komponen Pagu
I. Dana Perimbangan 487.930,94
  A. Dana Bagi Hasil 113.711,62
    1. Pajak 51.787,15
    2. Sumber Daya Alam 61.924,47
  B. Dana Alokasi Umum 341.219,32
  C. Dana Alokasi Khusus 33.000,00
II. Dana Otsus dan Penyesuaian 104.621,30
  A. Dana Otonomi Khusus 16.148,77
    1. Otsus 13.648,77
    2. Tambahan Otsus Infras. (Papua & Papua Barat) 2.500,00
  B. Dana Keistimewaan DIY 523,88
  C. Dana Penyesuaian 87.948,65
Jumlah 592.552,24

5
…lanjutan Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014

dalam miliar rupiah


Komponen Pagu
I. Dana Bagi Hasil 113.711,62
  A. DBH Pajak 51.787,15
    1. PBB - PPh Ps. 25 dan
23.859,19
    2. PPh Ps.29 WPOPDN 25.713,96
- PPh Ps.21
    3. CHT 2.214,00
  B. DBH Sumber Daya Alam 61.924,47
    1. Migas 38.849,20
    2. Pertambangan Umum 19.835,84
    3. Kehutanan 2.572,33
    4 Perikanan 200,00
    5 Panas Bumi 467,10

6
Skema DBH Pajak
DBH PAJAK Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%)
Pusat (10%)
Insentif Kab/Kota (3,5%)

PBB
Provinsi (16,2%)

Daerah (90%) Kab/Kota (64,8%)

Biaya Pungut (9%)

- PPh Ps. 25 dan Pusat (80%)


Ps.29
Provinsi (8%)
WPOPDN,
- PPh Ps.21 Daerah (20%)
Kab/Kota (12%)

Pusat (98%) Provinsi (30%)


Cukai Hasil
Tembakau
Daerah (2%) Kab/Kota Penghasil (40%)

Kab/Kota Pemerataan (30%)


…lanjutan Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014

dalam miliar rupiah


Komponen Pagu
A. Dana Otononomi Khusus 16.148,77
1. Dana Otonomi Khusus 13.648,77
  1. Dana Otsus Aceh 6.824,39
  2. Dana Otsus Papua 4.777,07
  3. Dana Otsus Papua Barat 2.047,32
2. Dana Tambahan Infrastruktur 2.500,00
  1. Papua 2.000,00
  2. Papua Barat 500,00
B. Dana Keistimewaan DIY 523,88
C. Dana Penyesuaian 87.948,65
 1 Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1.853,60
 2 Tunjangan Profesi Guru PNSD 60.540,70
3 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 24.074,70
4 Dana Insentif Daerah (DID) 1.387,80
5 Dana P2D2 91,85
Total Dana Penyesuaian 104.621,30
8
Deskripsi APBD

Badan Kebijakan Fiskal


TREN PENDAPATAN DAERAH TA 2008-2013
700.00 683.30
• Pendapatan daerah
setiap tahunnya
600.00 577.05
semakin meningkat;
Triliun Rupiah

• Pendapatan terbesar
500.00 479.10
berasal dari dana
403.04 transfer;
381.47
400.00
347.12 • PAD merupakan
komponen terkecil
300.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
dari pendapatan.

100% 3.83 4.66 5.81 5.08 5.63 5.56

75%
Persentase

80.61 78.89 76.36 76.05 74.83 73.90


Lainnya
50%
Transfer
PAD

25%

15.55 16.45 17.83 18.87 19.54 20.54


0%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 10
PROPORSI PENDAPATAN PROVINSI DAN KAB./KOTA
TA 2008-2013
100% 4.97
0.29 1.51 1.51 0.96 2.78 2.68
5.72 7.27 6.44 6.75 6.74
90%

80%
48.97
55.94 54.17 52.23 51.09 50.63
70%

60%
Persentase

88.57 87.19 85.00 84.15 83.40


50% 84.58

40%

30%
50.07 46.69
43.77 44.32 46.26 46.12
20%

10%
6.45 7.08 8.15 8.55 9.09 9.87
0%

PAD Transfer Lainnya

• Rasio pendapatan terbesar untuk kab./kota bersumber dari dana transfer;


• Komposisi PAD untuk kab./kota meningkat setiap tahunnya, berkisar 6-10%;
• Rasio pendapatan provinsi dari dana tranfer secara umum semakin menurun, dan cukup
11
berimbang dibandingkan dengan PAD;
SUMMARY
• Penerimaan APBN terbesar berasal dari penerimaan
perpajakan;
• Sebesar 31,7% belanja APBN merupakan transfer ke
daerah;
• Tingkat ketergantungan APBD terhadap APBN tinggi
diatas 50%;
• Belanja APBD untuk Provinsi tertinggi adalah Belanja
Lainnya (Hibah, Bansos, dll);
• Belanja APBD untuk Kab./Kota tertinggi terletak pada
Belanja Pegawai.
12
PMK 132/PMK.03/2013

Dengan fungsi pajak yang menjadi penopang utama


APBN dan APBD, khusus untuk mengamankan
penerimaan pajak pusat, telah ditetapkan PMK
Nomor 132/PMK. 03/2013 tentang Rincian Jenis
Data dan Informasi serta Tata Cara Penyampaian
Data dan Informasi yang Berkaitan dengan
perpajakan

13
Badan Kebijakan Fiskal
APBD (REKAPITULASI se wil Kanwil Jabar II)
TAHUN 2014

Persentase
Total APBD
Uraian terhadap
Kab/Kota di wil Kanwil Jabar II
Pendapatan
Pendapatan 24.674.476 100,0%
PAD 5.568.982 22,6%
Pajak daerah 3.399.784 13,8%
Retribusi daerah  918.168 3,7%
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan 146.645 0,6%
Lain-lain PAD yang sah 1.104.387 4,5%

Dana Perimbangan 15.163.978 61,5%


DBH 1.691.826 6,9%
DAU 12.613.765 51,1%
DAK 858.388 3,5%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.941.515 16,0%
Hibah 19.535 0,1%
Dana darurat  - 0,0%
Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan
Pemda lainnya Dana
2.128.267 Perimbangan menyumbang
8,6%
Dana penyesuaian dan otonomi khusus 1.624.693 6,6%
61,5% dari Total Pendapatan Daerah
Bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemda
lainnya 166.191 0,7%
Lain-lain 2.830 0,0%
Dasar Hukum
Pasal 35A UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
1 Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

PP NOMOR 31 TH 2012 TENTANG PEMBERIAN DAN


2
PENGHIMPUNAN DATA DAN INFORMASI YANG BERKAITAN
DENGAN PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 95/PMK.03/2013


3 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PMK NOMOR
16/PMK.03/2013 TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI
SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN DATA DAN INFORMASI YANG
BERKAITAN DENGAN PERPAJAKAN
Data dan
Informasi ?
Psl 1 (2) PP 31 Thn 2012

Data dan Informasi adalah kumpulan


angka, huruf, kata, dan/atau citra, yang
bentuknya dapat berupa surat, dokumen,
buku, atau catatan serta keterangan
tertulis, yang dapat memberikan petunjuk
mengenai penghasilan dan/atau
kekayaan/harta orang pribadi atau badan,
termasuk kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas orang pribadi atau badan
 Instansi - I
a. kementerian
b. lembaga pemerintah non kementerian
c. instansi pada pemerintah provinsi
d.
e.
instansi pada pemerintah kabupaten/kota
instansi pemerintah lainnya I–L–A-
 Lembaga - L
a.
b.
lembaga negara
lembaga pada pemerintah provinsi
P YANG WAJIB
c. lembaga pada pemerintah kabupaten/kota MENYERAHKAN DATA
d. lembaga pemerintah lainnya dan
e. lembaga non pemerintah

Asosiasi - A
a. kamar dagang dan industri
b. himpunan bank-bank milik negara
c. perhimpunan bank-bank umum nasional
d. ikatan akuntan publik Indonesia
e. asosiasi pengusaha Indonesia
f. gabungan industri kendaraan bermotor Indonesia
g. himpunan pengusaha muda Indonesia Jenis dan Rincian Data tercantum dalam
h. ikatan konsultan pajak Indonesia Lampiran PMK -132/PMK.03/2013
i.
Psl 3 (3) PP 31 Thn 2012
gabungan pengusaha ekspor Indonesia
j. asosiasi pengusaha ritel Indonesia


Pihak Lain - P
Data dan informasi dari Pemerintah
Daerah
Pemerintah Daerah Provinsi
a. data kepemilikan kendaraan bermotor

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


a. data kepemilikan hotel/penginapan
b. data kepemilikan restoran
c. data usaha hiburan
d. data surat izin usaha
e. data BPHTB
f. data IMB
Jenis dan Cara Penyampaiannya Data

Cara Penyampaian Data :


1. secara online
2. Secara manual

Bentuk Data:
3. Elektronik (softcopy)
4. Hardcopy

Data pertama kali dikirim ke Kanwil


Jawa Barat II paling lambat 15 Maret
2014
sesuai PMK -132/PMK.03/2013
DATA BERIKUTNYA DISAMPAIKAN PER SEMESTER SESUAI KONDISI
TERAKHIR

Pimpinan dari Instansi Pemerintah, Lembaga, asosiasi, dan pihak lain wajib data
dan Informasi dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkan PMK
Kondisi dan Permalasahan Penyampaian Data dan Informasi dari ILAP
(Instansi, Lembaga, Asosiasi dan Pihak Lain):
1. Data dan Informasi belum atau hanya sebagian yang disampaikan oleh ILAP
(terdapat beberapa Dinas/Badan di pemda yang belum menyampaikan data dan
informasi)

2. Penyampaian data dan Informasi terlambat dari batas waktu yang ditentukan dalam
PMK-132/PMK.03/2013 yaitu untuk pertama kali tanggal 15 Maret 2014.

3. Data yang disampaikan oleh ILAP dalam bentuk hard copy

4. Kelengakapan informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan Jenis Informasi yang
dipersyaratkan dalam PMK-132/PMK.03/2013, misalnya data kendaraan tidak
mencantumkan alamat pemiliknya, dsb.

5. Data yang disampaikan tidak up to date atau merupakan data lama. Misalnya Data
IMB yang diberikan IMB tahun 2011 ke bawah.

6. Data yang ada sebagian besar tidak ada NPWP nya sehingga penggunaan data lebih
lanjut masih memerlukan proses matching data dengan database NPWP master file.
Contoh Kelemahan data Yang Dikirim
Data Izin Mendirikan Bangunan – FORMAT STANDAR SESUAI PMK-132

Tanggal Nama Alamat NPWP KPP Cab Jumlah Status


No No Izin Izin Pemohon Pemohon Pemohon Pemohon Pemohon Lokasi Luas Lantai Fungsi Tanah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
                         
                         

Data Izin Mendirikan Bangunan – DATA YANG DIKIRM KE DJP

Nama Alamat
No No Izin Tanggal Izin Pemohon Pemohon Lokasi Luas Jumlah Lantai Fungsi Status Tanah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
                   
                   

NPWP TIDAK ADA

Perlu penambahan NPWP dengan cara:


- Menambah persyaratan NPWP yang Valid dalam permohonan IMB
- Menambahkan jenis data dalam database IMB atau perijinan lainnya
- Merekam NPWP dalam database perijinan/BPPT
SOLUSI DAN TINDAK LANJUT :

1. Perlu penunjukan pejabat tertentu yang diberikan wewenang


menyampaikan data, supaya komunikasi antara pihak DJP dan pihak
Pemda lebih mudah. Misalnya petugas yang dihubungi oleh Kanwil
dapat langsung ke yang bersangkutan. Mohon agar dapat diberikan
nama petugas yang bersangkutan, misalnya melekat pada jabatan.

2. Pembuatan SOP /Tata Cara Penyampaian data dan informasi oleh


masing-masing instansi ke DJP supaya diperjelas prosedur teknisnya.

3. Proses penyampaian data oleh pemda harus up to date sesuai saat


terakhir data tersebut disajikan.

4. Penyampaian data lebih baik dalam bentuk digital dengan format


minimal excel, atau kalau cukup besar bisa dalam bentuk database.
SOLUSI DAN TINDAK LANJUT :
5. Penambahan data NPWP dalam setiap jenis data dalam database yang
ada di pemda untuk memudahkan matching data

6. Penambahan persyaratan dalam pemberian ijin pada instasi pemda


terutama BPPT/Perijinan Terpadu untuk mempunyai NPWP yang valid,
nanti KPP akan memberikan validasi kebenaran data NPWP yang ada.
(Bukan NPWPD). Alasannya adalah validitas data NPWP menjadi kunci
bagi penggunaan data tersebut.

7. Perlunya diberikan wawasan bahwa keperluan data dan informasi ini


adalah kewajiban seluruh ILAP sesuai PP 31/2012, bukan merupakan hak
atau hanya asal asalan saja. Hal berguna untuk meningkatkan penerimaan
negara, mengingat penerimaan daerah saat ini 60% berasal dari dana
transfer pusat ke daerah.
SOLUSI DAN TINDAK LANJUT :

8. Validitas data dan informasi yang ada sangat mempengaruhi DJP


untuk mendeteksi secara cepat dan akurat terhadap kemungkinan
ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.

9. Bagi Pemda yang belum menyampaikan data agar segera


menyampaikan data dan informasi ke KPP atau Kanwil.
Sanksi Pidana - Pasal
41C
Tidak memenuhi kewajiban
Setiap orang yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban


pejabat dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi yang
diminta oleh Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat
(2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau denda
paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Sanksi Pidana
(lanjutan…)
Penyalahgunaan data dan informasi

Setiap orang yang dengan sengaja


menyalahgunakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian kepada negara
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Register Pencarian Data

Dimohon kepada KPP untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah


yang belum memberikan respon
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR 35 TAHUN 2013
TENTANG PENDAFTARAN WAJIB PAJAK CABANG/LOKASI BAGI PELAKU
USAHA YANG MELAKUKAN USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN
DI JAWA BARAT

BAB II Pasal 2
 
Pelaku usaha yang melakukan usaha dan/atau pekerjaan atau profesi di Daerah,
wajib memiliki NPWP yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
setempat
Pelaku usaha dan/atau pekerjaan atau profesi dan pemenang lelang pelaksana
pengadaan barang dan jasa yang bertempat tinggal atau berkedudukan di Daerah,
dan yang memiliki NPWP domisili di luar Daerah, wajib mendaftarkan diri sebagai
Wajib Pajak Cabang di tempat kegiatan yang bersangkutan
 
 
Pasal 3
 
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, merupakan pedoman bagi
Instansi yang menangani perizinan, OPD Pengguna Barang dan Jasa yang
melaksanakan pengadaan barang dan jasa, serta bagi LPSE dan ULP, dalam
menentukan :
a. kelengkapan persyaratan dalam penerbitan dan perpanjangan izin;
b. kelengkapan persyaratan pemenang pengadaan barang dan/atau jasa; dan
c. kelengkapan persyaratan bagi pemenang lelang
 
Pasal 4
1. Pelaku usaha sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan PPh Pasal
21 terhadap penghasilan Pegawai tetap, Pegawai tidak tetap dan penerima
penghasilan bukan Pegawai.
2. Pelaku usaha yang akan melakukan perpanjangan izin usaha, wajib memiliki
NPWP Cabang.
 
Pasal 5
Bendahara Pengeluaran pada OPD sebagai Pemungut PPh Pasal 21, wajib
memeriksa NPWP Cabang sebagai kelengkapan persyaratan pembayaran atas
hasil pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
ISU PENTING
Realisasi PPh Pasal 21 dan PPh WPOPDN
mempengaruhi pendapatan daerah terkait dana bagi
hasil yang diperoleh. Hal ini perlu mendapat perhatian
khusus pemerintah daerah untuk mencegah wajib
pajak lokasi melakukan pembayaran
mengatasnamakan wajib pajak domisili.
Bagi DJP, hal ini tidak berpengaruh namun akan
sangat disayangkan bagi daerah yang “memiliki”
wajib pajak tersebut karena berakibat berkurangnya
bagi hasil.
PENGERTIAN WP LOKASI ADALAH PADA KODE KPP
DAN KODE CABANGNYA

Kode
Unit
403
Unit Kerja

PRATAMA CIBINONG
00.000.000.0-XXX.001
404 PRATAMA BOGOR
407 PRATAMA BEKASI UTARA
408 PRATAMA KARAWANG UTARA
412 PRATAMA DEPOK
413 PRATAMA CIKARANG SELATAN
414 PRATAMA CIKARANG UTARA
426 PRATAMA CIREBON
431 MADYA BEKASI
432 PRATAMA BEKASI SELATAN
433
434
PRATAMA KARAWANG SELATAN
PRATAMA CIAWI
3 ANGKA DIGIT KE-10 MERUPAKAN KODE KPP YANG
435 PRATAMA CIBITUNG MEMPENGARUHI ALOKASI BAGI HASIL PAJAK
436 PRATAMA CILEUNGSI
437 PRATAMA INDRAMAYU
438 PRATAMA KUNINGAN
439 PRATAMA SUBANG
SOLUSI PENINGKATAN BAGI HASIL PAJAK
1. Menerbitkan peraturan bupati atau walikota sebagai petunjuk teknis atau juklak
pelaksanaannya
2. Membuat SOP/Tata Cara yang mewajibkan semua prosedur perijinan yang
melalui Pelayanan Terpadu untuk mendaftarkan NPWP Lokasi atau Cabang
3. Merubah semua persyaratan yang ada di setiap kabupaten/kota agar
mewajibkan melakukan pendaftaran NPWP Lokasi
4. Menghubungi KPP di masing-masing Kabupaten/Kota untuk
mengkoordinasikan pendaftaran NPWP dan PKP
5. Membuat peraturan pelaksanaan agar setiap pelaksanaan lelang/tender bagi
pemenang lelang agar mempunyai NPWP Lokasi/Cabang
6. Mewajibkan semua kontrak pengadaan barang atau jasa menggunakan NPWP
Lokasi atau Cabang
7. Mewajibkan semua pembayaran PPH dan PPN dalam setiap pengadaan
barang dan jasa menggunakan NPWP Lokasi atau Cabang.
TERIMA KASIH
KANTOR WILAYAH DJP JAWA BARAT II
JALAN JENDERAL AHMAD YANI NO. 5 BEKASI 17141
TELEPON (021) 88963315; FAKSIMILE (021)-88958469

Anda mungkin juga menyukai