Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN

FISKAL
Mata Kuliah:
Pengantar Ilmu Ekonomi

Fiqih Maria Rabiatul Hariroh.,S.E.,M.M


Pengertian Kebijakan fiskal
Apa itu kebijakan fiskal? 
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk
mengelola atau mengarahkan perekonomian ke arah kondisi yang lebih baik
atau keadaan yang diinginkan dengan cara mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.

Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, walaupun tujuannya


sama memperbaiki perekonomian. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mengatur
perekonomian dengan mengelola pendapatan dan pengeluaran negara melalui
tingkat pengaturan pajak dan belanja negara, sedangkan kebijakan moneter
adalah kebijakan untuk mengatur perekonomian dengan mengatur jumlah uang
beredar dan tingkat suku bunga.

Kebijakan Fiskal adalah cara pemerintah menyesuaikan tingkat pengeluaran


dan tarif pajaknya untuk memantau dan mempengaruhi perekonomian suatu
negara
Tujuan dan Fungsi Kebijakan Fiskal
 Tujuan kebijakan fiskal;
1. Mencapai kestabilan perekonomian nasional.
2. Memacu pertumbuhan ekonomi.
3. Mendorong laju investasi.
4. Membuka kesempatan kerja yang luas.
5. Mewujudkan keadilan sosial.
6. Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan.
7. Mengurangi pengangguran.
8. Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari
inflasi.
 Fungsi kebijakan fiskal
1. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya.
2. Mengoptimalkan Aktivitas Investasi.
Jenis Kebijakan Fiskal
Ada dua jenis utama kebijakan fiskal: ekspansif dan kontraktif.
Berikut adalah penjelasannya :
1. Kebijakan fiskal ekspansif, dirancang untuk merangsang
ekonomi, paling sering digunakan selama masa resesi, saat-saat
pengangguran tinggi atau periode siklus bisnis rendah
lainnya.Kebijakan Ini mengharuskan pemerintah membelanjakan
lebih banyak uang, menurunkan pajak, atau melakukan keduanya.
Tujuannya adalah untuk menempatkan lebih banyak uang di
tangan konsumen sehingga mereka membelanjakan lebih banyak
dan merangsang ekonomi.
2. Kebijakan fiskal kontraksional digunakan untuk memperlambat
pertumbuhan ekonomi, seperti ketika inflasi tumbuh terlalu cepat.
Kebalikan dari kebijakan fiskal ekspansif, kebijakan fiskal
kontraktif meningkatkan pajak dan memotong pengeluaran.
Macam-macam Komponen
Kebijakan Fiskal
Ada empat komponen utama dari Kebijakan Fiskal adalah sebagai
berikut:
1. Kebijakan Perpajakan
Pemerintah mendapat pemasukan dari pajak langsung dan tidak
langsung. Melalui kebijakan fiskalnya, pemerintah bertujuan untuk
menjaga sebanyak mungkin pajak progresif. Lebih lanjut, keputusan
perpajakan sangat penting bagi ekonomi karena dua alasan:
• Tarif pajak yang lebih tinggi dari biasanya akan mengurangi daya
beli orang dan akan menyebabkan penurunan investasi dan produksi.
• Tarif pajak yang lebih rendah dari biasanya akan membuat orang-
orang membelanjakan uangnya dan ini akan menyebabkan inflasi.
Dengan demikian, pemerintah harus membuat keseimbangan dan
menerapkan tarif pajak yang benar untuk perekonomian.
Macam-macam Komponen
Kebijakan Fiskal
2. Kebijakan Pengeluaran
Kebijakan pengeluaran pemerintah berurusan dengan
pendapatan dan belanja modal. Pengeluaran ini dilakukan pada
bidang-bidang pembangunan seperti pendidikan, kesehatan,
infrastruktur, dll. Dan pengeluaran negarapun untuk membayar
utang,  bunga internal dan eksternal atas utang-utang.
Anggaran pemerintah adalah instrumen paling penting yang
mewujudkan kebijakan pengeluaran pemerintah. Anggaran
tersebut juga digunakan untuk pembiayaan defisit yaitu mengisi
kesenjangan antara belanja Pemerintah dan pendapatan.
Macam-macam Komponen
Kebijakan Fiskal
3. Kebijakan Investasi dan Disinvestasi
Tingkat optimal investasi domestik maupun asing diperlukan
untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dalam beberapa
tahun terakhir, Arus modal internasional atau FDI telah
meningkat secara dramatis dan telah menjadi alat untuk
mengintegrasikan ekonomi domestik dengan ekonomi global.
4. Pengelolaan Utang / Surplus
Jika pemerintah menerima lebih dari yang dihabiskan, itu
disebut surplus. Namun jika pemerintah membelanjakan lebih
dari pendapatan, maka itu disebut defisit. Untuk membiayai
defisit, pemerintah harus meminjam dari sumber-sumber
domestik atau asing. Opsi lain yang dapat diambil adalah
mencetak uang untuk pembiayaan defisit
10 Peran Kebijakan Fiskal Dalam
Perekonomian
Selain dijelaskan pada tujuan kebijakan fiskal, ada beberapa peran dari
kebijakan fiskal dalam perekonomian negara;
1. Menurunkan Tingkat Inflasi
Dalam rangka menurunkan tingkat inflasi, pemerintah bisa mengambil peran
kebijakan fiskal dengan cara memperkecil pengeluaran pemerintah.
2. Menanggulangi Inflasi
Dalam menanggulangi inflasi, kebijakan fiskal membantu dalam penerapan
pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi. Hal ini
dilakukan karena pajak tersebut menyedot sebagian besar pendapatan dari uang
yang dihasilkan pajak inflasi.
3. Meningkatkan Produk Domestik Bruto
Dalam peran meningkatkan produk domestik bruto, kebijakan fiskal bisa
dijalankan dengan cara memperbesar pengeluaran pemerintah. Pemerintah
dapat menjalankan proyek pembangunan yang didanai oleh APBN. Dengan
cara tersebut, nantinya akan ada permintaan barang dana jasa, hal itu akan
mendorong produksi masyarakat atas barang dan jasa.
10 Peran Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian
4. Mengurangi Tingkat Pengangguran
Peran kebijakan fiskal untuk mengurangi tingkat pengangguran ialah dengan cara memperbesar
pengeluaran dan transfer pemerintah. Memperbesar pengeluaran maksudnya, pemerintah
menjalankan proyek-proyek pembangunan sebagai langkah membuka lapangan pekerjaan.
Dalam menjalankan proyek, pemerintah pasti membutuhkan tenaga kerja, sehingga
pengangguran dapat teratasi. Untuk memperbesar transfer pemerintah, perlu adanya subsidi atau
mengurangi pungutan pajak dari masyarakat.
5. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
`Peran kebijakan fiskal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat ialah dari memperbesar
pengeluaran pemerintah, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, jembatan, gedung
pemerintah, atau membelian peralatan militer, rumah sakit, perkantoran. Cara tersebut akan bisa
memberikan keuntungan kepada masyarakat dan dapat melibatkan tenaga kerja. Contohnya,
penyedia atau supplier alat militer, alat-alat rumah sakit, alat-alat perkantoran akan mendapatkan
keuntungan dari penjualan tersebut. Dari proyek pembangunan, pemerintah juga membutuhkan
tenaga kerja, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
6. Meningkatkan Laju Investasi
Investasi merupakan proses perekonomian yang mampu menolong keuangan negara dan
masyarakat. Kebijakan fiskal juga memiliki peran dalam meningkatkan laju investasi. Kebijakan
fiskal mendorong dan memacu atau menghambat investasi di sektor swasta ataupun sektor
negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat berperan dalam mengatur bentuk investasi tertentu.
Dengan begitu pemerintah dapat mengatur bentuk investasi berencana public.
10 Peran Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian
7. Mendorong Investasi Optimal Secara Sosial
Kebijakan fiskal memiliki peran dalam mendorong dalam investasi optimal secara sosial.
Hal ini karena investasi sosial membutuhkan dana besar dan cepat yang menjadi
tanggungan Negara untuk memajukan pembentukan modal.
8. Meningkatkan stabilitas perekonomian di tengah ketidakstabilan internasional
Kebijakan fiskal memiliki peranan kunci dalam menjaga kestabilan internal ataupun
ekternal. Untuk mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis, kebijakan fiskal
mengatur pengelolaan eksport dan import.
9. Meningkatkan dan Mendistribusikan Pendapatan Nasional
Kebijakan fiskal juga berperan dalam pendistribusian pendapatan nasional. Cara yang
dilakukan pemerintah ialah dengan meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan
mengurangi tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Upaya tersebut dapat tercipta dengan
adanya investasi dari pemerintah berupa program pembangunan regional, sehingga dapat
mengimbangi perekonomian pemerintah.
10. Menyejahterakan Masyarakat
Di dalam kebijakan fiskal memang ditentukan oleh keterlibatan pemerintah dan peran
yang paling utam ialah Negara. Pemerintah tentu saja membutuhkan kebijakan fiskal
untuk membuat rakyat sejahtera. Dalam menyejahterakan masyarakat, pemerintah
mengatur perekonomian berupa pengeluaran, pajak, perbelanjaan dan hutang agar lebih
stabil. Dari dana APBN dapat mengatur pertumbuhan ekonomi seperti mengatasi inflansi.
Pajak
Dalam bagian ini kita memberikan perhatian yang cukup
besar tentang konsep pajak. Tujuannya adalah untuk
memperdalam pemahaman tentang kebijakan fiskal dan
pengaruhnya terhadap keseimbangan perekonomian.
Secara hukum, pajak didefinisikan sebagai iuran wajib
kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal
(berdasarkan UU), sehingga pemerintah mempunyai kekuatan
hukum (misalnya denda atau penjara) untuk menindak wajib
pajak yang tidak memenuhi kewajibannya.
Secara ekonomi, pajak didefinisikan sebagai pemindahan
sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan ke
sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib
memberi balas jasa langsung.
Klasifikasi Pajak
1. Pajak Objektif
Pajak Objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas
ekonomi para wajib pajak. Misalnya, pajak pertambahan nilai
(PPN) dikenakan kepada mereka yang membeli barang dan jasa
kena pajak.
2. Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat
kemampuan wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak
makin besar, beban pajaknya makin besar. Salah satu indikator
yang digunakan adalah pendapatan (PPh) Pajak pendapatan atau
pajak penghasilan. Bila pendapatan makin besar, beban pajaknya
makin besar. Tetapi jika pendapatan seseorang masih dibawah
pendapatan tidak kena pajak (PTKP), maka orang tersebut tidak
perlu membayar PPh.
Klasifikasi Pajak
3. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak
dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Contoh pajak
langsung di Indonesia adalah pajak penghasilan (PPh) serta pajak
bumi dan bangunan (PBB).
2. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya
dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Contoh; pajak
penjualan, yang dalam konteks Indonesia dikenal sebagai PPn
dan PPnBM. Pajak ini disebut pajak tidak langsung sebab yang
dikenakan pajak adalah produsen, maka produsen dapat
menggeser sebagian atau seluruh beban pajaknya kepada
konsumen.
Fungsi Pajak
1. Fungsi Anggaran (budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber penerimaan kas negara. Pajak yang
dikumpulkan dari masyarakat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Jadi,
semakin banyak masyarakat yang membayar pajak, maka semakin besar pula
pendapatannya.
2. Fungsi Alokasi
Fungsi ini menekankan bahwa pajak harus digunakan untuk mendanai atau
menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya untuk
pembangunan sarana dan prasarana atau bahkan membangun sebuah infrasutruktur.
3. Fungsi Distribusi atau pemerataan
Dalam fungsi ini, pajak digunakan untuk pembangunan ekonomi. Artinya,
dengan pendistribusian pajak secara merata diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup
masyarakat.
4. Fungsi Pengatur/Regulasi
Dalam fungsi ini, pajak digunakan sebagai pelindung produksi dalam negeri.
Misalnya, pemerintah menetapkan bea masuk terhadap barang ekspor sehingga barang
tersebut menjadi lebih mahal dibanding produk dalam negeri. Bea masuk tsb itu masuk ke
dalam kas negara.
Manfaat Pajak
Manfaat pajak itu sendiri secara umum ada 4, yaitu;
1. membiayai pengeluaran negara yang bersifat self
liquiditing (memberika keuntungan) seperti proyek
produktif barang ekspor;
2. membiayai pengeluaran umum seperti pembangunan
fasilitas umum yang bisa dinikmati masyarakat;
3. membiayai pengeluaran produktif seperti penyaluran
bantuan bagi nelayan dan petani; dan
4. membiayai pengeluaran tidak produktif seperti
mendanai pembelian senjata perang untuk tentara.
Tarif Pajak
Berdasarkan sifatnya, pajak dibagi menjadi 4 kelompok;
1. Tarif pajak proporsional (sebanding). 
Tarif pajak ini memakai persentase yang tetap untuk setiap dasar
pengenaan pajak.
2. Tarif pajak tetap (konstan).
Tarif pajak ini artinya tetap, tidak ada perubahaan pada setiap dasar
pengenaan pajak alias besar/jumlah yang dibayarkan itu sama.
3. Tarif pajak degresif (menurun).
Tarif pajak ini menggunakan persentase yang menurun setiap dasar
pengenaan pajaknya.
4. Tarif pajak progresif.
Seperti yang sudah dijelaskan dengan contoh pengenaan tarif pajak
kendaraan bahwa persentase pajaknya meningkat untuk setiap dasar
pengenaan objek pajak
Peran Pajak Dalam Kebijakan Fiskal
Pajak merupakan bagian yang tak terpisahkan pada kebijakan fiskal. Pasalnya,
pajak merupakan kontributor terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Selain itu, pajak merupakan instrumen fiskal yang sangat efektif
dalam mengarahkan perekonomian.
Ketika penerimaan negara dari sektor pajak tinggi, maka pemerintah akan mampu
mengalokasikannya ke beberapa program strategis. Program-program
pembangunan infrastruktur serta alokasi subsidi pada beberapa sektor strategis
nasional juga sangat bergantung dari penerimaan negara, salah satunya dari pajak.
Lewat alokasi yang tepat maka kebijakan fiskal akan mampu memenuhi tujuan-
tujuan yang ditetapkan, seperti menciptakan keadilan sosial serta mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Contoh nyata peran pajak dalam kebijakan fiskal adalah pada 2009 silam. Saat itu,
dalam merespon kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, pemerintah
mengambil keputusan memberlakukan insentif pajak, misalnya penurunan tarif
Pajak Penghasilan (PPh), pajak yang ditanggung pemerintah serta meningkatkan
besaran penghasilan tidak kena pajak.
Lewat kebijakan perpajakan ini, daya beli masyarakat tetap stabil dan membuat
konsumsi masyarakat tetap tumbuh. Ketika konsumsi di masyarakat tetap tumbuh
maka kegiatan ekonomi tidak berjalan stagnan.
Pengaruh pajak terhadap distribusi
pendapatan
Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam
penggunaan faktor produksi, yaitu penggunaan yang seharusnya
dapat menghasilkan produksi yang maksimum menuju ke arah
penggunaan yang menghasilkan produksi yang lebih sedikit.
Oleh karenanya pajak yang dikenakan jangan sampai
mengakibatkan adanya penyimpangan penggunaan faktor-faktor
produksi.
Pajak yang dapat mengakibatkan adanya penyimpangan
dalam penggunaan faktor-faktor produksi terutama adalah pajak
yang dikenakan terhadap keuntungan-keuntungan yang tidak
diharapkan, peningkatan nilai tanah dan lain-lain.
Dampak Pungutan Pajak Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
Dampak langsung dari pungutan pajak adalah pada
pendapatan disposibel. Pendapatan disposibel adalah pendapatan
pribadi dikurangi dengan pajak. Pendapatan disposibel
merupaan pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk konsumsi.
Ketika pajak dinaikkan, pendapatan disposibel menurun.
Kemudian konsumsi menjadi turun pula dan berdampak pada
turunnya pendapatan nasional equilibrium.
Demikian pula, jika pajak diturunkan, maka konsumsi akan
naik dan hal tersebut, komponen konsumsi berpengaruh terhadap
naiknya pendapatan nasional. Hal ini dengan asumsi bahwa
komponen lain yang berpengaruh terhadap pendapatan nasional
tidak berubah.
Dampak Pungutan Pajak Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
Identitas perhitungan pendapatan nasional yang paling
umum dapat dirumuskan sbb;
Y = C + I + G + (X-M)
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pembelian oleh Pemerintah
X-M = Total bersih ekspor atau ekspor netto (selisih
antara nilai ekspor dan impor)
Notasi X untuk Ekspor dan M untuk Impor
Y = GDP atau Pendapatan Nasional
Pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan
Pengaruh pajak terhadap konsumsi yaitu pajak dapat mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang, semakin besar pajak yang dikenakan atas konsumsi
misalnya pembelian barang-barang mewah yang dikenai pajak, maka akan
semakin menurun tingkat seseorang untuk mengkonsumsi produks tersebut
begitu juga sebaliknya, semakin kecil pajak yang dikenakan atas barang-barang
konsumsi maka akan semakin meningkat konsumsi masyarakat tersebut.

Fungsi Konsumsi sebelum dikenakan Fungsi Konsumsi setelah dikenakan


pajak: pajak:
C = C0 + b.Y C = C0 + b.Yd atau C= C0+b(Y-T)
Ket: Ket:
C = Konsumsi C = Konsumsi
C0 = Konsumsi Otonom, Saat Y=0 C0 = Konsumsi Otonom, Saat Y=0
b = MPC (Marginal Propensity to b = MPC (Marginal Propensity to
Consume) Consume)
Y = Pendapatan Nasional Y = Pendapatan Nasional
T = Pajak
Pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan
Pengaruh pajak terhadap tabungan yaitu jika tingkat
konsumsi masyarakat meningkat karena pajak, maka nilai
tabungan masyarakat akan menurun, dan sebaliknya jika nilai
pajak meningkat atas barang konsumsi dan tingkat konsumsi
menurun maka nilai tabungan masyarakat juga akan meningkat.

Fungsi Tabungan sebelum dikenakan


Fungsi Tabungan setelah dikenakan
pajak:
pajak:
Y=C+S
S = -Co + (1+b).Y
S=Y-C
ST = -Co+ (1+b).(Y-T)
S = Y - Co - b.Y
S = -Co + Y – b.Y
S = -Co + (1+b).Y
Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak
Pada Perekonomian
1. Suatu perekonomian masyarakat memiliki fungsi konsumsi C = 200 +
0,75Yd dan memiliki Investasi I=200 sedangkan penerimaan pemerintah dari
pajak T adalah 600 dan pengeluaran pemerintah G sebesar 600. tentukan fungsi
konsumsi, tabungan, pendapatan nasional keseimbangan setelah dan sebelum
pajak. Satuan uang dalam triliun rupiah, Yd adalah pendapatan disposibel.

Fungsi Konsumsi sebelum Fungsi Tabungan sebelum


dikenakan pajak: dikenakan pajak:
C = C0 + b.Y Y=C+S
C = 200 + 0,75Yd S = 200 + 0,75Y substitusikan ke
Atau rumus tabungan berikut;
C = 200 +0,75(Y-T) S = Y-C
Sebelum ada pajak T=0 S = Y – (200 + 0,75Y )
jadi., C = 200+0,75Y Jadi, S = 0,25 -200
Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian

Pendapatan Nasional Keseimbangan Sebeum Pajak


Substitusikan Fungsi Konsumsi C dan I dan G ke rumus berikut;
Y= C + I + G
Y = 200 +0,75Y + 200 + 600
Y = 1000 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 1000
0,25Y = 1000
Y= 1000/0,25
Y = 4000
Jadi, besarnya pendapatan nasional keseimbangan sebelum pajak
adalah 4000 triliun rupiah.
Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian

Konsumsi keseimbangan sebelum pajak


Substitusikan Y = 4000 ke rumus fungsi konsumsi
C = 200 + 0,75Y
C = 200 + 0,75(4000)
C = 200 + 3000
C = 3200
Jadi, besar konsumsi sebelum pajak saat pendapatan nasional keseimbangan
adalah 3200 triliun rupiah.
Tabungan keseimbangan sebelum pajak
Substitusikan Y = 4000 ke rumus fungsi tabungan
S = 0,25Y – 200
S = 0,25(4000) – 200
S = 800
Jadi, besar tabungan sebelum pajak saat pendapatan nasional keseimbangan
adalah 800 triliun rupiah.
Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian
Pajak atau tax pada dasarnya adalah daya beli masyarakat berupa uang yang
diserahkan kepada pemerintah G. dengan demikian pajak akan mempengaruhi
nilai konsumsi C, tabungan S dan pendapatan nasional keseimbangan Y

Fungsi Konsumsi setelah Fungsi Tabungan setelah dikenakan


dikenakan pajak: pajak:

C = C0+b(Y-T) C = -250 + 0,75Y substitusikan ke


C = 200 + 0,75(Y-T) rumus tabungan berikut;
C = 200 + 0,75 (Y-600)
S=Y–C
C = 200 + 0,75Y – 450 S = Y – (-250 + 0,75Y )
C = -250 + 0,75Y S = 0,25Y + 250
Pengaruh Pajak Terhadap Pendapatan Nasional Keseimbangan

Jika pajak diberlakukan terhadap perekonomian, maka analisis


perekonomian harus memperhitungkan nilai pengeluaran
pemerintah G sebesar 600 dan investasi I sebesar 200. sehingga
pendapatan nasional keseimbangan dapat dituliskan sbb;

Y=C+I+G
Y = -250 + 0,75Y + 200 + 600
Y = -550 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 550
0,25Y = 550
Y = 2200

Jadi, besarnya pendapatan nasional keseimbangan setelah adanya


pungutan pajak adalah 2200 triliun rupiah.
Pengaruh Pajak terhadap Konsumsi

Substitusikan Y = 2200 ke rumus fungsi konsumsi berikut;


C = -250 + 0,75Y
C = -250 + 0,75(2200)
C = -250 + 1650
C = 1400
Jadi, besar konsumsi setelah pajak saat pendapatan nasional
keseimbangan adalah 1400.

Dengan demikian, adanya pajak akan menurunkan daya beli


masayarakat. Artinya konsumsi masyarakat menurun setelah adanya
pungutan pajak. Konsumsi sebelum pajak C = 3200 dan setelah ada
pajak konsumsinya adalah C=1400 triliun rupiah. Penurunan konsumsi
akibat pajak adalah

∆C = 3200 – 1400 = 1800 triliun rupiah


Pengaruh Pajak terhadap Tabungan

Substitusikan Y = 2200 ke rumus fungsi konsumsi berikut;


S = 0,25Y + 250
S = 0,25(2200) + 250
S = 550 + 250
S = 800
Jadi, besar tabungan setelah pajak saat pendapatan nasional
keseimbangan adalah 800.
Multiplier Tax

Multiplier tax atau angka pengganda adalah suatu proses


terjadinya perubahan nilai pendapatan nasional ∆Y akibat adanya
perubahan pajak ∆T. Besarnya nilai koefisien miltiplier tax dapat
dinyatakan dengan menggunakan rumus;
kT = ∆Y/ ∆T atau kT = -b/(1-b)
Sehingga penmgaruh adanya perubahan pajak terhadap perubahan
pendapatan nasional dapat dinyatakan sbb;
∆Y = kT x ∆T atau ∆Y = -b/(1-b) x ∆T
B = MPC
Dari fungsi konsumsi diketahui bahwa b atau MPC adalah 0,75.
kT = -b/(1-b)
kT = -0,75/(1-0,75)
kT = -0,75/0,25 = -3
∆T = T2-T1
T1 = 0 karena sebelumnya tidak ada pajak, dengan
demikian
∆T = 600 – 0 = 600, substitusikan ke persamaan berikut;
∆Y = -3 x ∆T
∆Y = -3 x 600 = -1800

Jadi, besar perubahan pendapatan nasional keseimbangan setelah


pajak adalah 1800 triliun rupiah. Karena nilainya negative, maka
perubahannya adalah pengurangan dari pendapatan nasional
keseimbangan sebelum adanya pajak.

Anda mungkin juga menyukai