Pengertian Kebijakan fiskal Apa itu kebijakan fiskal? Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke arah kondisi yang lebih baik atau keadaan yang diinginkan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, walaupun tujuannya
sama memperbaiki perekonomian. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mengatur perekonomian dengan mengelola pendapatan dan pengeluaran negara melalui tingkat pengaturan pajak dan belanja negara, sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mengatur perekonomian dengan mengatur jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga.
Kebijakan Fiskal adalah cara pemerintah menyesuaikan tingkat pengeluaran
dan tarif pajaknya untuk memantau dan mempengaruhi perekonomian suatu negara Tujuan dan Fungsi Kebijakan Fiskal Tujuan kebijakan fiskal; 1. Mencapai kestabilan perekonomian nasional. 2. Memacu pertumbuhan ekonomi. 3. Mendorong laju investasi. 4. Membuka kesempatan kerja yang luas. 5. Mewujudkan keadilan sosial. 6. Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan. 7. Mengurangi pengangguran. 8. Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi. Fungsi kebijakan fiskal 1. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya. 2. Mengoptimalkan Aktivitas Investasi. Jenis Kebijakan Fiskal Ada dua jenis utama kebijakan fiskal: ekspansif dan kontraktif. Berikut adalah penjelasannya : 1. Kebijakan fiskal ekspansif, dirancang untuk merangsang ekonomi, paling sering digunakan selama masa resesi, saat-saat pengangguran tinggi atau periode siklus bisnis rendah lainnya.Kebijakan Ini mengharuskan pemerintah membelanjakan lebih banyak uang, menurunkan pajak, atau melakukan keduanya. Tujuannya adalah untuk menempatkan lebih banyak uang di tangan konsumen sehingga mereka membelanjakan lebih banyak dan merangsang ekonomi. 2. Kebijakan fiskal kontraksional digunakan untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi, seperti ketika inflasi tumbuh terlalu cepat. Kebalikan dari kebijakan fiskal ekspansif, kebijakan fiskal kontraktif meningkatkan pajak dan memotong pengeluaran. Macam-macam Komponen Kebijakan Fiskal Ada empat komponen utama dari Kebijakan Fiskal adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Perpajakan Pemerintah mendapat pemasukan dari pajak langsung dan tidak langsung. Melalui kebijakan fiskalnya, pemerintah bertujuan untuk menjaga sebanyak mungkin pajak progresif. Lebih lanjut, keputusan perpajakan sangat penting bagi ekonomi karena dua alasan: • Tarif pajak yang lebih tinggi dari biasanya akan mengurangi daya beli orang dan akan menyebabkan penurunan investasi dan produksi. • Tarif pajak yang lebih rendah dari biasanya akan membuat orang- orang membelanjakan uangnya dan ini akan menyebabkan inflasi. Dengan demikian, pemerintah harus membuat keseimbangan dan menerapkan tarif pajak yang benar untuk perekonomian. Macam-macam Komponen Kebijakan Fiskal 2. Kebijakan Pengeluaran Kebijakan pengeluaran pemerintah berurusan dengan pendapatan dan belanja modal. Pengeluaran ini dilakukan pada bidang-bidang pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll. Dan pengeluaran negarapun untuk membayar utang, bunga internal dan eksternal atas utang-utang. Anggaran pemerintah adalah instrumen paling penting yang mewujudkan kebijakan pengeluaran pemerintah. Anggaran tersebut juga digunakan untuk pembiayaan defisit yaitu mengisi kesenjangan antara belanja Pemerintah dan pendapatan. Macam-macam Komponen Kebijakan Fiskal 3. Kebijakan Investasi dan Disinvestasi Tingkat optimal investasi domestik maupun asing diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Arus modal internasional atau FDI telah meningkat secara dramatis dan telah menjadi alat untuk mengintegrasikan ekonomi domestik dengan ekonomi global. 4. Pengelolaan Utang / Surplus Jika pemerintah menerima lebih dari yang dihabiskan, itu disebut surplus. Namun jika pemerintah membelanjakan lebih dari pendapatan, maka itu disebut defisit. Untuk membiayai defisit, pemerintah harus meminjam dari sumber-sumber domestik atau asing. Opsi lain yang dapat diambil adalah mencetak uang untuk pembiayaan defisit 10 Peran Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian Selain dijelaskan pada tujuan kebijakan fiskal, ada beberapa peran dari kebijakan fiskal dalam perekonomian negara; 1. Menurunkan Tingkat Inflasi Dalam rangka menurunkan tingkat inflasi, pemerintah bisa mengambil peran kebijakan fiskal dengan cara memperkecil pengeluaran pemerintah. 2. Menanggulangi Inflasi Dalam menanggulangi inflasi, kebijakan fiskal membantu dalam penerapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi. Hal ini dilakukan karena pajak tersebut menyedot sebagian besar pendapatan dari uang yang dihasilkan pajak inflasi. 3. Meningkatkan Produk Domestik Bruto Dalam peran meningkatkan produk domestik bruto, kebijakan fiskal bisa dijalankan dengan cara memperbesar pengeluaran pemerintah. Pemerintah dapat menjalankan proyek pembangunan yang didanai oleh APBN. Dengan cara tersebut, nantinya akan ada permintaan barang dana jasa, hal itu akan mendorong produksi masyarakat atas barang dan jasa. 10 Peran Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian 4. Mengurangi Tingkat Pengangguran Peran kebijakan fiskal untuk mengurangi tingkat pengangguran ialah dengan cara memperbesar pengeluaran dan transfer pemerintah. Memperbesar pengeluaran maksudnya, pemerintah menjalankan proyek-proyek pembangunan sebagai langkah membuka lapangan pekerjaan. Dalam menjalankan proyek, pemerintah pasti membutuhkan tenaga kerja, sehingga pengangguran dapat teratasi. Untuk memperbesar transfer pemerintah, perlu adanya subsidi atau mengurangi pungutan pajak dari masyarakat. 5. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat `Peran kebijakan fiskal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat ialah dari memperbesar pengeluaran pemerintah, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, jembatan, gedung pemerintah, atau membelian peralatan militer, rumah sakit, perkantoran. Cara tersebut akan bisa memberikan keuntungan kepada masyarakat dan dapat melibatkan tenaga kerja. Contohnya, penyedia atau supplier alat militer, alat-alat rumah sakit, alat-alat perkantoran akan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. Dari proyek pembangunan, pemerintah juga membutuhkan tenaga kerja, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. 6. Meningkatkan Laju Investasi Investasi merupakan proses perekonomian yang mampu menolong keuangan negara dan masyarakat. Kebijakan fiskal juga memiliki peran dalam meningkatkan laju investasi. Kebijakan fiskal mendorong dan memacu atau menghambat investasi di sektor swasta ataupun sektor negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat berperan dalam mengatur bentuk investasi tertentu. Dengan begitu pemerintah dapat mengatur bentuk investasi berencana public. 10 Peran Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian 7. Mendorong Investasi Optimal Secara Sosial Kebijakan fiskal memiliki peran dalam mendorong dalam investasi optimal secara sosial. Hal ini karena investasi sosial membutuhkan dana besar dan cepat yang menjadi tanggungan Negara untuk memajukan pembentukan modal. 8. Meningkatkan stabilitas perekonomian di tengah ketidakstabilan internasional Kebijakan fiskal memiliki peranan kunci dalam menjaga kestabilan internal ataupun ekternal. Untuk mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis, kebijakan fiskal mengatur pengelolaan eksport dan import. 9. Meningkatkan dan Mendistribusikan Pendapatan Nasional Kebijakan fiskal juga berperan dalam pendistribusian pendapatan nasional. Cara yang dilakukan pemerintah ialah dengan meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Upaya tersebut dapat tercipta dengan adanya investasi dari pemerintah berupa program pembangunan regional, sehingga dapat mengimbangi perekonomian pemerintah. 10. Menyejahterakan Masyarakat Di dalam kebijakan fiskal memang ditentukan oleh keterlibatan pemerintah dan peran yang paling utam ialah Negara. Pemerintah tentu saja membutuhkan kebijakan fiskal untuk membuat rakyat sejahtera. Dalam menyejahterakan masyarakat, pemerintah mengatur perekonomian berupa pengeluaran, pajak, perbelanjaan dan hutang agar lebih stabil. Dari dana APBN dapat mengatur pertumbuhan ekonomi seperti mengatasi inflansi. Pajak Dalam bagian ini kita memberikan perhatian yang cukup besar tentang konsep pajak. Tujuannya adalah untuk memperdalam pemahaman tentang kebijakan fiskal dan pengaruhnya terhadap keseimbangan perekonomian. Secara hukum, pajak didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal (berdasarkan UU), sehingga pemerintah mempunyai kekuatan hukum (misalnya denda atau penjara) untuk menindak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya. Secara ekonomi, pajak didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan ke sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa langsung. Klasifikasi Pajak 1. Pajak Objektif Pajak Objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. Misalnya, pajak pertambahan nilai (PPN) dikenakan kepada mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak. 2. Pajak Subjektif Pajak subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak makin besar, beban pajaknya makin besar. Salah satu indikator yang digunakan adalah pendapatan (PPh) Pajak pendapatan atau pajak penghasilan. Bila pendapatan makin besar, beban pajaknya makin besar. Tetapi jika pendapatan seseorang masih dibawah pendapatan tidak kena pajak (PTKP), maka orang tersebut tidak perlu membayar PPh. Klasifikasi Pajak 3. Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Contoh pajak langsung di Indonesia adalah pajak penghasilan (PPh) serta pajak bumi dan bangunan (PBB). 2. Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Contoh; pajak penjualan, yang dalam konteks Indonesia dikenal sebagai PPn dan PPnBM. Pajak ini disebut pajak tidak langsung sebab yang dikenakan pajak adalah produsen, maka produsen dapat menggeser sebagian atau seluruh beban pajaknya kepada konsumen. Fungsi Pajak 1. Fungsi Anggaran (budgetair) Pajak berfungsi sebagai sumber penerimaan kas negara. Pajak yang dikumpulkan dari masyarakat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Jadi, semakin banyak masyarakat yang membayar pajak, maka semakin besar pula pendapatannya. 2. Fungsi Alokasi Fungsi ini menekankan bahwa pajak harus digunakan untuk mendanai atau menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya untuk pembangunan sarana dan prasarana atau bahkan membangun sebuah infrasutruktur. 3. Fungsi Distribusi atau pemerataan Dalam fungsi ini, pajak digunakan untuk pembangunan ekonomi. Artinya, dengan pendistribusian pajak secara merata diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat. 4. Fungsi Pengatur/Regulasi Dalam fungsi ini, pajak digunakan sebagai pelindung produksi dalam negeri. Misalnya, pemerintah menetapkan bea masuk terhadap barang ekspor sehingga barang tersebut menjadi lebih mahal dibanding produk dalam negeri. Bea masuk tsb itu masuk ke dalam kas negara. Manfaat Pajak Manfaat pajak itu sendiri secara umum ada 4, yaitu; 1. membiayai pengeluaran negara yang bersifat self liquiditing (memberika keuntungan) seperti proyek produktif barang ekspor; 2. membiayai pengeluaran umum seperti pembangunan fasilitas umum yang bisa dinikmati masyarakat; 3. membiayai pengeluaran produktif seperti penyaluran bantuan bagi nelayan dan petani; dan 4. membiayai pengeluaran tidak produktif seperti mendanai pembelian senjata perang untuk tentara. Tarif Pajak Berdasarkan sifatnya, pajak dibagi menjadi 4 kelompok; 1. Tarif pajak proporsional (sebanding). Tarif pajak ini memakai persentase yang tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak. 2. Tarif pajak tetap (konstan). Tarif pajak ini artinya tetap, tidak ada perubahaan pada setiap dasar pengenaan pajak alias besar/jumlah yang dibayarkan itu sama. 3. Tarif pajak degresif (menurun). Tarif pajak ini menggunakan persentase yang menurun setiap dasar pengenaan pajaknya. 4. Tarif pajak progresif. Seperti yang sudah dijelaskan dengan contoh pengenaan tarif pajak kendaraan bahwa persentase pajaknya meningkat untuk setiap dasar pengenaan objek pajak Peran Pajak Dalam Kebijakan Fiskal Pajak merupakan bagian yang tak terpisahkan pada kebijakan fiskal. Pasalnya, pajak merupakan kontributor terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain itu, pajak merupakan instrumen fiskal yang sangat efektif dalam mengarahkan perekonomian. Ketika penerimaan negara dari sektor pajak tinggi, maka pemerintah akan mampu mengalokasikannya ke beberapa program strategis. Program-program pembangunan infrastruktur serta alokasi subsidi pada beberapa sektor strategis nasional juga sangat bergantung dari penerimaan negara, salah satunya dari pajak. Lewat alokasi yang tepat maka kebijakan fiskal akan mampu memenuhi tujuan- tujuan yang ditetapkan, seperti menciptakan keadilan sosial serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Contoh nyata peran pajak dalam kebijakan fiskal adalah pada 2009 silam. Saat itu, dalam merespon kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, pemerintah mengambil keputusan memberlakukan insentif pajak, misalnya penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh), pajak yang ditanggung pemerintah serta meningkatkan besaran penghasilan tidak kena pajak. Lewat kebijakan perpajakan ini, daya beli masyarakat tetap stabil dan membuat konsumsi masyarakat tetap tumbuh. Ketika konsumsi di masyarakat tetap tumbuh maka kegiatan ekonomi tidak berjalan stagnan. Pengaruh pajak terhadap distribusi pendapatan Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam penggunaan faktor produksi, yaitu penggunaan yang seharusnya dapat menghasilkan produksi yang maksimum menuju ke arah penggunaan yang menghasilkan produksi yang lebih sedikit. Oleh karenanya pajak yang dikenakan jangan sampai mengakibatkan adanya penyimpangan penggunaan faktor-faktor produksi. Pajak yang dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam penggunaan faktor-faktor produksi terutama adalah pajak yang dikenakan terhadap keuntungan-keuntungan yang tidak diharapkan, peningkatan nilai tanah dan lain-lain. Dampak Pungutan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara Dampak langsung dari pungutan pajak adalah pada pendapatan disposibel. Pendapatan disposibel adalah pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak. Pendapatan disposibel merupaan pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk konsumsi. Ketika pajak dinaikkan, pendapatan disposibel menurun. Kemudian konsumsi menjadi turun pula dan berdampak pada turunnya pendapatan nasional equilibrium. Demikian pula, jika pajak diturunkan, maka konsumsi akan naik dan hal tersebut, komponen konsumsi berpengaruh terhadap naiknya pendapatan nasional. Hal ini dengan asumsi bahwa komponen lain yang berpengaruh terhadap pendapatan nasional tidak berubah. Dampak Pungutan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara Identitas perhitungan pendapatan nasional yang paling umum dapat dirumuskan sbb; Y = C + I + G + (X-M) C = Konsumsi I = Investasi G = Pembelian oleh Pemerintah X-M = Total bersih ekspor atau ekspor netto (selisih antara nilai ekspor dan impor) Notasi X untuk Ekspor dan M untuk Impor Y = GDP atau Pendapatan Nasional Pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan Pengaruh pajak terhadap konsumsi yaitu pajak dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang, semakin besar pajak yang dikenakan atas konsumsi misalnya pembelian barang-barang mewah yang dikenai pajak, maka akan semakin menurun tingkat seseorang untuk mengkonsumsi produks tersebut begitu juga sebaliknya, semakin kecil pajak yang dikenakan atas barang-barang konsumsi maka akan semakin meningkat konsumsi masyarakat tersebut.
Fungsi Konsumsi sebelum dikenakan Fungsi Konsumsi setelah dikenakan
pajak: pajak: C = C0 + b.Y C = C0 + b.Yd atau C= C0+b(Y-T) Ket: Ket: C = Konsumsi C = Konsumsi C0 = Konsumsi Otonom, Saat Y=0 C0 = Konsumsi Otonom, Saat Y=0 b = MPC (Marginal Propensity to b = MPC (Marginal Propensity to Consume) Consume) Y = Pendapatan Nasional Y = Pendapatan Nasional T = Pajak Pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan Pengaruh pajak terhadap tabungan yaitu jika tingkat konsumsi masyarakat meningkat karena pajak, maka nilai tabungan masyarakat akan menurun, dan sebaliknya jika nilai pajak meningkat atas barang konsumsi dan tingkat konsumsi menurun maka nilai tabungan masyarakat juga akan meningkat.
Fungsi Tabungan sebelum dikenakan
Fungsi Tabungan setelah dikenakan pajak: pajak: Y=C+S S = -Co + (1+b).Y S=Y-C ST = -Co+ (1+b).(Y-T) S = Y - Co - b.Y S = -Co + Y – b.Y S = -Co + (1+b).Y Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian 1. Suatu perekonomian masyarakat memiliki fungsi konsumsi C = 200 + 0,75Yd dan memiliki Investasi I=200 sedangkan penerimaan pemerintah dari pajak T adalah 600 dan pengeluaran pemerintah G sebesar 600. tentukan fungsi konsumsi, tabungan, pendapatan nasional keseimbangan setelah dan sebelum pajak. Satuan uang dalam triliun rupiah, Yd adalah pendapatan disposibel.
Fungsi Konsumsi sebelum Fungsi Tabungan sebelum
dikenakan pajak: dikenakan pajak: C = C0 + b.Y Y=C+S C = 200 + 0,75Yd S = 200 + 0,75Y substitusikan ke Atau rumus tabungan berikut; C = 200 +0,75(Y-T) S = Y-C Sebelum ada pajak T=0 S = Y – (200 + 0,75Y ) jadi., C = 200+0,75Y Jadi, S = 0,25 -200 Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian
Pendapatan Nasional Keseimbangan Sebeum Pajak
Substitusikan Fungsi Konsumsi C dan I dan G ke rumus berikut; Y= C + I + G Y = 200 +0,75Y + 200 + 600 Y = 1000 + 0,75Y Y – 0,75Y = 1000 0,25Y = 1000 Y= 1000/0,25 Y = 4000 Jadi, besarnya pendapatan nasional keseimbangan sebelum pajak adalah 4000 triliun rupiah. Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian
Konsumsi keseimbangan sebelum pajak
Substitusikan Y = 4000 ke rumus fungsi konsumsi C = 200 + 0,75Y C = 200 + 0,75(4000) C = 200 + 3000 C = 3200 Jadi, besar konsumsi sebelum pajak saat pendapatan nasional keseimbangan adalah 3200 triliun rupiah. Tabungan keseimbangan sebelum pajak Substitusikan Y = 4000 ke rumus fungsi tabungan S = 0,25Y – 200 S = 0,25(4000) – 200 S = 800 Jadi, besar tabungan sebelum pajak saat pendapatan nasional keseimbangan adalah 800 triliun rupiah. Contoh Soal Perhitungan Pengaruh Pajak Pada Perekonomian Pajak atau tax pada dasarnya adalah daya beli masyarakat berupa uang yang diserahkan kepada pemerintah G. dengan demikian pajak akan mempengaruhi nilai konsumsi C, tabungan S dan pendapatan nasional keseimbangan Y
Fungsi Konsumsi setelah Fungsi Tabungan setelah dikenakan
dikenakan pajak: pajak:
C = C0+b(Y-T) C = -250 + 0,75Y substitusikan ke
C = 200 + 0,75(Y-T) rumus tabungan berikut; C = 200 + 0,75 (Y-600) S=Y–C C = 200 + 0,75Y – 450 S = Y – (-250 + 0,75Y ) C = -250 + 0,75Y S = 0,25Y + 250 Pengaruh Pajak Terhadap Pendapatan Nasional Keseimbangan
Jika pajak diberlakukan terhadap perekonomian, maka analisis
perekonomian harus memperhitungkan nilai pengeluaran pemerintah G sebesar 600 dan investasi I sebesar 200. sehingga pendapatan nasional keseimbangan dapat dituliskan sbb;
Y=C+I+G Y = -250 + 0,75Y + 200 + 600 Y = -550 + 0,75Y Y – 0,75Y = 550 0,25Y = 550 Y = 2200
Jadi, besarnya pendapatan nasional keseimbangan setelah adanya
pungutan pajak adalah 2200 triliun rupiah. Pengaruh Pajak terhadap Konsumsi
Substitusikan Y = 2200 ke rumus fungsi konsumsi berikut;
C = -250 + 0,75Y C = -250 + 0,75(2200) C = -250 + 1650 C = 1400 Jadi, besar konsumsi setelah pajak saat pendapatan nasional keseimbangan adalah 1400.
Dengan demikian, adanya pajak akan menurunkan daya beli
masayarakat. Artinya konsumsi masyarakat menurun setelah adanya pungutan pajak. Konsumsi sebelum pajak C = 3200 dan setelah ada pajak konsumsinya adalah C=1400 triliun rupiah. Penurunan konsumsi akibat pajak adalah
∆C = 3200 – 1400 = 1800 triliun rupiah
Pengaruh Pajak terhadap Tabungan
Substitusikan Y = 2200 ke rumus fungsi konsumsi berikut;
S = 0,25Y + 250 S = 0,25(2200) + 250 S = 550 + 250 S = 800 Jadi, besar tabungan setelah pajak saat pendapatan nasional keseimbangan adalah 800. Multiplier Tax
Multiplier tax atau angka pengganda adalah suatu proses
terjadinya perubahan nilai pendapatan nasional ∆Y akibat adanya perubahan pajak ∆T. Besarnya nilai koefisien miltiplier tax dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus; kT = ∆Y/ ∆T atau kT = -b/(1-b) Sehingga penmgaruh adanya perubahan pajak terhadap perubahan pendapatan nasional dapat dinyatakan sbb; ∆Y = kT x ∆T atau ∆Y = -b/(1-b) x ∆T B = MPC Dari fungsi konsumsi diketahui bahwa b atau MPC adalah 0,75. kT = -b/(1-b) kT = -0,75/(1-0,75) kT = -0,75/0,25 = -3 ∆T = T2-T1 T1 = 0 karena sebelumnya tidak ada pajak, dengan demikian ∆T = 600 – 0 = 600, substitusikan ke persamaan berikut; ∆Y = -3 x ∆T ∆Y = -3 x 600 = -1800
Jadi, besar perubahan pendapatan nasional keseimbangan setelah
pajak adalah 1800 triliun rupiah. Karena nilainya negative, maka perubahannya adalah pengurangan dari pendapatan nasional keseimbangan sebelum adanya pajak.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro