Anda di halaman 1dari 21

Tetes Hidung

Nafazolin HCl
Disusun oleh KI-5 :
Yelian Ansari 10714041
Lina Afriyani 10714063
Bill Hinston 10714083
Katarina Aprilia 10714084
Cut Raisa Faratilla 10714092
TUJUAN
1. Menentukan formula yang sesuai
untuk sediaan tetes hidung
Nafozalin HCl.
2. Menentukan hasil evaluasi sediaan
tetes hidung Nafozalin HCl yang
dibuat.
PENDAHULUAN
Guttae nasals/nose drops (obat tetes
hidung) adalah obat tetes yang
digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung zat
pensuspensi, pendapar,
dan pengawet.
Nafozalin HCl merupakan jenis obat
simpatomimetik dan memiliki aktivitas
alfa-adrenergik. Berperan sebagai
asokonstriktor yang bertindak dengan
cepat dan berkepanjangan dalam
mengurangi pembengkakan dan hidung
tersumbat ketika diaplikasikan pada
membran mukosa.
PREFORMULASI ZAT AKTIF
Pemerian Sebuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit.
Melebur pada suhu 255° disertai peruaraian.
(Farmakope Indonesia IV, hal 576)

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol (Farmakope


Indonesia IV, hal 576)

Stabilita
Titik lebur : 255° (disertai penguraian)
 Panas
pH 5.0-6.6
 Hidrolis
Tidak stabil terhadap cahaya
is
(Martindale 36th edition, hal 1565)
 Cahaya
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : garam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : larutan
Cara sterilisasi sediaan : Sterilisasi ruahan dengan autoklaf pada
suhu 121oC selama 15 menit (Handbook of Pharmaceutical
Manufacturing Formulations, hal 305)

Kemasan : Wadah plastik obat tetes hidung 10 mL


PERMASALAHAN DAN
PENYELESAIAN
Permasalahan Penyelesaian Masalah
Larutan tidak isotonis Digunakan NaCl untuk membuat
larutan isotonis
Larutan tidak stabil terhadap Digunakan wadah plastik yang
cahaya tidak tembus cahaya
Larutan tidak isohidris Dilakukan penambahan NaOH
atau HCl
PERHITUNGAN
a. Tonisitas
Ekivalensi NaCl
Zat Konsentrasi Ekivalensi (E) Tonisitas
(%) (E x %)
Nafazolin HCl 0.5 0.30 0.15
Benzalkonium Klorida 0.01 0.18 0.0018

Dinatrium Hidrogen Fosfat 0.334 0.44 0.146

Dihidrat (Na2HPO4)
Natrium Dihidrogen Fosfat 0.018 0.40 0.0072

Dihidrat (NaH2PO4)

%NaCl yang dibutuhkan = (0.9-0.15-0.0018-0.146-0.0072)%


= 0.595%
b. Osmolaritas
Tidak dilakukan perhitungan osmolaritas karena
sediaan yang dibuat merupakan sediaan dengan
volume kecil.
 
Kesimpulan :
 Sediaan bersifat hipo-iso-hipertonis : isotonis
 Perhatian yang harus dicantumkan dalam
informasi obat : Disimpan dalam wadah tertutup
rapat (Farmakope Indonesia III, hal 10)
c. Dapar
Jenis Dapar/Kombinasi Na2HPO4/ NaH2PO4
Target pH 6.0
Kapasitas Dapar 0.01
Perhitungan :
Diketahui pKa Na2HPO4 = 7.2
FORMULA YANG
DIUSULKAN
No Nama Bahan Jumlah (%) Fungsi dalam
Formula
1 Naphazoline HCl 0.5 Zat Aktif
2 Natrium Klorida (NaCl) 0.595 Pegisotonis
3 Benzalkonium Klorida 0.01 Pengawet
4 Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) 0.334 Dapar
5 Natrium Dihidrogen Fosfat (NaH2PO4) 0.018 Dapar
6 Natrium Hidroksida (NaOH) q.s Adjust pH
7 Asam Klorida q.s Adjust pH
8 Aqua Pro Injection Ad 100 Pelarut
PENIMBANGAN
Jumlah sediaan yang dibuat : 5 botol tetes hidung @10 mL

No Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang (untuk 60 mL)


1 Nafazolin HCl 0.5% x 60 mL = 0.3 gram
2 Natrium Klorida (NaCl) 0.595% x 60 mL = 0.357 gram
3 Benzalkonium Klorida 0.01% x 60 mL = 0.006 gram
4 Dinatrium Hidrogen Fosfat 0.334% x 60 mL = 0.2 gram
Dihidrat (Na2HPO4. 2H2O)
5 Natrium Dihidrogen Fosfat 0.018% x 60 mL = 0.01 gram
Dihidrat (NaH2PO4. 2H2O)
6 Natrium Hidroksida (NaOH) q.s
7 Asam Klorida q.s
8 Aqua Pro Injection Ad 60 mL
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Gelas kimia 100 ml ditara 60 ml.
2. Wadah dan alat yang digunakan disterilisasi.
Ruang 3. Wadah dan alat yang telah disterilisasi di pindahkan ke
Sterilisasi ruang C melalui pass box.
1. Timbangan yang akan digunakan disetarakan.
2. Nafazolin HCl ditimbang sebanyak 0,3 gram
menggunakan kaca arloji steril, kemudian ditutup
dengan alumunium foil.
3. Benzalkonium klorida ditimbang sebanyak 357 mg
menggunakan kaca arloji steril, kemudian ditutup
dengan alumunium foil.
4. NaCl ditimbang sebanyak 6 mg menggunakan kaca
Ruang arloji steril, kemudian ditutup dengan alumunium foil.
Penimbanga 5. Dinatrium hidrogen fosfat dihidrat (Na2HPO4.2H2O)
n ditimbang sebanyak 200 mg menggunakan kaca arloji
steril, kemudian ditutup dengan alumunium foil.
6. Natrium dihidrogen fosfat dihidrat (NaH2PO4.2H2O)
ditimbang sebanyak 10 mg menggunakan kaca arloji
steril, kemudian ditutup dengan alumunium foil.
7. Bahan-bahan yang telah ditimbang dibawa ke ruang
sterilisasi lalu dipindahkan ke ruang C melalui pass
1. Nafazolin HCl sebanyak 0,3 gram dilarutkan dalam 5
ml aqua pro injection dalam gelas kimia 50 ml
(gelas kimia A).
2. Kaca arloji yang digunakan dalam penimbangan
bahan di bilas dengan menggunakan aqua pro
injection sebanyak 2 kali (masing-masing
pembilasan digunakan 1 mL aqua pro injection)
3. Benzalkonium klorida sebanyak 357 mg dilarutkan
dalam 5 ml aqua pro injection dalam gelas kimia 50
ml (gelas kimia B).
4. Kaca arloji yang digunakan dalam penimbangan
Ruang bahan di bilas dengan menggunakan aqua pro
Pencampuran injection sebanyak 2 kali (masing-masing
pembilasan digunakan 1 mL aqua pro injection)
5. NaCl sebanyak 6 mg dimasukkan ke dalam gelas
kimia 100 ml (gelas kimia C) yang telah ditara 60 ml
dan ditambahkan aqua pro injection sebanyak 5 ml
(gelas kimia C).
6. Kaca arloji yang digunakan dalam penimbangan
bahan di bilas dengan menggunakan aqua pro
injection sebanyak 2 kali (masing-masing
pembilasan digunakan 1 mL aqua pro injection)
7. Dinatrium hidrogen fosfat dihidrat (Na2HPO4.2H2O)
sebanyak 200 mg dilarutkan dalam 5 mL aqua pro
injection dalam gelas kimia 50 mL (gelas kimia D)
8. Kaca arloji yang digunakan dalam penimbangan
bahan di bilas dengan menggunakan aqua pro
injection sebanyak 2 kali (masing-masing
pembilasan digunakan 1 mL aqua pro injection)
9. Natrium dihidrogen fosfat dihidrat (NaH2PO4.2H2O)
sebanyak 10 mg dilarutkan dalam 5mL aqua pro
injection dalam gelas kimia 50 mL (gelas kimia E)
10.Kaca arloji yang digunakan dalam penimbangan
Ruang bahan di bilas dengan menggunakan aqua pro
Pencampura injection sebanyak 2 kali (masing-masing
n pembilasan digunakan 1 mL aqua pro injection)
11.Larutan dalam gelas kimia D dimasukkan ke dalam
gelas kimia E.
12.Gelas kimia yang digunakan dalam pelarutan bahan
di bilas dengan menggunakan 1 mL aqua pro
injection
13.Dilakukan pengecekan pH dapar
14.Larutan dalam gelas kimia B, C dan E dimasukkan
ke gelas kimia A
15.Gelas kimia yang digunakan dalam pelarutan bahan
masing-masing di bilas dengan menggunakan 1 mL
aqua pro injection
16.Aqua pro injection ditambahkan sebanyak 1 mL
hingga volume larutan di gelas kimia C sekitar 40 ml.
17.Dilakukan IPC: pengecekan pH (pH yang
diperlukan adalah 6).
18.Jika diperlukan, larutan NaOH atau larutan HCl
Ruang
Pencampuran ditambahkan sampai target pH sediaan tercapai.
19.Volume larutan digenapkan mencapai batas volume
yang telah ditara (60 ml) dengan menambahkan
aqua pro injection.
20.Sediaan difiltrasi dengan membran filter 0,45 µm
21.Filtrat ditampung dalam labu erlenmenyer 100 mL
22.Labu erlenmeyer ditutup dengan kapas dan kertas
perkamen
23.Sediaan yang telah siap di sterilisasi dipindahkan ke
ruang sterilisasi melalui transfer box
1. Dilakukan sterilisasi ruahan dengan cara autoklaf
pada suhu 121oC selama 15 menit.
2. Larutan yang telah di sterilisasi dimasukkan ke dalam
Ruang White Area (Ruang A Background B) melalui transfer
Sterilisasi
box

1. Meja di ruang A di lap dengan menggunakan etanol


2. Buret steril dibilas dengan aqua pro injection dan
sedikit sediaan, kemudian jarum buret dilap
menggunakan kertas tissue yang dibasahi etanol
Ruang A 70%.
Background 3. Sediaan dimasukkan ke buret.
B 4. Larutan diisikan ke dalam tiap wadah tetes hidung
sebanyak 10,5 mL
5. Wadah tetes hidung ditutup dengan rapat
6. Sediaan dipindahkan ke ruang evaluasi melalui pass
box
1. Dilakukan uji adanya kebocoran.
Ruang 2. Dilakukan uji partikulat.
Evaluasi 3. Dilakukan uji kejernihan dan warna.
4. Dilakukan uji pH.
EVALUASI SEDIAAN

In Process Control (IPC)

Jenis Uji Hasil Uji


Penetapan pH 6.07
(Farmakope Indonesia IV, hal 1039)
Uji Kejernihan dan Warna (Larutan Ketiga larutan yang di uji memiliki larutan
yang jernih
Parenteral, hal 201-202)
Evaluasi Akhir Sediaan
Jenis Uji Hasil Uji

Uji Partikulat (Larutan Parenteral, hal 201- Wadah 1, 2 dan 3 menunjukkan partikulat
202) putih
Wadah 1 : 10 mL
Uji volume terpindahkan
Wadah 2 : 10.5 mL
Wadah 3 : 10,5 mL

Uji Kebocoran Wadah Setiap botol yang diuji tidak mengalami


(Goeswin Agoes, Larutan Parenteral, hal kebocoran
191-192)

Penetapan pH pH botol 1 : 6,14


(Farmakope Indonesia IV, hal 1039) pH botol 2 : 6,14
pH botol 3 : 6,12

Uji Sterilitas (Farmakope Indonesia IV, hal Dispensasi


855-857)
KESIMPULAN

1. Formula yang diusulkan untuk sediaan tetes hidung


Nafazolin HCl sesuai dengan yang ditampilkan
sebelumnya.
2. Sediaan tetes mata Nafazolin HCl 0,5 % yang dibuat
tidak memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 10
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 1044
Niazi, S.K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations, 2nd edition. New York: Informa Healthcare USA, Inc. Hal
305
Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, Marian E Quinn. 2006. Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th edition. UK : Pharmaceutical Press. Hal
308, 637-639, 649, 766,768
Royal Pharmaceutical Society of Great Britail. The Pharmaceutical
Codex: Principles and Practice of Pharmaceutics 12th edition. London:
The Pharmaceutical Press. Hal
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36th
edition. UK : Pharmaceutical Press. Hal 1565.

Anda mungkin juga menyukai