Anda di halaman 1dari 52

PR

Schistosoma Schistosoma Schistosoma Capillaria philippinensis Leptospira


japonicum mansoni hematobium interogans
Riwayat kontak dengan siput Capilariasis intestinal  Kontak dengan
konsumsi ikan mentah air/tanah yg
tercemar
Gejala Diare berdarah Diare berdarah Hematuria Nyeri perut, diare lendir Diare/konstipasi,
atau lendir darah myalgia, demam dll
Dx Pemeriksaan feses Pemeriksaan feses Pemeriksaan urin Telur berisi larva - MAT (microscopic
didapatkan telur didapatkan telur didapatkan telur agluination test)
bulat lonjong dengan duri lonjong dengan duri di - Uji IHA
ditepi tengah - Kultur  jaringan
yg
terinfeksi/darah/u
rin
Terapi Praziquantel 40-60 mg/kgBB dalam 2-3 dosis terbagi Albendazol 400 mg/hari Ampi 75-100
dalam 2 dosis mg/kg/hari oral tiap
6 jam. Selama 7 hari
HERNIASI
Terapi Konjungtivitis Vernal
• Fase Akut
Sodium Cromagycate 2% (Mast Cell Stabilizer)  4-6x 1 tetes/hari

• Kasus Berat : Diberikan Antihistamin dan Steroid oral


Dosis Obat
• Amoxicilin
- Anak-anak : <40kg : 40-90mg
- Dewasa : 250-500mg  8hari
• Klorampenikol
-Anak-anak : 25mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis
-Dewasa : 50mg/KgBB/hari terbagi 4 dosis
• Metronidazol
- Intestinal Infection : 800mg 3x1  5 hari
- Extra Intestinal Infection : 800mg 5-10 hari
Obat Tetes Mata
• Antibiotik-Antiinfeksi
- Gentamicin 0,3%-0,5%
- Ciprofloxacin 0,3%
- Kloramfenikol 0,5%
- Tobramicin 0,3%
- Dibekasin 3mg/ml
- Sulfacetamid 10%
- Sodium Cromoglicate 2%
• Kotrikosteroid
- Betametason 0,1%
- Dexametason 0,1%
- Fluorometolon 0,02% - 0,1%
- Hidrokortison 1%
- Tetrahidrozolin 0,05%
• Midriatik
- Atropin Sulfat 0,1% (isotic), 0,5% - 1% (Cendo)
- Tropikamida 0,5%- 1%

• Miotik dan Antiglaukoma


- Timolol Maleat 0,25% - 0,5%
- Betaksolol 0,25% - 0,5%
- Latanoporus 0,005%
- Pilokarpin 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%
Patogenesis Abses Hepar Amuba
• Parasit  Fecal Oral  Makanan / Minuman yg mengandung kista
Entamoeba histoytica
• Kista Patogen  Lambung  berdisintegrasi dalam usus halus 
Melepaskan Trofozoid  kolon.
• Trofozoid  Beragregasi di lapisan musin usus  Kista baru
• Lisis dari epitel kolon  dipermudah oleh Galaktosa dan N-Asetil-D-
Galaktosamin (Gal/GalNac)-Lektin spesifik (dalam trofozoid)  Neutrofil
berkumpul di tempat infasi.
• Ulkus pada epitel kolon  Jalur amuba masuk dalan sistem vena portal
 menyebar ekstraintestinal ke pritoneum, hari dan jaringan lain.
• Hepar (sering)  Amuba bermultiplikasi  menutup cabang2 kecil
vena portal intrahepatika  Nekrosis dan lisis jaringan hepar.

• Nekrosis berdiameter s/d 10cm


• Abses Hepar Amuba biasanya soliter dan 80% di lobus Dekstra
• Mengandung pus steril dan jaringan nekrotik encer berwarna coklat
kemerahan (anchovy paste).
• Amuba terdapat pada daerah perifer Abses.
SYNDROMA DOWN
CIRI SINDROM DOWN
Ukuran kepala lebih kecil.
Bagian belakang kepala datar.
Sudut mata luar naik ke atas.
Terdapat bintik-bintik putih di bagian hitam mata
(iris mata).
Bentuk telinga kecil atau tidak normal.
Tulang hidung rata.
Mulut kecil.
Leher pendek.
Kulit di belakang leher kendur.
Tungkai kecil dan jari-jari pendek.
Telapak tangan lebar dan hanya memiliki satu garis
tangan.
Otot lemah dan sangat lentur
Berat badan lahir rendah
Sindroma Edward
Gejala Sindrom Edward
Beberapa masalah medis yang dapat dialami oleh penderita sindrom
Edward, antara lain adalah:
Gangguan jantung
Gangguan ginjal.
Gangguan pernapasan.
Sulit
Infeksi berulang pada paru-paru dan saluran kemih.
Hernia pada dinding perut.
Bentuk tulang belakang tidak normal (bengkok).

Sedangkan ciri-ciri yang bisa diamati dari penderita sindrom Edward


adalah:
Kaki yang halus dengan telapak bulat.
Bibir sumbing
Kepala lebih kecil (mikrosefalus)
Jari tangan panjang, tumpang tindih, dan tangan mengepal.
Rahang bawah kecil (micrognathia).
Berat badan rendah.
Usus seperti berada di dalam kantung tipis, yang muncul keluar
dinding perut (exomphalos).
Suara tangisan yang lemah.
3Sindrom Patau
Merupakan trisomi pada kromosom autosom
nomer 13. Penderita memiliki kelebihan
kromosom autosom nomer 13.
Karyotipe penderita sindroma patau adalah 47
XX/XY + 13
CIRI SINDROM PATAU
•satu atau kedua mata menjadi lebih kecil (microphthalmia).
•Bibir sumbing.
•Jari tangan atau kaki berlebih (polydactyly).
•Bayi tidak memiliki bola mata, baik satu atau keduanya (anopthalmia).
•Kulit kepala tidak dilapisi kulit (aplasia cutis).Usus berada di luar perut
(omphalocele).
•Berkurangnya jarak normal antara kedua mata atau organ lain
(hypotelorism).
•Kelainan perkembangan pada saluran hidung.
•Kelainan bentuk telinga dan tuli.
•mikrocepali
Karyotipe Syndrome klinefelter
4. Syndrome klinefelter
Ciri-ciri:
~ Mempunyai fenotip pria tapi memiliki
payudara
~ Suara tinggi seperti wanita
~ pertumbuhan rambut kurang
~ lengan dan kaki ekstrim panjang
~ testis kecil
~ steril (tidak memiliki sperma)
~ cenderung obesitas
Sindrom turner
Sindroma turner
7. Monosomi (sindrome turner)
Kelainan ini ditemukan oleh HH. Turner
dengan ciri-ciri:
~ fenotip perempuan, tubuh pendek
~ payudara tidak tumbuh
~ leher bersayap
~ memiliki keterbelakangan mental
~ kelainan pada kardiovaskuler
Gejala Sindrom Marfan
Tubuh tinggi, kurus dan terlihat tidak normal.
Bentuk kaki yang besar dan ceper.
Bentuk lengan, tungkai, serta jari tangan dan kaki yang
panjang atau tidak proporsional.
Sendi lunglai dan lemah.
Masalah pada tulang belakang, seperti skoliosis
Tulang dada menonjol ke luar atau cekung ke dala
Rahang bawah tampak
Gigi bertumpuk tidak beraturan.
Gangguan pada mata, seperti glaukoma, rabun jauh (miopia),
katarak, pergeseran lensa mata, dan ablasio retina.
Stretch mark pada pundak, punggung bawah, dan panggul.
Gangguan jantung dan pembuluh darah, seperti perdarahan
akibat pecahnya pembuluh darah arteri besar (aorta) atau
penyakit katub jantung
DEMAM REMATIK AKUT
• Didahului dengan faringitis akut sebelumnya, yang merupakan
periode laten (asimtomatik), rata-rata onset sekitar 3 minggu sebelum
timbul gejala.
• Diagnosis berdasarkan Kriteria Jones Ditegakkan bila ditemukan 2
kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor, ditambah
dengan bukti infeksi streptokokus Grup A tenggorok positif +
peningkatan titer antibodi streptokokus.
KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR

•Karditis
•Poliartritis •Artralgia
•Demam
•Korea •Lab:
•Eritema marginatum • ASTO >
•Nodul subkutan (EKG: PR
interval memanjang) • LED >, CRP +

Klasifikasi derajat penyakit (berhubungan dengan


tatalaksana)
1. Artritis tanpa karditis
2. Artritis + karditis, tanpa kardiomegali
3. Artritis + kardiomegali
4. Artritis + kardiomegali + gagal jantung
Tatalaksana
Tatalaksana komprehensif pada pasien dengan demam rematik meliputi:
• Pengobatan manifestasi akut, pencegahan kekambuhan dan pencegahan endokarditis pada pasien
dengan kelainan katup.
• Pemeriksaan ASTO, CRP, LED, tenggorok dan darah tepi lengkap. Ekokardiografi untuk evaluasi
jantung.
• Antibiotik: penisilin, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama 10 hari bagi pasien dengan alergi
penisilin.
• Tirah baring bervariasi tergantung berat ringannya penyakit.
• Anti inflamasi: dimulai setelah diagnosis ditegakkan:
• Bila hanya ditemukan artritis diberikan asetosal 100 mg/kgBB/hari sampai 2 minggu, kemudian diturunkan
selama 2-3 minggu berikutnya.
• Pada karditis ringan-sedang diberikan asetosal 90-100 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4-6 dosis selama 4-8 minggu
bergantung pada respons klinis. Bila ada perbaikan, dosis diturunkan bertahap selama 4-6 minggu berikutnya.
• Pada karditis berat dengan gagal jantung ditambahkan prednison 2 mg/kgBB/hari diberikan selama 2-6 minggu.
Penyakit Jantung
Rematik
Definisi PJR

Kelainan jantung akibat demam rematik terbatas


pada katub  katub mitral dan aorta

35
Patofisiologi
• Dapat mengenai perikardium, miokardium dan endokardium
• Menetap pada endokardium terutama katup
• Katup Mitral dan aorta yang paling sering terkena (MI, MS, AI, AS)

36
Manifestasi Klinis
• Anamnesa : ada riwayat demam rematik pada waktu
lampau.
• Pemeriksaan fisik : ditemukan kelainan katup berupa
insufisiensi atau stenosis
• Pemeriksaan penunjang : toraks foto, EKG, dan Echo.
• Komplikasi : gagal jantung, endokarditis bakterial
subakut, tromboemboli.
• Tatalaksana : tergantung kelainan katup yang terjadi
 bisa sampai dengan operasi.
• Pencegahan : sesuai pencegahan terhadap DRA.
• Prognosis : tergantung berat ringannya kelainan katup
39
Pewarnaan Sediaan
• Wright  pewarnaan untuk hapusan darah tepi. Digunakan penilaian
terhadap morfologi eosinofil
• Mayer  pewarnaan untuk histologi. Mayer termasuk dalam larutan
hematosiklin
• CSB (Chicago Sky Blue)  pewarnaan untuk jamur (dermatomikosis)
Hiperemesis gravidarum
• Kondisi muntah-muntah pada ibu hamil yang dapat mengakibatan
penurunan berat badan, dehidrasi, alkalosis dan hipokalemia. Biasanya
terjadi sampai UK 20 minggu
• Derajat:
1. Sadar, anoreksia, nyeri epigastrium, takikardia, sistolik turun, lidah
kering, turgor turn, mata cekung
2. Apatis, nadi kecil cepat, hipotensi, oliguria, demam, nafas aseton,
ikterus
3. Somnolen-koma, nadi kecil cepat, hipotensi, demam, muntah
berhenti
Tatalaksana
• Non medikamentosa:
- istirahat/tirah baring. MRS jika muntah bertahan setelah rehidrasi atau
gagalnya rawat jalan
- Pemberian makan sedikit tapi sering
- Hindari makanan asam, pedas serta berlemak
- Minum cairan yang adekuat
• Medikamentosa:
- Rehidrasi dengan cairan kristaloid
- Anti emetik  ringan: vitamin B6 2mg/hari PO, berat: metoklopramid 10 mg
IV, pemberian 1 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
Sindrom Gradenigo adalah presentasi langka dari petrositis akut.
komplikasi dari otitis media
Gejala :
• otitis medial
• nyeri retro-orbital
• kelumpuhan saraf kelumpuhan ipsilateral (kelumpuhan CN VI) yang
mempengaruhi otot rektus lateral
• gangguan saraf trigeminal
Terapi : mastoidektomi, dan antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai