Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

SUSPENSI

DISUSUN OLEH:
1. Aynun Khusna 11. Suci Hutagalung
2. Bagus Prasetya 12. Syahrima Maitura
3. Evi Erlina 13. Syibral Malasi
4. Erisa Rahmadhani 14. Tasya Salsabila
5. Husna Salsabila 15. Ulul Azmi
6. Liza Faradilla 16. Umi Diah Sahara
7. Natasya Sri Ramadhana 17. Hotma Rotua
8. Nurul Anisa Rizka 18. Khairun Yunizar
9. Nurul Aulia 19. Oriza Sativa
10. Riski Eka Junianingsih
SUSPENSI
Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair.(Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18)Suspensi Oral : sediaaan cair
mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.

Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal  32


Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

Suspensi Suspensi menurut Voight, R. (1994) 


Suspensi oral  : sediaan cair  yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi
dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan
untuk pemberian oral. Suspensi topikal: sediaan cair yang mengandung partikel-
partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk
pemakaian pada kulit. Suspensi otic: sediaan cair yang mengandung partikel-
partikel mikro dengan maksud ditanamkan  di luar telinga.

Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari
obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.  Yang 
pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk
suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Pengertian Suspensi
Secara umum suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel kecil yang dikenal sebagai
fase dispersi, terdistribusi keseluruh medium
kontinyu atau medium dispersi. Untuk menjalin
stabilitas suspensi umumnya ditambahkan
bahan tambahan yang disebut bahan
pensuspensi atau suspending agent
Ukuran suspensi

Ukuran partikel > 10 ^m


Partikel suspensi dapat dilihat pada
mikroskop biasa Dapat dipisahkan dengan
penyaringan
Dalam bidang farmasi sediaan suspensi
dibuat untuk membuat sediaan cair
menggunakan zat aktif tertentu yang tidak
larut air
Jenis Suspensi
• Suspensi oral
• Suspensi topikal
• Suspensi tetestelinga
• Suspensi optalmik
• Suspensi untuk injeksi
• Suspensi untuk injeksi terkonstitusi
 Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung
partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair dengan bahan pengaroma yg sesuai, dan
ditujukan untuk penggunaan oral.
 Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung
partikel terdispersi dalam pembawa cair yang
ditujukan untuk penggunaan radang kulit.
 Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang
mengandung partikel-partikel halus ditujukan
untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
 Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang
mengandung partikel-partikel yang terdispersi
pada cairan pembawa untuk pemakaian mata.
 Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa
suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai
dan tidak disuntikkan secara intravena atau
kedalam larutan spinal.
 suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan
padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai
untuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Keuntungan
• Baik untuk pasien yang sulit menelan
• Homogenitas tinggi
• Lebih cepat diabsorpsi
• Dapat menutupi rasa tidak enak
• Mengurangi penguraian zat aktif
(Stabilitas terhadap hidrolisis relatif lebih baik
dibanding sediaan bentuk larutan (karena kontak zat
dengan air lebih sedikit)
Kerugian
• Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal)
• Terbentuk "Cacking"
• Alirannya menyebabkan sukar dituang
• Ketepatan dosis lebih rendah dibanding
larutan (Ketepatan dosis pemakaian
tergantung pada ketelitian pasien dalam
menakar)
• Jika terjadi perubahan suhu kadang terjadi
perubahan sistem dispersi
• Harus dikocok terlebih dahulu.
• Dapat mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitas.
• Karakteristik suspensi harus tetap konstan
selama penyimpanan.
• Tidak boleh diinjeksikan secara intra vena
dan intratekal.
• Suspensi harus menggunakan antimikroba
• Harus dikocok terlebih dahulu
• Harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat.
Cara pembuatan
• Metode dispersi
ditambahkan bahan oral kedalam mucilago yang telah
terbentuk kemudian diencerkan.
• Metode presitipasi
zat yang hendak di dispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut
organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut
dalam pelarut organik, larutan zat ini kemudian diencerkan
larutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
• A. Kecepatan Sedimentasi
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi
dapat dipakai sebagai pegangan supaya suspensi
stabil, tidak cepat mengendap, maka :
Perbedaan antara fase terdirspersi dan fase
pendispersi harus kecil, dapat menggunakan sorbitol
atau sukrosa. Berat jenis medium meningkat.
Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan
blender/ koloid mill memperbesar viskositas dengan
menambah suspending agent
Syarat suspensi
• Partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi
merata di seluruh sistem dispersi.
• Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap
• Bila partikel-partikel mengendap tidak boleh
membentuk gumpalan padat (harus terdispersi kembali
jika dikocok).
• Tidak boleh terlalu kental sehingga mudah dituang dari
botol atau melewati jarum injeksi
• Untuk sediaan obat luar harus cukup cair sehingga
dengan mudah tersebar di permukaan tetapi tidak boleh
mudah bergerak sehingga mudah hilangdari permukaan.
B. Pembahasan Serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau
surfaktan, misal : span dan tween
C. Floatasi (Terapung)
Disebabkan oleh :
1. Perbedaan densitas
2. Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan
3. Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat diatasi
dengan penambahan humektan. Humektan ialah zat yang digunakan
untuk membasahi zat padat. Mekanisme humektan : mengganti lapisan
udara yang ada dipermukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.
Contoh : gliserin, propilenglikol.
4. Pertumbuhan kristal : larutan air suatu suspensi sebenarnya
merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi
pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan
surfaktan. Adanya polimerfisme dapat mempercepat pertumbuhan
kristal.
Definisi Stabilitas Suspensi
Stabilitas adalah keadaan dimana suatu benda atau
keadaan tidak berubah, yang dimaksud dengan
stabilitas suspensi ialah kestabilan zat pensuspensi
dan zat yang terdispersi dalam suatu sediaan
suspensi, namun dalam sediaan suspensi zat
pensuspensi dan zat terdispersi tidak selamanya
stabil, stabilitas sediaan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga
homogenitas partikel agar khasiat yang diinginkan
dapat merata keseluruh sediaan suspensi tersebut.
Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi
1. Ukuran Partikel
2. Kekentalan (Viskositas)
3. Jumlah Partikel (Konsentrasi)
4. Sifat/ Muatan Partikel
Formulasi Suspensi
Pembuatan suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori:

1. Penggunaan “structured vehicle” atau sering disebut juga suspending agent


untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured vehicle, yaitu
larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dll
2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun
terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah
disuspensikan kembali. Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
a. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
b. Lalu ditambah zat pengflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit,
surfaktan atau polimer
c. Diperboleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
d. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka
ditambah structured vehicle
e. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehicle
Pengemasan Dan Penandaan Sediaan
Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut
lebar yang mempunyai ruang udara diatas cairan
sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan,
panas yang berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu
dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk
menjamin distribusi zat padat yang merata dalam
pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali
tepat dan seragam. Pada etiket harus juga tertera
“Kocok Dahulu”.
Obat Yang Berbentuk Suspensi

Anda mungkin juga menyukai